Hikmah Pandemi Staf Persebaya Lulus FIFA Diploma in Football Medicine

Anggara Dwi Samudra bersama Makan Konate/ Foto : Persebaya.id
Iklan

EJ – Setiap tahun FIFA mengadakan sejumlah kursus dan lokakarya medis di turnamen dan dengan asosiasi anggota. Tujuannya untuk memenuhi komitmen FIFA dalam meningkatkan tingkat kedokteran sepak bola dan memastikan tingkat perawatan terbaik untuk semua pemain di mana pun.

Kursus ini bertujuan untuk menambah pengetahuan perwakilan medis tentang perawatan terbaru untuk cedera terkait sepak bola dan praktik terbaik untuk pencegahan cedera serta mentransfer pengetahuan tentang layanan dan persyaratan medis turnamen.

Dikutip dari laman FIFA pada kursus ini berbagai macam topik dibahas, seperti peran dokter tim, persyaratan medis stadion minimum, pencegahan cedera, penilaian medis pra-kompetisi, gegar otak, dan anti-doping. Kursus ini diberi banyak modul oleh para ahli yang dirancang untuk membantu siapa pun mempelajari cara mendiagnosis dan menangani cedera dan penyakit umum terkait sepak bola.

BACA:  Persebaya Ingin Juara atau Tidak?

Salah satu staf kepelatihan Persebaya yakni Anggara Dwi Samudra baru saja menyelesaikan kursus FIFA Diploma in Football Medicine tersebut. Samudra menyelesaikannya pada Nopember 2020 lalu.

Iklan

Salah satu physioterapist Persebaya Surabaya sudah merancang mengikuti kursus ini sejak di tim Persebaya U-19 tahun 2018.

“Aku mulai buat akun FIFA diploma itu pas di Persebaya U-19, tahun 2018. Ada kayak online course gitu di website-nya FIFA,” ujar Samudra mengawali tentang kisah kursusnya.

Dalam kursus tersebut ada 4 modul. Tiap modul ada sekitar 10-11 materi. Setiap materi itu ada soal yang harus dikerjakan.

“Aku ngerjain ini lama sih, soalnya kadang mager juga karena nerapi banyak pemain. Pas pandemi ini kan lumayan slow yang kemarin hari libur lama itu, jadinya bisa kecicil deh sampai bisa lulus,” jelas Samudra.

BACA:  #OnThisDay : Persebaya U20 Menyerah Dari Gold Fields U-19

Menurut Samudra meski telah mendaftar sejak 2018, tapi baru efektif kursus pada 2020 pas pandemi. Tepatnya awal April 2020. Memang lisensi ini di Indonesia tidak diwajibkan bagi physioterapist tiap klub. Namun hal ini bisa menambah value untuk tim maupun pribadi.

Saat sepak bola dihentikan oleh PSSI akibat pandemi Covid-19 menjadi berkah tersendiri bagi Samudra lebih fokus menjalani kursus ini.

“Yang jelas (lisensi) itu meningkatkan value. Buat klub juga, saya sendiri bisa nambah ilmu,” tutup penghobi sepak bola dan basket ini yang sedang meneruskan studi S2 Magister Ilmu Kesehatan Olahraga Universitas Airlangga (Unair).

Selain Samudra yang mengambil kursus FIFA saat pandemi ini beberapa pemain sedang dan telah selesai menjalani kursus kepelatihan. Seperti Rendi Saputra,Oktafianus Fernando,Hansamu Yama,M Syaifudin.

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display