Bangun Persebaya dengan Membeli Tiket

Iklan

EJ – Selain sponsor, salah satu sumber pemasukan Persebaya adalah dari tiket pertandingan. Karena itu, manajemen menggalakkan kampanye no ticket no game dan sejauh ini berhasil. Ada kesadaran Bonek untuk membeli tiket, baik di kandang maupun di luar kandang.

Saat Jawa Pos mengambil alih 70 persen saham dari PT Persebaya Indonesia, aspek yang ingin dibenahi adalah keuangan. Faktor ini sangat krusial karena merupakan nyawa Persebaya yang saat ini tidak didukung dana APBD.

Jawa Pos berani membeli saham Persebaya karena dalam historisnya Kedua pihak memiliki ikatan yang kuat. Setelah tidur dari masa kelam di mana Persebaya dibekukan PSSI, hal yang harus dilakukan adalah membangun sebuah klub sepak bola yakni Persebaya. Pembangunannya pun dapat diibaratkan bisnis sepak bola. Ada pengeluaran yang dikeluarkan investor, dan pemasukan untuk klub agar menjadi klub sepak bola yang hidup di iklim persepak bolaan Indonesia.

BACA:  Korem Bhaskara Jaya, GBT, dan Kenpark Jadi Ticket Box

Sebelum menjadi klub sepak bola yang hidup, terdapat beberapa aspek yang hukumnya wajib untuk dipenuhi. Misalnya gaji pemain dan pelatih, operasional klub selama satu tahun atau musim, serta menyelenggarakan pertandingan kandang (home).

Iklan

“Bonus prestasi bagi pemain atau pelatih, pembinaan dan biaya promosi pula menjadi aspek biaya pengeluaran yang diperlukanmeski tidak diutamakan,” ujar Presiden klub Persebaya, Azrul Ananda, dalam konten YouTube official.

Lantas bagaimana dengan pemasukan untuk Persebaya?

BACA:  10.000-an Bonek Nonton Final, Mayoritas Bayar Tiket

Terdapat pemasukan yang bisa dijadikan pegangan yang aman diantaranya penjualan tiket pertandingan home. Persebaya memiliki basis penggemar yang luar biasa. Persebaya yang kini bermain di Liga 2 memiliki 7 kali pertandingan home. Jika 7 kali pertandingan dikalikan dengan jumlah suporter Persebaya setiap pertandingannya sekitar 20.000 dengan harga tiket Rp 50.000 bisa menembus total Rp 7 Miliar. Dengan total Rp 7 Miliar dari hasil tiket, belum bisa membangun klub sepak bola yang aman. Tidak hanya itu, angka tersebut belum dipotong biaya-biaya lain.

Maka dari itu, jika investor dan suporter ingin Persebaya kembali ke Liga 1 dan bisa berprestasi, semua harus membeli tiket masuk setiap menonton pertandingan. (dik)

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display