Ada tiga narasumber yang diundang yakni Hida Wahyu (desainer jersey), Yudha Mustopo (member Surabaya Jersey Community), dan Barry Junius (kolektor jersey). Acara bincang-bincang Persebaya ini akan dipandu moderator Ekavalen, member Bonek Campus.

Selama tiga jam, tiga narasumber akan habis-habisan membahas jersey terbaru Persebaya untuk Liga 1 2018. Meski jersey belum dijual, namun masih bisa dinilai dari segi desain, bahan, serta teknologi. Memang, desain, bahan, serta teknologi jersey terbaru Persebaya tidak banyak mengalami perubahan.

Seperti diketahui, Persebaya telah meluncurkan jersey mereka untuk Liga 1 2018 pada saat Blessing Game melawan Sarawak FA pada pertengahan Maret lalu. Jersey ini telah dipakai pada pertandingan perdana melawan Perseru. Berbahan sama dengan musim lalu, yakni memakai kain croco, jersey Persebaya diklaim lebih ringan dan nyaman dipakai pemain.

Yang terbaru, ada bahan kain polymesh yang berada di bagian bahu untuk membuang keringat pemain. Juga ada tujuh sponsor yang berada di jersey, tiga sponsor menghiasi bagian dada pemain, dua di lengan, dan sisanya di punggung.

Acara ini didukung oleh Satu Atap Co-Work, Toko Badjoe Doea Toedjoeh, Love Suroboyo, dan Cerita Surabaya. OSP edisi ketiga ini bisa diikuti secara gratis. (iwe)

The post Malam Ini, OSP Bahas Jersey Persebaya appeared first on Emosi Jiwaku.

Acara ini akan diadakan malam ini (22/2) di Kedai 27, Jl Sumatra 77, Gubeng, Surabaya mulai pukul 19.00 WIB. Terbuka untuk umum dan gratis, OSP edisi ini mengundang tiga narasumber. Mereka adalah RN Bayu Aji (Dosen UNESA dan Penulis buku Tionghoa Surabaya dalam Sepakbola), Miftakhul FS (Wartawan Jawa Pos dan Penulis buku Mencintai Sepakbola Indonesia Meski Kusut), dan Dhion Prasetya (Penulis buku Persebaya & Them).

Ketiganya akan membahas bagaimana kekuatan Persebaya saat ini dilihat dari nama-nama skuad yang telah terbentuk. Mereka juga akan menganalisa bagaimana permainan Persebaya di turnamen Piala Presiden 2018 dan uji coba terakhir melawan PSS Sleman.

“Acara ini dimaksudkan untuk memberi pencerahan kepada penggemar Persebaya tentang kekuatan timnya dan bagaimana peluangnya di kompetisi Liga 1 nanti,” ujar ketua panitia, Iwan Iwe.

Dipandu moderator Devina Ferling, audience diberi kesempatan untuk melontarkan pertanyaan sekaligus diskusi di sesi terakhir. Akan ada merchandise dari para sponsor yang dibagikan kepada pengunjung.

OSP merupakan sebuah talk show bola yang digelar rutin setiap bulannya. Acara ini membahas tema-tema seputar Persebaya dan Bonek. (*)

The post Malam Ini, OSP #2 Bahas Peluang Persebaya di Liga 1 appeared first on Emosi Jiwaku.

Topik mural dibahas dalam sebuah talk show bola bertajuk Obrolan Santai Persebaya (OSP) yang digagas EJ. Bertempat di Kroesel House Of Coffe (19/1), EJ mendatangkan tiga narasumber yang sangat berpengalaman tentang pembuatan mural serta memiliki suka duka selama berkreatifitas. Mereka adalah Obed Bima Wicandra, peneliti dan aktivis seni jalanan, Geyga Skins, anggota Gate 17 dan Muhammad Asy’ari, anggota Project Mural. Acara yang dimoderatori oleh Devina Ferling ini berjalan cukup seru dan menarik.

Seperti diketahui, mural adalah sebuah cara menggambar atau melukis yang bersifat permanen dengan media dinding atau tembok dengan permukaan ruang yang cukup luas. Mural sendiri dulunya dianggap merusak pemandangan kota, tapi kini mural dianggap sebagai seni yang bisa memperindah kota dan bahkan bisa menjadi ikon kota.

Berbicara tentang mural, tujuan dari seni yang kita lihat di tembok-tembok pinggir jalan adalah sebagai dukungan kepada klub kebanggaan arek-arek Suroboyo. Ikon kota Surabaya bukan hanya taman yang indah, melainkan seni mural Persebaya yang kreatif dan inovatif serta memiliki kandungan pesan di dalamnya.

Menurut Geyga alias Gosong, awal terbentuknya mural Persebaya adalah ketika Persebaya  dibekukan oleh PSSI dan tidak dianggap keberadaannya. “Di situlah letak ide teman-teman Bonek agar tidak diam dan menyuarakan semua dukungan melalui mural yang waktu itu bertemakan anti federasi, bangkitnya Persebaya, dan kalimat dukungan-dukungan lainnya,” ungkap Gosong.

“Semua bekerjasama menjadi satu agar bagaimanapun caranya Persebaya harus bisa diakui oleh PSSI kembali,” lanjutnya.

Sementara PMuhammad Asy’ari mengaku memiliki tujuan yang sama tentang pembuatan mural untuk Persebaya. “Persebaya dan Bonek memang tidak bisa dipisahkan lagi, bahkan mereka selalu bersama-sama menghadapi semua masalah yang ada di depan mereka. Selama pengerjaan, kami banyak dibantu Bonek di setiap kecamatan,” ujar pria yang akrab disapa Abah ini.

Terkait kendala-kendala selama pengerjaan mural terletak pada perijinan dan kesan masyarakat sekitar. Obed menjelaskan tidak mudah untuk meyakinkan masyarakat bahwa mural adalah sebuah seni yang memang harus ada dan dilestarikan. “Belum lagi masalah yang timbul dengan preman, serta komunitas graviti. Mereka beranggapan bahwa komunitas graviti mendapatkan saingan dengan adanya komunitas mural Bonek. Demikian juga dengan satpol PP yang tidak memberikan ijin terkait penggambaran mural,” ujar dosen DKV UK Petra ini.

Masalah dana juga menjadi kendala. Pembuatan mural tidak hanya membutuhkan cat, melainkan konsumsi orang yang mengerjakan mural itu. “Dana patungan dulu, kerjakan seadanya, tinggal nunggu donatur yang akan bantu sampai selesai. Karena tidak hanya untuk cat saja, tenaga juga seperti konsumsi,” ungkap Muhammad Asy’ari

Obed menjelaskan jika mural Persebaya memiliki kesan unik karena visual menjadi gaya hidup. Mural juga sebagai pembawa pesan, bukan hanya sekedar gambar. Selama gambar itu bagus dan bisa mengedukasi sepertinya mural tersebut bisa diterima oleh masyarakat. Semua masyarakat akhirnya ikut menjaga mural tersebut sebagai keindahan kota.

Mural pada hakekatnya berasal dari seni jalanan. Hambatan yang dialami bukan dari Satpol PP, preman dan komunitas lainnya, melainkan ruang-ruang yang membatasi seniman jalanan. Bagaimanapun seni, keunikan, dan keberanian orang Surabaya lebih diunggulkan.

Obed juga megungkapkan jika sebelumnya Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini menyediakan beberapa spot yang rencananya untuk destinasi wisata mural. Tapi sampai saat ini tidak belum ada kejelasan lebih lanjut. Bonek berharap bahwa kota Surabaya ini menjadi kota sepak bola yang bisa jadi jujukan sebagai kota olahraga.

Kedepan, Obed, Asy’ari dan Gosong berharap minta kepada semua elemen Bonek agar bisa sama-sama memberikan ide dan kreatifitasnya agar mural lebih bagus, lebih baik dan lebih inovatif lagi. Tak lupa juga perijinan ke pihak yang bersangkutan juga diselesaikan terlebih dahulu agar tidak ada masalah yang sampai timbul. Ini bisa dianggap sebagai pembelajaran yang serius.

Mereka juga berharap agar mural nantinya bisa lebih banyak menyemangati persebaya, masa-masa anti federasi masa-masa Persebaya bangkit seharusnya sudah mulai diganti. Agar lebih menarik, mem-Persebaya-kan masyarakat lewat mural bisa diterjemahkan lewat visual. Agar warga menganggapnya keren bukan malah takut sehingga ingin memunculkan keceriaan dan kekeluargaan.

OSP edisi perdana ini dihadiri sekitar 50 peserta. Mereka aktif menanyakan tentang mural di akhir sesi. Acara ini juga dihadiri salah satu pemain Persebaya, Misbakus Solikin. Pria yang juga kekasih Devina Ferling ini sempat menyampaikan sikap setuju saat ditanya bagaimana jika tembok di Lapangan Karanggayam digambar mural. “Saya sebagai pemain tentu setuju jika ada gambar mural di tembok Karanggayam. Hal itu akan lebih membakar semangat pemain,” ungkapnya.

Acara yang berlangsung sekitar 2,5 jam itu berakhir sekitar pukul 22.00 WIB. Rencananya, EJ akan membuat OSP edisi kedua bulan depan dengan tema berbeda. (rd)

The post Mural Persebaya Bisa Memperindah dan Menjadi Ikon Surabaya appeared first on Emosi Jiwaku.

Acara dipandu oleh Devina Ferling menghadirkan tiga narasumber yaitu Obed Bima Wicandra (Dosen UK Petra), Geyga Skins alias Gosong (Gate 17) dan Muhammad Asy’ari alias Abah (Project Mural). Tema OSP edisi perdana ini adalah Mural dan Persebaya. Sekitar 40-an peserta hadir memenuhi ruangan mungil dari kafe daerah Krukah Selatan itu.

Beberapa pernyataan menarik keluar dari narasumber maupun para peserta yang hadir. Dari yang hadir terlihat ada RN Bayu Aji (Penulis Buku dan Dosen Unesa) Gerson Sumolang (Pemerhari Sejarah Persebaya), Ipung (penulis buku), dan ada perwakilan dari IFI sebuah kantor kebudayaan Perancis di Surabaya.

“Bu Risma sudah saatnya juga melihat potensi mural Persebaya. Bisa menjadikan Surabaya sebagai tujuan wisata bola melalui mural,” kata Obed.

Selama ini Risma sebagai Wali Kota Surabaya sudah memberi ruang untuk seni mural di Surabaya. Hanya kurang memberi perhatian pada seniman mural dari kalangan Bonek. Obed juga mempunyai pesan menarik untuk mural Persebaya dimasa mendatang.

“Tetaplah menjaga ciri khas masing-masing. Yang terpenting adalah mural harus bisa menampilan pesan kepada masyarakat. Pesan itu sangat penting. Tidak sekedar gambar saja,” kata Obed.

Sementara Gosong mengungkapkan jika permasalahan dengan pihak Batik Keris beberapa waktu lalu membuat dia dan kelompoknya memetik pelajaran berharga untuk pembuatan mural ke depannya. “Sebelum kita “ngebom” tembok, kita pasti meminta ijin terlebih dahulu. Entah itu ke pihak swasta, Pemkot, atau kelompok mural yang sebelumnya menggambar tembok itu,” ujarnya.

Abah mengatakan jika tak ada hambatan yang dialami komunitasnya dalam mengerjakan mural. “Kita tidak mengalami hambatan dan tantangan berarti. Hambatan kita cuma dana yang terbatas. Biasanya kita urunan sebelum pengerjaan mural,” ucap Abah.

Ajang talk show yang digagas EJ rencananya akan digelar setiap bulan dengan tema-tema berbeda yang kaitannya dengan Persebaya dan Bonek. (bim/iwe)

The post Mural Persebaya Harus Lebih Punya Pesan appeared first on Emosi Jiwaku.

Komunitas mural saat ini yang semakin banyak di berbagai elemen bonek. Dua diantaranya adalah Gate 17 dan Project Mural. Dua komunitas ini pernah beraksi on the spot saat acara Bonek Fair 2017 di Parkir Timur Plaza Surabaya.

Mulai Januari 2018 ini, akan hadir sebuah cangkrukan santai yang membahas segala sesuatu tentang Persebaya. Obrolan Santai Persebaya (OSP) nama acaranya. Dan untuk tema OSP episode pertama ini adalah “Mural dan Persebaya”. Acara akan dilaksanakan di Kroesel House of Coffee di Jl Krukah Selatan 52, Surabaya, Jumat (19/1) besok.

Dimulai pukul 19.00 WIB, OSP menampilkan tiga narasumber dari komunitas mural dan aktivis. Mereka adalah Geyga Skins (Gate 17), Muhammad Asy’ari (Project Mural), dan Obed Bima Wicandra (Peneliti dan Aktivis Seni Jalanan). Acara ini dipandu Devina Ferling.

Acara OSP nantinya dikemas santai dan terbuka untuk umum. Ide, gagasan, dan sharing segala sesuatu terkait tema Mural dan Persebaya bisa disampaikan dalam obrolan nanti. Semoga OSP bisa menjadi tempat cangkrukan santai yang bermanfaat minimal untuk ajang bertemu dan silaturahmi antar pecinta Persebaya dan bertukar ide serta sharing pengalaman untuk masa depan yang lebih baik.

Sampai bertemu di OSP episode pertama. (*)

The post OSP #1: Mural dan Persebaya appeared first on Emosi Jiwaku.

Sebuah nama untuk cangkrukan  santai di luar lapangan atau tribun penonton tentang Persebaya dan Bonek. Acara ini awalnya hanya ide kecil untuk membuat semacam forum diskusi santai.Yang lokasinya bisa di mana saja dalam konsep yang tidak formal. Jika sebelumnya di web atau dunia digital sudah ada #EJSharing maka “OSP” ini sebagai off air-nya.

Obrolan-obrolan di luar lapangan seputar klub kebanggaan masih terus akan berkembang dan beraneka ragam. Dalam tiap acaranya, akan ada satu tema yang dibahas dan diobrolkan. Siapa saja bisa mengikutinya secara aktif dan berpartisipasi. Ajang dialog ini terbuka untuk umum.

Persebaya dan Bonek bukan sekadar klub sepak bola dan suporter fanatiknya. Ada hal-hal menarik lain untuk dibagikan seperti pengalaman, pengetahuan, dan penawaran ide-ide segar yang baru.

Harapannya dengan OSP di Surabaya ada acara rutin yang khusus membahas Persebaya dan bonek. Liga 1 akan segera dimulai tentu akan semakin semarak jelang kembalinya Green Force di kasta tertinggi. Partisipasi dan dukungan anda semua sangat kami harapkan untuk berjalannya OSP  ini. Mari songsong Liga 1 dengan dukungan, masukan, kritikan, ide-ide lain untuk Persebaya dan Bonek yang lebih baik.

Sampai jumpa di Obrolan Santai Persebaya (OSP) edisi pertama. (*)

The post Obrolan Santai Persebaya (OSP), Sebuah Talk Show Bola appeared first on Emosi Jiwaku.