The post Pernyataan Sikap BWF atas Maraknya Aksi Kriminalitas Gerombolan Beratribut Persebaya appeared first on Emosi Jiwaku.
]]>Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, juga ikut geram atas aksi-aksi kriminalitas dari gerombolan beratribut Persebaya ini. Eri meminta polisi bertindak tegas dengan menangkap para pelaku kriminal.
“Tindakan tegas diperlukan karena mereka yang berbuat kriminal sejatinya bukanlah Bonek, melainkan pelaku kriminal yang ke sana ke mari hanya untuk mengambil keuntungan pribadi dengan mengatasnamakan Persebaya dan Bonek,” tulis Eri di akun Instagramnya.
Bonek Writers Forum (BWF) salah satu forum bonek yang berisikan para penggiat literasi juga ikut menyampaikan keprihatinan dan berharap permasalahan ini cepat selesai. Merespons pernyataan Eri Cahyadi yang menginginkan agar aparat bertindak tegas, maka BWF mengeluarkan pernyataan sikap:
Demikian pernyataan sikap ini kami buat. Besar harapan kami agar masalah ini segera teratasi. Mari kita jaga marwah Persebaya dengan memerangi Boling. (*)
Bonek Writers Forum (BWF)
Surabaya, 16 Februari 2023
Email: [email protected]
Kontak: 08121766215
The post Pernyataan Sikap BWF atas Maraknya Aksi Kriminalitas Gerombolan Beratribut Persebaya appeared first on Emosi Jiwaku.
]]>The post Lagi, BWF Kado Buku Untuk Ulang Tahun ke-94 Persebaya appeared first on Emosi Jiwaku.
]]>Di ultah ke-94 Persebaya tahun ini yang jatuh pada Jum’at (18/6/2021) besok, BWF membuat sebuah buku. Berisi 39 judul tulisan oleh 20 penulis. Dahlan Iskan, Bapaknya Bonek, berkesempatan menorehkan kata pengantar pada buku yang diterbitkan oleh Fandom ini.
Sebelumnya, BWF sendiri telah menghasilkan tiga buah buku. ‘Make Persebaya 9r3at Again’ (terbit versi digital format .pdf), ‘Tolak Bala Sepak Bola’ diterbitkan Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya). Serta ‘Sepak Bola Kelas Pekerja’ yang diterbitkan oleh Universitas Kristen (UK) Petra Surabaya.
Juga pernah menerbitkan koran digital yang bisa diakses di website sejarahpersebaya.com.
BWF sendiri lahir sejak Desember 2018. Anggotanya terdiri dari beragam profesi. Ada dosen, ASN, wiraswasta, pegawai swasta, freelancer, fotografer dan jurnalis.
Komunitas ini didirikan dengan tujuan untuk edukasi lewat literasi. Slogannya: Wani Nulis Gawe Persebaya. Tulisan tersebut bisa dirupakan dalam bentuk buku, koran digital atau di posting di website.
Harapannya, makin banyak tulisan yang dibuat maka Bonek (khususnya) paham akan sejarah klub kebanggaannya.
The post Lagi, BWF Kado Buku Untuk Ulang Tahun ke-94 Persebaya appeared first on Emosi Jiwaku.
]]>The post Menunggu COK The Series sebagai Sarana Silaturahmi Antar Suporter appeared first on Emosi Jiwaku.
]]>COK ini diadakan sebenarnya sebagai salah satu ajang mengenalkan buku yang akan diterbitkan oleh Universitas Muhammadiyah Surabaya. Buku yang berisi tulisan-tulisan dari para penghuni BWF. Penulis berasal dari berbagai kalangan mulai dari dosen, jurnalis, mahasiswa, pegawai pemerintahan, pegawai swasta, dll. Buku ini diberi judul “Tolak Bala Sepak Bola”. Buku kedua setelah yang pertama berjudul “Make Persebaya 92eat Again”.
Pada COK edisi 1 (7/5), diskusi mengambil tema “Aksi Kemanusiaan Seputar Sepak Bola” menghadirkan Agnes Santoso jurnalis TV dan dua dosen yakni RN Bayu Aji dan Fajar Junaidi. Pada masa pandemik Covid ini menjadikan diskusi menjadi menarik. Dilanjut edisi kedua (9/5) dengan tema “Bencana Itu Bernama Sepak Bola”. Yamadipati Seno, redaktur Mojok.co berbicara bersama Dianita Iushinta, seorang psikolog dan Dhion Prasetya dari Stats Rawon.
Dua edisi berikutnya yakni COK 3 (13/5) membahas “Media Suporter dan Pemain Saat Laga Terhenti”. Iwan Iwe dan Bimo dari portal Emosijiwaku.com didampingi moderator Riffi Alawi salah satu alumni Cak Suroboyo. Dan terakhir (16/5) dilangsungkan COK 4 dengan tema “Sepak Bola Itu Tragedi, Perang, dan Solidaritas”. Obed Bima seoarang dosen DKV UK Petra, Hari Setiawan dari Portal Jember, Andhi Mahligai dari Bonek Jabodetabek dan seorang ASN secara rinci membahas bersama-sama.
Karena diskusi berlangsung secara online dan terbuka maka para peserta tidak terbatas hanya datang dari Surabaya saja. Ada juga dari Jakarta, Yogyakarta, Demak, Makasar, Jember, Bali dan kota-kota lainnya. Diskusi semakin menarik karena bukan hanya dari kalangan Bonek yang hadir. Ada suporter lain yang juga hadir di antaranya Jakmania, Pasoepati, Brajamusti, Red Gank, dll.
Bahkan terlihat di layar aplikasi Zoom, ada nama-nama seperti admin Infosuporter, official klub Liga 1, bahkan hadir juga Achsanul Qosasi (AQ) presiden klub Madura United. Pak AQ hadir pada sesi keempat. Yang juga dihadiri presiden Red Gank salah satu suporter PSM Makassar.
Dari edisi 1 sampai 4, penulis mengambil saripati dari diskusi tersebut di antaranya adalah bahwa kemanusiaan jauh lebih penting dari sepak bola. Kehidupan sepak bola yang tidak hanya 90 menit tetap harus berjalan baik dari sisi pemain, official, wasit bahkan sampai di dunia suporternya. Termasuk juga stakeholder lain seperti pemerintahan dan federasinya.
Karena sangat banyaknya peminat dan harapan adanya edisi-edisi COK berikutnya, penulis berharap agar teman-teman BWF segera mengagendakan acara tersebut menjadi sebuah COK Series layaknya film atau drama Korea. Bisa jadi nanti di acara BWF ini, Bonek bisa satu Zoom dengan Aremania, Jakmania, Bobotoh, LA Mania, BCS, Slemania, Brajamusti, Pasoepati, Paserbumi dan semua suporter sepak bola Indonesia. Bahkan bisa juga nanti ada Ultras Malaya yang bergabung atau suporter luar lainnya. Karena sepak bola adalah salah satu hiburan dan alat silaturahmi buat kita semua.
Salam satu nyali!
The post Menunggu COK The Series sebagai Sarana Silaturahmi Antar Suporter appeared first on Emosi Jiwaku.
]]>