Memberikan Satu Tempat Kembali untuk Andri Muliadi

Andri Muliadi (kanan) dan Fandry Imbiri. Foto: Ninda Sahriyani/EJ
Iklan

Andri Muliadi menjadi sosok sentral di lini belakang Persebaya musim lalu. Duetnya bersama Fandry Imbiri menjadi kunci di balik kokohnya lini pertahanan Persebaya. Andri pun berhasil mengantarkan skuat Bajul Ijo menjadi kampiun Liga 2, sekaligus promosi ke Liga 1.

Penampilan Andri di musim pertamanya membela Persebaya menuai banyak pujian. Apalagi setelah Alfredo Vera memasangkan bek tengah asal Aceh itu dengan Fandry Imbiri. Andri dan Imbiri merupakan bagian penting di sektor pertahanan Persebaya yang hanya menderita 15 gol di Liga 2 musim lalu. Keduanya berbagi peran dalam mengawal lini belakang Green Force. Imbiri bertugas sebagai inisiator serangan Persebaya dari garis pertahanan sendiri. Sementara Andri yang memiliki tekel mumpuni tak ubahnya “tukang jagal” di lini belakang Persebaya.

Dynamic duo Andri-Imbiri tampil barsama dalam 12 pertandingan musim lalu. Dari 12 laga bersama Andri-Imbiri, Persebaya mencatatkan 9 kemenangan, 2 hasil imbang dan 1 kekalahan, dengan hanya kemasukan 5 gol saja. Sebuah catatan yang sangat apik mengingat Andri Muliadi dan Fandry Imbiri tak dipasangkan sejak awal musim Liga 2.

Memasuki musim baru, Alfredo Vera selaku juru taktik Persebaya merombak komposisi lini belakangnya. Kedatangan Otavio Dutra membuat duet Andri Muliadi dan Fandry Imbiri terpecah. Selama pramusim 2018, Alfredo lebih sering memilih Dutra sebagai tandem anyar Fandry Imbiri. Andri pun mulai tersisih dari skuat utama Persebaya. Sempat menderita sakit juga membuat Andri melewatkan nyaris semua pertandingan pramusim.

Iklan

Alfredo Vera pastinya memiliki alasan tersendiri menjadikan Otavio Dutra sebagai opsi pertama di lini belakang Persebaya. Selain memiliki jam terbang tinggi, secara teknis Dutra memang masih termasuk dalam deretan bek asing terbaik yang berlaga di Liga 1. Ia punya kemampuan yang baik dalam membaca permainan, unggul duel-duel bola udara, serta bagus dalam memulai serangan. Namun usia jelas tak bisa dibohongi. Laga pramusim menghadapi PSMS Medan (8 Besar Piala Presiden), Arema FC (semifinal Piala Gubernur Kaltim), dan terakhir Serawak FA dalam Blessing Game menunjukkan bahwa Dutra kepayahan jika berhadapan dengan lawan-lawan yang memiliki kecepatan tinggi.

Memasangkan Dutra, yang sudah mulai lamban, dengan Fandry Imbiri yang merupakan tipikal bek tengah agresif sebenarnya merupakan pilihan beresiko. Imbiri selama ini merupakan bek tengah andalan Alfredo Vera karena ia sesuai dengan game plan Persebaya. Eks pemain Semen Padang FC itu piawai mem-build up serangan dari bawah. Namun permainan Imbiri bukannya tanpa kelemahan. Terkadang kelewat agresif naik membantu serangan, tak jarang pula Imbiri terlambat turun membantu pertahanan sehingga tercipta situasi berbahaya bagi lini belakang Persebaya. Inilah yang seharusnya menjadi perhatian Alfredo Vera.

Dengan dua bek tengah bertipikal hampir sama, serta taktik Alfredo Vera yang gemar menerapkan garis pertahanan tinggi, lini belakang Persebaya menyimpan resiko mudah ditembus ketika berhadapan dengan lawan yang memiliki serangan balik cepat. Mau tidak mau, Alfredo harus memikirkan opsi lain untuk memperkokoh pertahanan Persebaya.

Selain Dutra dan Imbiri, Alfredo Vera masih memiliki stok bek tengah dalam sosok Mokhammad Syaifuddin, Rachmat Irianto dan Andri Muliadi. Kecuali Andri, Syaifuddin dan Rian Irianto sudah pernah dimainkan sebagai starter di pertandingan pramusim. Rian terus menunjukkan bahwa bek muda itu adalah calon pemimpin Persebaya di masa mendatang. Namun untuk saat ini, Rian masih harus disibukkan oleh agenda timnas U23 hingga usai Asian Games 2018. Sedangkan Syaifuddin, bek asli Surabaya ini merupakan bek multi posisi yang bisa bermain sebagai bek tengah atau bek kanan. Akan tetapi, Alfredo jarang memainkan Syaifuddin sebagai starter. Opsi terbaik jika Alfredo ingin mengubah komposisi lini belakang Persebaya pun jatuh kepada Andri Muliadi.

Musim lalu, Andri merupakan salah satu pemain Persebaya dengan rapor terbaik. Bek didikan Persiraja Banda Aceh itu hampir tak tergantikan sepanjang musim. Ia mencatatkan jumlah menit bermain tertinggi bagi Persebaya dengan catatan 1.864 menit dari 21 pertandingan. Bahkan, FourFourTwo mendapuk Andri masuk dalam daftar Best XI Liga 2 Indonesia 2017.

Meski gaya mainnya lugas dan tak kenal kompromi, namun Andri merupakan bek dengan tekel-tekel tergolong bersih. Di kompetisi musim lalu, ia hanya menerima 4 kartu kuning, tanpa pernah sekalipun diusir ke luar lapangan. Sebuah catatan yang cukup mengesankan mengingat ia mengemban tugas sebagai tukang jagal di lini pertahanan Persebaya. Catatan impresif tersebut tentunya juga bisa menjadi pertimbangan Alfredo Vera untuk kembali memberikan kepercayaan kepada Andri.

Seperti musim lalu, idealnya komposisi dua bek tengah Persebaya ditempati oleh satu pemain yang bisa build up serangan, dan satu pemain lagi yang bertugas meng-cover area pertahanan ketika rekannya ikut naik membantu serangan. Tugas yang terakhir ini bisa kembali diemban oleh Andri Muliadi, sebagai tandem salah satu dari Fandry Imbiri atau Otavio Dutra. Bek tengah dengan kemampuan seperti Andri mutlak dibutuhkan untuk menutup lubang di sektor pertahanan Persebaya. Semoga saja Andri Muliadi kembali fit sebelum Liga 1 dimulai, dan mampu menampilkan performa terbaik dalam mengawal pertahanan Bajul Ijo.

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display