Empat Curhatan Pemegang Tiket Super Fans

Foto: Vecga Septian Pravangasta
Iklan

Saya mau nulis tapi yang ringan-ringan saja. Ini mungkin juga aspirasi teman-teman Bonek, baik yang ekonomi atau yang VIP, para pejabat terkait, para pengawal Pangkostrad, atau bahkan Dahlan Iskan, bapak Presiden klub Persebaya, Azrul Ananda.

Bayangkan ketika Anda membeli tiket (yang katanya) Super Fans dengan fasilitas yang dijanjikan. Tergoda, itu kesan pertama yang saya tangkap. Namun, ternyata jauh dari ekspektasi. Mungkin animo yang begitu besar bisa jadi dalih, tetapi, jauh dari situ ada yang perlu dibenahi.

Yang pertama dan yang utama adalah sistem parkir. Okelah memang Homecoming Match ini bagus banget. Tapi, ketika sebagai penyelenggara tidak menyediakan lahan untuk tempat parkir sehingga banyak orang harus berdesakan parkir di kampung-kampung, di emplasemen stasiun, hingga di rumah warga, ini jadi efek domino. Selain membuat stuck akses masuk dan keluar stadion, efek yang ditimbulkan jauh lebih dahsyat: puluhan ribu orang tertahan, belasan wanita dan anak-anak pingsan tak kuat berjalan, belum lagi jika ada keadaan darurat seperti ambulan. Intinya sistem ini tidak cocok.

BACA:  Surabaya, Persebaya, dan Kultur Arek

Kedua, harusnya dengan predikat Super Fans, bus dapat masuk ke dalam stadion dan pulang dengan tenang. Nyatanya bahkan banyak di antara teman-teman yang membeli tiket Super Fans juga harus berjalan kaki, malah lebih jauh dari saya dan pacar saya yang memutuskan untuk pakai motor dan berjalan kaki dari rumah teman yang pada akhirnya perkiraan saya pas walaupun sempat kena stuck macet dan kehujanan.

Iklan

Ketiga, saya rasa dengan tiket Super Fans dan dengan seharga itu, makanan yang disajikan kok ya gimana gitu. Secara kemasan oke, tapi mungkin ini bisa dievaluasi: bagaimana mungkin sebagian makanan itu bisa basi ketika kami buka dan coba rasakan?

BACA:  ‘Orde Dikte’ Sepak Bola, Gelinding PSSI dan Industri Televisi

Keempat, yah mungkin ini masalah klasik. VIP bocor dan banyak orang tak bertiket masuk ke VIP. Bagaimana bisa?

Dengan entertainment yang ditunjukkan, sekat dari gate masuk GBT yang tak berfungsi maksimal, peta konsep alur suporter yang cuma menjadi konsep belaka, saran saya sih cuman satu: belajarlah kepada yang pernah, paham, dan pernah mengadakan pertandingan. Secara rangkaian acara sih yang saya suka cuma pemanggilan pemain ala Final DBL dan dua LCD raksasa di barat dan timur stadion. Lainnya? Lawan Arema, QPR, dan Battle of Heroes lebih baik pengaturannya. Saya rasa nilai 7,1 cukuplah.

Salam satu nyali!

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display