Oktafianus Fernando Berbagi Ilmu Sepak Bola

Oktafianus Fernando saat memberikan pelatihan di Lapangan Bogowonto/EJ
Iklan

EJ – Kompetisi sepak bola Indonesia telah berhenti total akibat pandemic Covid-19 sejak pertengahan Maret lalu. Lanjutan kompetisi yang direncanakan mulai kembali Februari 2021 juga belum menemui kejelasan.

Semua klub dengan berhentinya kompetisi secara otomatis ikut terkena dampak secara keuangan. Melalui PSSI klub diberi surat untuk rasionalisasi gaji pemain. Bahkan sudah sampai dua kali.

Akibatnya gaji pemain dan staf tim mengalami pemotongan yang tidak sedikit dari nilai kontrak. Tentu saja kondisi perekonomian pemain juga sangat terdampak.

Beberapa pemain memanfaatkan waktu tidak adanya kegiatan sepak bola dengan berbagai macam kegiatan atau bisnis untuk tetap menghasilkan nafkah bagi keluarganya.

Iklan

Ada yang membantu bisnis keluarganya, menerima pekerjaan endorse melalui media sosialnya atau membantu pelatihan sepak bola.

BACA:  M Hadi Ikut Kursus Pelatih Kiper AFC

Oktafianus Fernando, winger Persebaya salah satu pemain yang menerima endorse produk pada masa pandemi. Kakak kandung pemain tim nasional U-16 Marselino Ferdinan ini juga membantu istrinya yang mempunyai usaha kue dan sambal.

“Saya terima endorse di media sosial. Produk apa saja, mau produk olahraga, makanan, siap wis. Lumayan buat nyambung hidup,”kata Opan panggilan pemain bernomor punggung 8 ini.

Sebagai pemain jebolan kompetisi internal Persebaya, Opan juga menerima panggilan untuk coaching clinic di Sekolah Sepak Bola di Surabaya. Dengan bertemu para pemain cilik Opan bisa membagikan ilmu sepak bolanya juga mengobati kerinduan bermain di atas lapangan hijau.

BACA:  Reky Rahayu Resmi Dilepas
Oktafianus Fernando bersama Koko Ari Araya/EJ

“Kalau ngisi coaching clinic rasanya senang bisa ke lapangan. Saya juga bisa berbagi pengalaman dengan adik-adik,” ujarnya saat ditemui pekan lalu di lapangan Bogowonto.

Pemain yang akan mengambil kursus kepelatihan C AFC ini mengaku butuh kesabaran extra dalam menghadapi anak-anak kecil di SSB.

“Mereka masih suka ngomong dhewe karo koncone.Ya harus sabarlah namanya juga anak-anak,” jelas Opan

“Kalau mau ambil lisensi pelatih kan harus punya jam terbang sebagai pelatih. Nah, coaching clinic saya jadikan untuk menambah jam terbang,” imbuhnya.

Beberapa waktu lalu pada sebuah daerah di Benjeng Gresik, Hansamu Yama dan Koko Ari Araya juga memberikan coaching clinic seperti yang dilakukan oleh Opan.

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display