Serial Uston Nawawi (6): Kaget dan Tak Percaya saat Ditunjuk Jadi Pelatih

Uston saat ditemui awal Oktober 2016.
Iklan

Menjelang akhir karir sebagai pemain, Uston Nawawi tetap laku diburu. Dia tetap menjunjung tinggi profesional.

***

Nama Uston Nawawi kembali terangkat. Ini tak lepas dari keberhasilannya membawa Persisam Putra Samarinda menembus Indonesia Super League , kasta tertinggi dalam kancah sepak bola Indonesia.

Tawaran pun datang dari Persidafon Dafonsoro. Harapannya pun sama, Uston bisa mengangangkat tim asal Papua tersebut menembus orbit tertinggi.

Iklan

Selain Uston, nama lain yang direkrut Persidafon adalah Bejo Sugiantoro. Rasa Persebaya semakin kental dengan posisi pelatih diduduki Freddy Mulli dengan asisten Mursyid Effendi. Semuanya pernah berkolaborasi di Green Force, julukan Persebaya, pada musim 2006. Hasilnya, tim asal Kota Pahlawan, julukan Persebaya, sukses menjadi juara Divisi I.

Sayang, asa tersebut gagal terealisasi. Meski, langkah Persidafon sudah sangat dekat karena bisa menembus babak semifinal.

BACA:  Serial Uston Nawawi (4): Uang dari Klub Lain buat Beli Rumah

”Di babak semifinal, ada adu tendangan penalti. Tembakan saya kembali tak masuk,” ujar Uston saat ditemui di Rumah Makan Sri Raras miliknya pada pertengahan Oktober 2016.

Uston dan Freddy serta Mursyid kembali bekerja sama. Hanya, itu bukan di Persidafon lagi. Ketiga bersatu di Persegres Gresik.

Di Laskar Joko Samudro, julukan Persegres, dia bertahan dua musim. Dengan usia yang terus bertambah, Uston pun akhirnya bisa pulang kandang.

Dia menerima pinangan tim kota kelahirannya, Persida Sidoarjo. Bak reuni dan berjodoh, mantan pemain PSSI Baretti ini bertemu lagi dengan Bejo, Freddy, dan Mursyid.

Bahkan,  dua seniornya yang mengajaknya bermain bola secara serius, Nurul Huda dan Sutaji, ikut diajak Uston ke Persida. Hasilnya, Laskar Jenggolo, julukan Persida, bisa bertahan di Divisi Utama.

BACA:  Serial Uston Nawawi (2): Bawa Indonesia Juara dengan Gol di Detik Ke-15

”Pada 2015, saya diajak ke Deltras. Saya menerima karena ingin mengabdi kepada kota kelahiran,” ungkap Uston.

Hanya, kekacauan kompetisi membuat The Lobster, julukan Deltras, belum juga turun di Liga Nusantara, kompetisi level terbawah di Indonesia. Hingga akhirnya, sebuah tawaran mengejutkan menghampirinya.

”Pengurus Pengprov PSSI Jatim Dokter Wardi menghubungi saya. Dia menawari saya menjadi pelatih Laga FC yang berlaga di Divisi Utama,” jelas Uston.

Lisensi yang dimilikinya pun sudah mendukung. Lelaki yang kini berusia 39 tahun tersebut memegang Lisensi B AFC (Federasi Sepak Bola Asia).

”Menangani Laga FC membuat saya banyak belajar. Bukan hal yang mudah memegang sebuah tim,” ungkap Uston. (Bersambung)

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display