APPI Elitis, Saatnya Pesepak Bola Bentuk Serikat Pekerja Independen

appi
Foto: Twitter
Iklan

Piala Jendral Sudirman baru saja berakhir dengan Mitra Kukar sebagai juaranya. Dua minggu sebelum partai final, Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) mendeklarasikan gerakan #MenolakTurnamen sebagai bentuk protes untuk tidak akan mengikuti turnamen sepakbola yang tidak profesional.

Mereka meminta kompetisi resmi segera digelar.

Jika dirunut, deklarasi ini menyikapi belum adanya kompetisi resmi dari federasi yang sedang dibekukan pemerintah. Ada hal besar lain yang sangat jarang disentuh oleh APPI. Yakni, masalah tunggakan gaji pemain di banyak klub tanah air.

Mungkin masalah gaji tersebut tidak dialami oleh anggota APPI. Karena itu, mereka tidak memasukkannya dalam agenda gerakan tuntutan mereka. Tapi, sebelumnya, saya ingin bertanya. Siapa saja sih anggota APPI? Di website mereka juga tidak ada daftar para pemain sepak bola yang masuk di organisasi tersebut.

Iklan

Saya sempat berdiskusi dengan Presidium Bonek Andi Kristianto alias Andie Peci terkait tunggakan gaji tersebut. Melihat kondisi saat ini, Andie menawarkan ide cukup menarik. Yakni membentuk serikat pekerja sepak bola independen.

Serikat ini tidak perlu berafiliasi atau mempunyai hak suara di federasi. Akan tetapi hanya bersifat membantu secara hukum dan urusan lain yang berkaitan dengan perusahaan atau klub di mana para pesepak bola bermain. Ini seperti pernah di tulis Zen RS di panditfootball.com yang berjudul Pesepakbola Indonesia, Belajarlah Pada Serikat Buruh!

Dari tulisan itu, Zen mengatakan bahwa tindakan orang per orang tidak akan pernah menjadi sebuah gerakan. Hanya menimbulkan gerak-gerik. Di sini dapat diartikan bahwa diperlukan persatuan dari individu pekerja atau pesepak bola untuk menjadikan sebuah gerakan yang masif.

BACA:  Bajul Ijo Menerkam Calo

Dari diskusi tersebut munculah ide mendorong terbentuknya serikat pekerja sepak bola.

Berdasarkan pasal 1 Undang-undang Tenaga Kerja tahun 2003 no 17, serikat pekerja merupakan organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerja. Baik di perusahaan maupun di luar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab.

Serikat tersebut berguna untuk memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja serta meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya.

Sesuai dengan pasal 102 UU Tenaga Kerja tahun 2003, dalam melaksanakan hubungan industrial, pekerja dan serikat pekerja mempunyai fungsi menjalankan pekerjaan sesuai dengan kewajibannya, menjaga ketertiban demi kelangsungan produksi, menyalurkan aspirasi secara demokratis, mengembangkan keterampilan, dan keahliannya serta ikut memajukan perusahaan dan memperjuangkan kesejahteraan anggota beserta keluarganya.

Sedangkan menurut UU No.21 tahun 2000 mengenai Serikat Buruh/Serikat Pekerja, fungsi serikat mencakup pembuatan Perjanjian Kerja Bersama (PKB), penyelesaian perselisihan industrial, mewakili pekerja di dewan atau lembaga yang terkait dengan urusan perburuhan, serta membela hak dan kepentingan anggota serikat.

BACA:  Menggugat Kepemilikan Saham PT Persebaya Indonesia

Dari dasar hukum di atas, sudah saatnya para pemain sebagai sekumpulan buruh/pekerja perusahaan bisa bersatu atau membentuk organisasi pekerja.

Seperti dikatakan Zen, menirulah gerakan buruh. Gerakan seperti mogok bertanding pernah dilakukan asosiasi pemain di La Liga Spanyol dan Serie A Italia.

Semua profesi di tanah air sepertinya punya organisasi profesi. Di sepakbola yang kita kenal hanya ada APPI yang terlihat sangat kurang membumi pada pemain khususnya yang non pemain nasional atau pemain daerah. Isu yang mereka garap hanya isu populer di permukaan. Bagaimana dengan pemain-pemain di daerah?

Sebagai contoh kecil, tunggakan gaji mantan pemain dan ofisial. Sampai saat ini belum juga tuntas. Tapi, apa bantuan hukum dari APPI? Tidak ada.

Bisa jadi karena pemain dan ofisial belum atau tidak menjadi anggota. Dan para pemain sendiri masih belum bisa menyatukan pendapat untuk menagihnya. Meminjam istilah Zen, “mereka masih melakukan gerak gerik belum sebuah gerakan”.

Untuk itu, semoga dalam waktu ke depan para pemain menyadari pentingnya meniru gerakan buruh dengan membentuk organisasi independen. Dari pemainlah semua hiburan sepakbola berasal. Kalian adalah aktor utama lapangan bola. Bersatu dan berorganisasilah agar semua menjadi lebih baik.

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display