Pesan untuk Media dan Bonek, Sebuah Catatan dari Solo

Foto: Ervan Tria/EJ
Iklan

Sehari usai Persebaya kalah dari PSMS, saya memulai hari dengan melihat dan membaca berbagai macam pemberitaan negatif tentang Bonek dari beberapa media. Hal yang kurang menyenangkan di akhir pekan. Tak perlu dipungkiri Bonek memang memiliki daya tarik tersendiri di mata media, ya bisa dibilang obyek seksi lah.

Di era serba digital seperti sekarang ini memang menjanjikan segala bentuk kemudahan termasuk dalam membuat berita. Seperti yang kita ketahui bersama derap ibu jari seakan lebih sensitif dibanding decap bibir. Boleh dibilang kita sekarang sedang terkena wabah penyakit baru yakni lebih mudah menggerakkan ibu jari ketimbang membuka suara. Seakan-akan kemudahan sama halnya dengan buah simalakama.

Nah apalagi dalam konten ini Bonek menjadi subyeknya. Saya termasuk orang yang mengutuk keras segala perbuatan negatif yang mengatasnamakan Bonek apapun alasannya. Dan apapun alasannya, saya tidak malu mengakui bahwa sejelek apapun perbuatan mereka, mereka tetap bagian dari saudara saya dalam mendukung tim kebanggaan.

Namun, yang saya sesalkan di sini adalah dimana letak idealisme para awak media? Apakah karena menjual hal-hal negatif maka dapur anda lebih mudah mengepul? Saya pun tak menuntut pihak media untuk selalu memberitakan hal hal positif saja, namun apa susahnya untuk berimbang? Janganlah memanfaatkan daya tarik negatif kami untuk memenuhi nafsu dapurmu kawan! Apakah anda tak percaya jika pasar bisa diciptakan? Dengan memberitakan hal negatif dan terus memperlakukan kami seperti itu anda semua sedang mencuci pola pikir warga awam dan semakin merusak citra kami di hadapan masyarakat yang sudah sekian lama berusaha keras kami perbaiki.

Iklan
BACA:  Dilema Persebaya dan Berkorban Demi Negara

Coba mulailah menyebar kebaikan dengan tak melulu membuat konten negatif tentang kami. Bukankah menyebar kebaikan itu menyenangkan? Pernahkah anda merasakan nikmatnya berjalan dengan langkah yang amat ringan sesaat setelah membantu nenek-nenek menyeberangi jalan raya? Jika pernah dan anda setuju hal tersebut menyenangkan, mari berperanlah dan bantulah kami menyebar kebaikan. Bukankah dengan begitu kita sama-sama menularkan kebaikan sehingga kita bisa sama-sama menikmati indahnya berjalan dengan langkah yang teramat ringan. Dan bukankah lebih nikmat juga jika menikmati kepulan asap dapur dari hal yang positif?

Dan teruntuk rekan-rekan Bonek yang masih ingin mendapatkan keuntungan pribadi yang tak semestinya dari balik baju hijau yang sama-sama kita tahbiskan sebagai kebanggan, tidakkah kalian lelah berbuat seperti itu? Jika alasannya kembali ke kepulan dapur maka pertanyaan sama saya lontarkan kepada kawan-kawan, bukankah lebih nikmat jika kita menikmati kepulan asap dapur dari hal positif? Dan jika memang alasannya bukan itu maka coba tengoklah sekitar kalian dan sesekali tanyakan pada diri kalian sendiri apakah kalian benar-benar mencintai Persebaya? Apakah perbuatan kalian benar-benar mencerminkan kecintaan kalian? Karena sejatinya cinta seharusnya tak seremeh itu.

BACA:  Bonek dan Pengaruh Terhadap Persebaya

Mari sudahi catatan buruk kita, mari sama-sama introspeksi diri, belajar berdamai dengan diri sendiri dan berbenah karena memang sudah saatnya. Mari mencoba menjadi Bonek dengan pribadi yang menyenangkan. Mari mulai berbuat baik dan menularkannya. Karena sejatinya berbuat baik itu sederhana. Sesederhana menolong penjual es teh yang harus merelakan dagangannya ludes karena terpeleset di stadion Manahan.

Dan terakhir jangan lelah berbuat baik rek! Dadi Bonek iku gak gampang tapi menyenangkan. (*)

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display