Piala Gubernur Jatim 2020, Turnamen Visioner dan Inovatif

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawangsa, membuka turnamen Piala Gubernur Jatim 2020 di Gelora Bangkalan. Foto: Joko Kristiono/EJ
Iklan

Pagelaran turnamen pramusim Piala Gubernur Jatim (PGJ) 2020 akan memasuki babak final yang mempertemukan Persebaya menghadapi Persija. Jika menengok kembali perjalanan turnamen ini, ada beberapa catatan visioner dan inovatif.

Ya. Turnamen yang dibuka secara resmi pada 10 Februari 2020 di stadion Gelora Bangkalan, Madura tersebut memang patut mendapatkan apresiasi karena muncul kembali setelah edisi terakhir terlaksana pada 2014 lalu dimana Persik Kediri menjadi jawara ketika itu. Dan, berikut adalah beberapa catatan visioner dan inovatif selama pagelaran turnamen.

Ujian Fisik Pemain dan Taktik Pelatih

Total ada 15 pertandingan yang dilaksanakan selama turnamen PGJ 2020 ini dari fase group hingga babak final. Setiap tim yang turut berpartisipasi dalam fase group akan bermain tiga pertandingan dalam tempo waktu empat hari. Belum termasuk yang lolos ke babak selanjutnya.

Iklan

Waktu recovery yang sangat minim adalah ujian bagi fisik serta stamina pemain dan juga taktik pelatih. Sebab pemain akan digembleng dan harus setara dengan robot atau mesin yang tidak punya rasa lelah dan selalu maksimal dalam setiap laga.

Grafis: Naim Fattah

Sebuah terobosan baru yang sangat spektakuler. Berharap hal ini dipertahankan dan terus dikembangkan demi kebaikan bersama. Mungkin kedepannya sebuah tim bisa bermain tiga pertandingan dalam sehari (bertanding pagi, siang dan malam hari) agar semakin menjadikan pemain layaknya robot dan mesin. Luar biasa, apresiasi untuk panitia pusat.

Gaya Minimalis dan Klasik

Selain itu, PGJ 2020 juga menerapkan sistem satu stadion tanpa pendamping untuk menggelar pertandingan terakhir group. Minimalis dan Klasik. Usaha yang bagus untuk menemukan sebuah win-win solution agar tidak berdebat dengan official broadcaster yang tentu ingin selalu membuat fans dapat menyaksikan tim kesayangannya.

Grafis: Naim Fattah

Terobosan sangat sangat sangat inovatif juga meski harus kembali ke gaya minimalis dan klasik karena telah “mendahului kembali” (nyalip tapi mundur, hehe) kebiasaan dari UEFA dan FIFA dalam menggelar turnamen, dimana pertandingan terakhir group dibawah naungan mereka akan selalu dimainkan secara bersamaan akibat “tragedi” yang terjadi di masa lalu.

Memandirikan “Anak-Anaknya”

Panitia pusat PGJ 2020 juga tidak lupa untuk berperan penting dalam kesuksesan “anak-anaknya” untuk mengarungi kompetisi musim 2020. Bagaimanapun, turnamen pramusim tujuannya untuk persiapan, kan?

Grafis: Naim Fattah

Semeru FC, Putar Sinar Giri (PSG), Deltras Sidoarjo, Persegres, Perseta Tulunggagung, Persibo Bojonegoro, Persatu Tuban adalah beberapa nama yang akan mengikuti kompetisi Liga 2 dan Liga 3 2020 mendatang. Status mereka pun juga “seorang anak” dari panitia pusat. Tetapi panitia lebih memprioritaskan tim undangan terkenal, baik lokal maupun lintas negara dan meminimalisir peserta hanya menjadi dua group demi glamornya turnamen.

Sangat luar biasa, memang baik sekali tujuan turnamen ini. Agar mereka tim dari Liga 2 dan Liga 3 menyiapkan uji coba sendiri sehingga mandiri. Apresiasi setinggi-tingginya bagi pihak penyelenggara.

Ujian Psikologis Tim

Belum sampai disitu saja, ada lagi catatan inovatif dari penyelenggaraan turnamen PGJ 2020 ini yaitu permainan psikologis. Hal baru dan sangat unik dalam sepak bola. Pasalnya, turnamen ini rilis secara resmi dengan publikasi jadwal fase group. Namun venue untuk babak semifinal dan final belum ditentukan. Bergantung siapa yang lolos atau pengajuan tuan rumah.

Belum lagi kebijakan istimewa terkait simpang siur pemindahan venue, perubahan jadwal, bahkan hingga hal remeh seperti official training di stadion tidak lepas dari ujian psikologis inovatif ini. Hal yang patut diapresiasi sangat sangat sangat amat besar sekali.

Sama seperti sebelumnya, ujian psikologis ini patut dipertahankan dan dikembangkan. Mungkin kedepannya dapat digali lagi potensi inovasi baru seperti penentuan venue 30 menit sebelum laga digelar, pemberian tanggung jawab panpel pertandingan ke klub bersangkutan 2 jam sebelum laga digelar, hingga ujian psikologis lainnya. Sangat melenceng dari standard FIFA dan turnamenn kelas dunia, namun tetap menarik untuk ditunggu ya hehehe.

Itulah beberapa catatan visioner dan inovatif dari pagelaran turnamen pramusim PGJ 2020 ini. Semoga panitia segera bertindak dan minimal mempertahankan prestasi luar biasa pada edisi ini demi keberlangsungan di masa yang akan datang.

Salam Satu Nyali, WANI!

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display