Persebaya vs Cilegon United: Waspadai Sayap The Volcano

Rachmad Afandi berusaha melewati pemain Persibo.
Iklan

EJ – Persebaya akan kembali bertemu Cilegon United pada partai final Piala Dirgantara 2017, Rabu (8/3) malam. Partai final ini bisa dijadikan sebagai ajang balas dendam karena Cilegon adalah satu-satunya tim yang bisa mengalahkan Persebaya pada fase grup.

Cilegon bukanlah klub sembarangan. Sosok Arcan Iurie yang menjadi pelatih The Volcano dikenal sebagai pelatih yang jago strategi. Pada pertandingan terakhir Grup B, Persebaya harus mengakui keunggulan anak asuh Arcan Iurie dengan skor tipis, 1-2.

Sempat unggul cepat melalui Irfan Jaya, namun skuad Green Force justru harus menerima kenyataan diberondong dua gol pemain andalan Cilegon, Jalwandi. Kini, kesempatan untuk melakukan revans terbuka lebar karena performa Persebaya sedang menanjak usai mengalahkan Persibo Bojonegoro di babak semifinal.

Kekalahan di fase grup tentu bisa menjadi pelajaran bagi anak asuh Iwan Setiawan. Saat dikalahkan Cilegon United di babak penyisihan, memang coach Iwan tidak menurunkan komposisi terbaiknya. Tak ada nama Mat Halil, Rachmad Afandi dan Rendi Irwan. Kebijakan rotasi menjadi alasan coach Iwan mengapa ia memilih menurunkan pemain lapis dua saat menghadapi Cilegon.

Iklan

Ketika kalah dari Cilegon, dua gol yang terjadi ke gawang Persebaya tercipta melalui proses yang berbeda. Gol pertama yang dicetak oleh Jalwandi pada menit ke-72 berasal dari sebuah umpan lambung dari area kiri pertahanan Bajul Ijo. Sedangkan gol kedua berasal dari tendangan penalti setelah pemain Cilegon dilanggar di kotak terlarang.

BACA:  Jika Boleh Memilih, Ridwan Awaluddin Ingin Nomor 27

Pada gol pertama Cilegon, umpan lambung Akbar Rizal Lestaluhu dari sisi kiri pertahanan Persebaya tepat mengarah pada Jalwandi yang tak mendapatkan tekanan di dalam kotak penalti. Padahal ketika itu hanya ada tiga pemain Cilegon yang berada di area kotak penalti Persebaya. Sementara di sisi lain, ada lima pemain bertahan Persebaya yang berada di kotak berbahaya.

Proses gol pertama Cilegon United melalui sundulan Jalwandi pada menit ke-72.

Penjagaan pemain lawan yang terlalu longgar tentu tidak boleh diulangi lagi di partai final tadi. Apalagi, pemain-pemain sayap Cilegon memiliki kecepatan dan umpan crossing yang bagus.

Ketika mengalahkan PS Mojokerto Putra (PSMP) di babak semifinal, lagi-lagi Cilegon melakukan hal yang sama seperti ketika mereka mengalahkan Persebaya di fase grup, yaitu membalikkan keadaan setelah sempat tertinggal lebih dulu.

Pada babak semifinal melawan PSMP, Arcan Iurie memainkan skema 3-4-3 dengan menempatkan tiga bek yang diisi oleh Gusripen Affandi, Akbar Lestaluhu dan Gilang Mahesa Harahap. Dengan formasi ini, Arcan Iurie memang menekankan penguasaan bola di lini tengah. Namun dengan penempatan skema tiga bek, maka wing-back mereka yang biasa diisi oleh Deny Arwin dan Akbar Tanjung diharuskan untuk rajin naik-turun membantu serangan dan pertahanan. Celah inilah yang bisa dimanfaatkan oleh pemain-pemain Persebaya.

BACA:  Juara Dirgantara, Presiden Azrul: Ini Berkat Kerja Keras Tim

Kecepatan Oktavianus Fernando dan Siswanto (atau Irfan Jaya), serta Rendi Irwan berpotensi untuk mengacaukan pertahanan Cilegon. Oktav dan Rendi yang punya skill bagus dalam melewati lawan bisa menjadi pembuka ruang untuk bisa dimanfaatkan oleh Rahmad Afandi.

Persebaya pun juga bisa belajar dari Persbul Buol yang sukses mengalahkan Cilegon di babak penyisihan. Di fase grup, Persbul berhasil mencuri kemenangan dari Cilegon United berkat permainan pressing ketat sepanjang pertandingan. Ketika pemain-pemain Cilegon mulai frustasi akibat pressing tinggi yang mereka hadapi, Persbul secara cerdik mampu mencuri satu gol lewat Andri Riuh yang memanfaatkan gagalnya jebakan offside lini belakang Cilegon United.

Kesimpulannya, Persebaya harus mewaspadai serangan sayap dari Cilegon United. Kesalahan-kesalahan kecil seperti yang terjadi pada fase grup jelas tak boleh terulang kembali di laga final. Satu catatan lagi, Cilegon sangat berbahaya pada 20 menit terakhir pertandingan, dimana konsentrasi pemain lawan biasanya mulai menurun. Dua kemenangan Cilegon atas Persebaya di fase grup dan PSMP di semifinal dihasilkan setelah anak asuh Arcan Iurie mampu mencetak gol di 20 menit akhir pertandingan. (rvn)

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display