Kembalinya Dribble Halus Thaufan Hidayat

Thaufan Hidayat. Foto: Joko Kristiono/EJ
Iklan

Musim ini, sayap-sayap Persebaya seperti mendapat panggungnya untuk bersinar. Irfan Jaya dan Oktafianus “Ovan” Fernando adalah dua winger Persebaya yang namanya kian terang. Irfan menjadi idola baru penggemar Persebaya berkat eksplosivitas serta eksekusi tajamnya. Sementara Ovan mencuri perhatian dengan kecepatan lari dan keberaniannya menusuk lini pertahanan lawan. Namun dibalik gemilangnya nama Irfan dan Ovan, ada satu lagi sayap Bajol Ijo yang namanya sempat terlupakan, dan kini mulai kembali menunjukkan potensi besar yang ia miliki. Ya, Thaufan Hidayat namanya.

Menyebut nama Thaufan Hidayat, mungkin ingatan kita akan kembali pada laga tandang ke Stadion Sultan Agung (SSA), Bantul, pertengahan Mei lalu. Bertandang ke Bantul guna menghadapi PSIM, Persebaya sukses menahan imbang tuan rumah dengan skor akhir 1-1. Dibalik kesuksesan Green Force mencuri satu poin dan atmosfer pertandingan di SSA yang luar biasa, ada satu kejadian yang bisa dibilang cukup horror yang menimpa Thaufan Hidayat.

Memasuki menit ke-61, caretaker Persebaya saat itu, Achmad Rosidin memutuskan untuk memasukkan Thaufan Hidayat. Menggantikan Abu Rizal Maulana ketika skor masih sama kuat 1-1, Thaufan diharapkan bisa memberi warna baru bagi lini serang Persebaya. Namun justru yang terjadi adalah terkaparnya Thaufan di atas lapangan.

Menit ke-82, Thaufan mengerang kesakitan setelah berbenturan dengan salah satu pemain PSIM. Ia pun tak sanggup melanjutkan permainan, dan digantikan oleh Yogi Novrian. Laga menghadapi PSIM sendiri merupakan debut pertandingan resmi Thaufan berseragam Persebaya. Sebelumnya ia absen di beberapa pertandingan awal musim akibat cedera saat pre-season. Sebuah laga debut yang pedih bagi seorang Thaufan Hidayat. Semakin horror lagi karena pemain asli Surabaya itu dikabarkan menderita dislokasi engkel kiri. Akibat cedera yang cukup parah tersebut, Thaufan harus menepi selama sekitar dua bulan.

Iklan

Dua bulan menepi dari lapangan hijau membuat nama Thaufan Hidayat seolah dilupakan. Mengkilapnya penampilan Irfan Jaya dan Oktafianus Fernando semakin menenggelamkan pemilik nomor 17 tersebut. Keinginan manajemen Persebaya untuk memboyong Rangga Muslim dari PSIM juga membuat posisi Thaufan sempat diragukan. Namun Thaufan tak mau menyerah begitu saja. Sambil terus berusaha mengembalikan kondisi fisiknya, mentalitas tangguh khas arek Suroboyo pun ia tunjukkan.

Persebaya sendiri beruntung memiliki Alfredo Vera di kursi pelatih. Pelatih asal Argentina itu dikenal sebagai pelatih yang tak pandang bulu. Ia tak tersilaukan oleh kebintangan dan nama besar pemain. Jika mendapati pemain dalam kondisi fisik bugar dan siap diturunkan, maka ia akan memasukkan namanya ke dalam skuad utama.

Jelang laga pekan ke-13 menghadapi Persatu, Thaufan dinyatakan sudah fit dan siap dimainkan oleh tim dokter. Absennya Oktafianus Fernando membuat Thaufan turut dibawa ke Tuban. Namanya tercantum dalam daftar pemain cadangan. Namun Thaufan urung melakukan comeback pada laga tersebut. Alfredo seperti ingin membuat Thaufan kembali merasakan atmosfer pertandingan terlebih dahulu, karena ia sudah cukup lama absen.

Laga comeback Thaufan Hidayat akhirnya terjadi di pekan ke-14, pada laga kandang melawan Persinga Ngawi. Comeback yang semakin spesial bagi Thaufan karena ia langsung dipercaya sebagai starter. Sebuah bukti bahwa Alfredo pun juga menyadari potensi besar dalam diri Thaufan Hidayat. Dipasang di posisi favoritnya, sayap kiri, Thaufan tampil cukup baik dan membantu Persebaya menang 4-0 atas Persinga. Tampil prima selama 75 menit, tak ada tanda-tanda bahwa Thaufan baru saja sembuh dari cedera yang cukup parah. Applause hangat pun diberikan Bonek menyambut kembalinya Thaufan.

Tampil bagus pada laga comeback usai cedera, Thaufan kembali dipercaya sebagai pengisi starting line-up pada laga pembuka babak 16 Besar kontra PSBS Biak. Ia kembali dimainkan bersama Ricky Kayame dan Irfan Jaya di sektor depan Green Force. Trio Thaufan-Kayame-Irfan sukses mengacak-acak pertahanan PSBS Biak. Dalam laga ini, Persebaya menang telak 5-0 atas PSBS. Thaufan sendiri tampil penuh selama 90 menit. Tak hanya tampil penuh, Thaufan juga berkontribusi atas dua gol Persebaya yang dicetak di babak pertama. Satu tusukannya ke lini pertahanan PSBS berbuah tendangan bebas yang sukses dieksekusi oleh Misbakhus Solikin menjadi gol. Kemudian menit ke-39, kerjasama one-two Thaufan dan Kayame menghasilkan gol yang dicetak oleh Kayame.

Performa Thaufan pada laga menghadapi PSBS Biak membuat namanya kembali diperbincangkan. Ia pun mendapat apresiasi tersendiri dalam laga tersebut. Dalam pertandingan menghadapi PSBS, Thaufan menunjukkan apa yang menjadi ciri khasnya, yaitu dribble bola yang halus dan efektif. Thaufan sendiri memang dikenal memiliki karakter yang berbeda dari sayap-sayap Persebaya lainnya. Tak hanya memiliki gocekan halus, Thaufan juga dinilai lebih taktis sebagai winger. Ia tak terlalu over dalam melakukan trik melewati lawan. Ia sadar betul kapan harus mengumpan, kapan harus membawa bola lebih dekat ke kotak penalti lawan. Assist-nya kepada Kayame adalah bukti awal bahwa Thaufan merupakan team player.

Dengan kepercayaan penuh dari Alfredo Vera, Thaufan masih memiliki banyak kesempatan untuk berkembang. Pernah melewati fase tak mengenakkan akibat cedera tentunya akan semakin menguatkan keteguhan hati seorang Thaufan. Persebaya pun kini memiliki banyak opsi di sektor sayap. Kembalinya Thaufan juga menjadi amunisi tambahan Persebaya di babak 16 Besar. So, dengan kembalinya Thaufan Hidayat, apakah manajemen Persebaya masih tetap keukeuh memburu Rangga Muslim?

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display