Ramadhan, Momen Tepat 30 Klub Internal Persebaya Bersatu

Foto: metro.co.uk
Iklan

Bulan Ramadhan adalah bulan suci bagi umat Islam. Di mana semua amal kebaikan akan ditingkatkan ganjarannya. Bulan ini sangat special. Bulan Juni. Bulan di mana banyak orang besar lahir. Salah satunya adalah arek Suroboyo. Putra Sang Fajar Soekarno. Bung Karno sapaan akrabnya lahir pada 6 Juni 1901 dengan nama Koesno. Beliau wafat juga bulan Juni tepatnya 21 Juni 1970 di Jakarta.

Bulan Juni juga lahir sebuah kesebelasan sepak bola yang nantinya mencatat sejarah besar dan panjang. Persebaya (Persatuan Sepak Bola Surabaya ) yang didirikan pada 18 Juni 1927. Saat ini, klub tersebut sedang tidur dalam keadaan sakit parah.

Di Ramadhan ini, alangkah indahnya jika para pemilik berkumpul. Bersilaturahim dan saling memaafkan setelah sekian lama berjalan sendiri-sendiri. Hormatilah para pendiri klub ini. Klub ditujukan untuk mempersatukan bukan saling bermusuhan. Kerukunan dan persaudaraan bisa dibina kembali. Lupakan masa lalu tatap masa depan.

Sebagian besar pemilik klub internal sudah mulai sepuh. Generasi sudah saatnya berganti. Berilah contoh baik pada generasi berikutnya. Tidak ada hal yang abadi. Bulan ini adalah momentum yang tepat. Menuju usia 89 tahun adalah usia yang semestinya sangat matang untuk sebuah klub sepak bola.

Iklan
BACA:  Dokter Tommy Dan Tribute Untuk Philipp Lahm

Persebaya bagaikan kurma. Buah asal timur tengah ini menjadi hal yang hampir wajib tersedia saat buka puasa di masjid-masjid. Rasanya manis dan sangat menyehatkan. Kurma juga bisa dijadikan sebagai obat berbagai macam penyakit. Salah satu buah yang disebut dalam kitab suci dan hadist.

Persebaya pun juga manis dalam arti sepak bola. Sebuah brand yang istimewa. Dengan kemasan yang seadanya saja bisa populer layaknya permen lolipop. Apalagi jika dikemas dalam bentuk yang menarik. Bisa sehat dan menyehatkan layaknya kurma. Persebaya bisa menghidupi banyak orang yang terlibat langsung maupun tidak langsung jika sudah dikelola dengan baik. Sebagai awal, bisa dimulai pertemuan antara semua pemilik dalam hal ini 30 klub internal.

Melakukan kesalahan adalah manusiawi. Tetapi memaafkan kesalahan dan menasehati agar tidak mengulangi lagi adalah hal lain yang luar biasa. Demi Persebaya dan Surabaya. Itu yang mesti dikedepankan dalam pertemuan atau silaturahim tersebut.

Lihatlah begitu banyak anak-anak sekolah sepak bola yang mencari muara di Surabaya. Jika tidak ada Persebaya, mereka pasti akan keluar daerah ataupun merasa kecewa. Ada pride pada jiwa dan nyali mereka jika bisa membela Persebaya. Apakah para pemilik klub tidak melihat mereka?

BACA:  Samsul Arif : Kita Harus Percaya Diri Dan Optimis

Ayo bersatulah kembali. Bang Mo, Pak Amang, Pak Bodro, Pak Champ, Pak Hayadi, Cak Mursyid, dan para pemilik serta pembina internal lainnya. Bonek pasti menantikan hal ini terjadi. Sudah sangat lama Persebaya tertidur. Gelar juara terakhir didapat pada Desember 2004. Jika tidak berbenah, bisa saja Persebaya seperti kisah Ashabul Kahfi yang tertidur ratusan tahun.

Dengan bersatunya kalian, akan jauh lebih memiliki arti daripada memikirkan laga untuk acara ulang tahun yang tak kunjung jelas. Sebentar lagi ada KLB PSSI. Kesiapan manajemen akan lebih kuat jika sudah ada rekonsiliasi 30 klub internal. Jangan tergantung pihak luar. Gotong royong dulu memperbaiki pondasi rumah.

Pak Cholid sebagai Direktur Utama bisa memberi contoh mengumpulkan mereka. Sebagai warga Ampel, anda pasti tidak akan kekurangan stok kurma untuk sekedar berbuka puasa bareng mereka. Ikhlaslah jika nanti sudah tidak dipercaya lagi menahkodai Persebaya. Wariskan kebaikan untuk generasi mendatang. Jangan ada dendam dan buruk sangka. Kembalikan kejayaan Persebaya dengan menyerahkannya pada generasi berikutnya. (*)

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display