Jakarta 2005, Sejarah Kelam Persebaya dan Bonek

Bambang DH dan Saleh Ismail Mukadar mengangkat Piala Presiden saat menjadi juara 2004. Setahun kemudian piala ini diserahkan ke SIWO jaya saat Persebaya mundur dari babak delapan besar.
Iklan

Sebelas tahun, pada 2005, Persebaya dan bonek terakhir kali menginjakkan kaki di Jakarta. Saat itu tercatat sebagai salah satu sejarah kelam bagi Persebaya dan Bonek. Ada yang masih ingat kenapa disebut sejarah hitam?

Dengan status mentereng sebagai juara bertahan edisi 2004 dan dengan segala kisah-kisah di belakangnya, Persebaya datang dengan semangat yang berlipat. Begitu juga dengan bonek. Pada babak Delapan Besar Wilayah Barat, 20 September 2005, Persebaya secara mengejutkan mundur dari kompetisi. Padahal Persebaya sudah melakukan dua pertandingan dengan hasil seri 2-2 melawan PSM Makasar dan kalah 0-1 dari PSIS Semarang.

Alasan yang diberikan Manajer Persebaya saat itu Saleh Ismail Mukadar (SIM) bahwa perintah mundur datang langsung dari Wali Kota Surabaya, Bambang DH. Sikap kontroversial itu menyisakan banyak misteri hingga kini. Bonek yang dulu melakukan awaydays ke Jakarta pasti mempunyai kisah tersendiri.

BACA:  Persebaya, Kenangan Masa Remaja: Tikus-Tikus Stadion (6)

Pertemuan Bonek dengan Maczman, The Jak, Panser selalu rame bahkan seru. Itu salah satu alasan yang dipakai Bambang DH dan manajemen untuk mundur. Disamping alasan lain yang seperti yang dikatakan Haji Santo, Ketua Harian Persebaya, bahwa Persebaya dikerjai habis-habisan. Karena itu, keputusan mundur sudah bulat. Sanksi apapun akan mereka terima.

Iklan

Hal menarik dari mundurnya Persebaya adalah cara mundur. Persebaya tidak memberitahukannya kepada PSSI melainkan lewat SIWO PWI Jaya (Organisasi wartawan seksi Olahraga) . Hal itu ditandai dengan penyerahan Piala Presiden pada pimpinan SIWO, Ferry Kodrat. Mereka meminta SIWO memberikan Piala yang mereka rebut tahun 2004 kepada pimpinan Persija yang juga Gubernur DKI, Sutiyoso.

BACA:  Persebaya, Kenangan Masa Remaja: Cita-Cita Jadi Pemain PSSI (7)

Setelah kejadian itu, Persebaya mendapat hukuman degradasi ke Divisi Satu. Sementara Bambang DH dihukum 10 tahun larangan aktif di sepakbola sementara hukuman SIM, 2 tahun.

Jika dulu Bonek datang untuk mendukung Persebaya di kompetisi dan berakhir degradasi maka bulan depan (Agustus), Bonek akan datang untuk memperjuangkan Persebaya agar diakui PSSI sebagai klub yang sah. Sebuah hal yang berbeda namun semangat dan nyali Bonek untuk Persebaya tetap sama. Semoga kali ini kabar gembira yang didapat. (bim)

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display