Turnamen ini Komunitas Moluccas ini terlaksana bekerja sama dengan Warkop 1927 Petekan Surabaya dan Warkop 22 Rajawali Surabaya. Digelar sejak pukul 10.00 hingga 17.30 diikuti 15 team futsal dari  klub Surabaya.

Keluar sebagai juara adalah tim Sakti FC (B). Sakti FC mengirimkan dua tim dalam turnamen perdana Bonek Moluccas ini. Pada laga final mengalahkan Indofoxes FC. Sakti FC (A) sudah gugur di babak penyisihan.

Pada perebutan tempat perebutan juara 3 kedua tim antara Korban Sarjana FC versus Ambonesse FC sepakat untuk dilakukan melalui adu penalti saja.  Ambonesse FC memiliki kiper PS Kopa Fano Pieters putra legenda Persebaya Ronald Pieters. Namun sayang, adu penalti tersebut Ambonesse FC  harus mengakui Korban Sarjana FC.

Mayos Kastera selaku ketua pelaksana mengaku puas dan gembira turnamen yang di pimpinnya berjalan dengan lancar tanpa terkendala.

“Overall turnamen berjalan lancar meski terdapat kekurangan yang akan menjadi evaluasi ke depannya” kata Mayos Bonek dengan potongan Mohawk dan jambang yang lebat ini.

Sementara itu perwakilan lain Melki Soumokil di lokasi juga menyatakan kegembiraannya.

“Ini adalah kegiatan perdana kita sebagai komunitas yang berusia seumur jagung, hadirnya beberapa legend Persebaya dalam kesatuan Putra Maluku (PUMA), terlihat pemain muda Persebaya Dicky yang melihat pertandingan, hadirnya bung Alex Tualeka yang menyempatkan melihat sejenak menambah semarak event perdana ini” kata bonek asal Krembangan ini.

Acara penyerahan hadiah diberikan oleh Koordinator Wilayah Utara Maluku Satu Rasa (M1R) Bung Alberto Sahertian. Dilanjutkan dengan foto bersama.

The post Sakti FC Juara Futsal Bonek Moluccas Cup 2021 appeared first on Emosi Jiwaku.

Sejauh ini, Karim telah bermain untuk Timnas Futsal Belanda sebanyak lebih dari 60 kali pertandingan Internasional. Karim datang ke Surabaya setahun yang lalu untuk bergabung bersama klub futsal asal Surabaya ini.

Keputusan berpetualang ke Indonesia merupakan keputusan sulit pada awalnya. Kepada EJ, ia mengatakan tidak pernah menyesali keputusan itu. Tingkat permainan futsal di Indonesia berbeda dibandingkan saat di Belanda. Ini disebabkan oleh tafsiran yang ia dengar sebelumnya.

“Pemain sepak bola indoor (futsal) di Indonesia lebih dapat beradaptasi di lapangan daripada pemain sepak bola indoor di Belanda,” ujar pemain asal Rotterdam ini.

Kehidupan di Surabaya sangat menyenangkan bagi Karim. Baginya, Surabaya adalah kota sibuk yang penuh kejutan. Karim tercengang melihat stadion di kota ini yang selalu ramai dipenuhi pendukungnya yang sangat antusias.

“Eropa dapat belajar dari para pendukung sepak bola di Indonesia. Para pemain di sini selalu dapat termotivasi berkat para pendukungnya,” kata Karim.

Karim pernah menonton pertandingan antara Persebaya melawan Persija. Ia mengatakan bahwa atmosfir di stadion sangat fenomenal.

Saat ditanya apakah suatu saat ia kembali bermain sepak bola dan bergabung bersama Persebaya, ia menjawab tidak. “Saya lebih menyukai bermain di lapangan indoor,” pungkas pemain berusia 22 tahun ini. (rick braker)

The post Karim Mossaoui, Pemain Timnas Futsal Belanda Yang Bela Klub Surabaya appeared first on Emosi Jiwaku.