Wanita Suporter Sepak Bola dan Sebuah Sisi Gelap di Dalamnya

Foto : Official Persebaya
Iklan

Sepakbola adalah satu olahraga yang banyak digandrungi oleh masyarakat dunia, berbagai macam kelas masyarakat, ras, agama, bahkan gender ikut merayakan gelaran olahraga ini.

Bisa kita lihat jika perbandingan sepakbola dengan olahraga lain, animo sepak bola lebih menyentuh apalagi jika melihat dari event 4 tahunan yaitu Piala Dunia. Ada lebih 4 milliar pasang mata seluruh penjuru dunia yang menyaksikan pagelaran ini dibanding dengan olahraga lain.

Berbicara tentang bola selayaknya komposisi sebuah masakan, Supporter adalah salah satu element terpenting dari suksesnya olahraga sepakbola. Supporter atau biasa orang lain menyebutnya Fans atau Pendukung sebuah team entah level klub maupun Negara memiliki sebuah cerita tersendiri.

Antara tangis, cinta dan drama kebahagian setelah peluit akhir ditiup sang  pengadil lapangan. Supporter tidak mengenal sebuah ras,gender maupun yang lainya, seperti pesan FIFA yang selalu berkumandang ( Say No To Racist ).

Iklan

Supporter sendiri juga memiliki ekosistem beragam disetiap daerah, bahkan sekarang kaum hawa menyandingkan dirinya bersama para pria untuk menunjukkan sebuah ekspresi yang sama tentang cinta dan loyalitas terhadap klub maupun negara   yang didukung.

Tahun 2018, laga Iran vs Spanyol adalah salah satu saksi berakhirnya sebuah tirani supporter wanita yang selama ini dibatasi haknya untuk menonton sebuah pertandingan sepakbola.

Meski tidak menyaksikan pertandingan secara langsung karena hanya melalui layar lebar, keputusan Dewan Provinsi Teheran itu disambut gegap gempita oleh para suporter wanita Iran baik di dalam stadion ataupun jalanan. Langkah Iran ini sudah dilakukan Saudi saat awal 2018 dengan mengijinkan supporter wanita di stadion oleh Pangeran Mohammad bin Salman.

Seringkali supporter masih sering juga mempunyai image buruk dimata masyarakat, tentang sebuah fanatisme buta, aksi rusuh dan lainnya, bahkan tidak lupa juga kita sebagai wanita juga akan sering terseret dalam pandangan yang sama, selayaknya masyarakat yang dibuang dari lingkup ekosistem  bernegara.

BACA:  Persib Manfaatkan Built Up Buruk Persebaya

Wanita dan sepakbola adalah bagian penting dalam beberapa dekade ini, bisa kita saksikan dalam beberapa tahun ini, banyak orang yang menunggu pertangian Piala Dunia sepakbola wanita, selayaknya seorang kstaria mereka tangguh memainkan sang kulit bundar di lapangan.

Animo sepakbola juga dirasakan saat kaum hawa ikut berdiri menjadi pemain ke 12 atau supporter klub. Era akses media sosial yang sangat cepat mempengaruhi bahwa budaya mendukung sebuah team untuk kaum perempuan sangat terbuka, terlepas apapun sebuah jawaban mereka, sejujurnya alasan yang sama berbicara kecintaan klub adalah jawab terbaik.

Sisi Gelap Supporter Wanita (antara sebuah cinta/objek seksual kaum  pria biadab)

Sering kali kita melihat kaum pria merasa dirinya sangat hebat ketika bisa menaklukan hati kaum hawa, berbagai cara mulai dengan cuitan khas memanggil kaum hawa, mata genit dengan memperhatikan objek wanita hingga aksi pelecehan di stadion.

Mereka Pria yang tidak bisa mengkontrol hawa nafsunya, merasa bangga dengan apa yang dilakukan, jelas kami sebagai wanita sering merasakan ketidaknyamanan dalam mendukung klub di stadion khususnya.

Tanggal 19/08/2020 salah satu laga bigmatch yang mempertemukan salah satu tim besar di pulau Jawa, sempat beredar sebuah cuitan akun twitter yang mengalami pelecehan seksual oleh salah satu oknum supporter pria.

Pria tersebut tiba-tiba merangkul dari belakang, hingga menyebabkan korban sempat mengalami trauma dalam dirinya. Hal tersebut yang akhirnya membuat beberapa wanita enggan lagi pergi ke stadion. Tapi itu semua tidak menyulutkan niat saya dan teman-teman wanita yang lain untuk berhenti di dunia supporter meskipun orang tua kami merasa khawatir akan terjadi sesuatu hal yang buruk akan menimpa kami, kami juga tidak ingin hal yang buruk menimpa kami meski banyak sekali orang-orang yang tidak bertanggungjawab yang membuat kami risih.

BACA:  Rindu Magis Tambaksari

Kami tidak menjustifikasi semua supoorter pria melakukan hal yang sama. Masih banyak dari kami yang beruntung mempunyai teman-teman pria yang masih mau menerima respon baik untuk saling menjaga kami ketika pertandingan tandang atau kandang .

Kami para wanita juga memiliki kuasa agar kita juga tidak dianggap remeh oleh lawan jenis yang sering kali meresahkan buat kita, yang tanpa mereka sadari hal seperti itu membuat mental kita seringkali down.

Terlebih semua sudah sering terjadi di bebagai element supporter jangan pernah kejadian seperti ini di anggap tidak ada apa-apanya, kita semua berhak melawan hal yang seperti ini, karena hal yang terpenting adalah bisakah kami mendapatkan rasa aman dan nyaman untuk mendukung kecintaan kami tanpa adanya kasus pelecehan seksual ini?

Besar harapan kami untuk menyaksikan sang kebanggaan berlaga, bersorak bersama tanpa perlu khawatir akan dilecehkan. Ini menjadi PR kita semua, tidak hanya bagi kami sendiri , tapi semua element supporter wanita lainnya juga masyarakat secara keseluruhan .

Akhir kata, hingga hari ini posisi kami masih sama, KAMI INGIN RASA AMAN MENDUKUNG KECINTAAN KAMI TANPA ADA BENTUK PELECEHAN SEKSUAL !

SALAM SATU NYALI WANI!!

@Dancow_puti

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display