Persebaya Aman Bersama Pemkot, Tapi Kalau dengan Nyalla, Fatal!

Wawancara Khusus dengan Cholid Goromah

Cholid Goromah. (Foto: bola.net)
Iklan

Posisi Direktur PT Persebaya Indonesia (PI) Cholid Goromah terus digoyang. Dia dianggap terlalu lamban dalam membangkitkan kembali Persebaya Surabaya. Bahkan, Bonek sempat menuntut dirinya untuk legawa mundur bersama pemegang saham PT PI Saleh Ismail Mukadar.

Cholid juga menjadi sasaran kritik karena meminta Bonek tetap berada di “luar lapangan”. Tidak boleh ikut campur urusan internal Persebaya. Padahal, Bonek adalah pengawal setia Persebaya dalam menghadapi dualisme klub dan politik belah bambu Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).

Bagaimana tanggapan Cholid? Apa upaya PT PI menghadapi gugatan PT Mitra Muda Inti Berlian (MMIB) sebagai badan hukum Persebaya Surabaya (sekarang berganti nama menjadi Surabaya United pasca keputusan Ditjen Haki Kemenkumham)?

Berikut ini petikan wawancara khusus wartawan Emosi Jiwaku Bimbim dengan Cholid, Rabu 17 Februari.

Iklan

Apa kabar Pak Cholid? Bagaimana kelanjutan Persebaya menghadapi gugatan MMIB? Langkah apa yang akan ditempuh?

Gugatan PT MMIB terhadap PT PI, kami hadapi dengan serius. Empat lawyer kami cerdas. Hanya, lawan sepertinya menunda-nunda sidang. Saya sangat optimis berhasil.

Bagaimana dengan Menpora Imam Nahrawi yang tak segera membentuk federasi baru atau Kongres Luar Biasa (KLB)?

Mau tidak mau kami harus terus mendorong pemerintah untuk cepat membuat perubahan. Baik lewat KLB (Kongres Luar Biasa) atau membuat federasi baru.

Soal undangan turnamen Piala Gubernur Kaltim?

Selama kelompok mafia masih berkuasa, kami sulit diikutsertakan.

Tentang rencana RUPS untuk menyikapi mundurnya Saleh dari PT PI, apa sudah diagendakan rapat pemegang saham, Pak?

Sampai detik ini tidak ada surat pengunduran diri dari siapapun ke manajemen PT PI. Kalau ada surat pengunduran diri dari pemegang saham, saya akan melakukan RUPS.

BACA:  Kalau Bonek Punya Wadah Berbadan Hukum, Saham Saya Serahkan

Terkait membangkitkan kembali Persebaya, Surabaya memiliki banyak perusahaan yang lahir dari kota ini seperti AIM Biscuit, Jawa Pos, dan Maspion. Mengapa PT PI tidak mendekati mereka?

Jawa Pos dan AIM terus menanyakan kabar tentang Persebaya. Selama Persebaya masih diteror dan digoyang, siapa investor yang mau masuk?

Tentang sepuluh klub yang bergabung ke kubu seberang, bagaimana internal menyikapinya? Bukankah mereka masih sebagai pemilik Persebaya juga?

Sebenarnya, dalam akta pendirian PT PI tidak tercantum nama klub maupun jumlah klub (dalam akta pendirian PT PI yang tercatat sebagai pemilik adalah CG, Saleh Ismail Mukadar, dan Koperasi Surya, Red.).

Sampai saat ini klub-klub masih belum mau menerima 10 klub itu tapi Insya Allah bulan ini ada rapat internal klub. Salah satu agendanya, membahas masalah 10 klub itu

Saya sangat berharap manajemen PT PI, klub anggota, dan suporter bisa kompak. Kalau tiga komponen besar ini solid, saya tidak bisa membayangkan betapa besarnya Persebaya karena yang kita emban ini bukan klub sembarangan.

Klub Persebaya mempunyai nama besar dan mempunyai sejarah panjang dengan segudang prestasi. Klub ini sudah mengorbitkan pemain nasional dan Asia. Persebaya adalah barometer sepak bola Jatim dan nasional.

Hari ini (Kemarin, 17/2, red) ada pelantikan Wali Kota dan Wakil Walikota. Apa ada komunikasi dengan Pemkot Surabaya untuk kelanjutan kerjasama musim depan? Misalnya dalam hal diskon sewa stadion, perpajakan, dan lain sebagainya?

Begini, Mas. Saya ini sebenarnya bingung dengan Bu Risma. Sebab, manajemen PI dan klub pernah diundang di kediamannya. Bu Risma minta supaya manajemen PT PI memberikan 50 persen saham kepada La Nyalla Mattalitti (Ketua Umum PSSI saat ini, bagian dari PT MMIB—Surabaya United). Tapi langsung saya tolak.

BACA:  Surat Terbuka untuk Saleh Ismail Mukadar

Bagaimana jika Pemkot membentuk BUMD kemudian sebagian saham ditawarkan ke mereka? Agar hubungan Pemkot saling menguntungkan. Tapi, bukan ke La Nyalla.

Saya dan Saleh sudah dua kali membuat surat pernyataan di atas segel bermeterai Rp 6.000. Isinya meminta wali kota Surabaya mengambil alih Persebaya dengan tembusan ke DPRD. Tapi, Bu Risma menolak.

Dengan anggota DPRD hasil pemilu yang baru dan periode kedua Risma, mungkin bisa dicoba lagi? Siapa tahu dia bisa meniru Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang berencana membeli saham Persija melalui BUMD.

Kalau Pemkot yang pegang, Persebaya akan aman. Tapi kalau diam-diam Risma bersandiwara dengan La Nyalla, akan fatal.

Bagaimana dengan suara Bonek yang menghendaki Bapak dan Saleh mundur demi kebaikan Persebaya? Agar ada pengganti di PT PI baik dari internal atau orang yang bapak percaya.

Persebaya bukan milik pribadi saya. Dan saya sudah berkali-kali menyatakan mundur dan berkirim surat pernyataan di atas materai Rp 6.000 tapi ditolak oleh seluruh klub. Saleh tahu itu.

Terima kasih atas waktu, Bapak. Terakhir, ada pesan untuk Bonek?

Saya benar-benar berharap kepada Bonek untuk terus kompak, bersatu dengan manajemen, dan klub internal. Saya juga berharap agar Bonek mempunyai wadah organisasi yang berbadan hukum agar semakin mudah untuk berkomunikasi. (bim)

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display