Menyambut Persebaya, Menyorot Kuota Bagi Bonek Saat Away

Bonek menonton pertandingan di Probolinggo.

Memantaskan diri untuk menerima rejeki lebih. Kalimat tersebut dulu sering diucapkan oleh guru ngaji saya. Artinya agar kita semua tidak hanya menunggu “jatah” rejeki yang dijanjikan Tuhan tetapi untuk menjemputnya dan memantaskan diri kita untuk menerimanya. Tuhan mengajarkan kita untuk bekerja keras dan berusaha. Kata Slank, dalam lagu Mars Slank, kita tidak boleh malas dan manja.

Begitu juga dengan suporter sepak bola. Berusahalah untuk selalu menjadi lebih baik dan tidak merugikan orang lain. Menjadikan menonton sepak bola sebagai hiburan keluarga yang sehat dan menggembirakan adalah hal lain yang mesti diperhatikan. Tentu saja tetap dengan segala aturan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Kongres PSSI akan berlangsung kurang dari sebulan lagi. Tepatnya 17 Oktober 2016 yang lokasinya masih belum ada kepastian resmi. Persebaya Surabaya dan beberapa klub yang sebelumnya di-peti es-kan oleh federasi akan segera kembali. Mereka sudah dijanjikan para anggota Exco PSSI. Persebaya akan bermain di Divisi Utama (DU) musim 2017. Sekali lagi masih berupa janji. Belum ada keputusan resmi.

Untuk itu siapkah kita (baca: Bonek) jika janji itu diputuskan dalam lembaran resmi keputusan kongres?

Sudah hampir 7 tahun Bonek memperjuangkan kembalinya sang kekasih ke lapangan hijau. Banyak cerita sedih dan miris menjadi bumbu perjuangan selama ini. Saat ini waktunya menyiapkan sebuah hal baru. Kembali ke tribun stadion secara resmi. Sudah siapkah kita?

Sebelum ke tribun, dalam beberapa minggu ke belakang banyak sekali kampanye agar bonek mulai mendisiplinkan diri di semua tempat. Hestek yang muncul di media sosial adalah #bonektertib. Proses adalah jalan panjang. Semua butuh waktu. Bekerja keras dan sabar adalah kunci selain menerapkannya secara konsisten.

DU adalah sebuah kasta satu kelas di bawah kasta teratas kompetisi kita. Di sana banyak klub bagus dengan berbagai varian kota yang sangat banyak.Seperti biasa, pembagian grup di DU sering mengacu pada landasan geografis masing-masing klub. Sebagai gambaran peserta DU adalah sebagian yang sekarang bermain di turnamen ISC B.

Kembali ke Bonek, ayo semua memantaskan diri lagi untuk menerima sang kekasih menari kembali. Kita akan berpesta dengan kekasih kita. Pesta antara tribun dan lapangan. Tak ada batas lagi, yang ada hanyalah kenangan yang tiada habis. Stadion adalah panggung bagi Bonek dan Persebaya.

Kuota penonton away atau tamu adalah hal yang wajar yang diterapkan tuan rumah. Siapkah bonek mematuhi kuota ini? Banyak stadion klub DU memiliki daya tampung yang kecil. Di samping itu, semua klub dan suporternya pasti sudah memendam rindu akan datangnya Bonek dan Persebaya. Bisa dibayangkan rasa kangen mereka jika Persebaya tandang ke sana.

Kenapa harus ada kuota? Satu hal adalah kapasitas stadion. Kedua, penonton tuan rumah pasti akan lebih diutamakan. Misal Persebaya bertandang ke Pasuruan, apakah jika tidak ada sistem kuota, stadion setempat bisa menampung bonek? Dengan mudah akan menjawabnya tidak. Nah ini yang mesti harus disiapkan Bonek untuk lebih mengerti dan memahami kondisi yang ada. Serta menghormati aturan dari tuan rumah.

Mengantisipasi hal itu bisa dilakukan dengan berbagai macam hal. Kerjasama dengan televisi yang mempunyai hak siar atau bisa melakukan streaming oleh manajemen baru nanti. Di tiap wilayah, bisa dilakukan nonton bareng secara resm . Memang atmosfir atau rasanya akan berbeda jika dibanding saat nonton langsung di kandang lawan. Tetapi ini adalah hal yang pasti akan terjadi. Bersiaplah dengan besar hati untuk mau dan mencoba mengerti mulai sekarang.

Persebaya sudah kembali dan kita akan bercinta lagi. Bersiaplah menerima sang kekasih dengan cara yang lebih manusiawi dan romantis. Wani!

Komentar Artikel