Kisah Gruduk Archives | Emosi Jiwaku https://emosijiwaku.com/tag/kisah-gruduk/ Portal informasi terpercaya dan terkini tentang Persebaya dan Bonek Tue, 13 Oct 2020 10:34:10 +0000 en-US hourly 1 145948436 Donasi Gruduk Jakarta Untuk Bonek Korban Kecelakaan di Karawang https://emosijiwaku.com/2016/08/08/donasi-gruduk-jakarta-untuk-bonek-korban-kecelakaan-di-karawang/ https://emosijiwaku.com/2016/08/08/donasi-gruduk-jakarta-untuk-bonek-korban-kecelakaan-di-karawang/#respond Mon, 08 Aug 2016 02:26:49 +0000 http://emosijiwaku.com/?p=2597 Andhi BJ dari Bonek Jabodetabek yang juga koordinator Donasi Gruduk Jakarta ikut mengantar kepulangan dua Bonek itu.

The post Donasi Gruduk Jakarta Untuk Bonek Korban Kecelakaan di Karawang appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
EJ – Dua Bonek yang mengalami kecelakaan sepeda motor di Karawang saat akan mengikuti aksi Gruduk Jakarta (2/8) kini kondisinya sudah membaik. Saat ini keduanya sudah pulang ke rumahnya masing-masing.

Bobby asal Surabaya dan Cecep asal Tuban ditabrak pengendara lain saat akan mengambil spanduk. Bobby mengalami patah tulang, sementara Cecep mendapatkan beberapa jahitan.

Keduanya dibawa ke sebuah klinik untuk dirawat. Sempat beristirahat di posko yang didirikan Viking Karawang, keduanya sudah pulih. Sabtu, 6 Agustus, keduanya memutuskan pulang menggunakan KA Kertajaya via Stasiun Pasar Senen.

Andhi BJ dari Bonek Jabodetabek yang juga koordinator Donasi Gruduk Jakarta ikut mengantar kepulangan dua Bonek itu. Tak lupa, dia memberikan sumbangan yang diambilkan dari dana donasi.

“Dana donasi diberikan kepada dua Bonek yang alami kecelakaan di Karawang, masing-masing Rp 500 Ribu untuk membantu biaya pengobatan,” kata Andhi.

Dana donasi sampai saat ini memang masih sisa. Sebelumnya, dana juga digunakan untuk mengganti handphone Ketua NJ Mania, Farid, yang hilang sebesar Rp 1,5 Juta. Sebagian dana juga diberikan sebagai biaya perawatan anggota NJ Mania yang menjadi korban salah paham.

Sisa dana Gruduk Jakarta rencananya akan diberikan kepada Bendahara Arek Bonek (AB) 1927, Yudha Paroet untuk digunakan mendukung agenda-agenda Bonek berikutnya. (iwe)

The post Donasi Gruduk Jakarta Untuk Bonek Korban Kecelakaan di Karawang appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
https://emosijiwaku.com/2016/08/08/donasi-gruduk-jakarta-untuk-bonek-korban-kecelakaan-di-karawang/feed/ 0 2597
Kisah-Kisah Di Balik Gruduk Jakarta Yang Dibuang Sayang https://emosijiwaku.com/2016/08/08/kisah-kisah-di-balik-gruduk-jakarta-yang-dibuang-sayang/ https://emosijiwaku.com/2016/08/08/kisah-kisah-di-balik-gruduk-jakarta-yang-dibuang-sayang/#respond Sun, 07 Aug 2016 17:34:53 +0000 http://emosijiwaku.com/?p=2588 Dua kisah berikut ini mungkin tidak terasa mengharukan seperti kisah-kisah di balik Gruduk Jakarta sebelumnya.

The post Kisah-Kisah Di Balik Gruduk Jakarta Yang Dibuang Sayang appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
EJ – Dua kisah berikut ini mungkin tidak terasa mengharukan seperti kisah-kisah di balik Gruduk Jakarta sebelumnya. Namun, kisah-kisah ini memberi pengalaman tersendiri bagi mereka yang bisa saja menginspirasi. 

Naik Pesawat Pertama Kali Demi Persebaya

Saya memutuskan naik pesawat ke Jakarta mengikuti aksi Bonek. Ini adalah pengalaman pertama saya naik burung besi. Saya mendarat mulus di Bandara Soekarno-Hatta. Dari Bandara, saya naik bus jurusan Priok. Kemudian saya mencari Gojek yang akan mengantar saya ke Stadion Tugu di Jakarta Utara.

Di stadion, saya bertemu dulur-dulur Bonek se-Indonesia dan luar negeri. Setelah aksi Gruduk Jakarta berakhir, saya dan beberapa teman pergi ke Monas. Di sana, saya menyalurkan hobi saya mencari pokemon dan selfie.

Tak terasa waktu sudah malam. Teman-teman memutuskan pergi ke Stasiun Pasar Senen karena jadwal kereta mereka menanti. Saya pun terpisah.

Saya memutuskan pergi ke rumah saudara dan beristirahat sampai keesokan harinya. Paginya, saya berangkat ke bandara untuk menunggu pesawatt yang akan mengantar saya ke rumah. Sambil menunggu jadwal take-off, saya kembali mencari pokemon dan selfie.

Terus, lucunya di mana? Gak ada. Sekian. (*)

*) Soni Solikin (soni_*****@yahoo.com)

Bapak-Bapak Beri Kami Makan dan Minum di Kereta

Setelah aksi Gruduk Jakarta berakhir, saya naik kereta. Saya membeli tiket sendiri sehingga terpisah dari rombongan Bonek yang pulang ke Surabaya. Hanya ada satu dulur Bonek yang berasal dari Lumajang.

Di dalam kereta, saya duduk bersebelahan dengan bapak-bapak. Berikut percakapan saya dengan bapak itu.

Bapak (B): Mau kemana, Mas?
Aku (A): Mau balik ke Probolinggo, Pak.

B: Dari mana?
A: Habis ikut demo di Jakarta soal tuntutan Persebaya ke PSSI.

B: Oalah, rombongan Bonek ta, Mas?
A: Iya pak (karo ngguyu)
B: Yo Alhamdulillah Mas. Persebaya wes diakui. Salut gawe perjuangane arek-arek. Pancen nek musuh wong elit iku kudu di gruduk bareng-bareng.

A: Iya Pak. Bapak mau kemana?
B: Saya mau ke Banyuwangi. Nanti naik kereta lagi dari Stasiun Gubeng. Kalau dari Stasiun Pasar Turi ke Stasiun Gubeng naik apa? Ojek ada, Mas?
A: Ada Pak.

B: Berapa kira-kira ongkosnya?
A: Waduh, kurang tahu Pak. Mending bapak ikut sama saya saja. Tapi bonceng tiga. Soalnya ada anak Bonek Lumajang yang mau nebeng juga.

B: Bener gak papa ta Mas?
A: Iya gak papa Pak. Soalnya satu arah juga. Tapi gak papa kan bonceng bertiga?
B: Iya gak papa Mas.

Selama perjalanan, saya kemudian diberi makanan dan minuman. (Jelas iki rejeki anak sholeh soale duwek yo wes entek). Setelah sampai di Surabaya, saya mengantar bapak itu ke Stasiun Gubeng. Meski bertiga. (*)

*) Latifand Hakim (latifand*****@gmail.com)

The post Kisah-Kisah Di Balik Gruduk Jakarta Yang Dibuang Sayang appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
https://emosijiwaku.com/2016/08/08/kisah-kisah-di-balik-gruduk-jakarta-yang-dibuang-sayang/feed/ 0 2588
Kebaikan Ibu Samping Stadion dan Dua Putri Cantiknya Bikin Kami Betah https://emosijiwaku.com/2016/08/07/kebaikan-ibu-samping-stadion-dan-dua-putri-cantiknya-bikin-kami-betah/ https://emosijiwaku.com/2016/08/07/kebaikan-ibu-samping-stadion-dan-dua-putri-cantiknya-bikin-kami-betah/#respond Sun, 07 Aug 2016 16:33:47 +0000 http://emosijiwaku.com/?p=2584 Ada seorang ibu yang tinggalnya di sebuah gang kecil yang akhirnya memperbolehkan kami mandi di rumahnya.

The post Kebaikan Ibu Samping Stadion dan Dua Putri Cantiknya Bikin Kami Betah appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
EJ – Beberapa anggota Bonek Pacitan termasuk saya sangat antusias mengikuti Gruduk Jakarta untuk membela Persebaya. Meski kami berada di ujung selatan Pulau Jawa, kurang lebih 300 km dari Surabaya, kami dengan sepenuh hati berangkat ke Jakarta. Tujuannya agar PSSI mengakui status Persebaya sebagai anggota sah dan klub pujaan kami kembali berlaga di kompetisi.

Perjalanan kami ke Jakarta lancar dan tidak menemui kendala. Kami langsung mengikuti aksi Bonek yang dipusatkan di Stadion Tugu, Jakarta Utara. Dua hari kami bertahan di stadion. Sejak hari pertama, kami kesulitan mencari kamar mandi untuk membersihkan badan. Penyebabnya, kamar mandi stadion sangat terbatas jumlahnya. Bayangkan ribuan Bonek harus antri saling bergantian.

Kami kemudian memutuskan untuk mencari kamar mandi di rumah warga sekitar stadion. Saat itu hari masih pagi. Ada sekitar 10 Bonek termasuk saya yang mencari tumpangan mandi. Dengan bau sedikit apek, kami berputar-putar menyusuri gang-gang.

Gang kecil tempat ibu pemilik kamar mandi.
Gang kecil tempat ibu pemilik kamar mandi. (Foto: Google Earth)

Setelah berputar-putar cukup lama, keberuntungan kami pun muncul. Ada seorang ibu yang tinggalnya di sebuah gang kecil yang akhirnya memperbolehkan kami mandi di rumahnya. Gang kecil itu terletak di dekatnya Jl Pegangsaan Dua, Jakarta Utara. Dengan senang hati, kami pun segera mandi. Dua hari tidak mandi dan tiba-tiba ada air yang mengguyur tubuh kami. Priceless…

Kebaikan sang ibu tak berhenti sampai di situ. Beliau menyuguhi kami makanan dan minuman. Tentu saja kami senang. Rupanya keberuntungan kami bertambah. Tetangga beliau juga memberi kami jajanan.

Pada akhirnya, kami kemudian akrab dengan warga di gang kecil tersebut. Kami bercengkrama dengan warga dan ngobrol tentang Bonek dan Persebaya.

Sorenya, kami kembali untuk menumpang mandi. Beliau lagi-lagi memberi kami makan. Meski agak sungkan, kami melahap makanan pemberiannya.

Selesai makan, kami baru tahu jika beliau mempunyai dua orang putri yang sangat cantik. Secantik golnya Andik Vermansyah. Bisa ditebak kan setelah itu apa yang terjadi? Hehehe. Itu yang membuat kami betah bercengkrama di gang itu. Meski kami sudah selesai mandi, kami tetap bertahan. “Lek ngene carae, mending ndang nggawe KTP Jakarta,” celoteh seorang teman Bonek.

Sayangnya, waktu kami di gang itu harus segera diakhiri. Kami harus pamitan karena harus kembali pulang. Kami pun berpamitan kepada keluarga dan warga di gang kecil itu. Terlihat mata beliau redup saat kami berpamitan. Dan sayangnya lagi, kami lupa menanyakan siapa nama beliau dan kedua orang putrinya.

Terimakasih ibu untuk segala bantuannya. Maafkan kami sudah merepotkan ibu. Semoga ibu selalu dalam lindungan Allah SWT. Terimakasih untuk warga gang kecil atas segala bantuannya. Semoga kita dipertemukan lagi. Sekali lagi terimakasih ibu dan warga gang kecil. (*)

*) Diceritakan oleh Bojes, Bonek Pacitan.

The post Kebaikan Ibu Samping Stadion dan Dua Putri Cantiknya Bikin Kami Betah appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
https://emosijiwaku.com/2016/08/07/kebaikan-ibu-samping-stadion-dan-dua-putri-cantiknya-bikin-kami-betah/feed/ 0 2584
Istri Hamil, Bonek Ini Nekat Estafetan ke Jakarta https://emosijiwaku.com/2016/08/07/istri-hamil-bonek-ini-nekat-estafetan-ke-jakarta/ https://emosijiwaku.com/2016/08/07/istri-hamil-bonek-ini-nekat-estafetan-ke-jakarta/#respond Sun, 07 Aug 2016 06:44:33 +0000 http://emosijiwaku.com/?p=2573 Keinginan kuat membela Persebaya membuat Hengky Tan Anugrah, Bonek asal Porong, Sidoarjo ini nekat menempuh perjalanan jauh menuju Jakarta.

The post Istri Hamil, Bonek Ini Nekat Estafetan ke Jakarta appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
EJ – Keinginan kuat membela Persebaya membuat Hengky Tan Anugrah, Bonek asal Porong, Sidoarjo ini nekat menempuh perjalanan jauh menuju Jakarta. Meski uangnya cukup untuk membeli tiket, Hengky memilih jalan estafet. Dia naik satu kendaraan ke kendaraan lain bersama Bonek yang memilih cara yang sama.

Perlu beberapa saat meyakinkan sang istri yang sedang hamil 6 bulan agar diijinkan mengikuti aksi Gruduk Jakarta.

“Istri sempat marah karena saya meninggalkannya saat hamil. Apalagi saya memilih estafet. Alhamdulillah, akhirnya dia mengerti setelah saya memberi penjelasan bahwa tujuan saya untuk Persebaya dan Bonek berani kemana-mana walau sendiri,” kata Hengky. “Istri juga tahu kalau saya suka Persebaya sebelum kami menikah,” tambahnya bangga.

Hengky berangkat Jumat, 29 Juli 2016, pukul 15.00 WIB. Dari Porong, dia naik Kereta Komuter dan turun di Stasiun Pasar Turi. Dari sinilah petualangan estafet Hengky dimulai. Ada empat kendaraan yang ditumpanginya untuk sampai tujuan. Dan semuanya adalah truk, salah satunya truk trailer yang biasa mengangkut mobil.

“Saya nggandol truk yang menuju Romokalisari. Kemudian ganti truk ke arah Tol Bunder, Gresik. Dari sana saya ganti truk lagi turun di Tugu Pahlawan Pertigaan Tuban. Terakhir, saya numpang truk trailer arah Karawang,” katanya.

Hengky Tan ANugrah saat berpose dengan latar belakang truk yang ditumpanginya.
Hengky Tan ANugrah saat berpose dengan latar belakang truk yang ditumpanginya.
Dulur-dulur Bonek yang bersamanya.
Dulur-dulur Bonek yang bersamanya.

Hengky tak sendirian. Ada beberapa Bonek yang semua baru dikenalnya. Hampir semua sopir truk yang dimintai tumpangan mengiyakan permintaan Hengky dan Bonek lainnya. Sikap mereka juga ramah. “Kami sempat membelikan Pak Sopir makan, minum, dan rokok,” akunya.

Meski estafet, Hengky membawa bekal yang cukup. Dia mengaku membawa uang saku sebesar Rp 500 Ribu. “Buat makan, rokok, ngopi. Uang itu buat urunan untuk Bonek yang gak sangu blas. Sakno lek gak dibantu,” ujar pria yang mengaku tak gabung komunitas Bonek ini.

Soal konsumsi, Hengky dan Bonek lainnya mampir di warung nasi saat kendaraan mereka sampai di tujuan. Mereka juga urunan untuk membeli nasi bungkus.

Butuh sehari bagi mereka untuk sampai di Karawang. Kota di Jawa Barat ini merupakan titik kumpul bagi Bonek-Bonek yang memilih estafet.

Hengky bersama Bonek estafet lain ditampung di Posko Bonek Karawang pimpinan Cak Memet dan Hery Nurcholis. Mereka menginap selama dua hari. Dari posko, mereka diantar ke Jakarta menggunakan kereta.

Hengky mengaku tidak akan melupakan pengalaman estafetnya kali ini. Total ada 21 kota dan 4 propinsi yang dilewatinya. Yang paling berkesan adalah tanggapan masyarakat dari daerah-daerah yang dilewati Bonek.

“Masyarakat nampaknya senang dan bangga daerah mereka dilalui Bonek. Mereka menyapa: Onok Bonek, Onok Bonek. Mereka nanya: Persebaya main di mana? Kami Jawab: Persebaya tidak main, kami mau demo di Jakarta,” kata Hengky.

Tak selamanya perjalanan Hengky mulus. Apalagi ada isu sweeping yang dilakukan oknum suporter. Di daerah Bulukamba, Brebes, terlihat oknum The Jak yang sedang berkumpul di tengah jalan. “Kendaraan kami tidak sempat di-sweeping karena truk berjalan cukup kencang,” ujarnya.

Di daerah Palimanan, Cirebon, ada isu sweeping Aremania terhadap Bonek. Mereka kemudian ditemani dulur-dulur Viking Cirebon. “Untungnya, isu itu tidak terjadi dan perjalanan kami lancar.”

Hengky di tribun tempatnya menginap.
Hengky di tribun tempatnya menginap.
Tribun tempat Hengky dan Bonek menginap selama di Jakarta.
Tribun tempat Hengky dan Bonek menginap selama di Jakarta.

Hengky bahagia akhirnya bisa bergabung dengan ribuan Bonek di Stadion Tugu. Stadion itu menjadi tempat baginya untuk menginap. Dia memilih tidur di tribun VIP bersama Bonek-Bonek lainnya. Selama aksi, Hengky berkenalan dan menjalin silaturahmi dengan Bonek dari daerah lain. “Kami saling berbagi cerita dan foto-foto. Pokoknya senang.”

Perasaan Hengky bertambah senang saat PSSI menjanjikan bahwa status Persebaya akan dikembalikan pada Kongres mendatang. Tak lama lagi, Hengky bisa menyaksikan Persebaya berlaga.

Hengky bersama Gatot S Dewabroto di Stadion Tugu.
Hengky bersama Gatot S Dewabroto di Stadion Tugu.

Setelah mendapat kepastian nasib Persebaya, aksi Bonek di Stadion Tugu berakhir. Bonek yang estafet diantar pihak Polda Metro Jaya menggunakan bus menuju Cikampek, Jawa Barat, 3 Agustus. Hengky juga ikut dalam rombongan.

Namun perjalanan estafet Hengky belum berakhir. Dia dan Bonek lainnya harus melanjutkan perjalanan dengan estafet lagi. Mereka lagi-lagi harus nggandol truk melewati daerah-daerah seperti Cirebon dan Brebes. Hengky sempat mampir di Semarang dan dijamu suporter PSIS, Panser Biru dan Snex. Pihak Kepolisian mengawal mereka dengan ketat untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan.

Dari Semarang, mereka nggandol truk lagi menuju Rembang, Tuban, Perbatasan Lamongan Gresik. Akhirnya, pada 5 Agustus, pukul 01.30 WIB, Hengky sampai di Surabaya.

Bonek estafet lahir dari sebuah tradisi panjang. Hengky dan Bonek estafet adalah bukti bahwa Persebaya akan diperjuangkan bagaimanapun caranya. (iwe)

Rute Estafet Hengky: Sidoarjo – Surabaya – Gresik – Lamongan – Tuban – Rembang – Pati – Kudus – Demak – Semarang – Kendal – Batang – Pekalongan – Pemalang – Brebes – Cirebon – Indramayu – Subang – Purwakarta – Karawang – Jakarta

The post Istri Hamil, Bonek Ini Nekat Estafetan ke Jakarta appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
https://emosijiwaku.com/2016/08/07/istri-hamil-bonek-ini-nekat-estafetan-ke-jakarta/feed/ 0 2573
Nama Besar Persebaya dan Bonek Bikin Maskapai Ganti Tiket Saya Yang Hangus https://emosijiwaku.com/2016/08/06/nama-besar-persebaya-bikin-maskapai-ganti-tiket-saya-yang-hangus/ https://emosijiwaku.com/2016/08/06/nama-besar-persebaya-bikin-maskapai-ganti-tiket-saya-yang-hangus/#respond Sat, 06 Aug 2016 08:44:19 +0000 http://emosijiwaku.com/?p=2569 Hendra pulang menggunakan pesawat pada Kamis, 4 Agustus.

The post Nama Besar Persebaya dan Bonek Bikin Maskapai Ganti Tiket Saya Yang Hangus appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
EJ – Kisah-kisah yang mengharukan banyak ditemui setelah aksi Gruduk Jakarta selesai digelar. Seperti apa yang dialami Hendra dari Komunitas Bonek Menur 1927 ini. Hendra pulang menggunakan pesawat pada Kamis, 4 Agustus. Naas, saat menunggu pesawat di Bandara Soekarno Hatta, dia tertidur dan tertinggal. Bagaimana Hendra bisa kembali ke Surabaya dengan lancar? EJ menulis cerita Hendra yang diceritakannya di sebuah Warkop di Surabaya, Sabtu (6/8).

***

Setelah aksi Gruduk Jakarta di Stadion Tugu selesai Rabu sore (3/8), saya dan beberapa teman bergegas menuju Stasiun Pasar Senen. Bersama enam teman dari elemen Bonek Menur 1927, saya menaiki kendaraan umum dan turun di daerah Semper. Dari situ, saya naik kendaraan lagi menuju Stasiun Pasar Senen. Ini saya lakukan untuk berkoordinasi pemulangan Bonek Menur menuju Surabaya.

Setelah sampai di Stasiun, saya langsung rapat kecil dengan Bonek Menur perihal kepulangan mereka. Saya sendiri terpisah dari rombongan karena sudah membeli tiket pesawat untuk pulang ke Surabaya. Sekitar pukul 22.00 WIB, saya diantar Ricki dari Bonek Jabodetabek menuju Bandara Soekarno Hatta di Cengkareng. Jadwal pesawat saya pukul 04.30 pagi. Setelah sampai di bandara sekitar pukul 24.00 WIB, saya langsung istirahat sebentar.

Pukul 01.00 WIB, saya boarding dan check-in. Saya sempat membuka handphone untuk berkomunikasi dengan teman-teman sampai pukul 03.00 WIB. Sesudah itu, saya tidak ingat lagi apa yang terjadi. Alhasil saya bangun hampir pukul 05.00 WIB. Pesawat sudah berangkat tepat jadwal. Matilah saya, dalam hati. Tiket hangus, uang sudah mepet. Sempat stress sebentar dan bingung, saya lari ke Customer Service (CS) Lion Air.

Dengan badan lemas dan pikiran kosong, saya berjalan gontai menuju CS maskapai swasta itu. Di sana, saya bertemu salah satu CS. Dia mengatakan bahwa tiket saya hangus. Jika mau beli lagi, tiket pesawat berikutnya ada seharga Rp 600 Ribu. Sontak saya tambah pusing. Tiket kepulangan seharga Rp 440 Ribu yang saya beli dari Surabaya hangus. Salah saya karena memang saya ketiduran. Masih dengan atribut lengkap Persebaya, saya keluar kantor CS dan berjalan lemas keluar area bandara. Duduk termenung, memikir bagaimana cara mau pulang mengejar waktu hari ini harus masuk kerja.

Sebentar saya duduk di luar. Kemudian saya berjalan lagi ke CS. Sekitar pukul 05.35 WIB, saya disuruh menemui Pak Budi (bukan nama sebenarnya). Di situ saya ngobrol panjang lebar dengan Pak Budi. Cerita tentang Persebaya dan Bonek dalam perjuangannya. Ternyata Pak Budi mengikuti aksi Bonek di Stadion Tugu melalui layar kaca. Setelah ngobrol, Pak Budi tanpa saya minta mengatakan akan memberikan potongan tiket ke Surabaya sebesar 50 persen. Saya senang walau tentu saja masih memikirkan tiket yang hangus dan sisa uang di dompet.

Saya sempat diajak sarapan bareng tapi saya menolaknya dengan halus. Saya belum mandi tiga hari jadi saya sungkan mengganggu mood sarapan Pak Budi. Saya disuruh membayar tiket untuk penerbangan pukul 07.15 WIB dengan hanya membayar Rp 200 Ribu. Saya menggelengkan kepala bahwa uang saya tidak sampai sebesar itu sisanya. Lalu Pak Budi meminta saya menyerahkan KTP dan masuk ke kantor maskapai. Ini dilakukan setelah Pak Budi selesai sarapan.

Ternyata Pak Budi banyak tahu tentang Persebaya dan federasi. “Bonek hebat berjuang walau tanpa dukungan dari pihak manapun. Saya sangat hormat pada kalian,” kata Pak Budi sambil membawa KTP saya masuk kantor.

Tanpa saya duga, Pak Budi keluar membawa tiket atas nama sesuai KTP saya. Saya tanyakan berapa saya harus bayar. “FREE untuk pejuang tangguh,” kata pak Budi. Saya hanya diam tidak bisa berucap. Beberapa saat saya baru bisa mengucapkan terima kasih dan bersyukur.

Pak Budi memberi saya nomor handphone dan berpesan jika di Jakarta butuh bantuan, jangan sungkan kontak beliau. Lalu saya bersalaman dan mengucapkan terima kasih lagi. Dengan haru, saya keluar kantor menuju tempat check-in dan boarding. Jadwal pesawat pukul 13.30 WIB.

Inilah pengalaman saya mengikuti Gruduk Jakarta. Persebaya dan Bonek mendapat apresiasi yang luar biasa dari semua pihak. Terima kasih Pak Budi!

*) Diceritakan oleh Hendra, @BonekMenur1927

The post Nama Besar Persebaya dan Bonek Bikin Maskapai Ganti Tiket Saya Yang Hangus appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
https://emosijiwaku.com/2016/08/06/nama-besar-persebaya-bikin-maskapai-ganti-tiket-saya-yang-hangus/feed/ 0 2569
Beralaskan Rumput Stadion, Sepasang Bonek dan Dua Anaknya Bertahan Demi Persebaya https://emosijiwaku.com/2016/08/06/beralaskan-rumput-stadion-sepasang-bonek-dan-dua-anaknya-bertahan-demi-persebaya/ https://emosijiwaku.com/2016/08/06/beralaskan-rumput-stadion-sepasang-bonek-dan-dua-anaknya-bertahan-demi-persebaya/#respond Sat, 06 Aug 2016 07:03:42 +0000 http://emosijiwaku.com/?p=2562 Agung, arek Kapas Krampung, Surabaya ini mengajak istri dan kedua anaknya yang masih kecil ke Jakarta untuk membela Persebaya.

The post Beralaskan Rumput Stadion, Sepasang Bonek dan Dua Anaknya Bertahan Demi Persebaya appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
EJ – Aksi Gruduk Jakarta yang digelar 2-3 Agustus memang telah berakhir. Namun, banyak kisah mengharukan yang bisa kita petik sebagai pelajaran. Bagaimana seorang bapak mengajari anak-anak mereka tentang arti loyalitas pada klub yang dipujanya.

Agung, arek Kapas Krampung, Surabaya ini mengajak istri dan kedua anaknya yang masih kecil ke Jakarta untuk membela Persebaya. Sejak awal, Agung memang berniat mengajak keluarga. Semua biaya dikumpulkan dari kantong pribadinya. Itu semua dilakukan agar dia bisa membeli tiket kereta api untuk istri dan kedua anaknya. Tidak sepeser pun Agung meminta bantuan. Semua atas usaha sendiri bukan dari bantuan siapa pun.

Dua malam, keluarga kecil itu tidur di atas rumput Stadion Tugu, Jakarta Utara. Selama tiga hari pula, mereka berbaur dengan berbagai kegiatan yang ada. Mulai makan bersama, antri di toilet, bermain bersama Bonek yang lain, dan tentu saja melakukan aksi bersama. Saat semua peserta aksi naik tribun, keluarga kecil itu tak ketinggalan ikut bernyanyi dan dan meneriakkan yel-yel.

“Saya dan istri mencoba mengajari anak-anak cara mencintai Persebaya. Ini seperti yang dilakukan Bapak kepada saya dulu,” kata Agung saat ditanya alasan membawa anak-anak mereka.

Dua anak mereka masih berusia di bawah enam tahun. Saat mereka tidur, Agung dan istri dengan penuh kasih sayang menyelimuti tubuh mereka dengan jaket. Angin malam di stadion sangat dingin, apalagi menjelang pagi. Saat makan, menu makan mereka sama seperti yang lainnya. Nasi bungkus dari dapur umum buatan Bonek.

Agung banyak bercerita bahwa anak-anak mereka sangat senang selama di Jakarta. Banyak Bonek yang menghibur atau mengajak mereka bermain, makan bersama, dan beberapa aktivitas lainnya.

“Suasana seperti ini membuat mereka tidak jenuh dan bosan,” seru Agung.

Tak ada hiburan layaknya dunia anak di kampung atau perumahan. Mereka bertahan penuh di lapangan sepakbola siang dan malam.

Canda tawa dan polah tingkah kedua jagoan kecilnya itu sontak membuat suasana Stadion Tugu menjadi sedikit adem. Kehadiran mereka menjadi hiburan bagi Bonek saat menunggu kedatangan salah satu anggota Exco PSSI Tony Apriliani dan Menpora Imam Nahrowi.

“Alhamdulillah, selama di Jakarta, anak-anak tidak sakit dan rewel. Padahal kami tidur di alam terbuka. Saya akan selalu merindukan Persebaya,” kata Agung saat bertemu lagi dengan EJ di Stasiun Pasar Senen Rabu siang (4/8).

Dua anak Agung berposes bersama Andie Peci.
Dua anak Agung berposes bersama Andie Peci.

Keluarga itu masih terlihat gembira. Saat EJ mengambil foto anak-anak itu, raut muka mereka nampak sangat gembira. Tidak terlihat letih ataupun capek layaknya anak-anak seusianya.

Keluarga kecil ini adalah bukti sekian aksi nyata Bonek dalam mencintai dan mendukung Persebaya. Menumbuhkan kecintaan sejak dini siapa dan bagaimana Persebaya kepada anak-anak kita adalah satu proses yang harus dilakukan agar kelak generasi penerus juga mencintai Persebaya

Agung dan keluarganya mengajarkan kepada kita untuk tidak memutus mata rantai penerus Bonek di masa yang akan datang. Dengan adanya kehadiran mereka akan membuat masyarakat berpikir ulang bahwa menjadi suporter bukanlah hal bodoh, kampungan, ndeso, atau kriminal.

“No love is greater than of a father for his son.” (dan)

The post Beralaskan Rumput Stadion, Sepasang Bonek dan Dua Anaknya Bertahan Demi Persebaya appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
https://emosijiwaku.com/2016/08/06/beralaskan-rumput-stadion-sepasang-bonek-dan-dua-anaknya-bertahan-demi-persebaya/feed/ 0 2562
Bonek Bantu Urai Kemacetan di Semarang https://emosijiwaku.com/2016/08/04/bonek-bantu-urai-kemacetan-di-semarang/ https://emosijiwaku.com/2016/08/04/bonek-bantu-urai-kemacetan-di-semarang/#respond Thu, 04 Aug 2016 05:51:32 +0000 http://emosijiwaku.com/?p=2531 Bonek membantu mengurai kemacetan yang disebabkan ada mobil Avanza yang rodanya terkilir masuk kubangan.

The post Bonek Bantu Urai Kemacetan di Semarang appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
EJ – Gruduk Jakarta telah usai kemarin (3/8). Ratusan Bonek gelombang terakhir akan meninggalkan Jakarta, Kamis, 4 Agustus. Menurut pengamatan Tim EJ di lapangan, banyak juga rombongan Bonek yang siang ini (4/8) telah memasuki Semarang.

Bonek berangkat dengan aksi damai, pulang pun dengan aksi damai. Bahkan di wilayah Genuk, Semarang, Bonek membantu mengurai kemacetan yang disebabkan ada mobil Avanza yang rodanya terkilir masuk kubangan. Mereka meneriakan chant-chant ala stadion saat mendorong mobil hingga keluar dari kubangan.

“Mas, foto bareng, mas. Gawe kenang-kenangan,” ajak Sopir Avansa yang berasal dari Tambak Mayor, Surabaya. Bonek tidak hanya memiliki tekad yang kuat untuk berjuang. Bonek juga menjunjung tinggi kebersamaan, peduli dan tentunya loyal terhadap tim kebanggaan.

Meski Persebaya belum bertanding, bagi mereka Bonek lebih dari sekedar mendukung. Bonek seolah menjadi simbol perjuangan sepak bola tanah air saat ini.

Segera bangkit Persebaya. Bonek akan selalu di belakangmu dan meyakinkan bahwa Persebaya tak akan sendirian. Hati-hati dulur Bonek yang saat ini sedang dalam perjalanan. Ada keluarga yang menunggu di Rumah. Semoga dalam waktu dekat kita bisa mendukung Persebaya berlaga. Sekali lagi, hati-hati di jalan Pejuang! (irf)

Bonek yang membantu mengurai kemacetan di Semarang.
Bonek yang membantu mengurai kemacetan di Semarang.
Jalan berair yang membuat mobil avanza macet.
Jalan berair yang membuat mobil avanza macet.

The post Bonek Bantu Urai Kemacetan di Semarang appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
https://emosijiwaku.com/2016/08/04/bonek-bantu-urai-kemacetan-di-semarang/feed/ 0 2531