Melalui sebuah video yang diunggah akun Youtube Bangga Surabaya, Risma begitu berapi-api menyampaikan orasi. Risma bahkan mengingatkan bahwa arek-arek Suroboyo merupakan anak cucu para pejuang.

Berikut pesan lengkap Risma untuk Persebaya:

Kalian semua anak-anakku, seluruh pemain dan seluruh tim dari Persebaya. Kalian adalah, semuanya adalah membawa nama Kota Surabaya. Kota Surabaya, kota yang sangat terkenal karena jiwa kepahlawanannya.

Karena itu, kalian semua tidak boleh gampang menyerah. Kalian semua tidak boleh gampang putus asa. Mari kita semua contoh para pejuang yang tanpa senjata, tanpa pengalaman apapun. Mereka bisa memenangkan pertempuran sehingga kita bisa tetap merdeka. Karena itu kalian semua, seluruh tim Persebaya, jangan menyerah!

Apapun yang kalian rasakan, sesakit apapun  yang kalian rasakan, sesulit apapun rintangan yang kalian hadapi, seberat apapun ejekan untuk kalian. Jangan dengar. Tujuannya adalah satu dan jangan rasakan, sesakit apapun, tujuannya adalah satu: kemenangan untuk kita, Kota Surabaya!

Bawa nama Kota Surabaya, bawa nama baik Kota Surabaya, untuk kami seluruh warga Kota Surabaya. Kalian harus menjadi pahlawan-pahlawan perang yang membuat kami se-Kota Surabaya bangga terhadap kalian. Jangan mudah menyerah!

Ingat! Kita adalah anak cucu para pejuang yang rela berjuang meskipun itu sakit sekali rasanya, pedih rasanya. Kalian  semua, menjadi kebanggaan kami, menjadi pahlawan-pahlawan kami yang mengibarkan bendera panji-panji Surabaya di bumi Nusantara kita tercinta.

Semoga Tuhan meridhoi kalian semuanya, dan kami semuanya. Sehingga piala kemenangan ada di Kota Surabaya.

Selamat Berjuang!

Pantang menyerah!

Untuk kita semuanya!

(rul)

The post Berapi-api, Pesan Risma ke Persebaya: Kalian Anak Cucu Pejuang! appeared first on Emosi Jiwaku.

Risma memohon agar Bonek tidak perlu memaksakan diri berangkat ke Malang. Dia tidak ingin ada korban lagi yang berjatuhan akibat sepakbola. Sejalan dengan itu, Risma mengajak agar Bonek berdoa bersama-sama untuk kemenangan Persebaya dari Surabaya.

Berikut petikan pesan Risma untuk Bonek:

Untuk anak-anak ku Bonek semuannya. Sudah ada larangan dari pemerintah, sudah ada larangan dari PSSI bahwa kalian semuannya tidak boleh berangkat ke Malang. Penyebabnya banyak sekali, di antaranya adalah supaya tidak ada korban lagi.

Tolong, satu nyawa, satu anak. Satu orang bagi keluarganya seperti ribuan orang. Jadi jangan ada korban lagi. Saya tahu itu berat untuk ditinggalkan, kita menginggalkan para pahlawan yang akan memperjuangkan Kota Surabaya.

Mari kita doakan bersama-sama. Di kota tercinta ini kita doa bersama-sama, kita nonton bersama-sama. Saya yakin Tuhan lebih mengabulkan itu, dari pada kita melanggar-melanggar apa yang sudah digariskan oleh PSSI dan pemerintah.

Mari anak-anakku bersama saya di Surabaya, kita berdoa sama-sama. Jangan pergi kesana sayang, cukup sudah korban yang ada. (dit/rul)

The post Bonek Sayang, Bu Risma Bilang Jangan Pergi, Berdoa Saja di Surabaya appeared first on Emosi Jiwaku.

”Hasil ini memang mengecewakan kami. Pun demikian dengan Bonek dan Bonita, karena harapan mereka sama dengan tim Persebaya,” kata Djanur sapaannya saat konferensi pers pasca pertandingan (9/4).

”Namun, ini bukan akhir segalanya. Kita masih punya peluang di Malang, kita akan habis-habisan untuk menang,” imbuhnya.

Persebaya juga bisa berharap dari keberuntungan Persebaya saat menjalani pertandingan final di luar Surabaya. Sejak statusnya dipulihkan oleh PSSI 2017 lalu, sudah dua kali Persebaya menjalani final di luar Surabaya. Dua pertandingan tersebut semuanya berakhir dengan kemenangan tim Bajol Ijo. Yakni pada saat Piala Dirgantara 2017 di Sleman dan Liga 2 2017 di Bandung.

Final Piala Dirgantara 2017 (8 Maret 2017)

Turnamen pra musim sebelum menghadapi Liga 2 2017 benar-benar dimanfaatkan dengan baik oleh Persebaya. Menjelang kembalinya Green Force ke kompetisi resmi PSSI, tim yang saat itu diarsiteki oleh Iwan Setiawan berhasil menggondol trofi Piala Dirgantara 2017.

Misbakus Solikin dkk berhasil menjadi juara setelah mengalahkan Cilegon United 2-0 di final. Dua gol Persebaya diciptakan oleh M.Syaifuddin pada menit ke 24 melalui sundulan kepala setelah memanfaatkan sepak pojok dari Misbakus Solikin dan Oktafianus Fernando pada menit ke 40 setelah menerima umpan terobosan dari Rendi Irwan. Kemenangan 2-0 tersebut sekaligus menjadi revans bagi Persebaya setelah di fase grup B Piala Dirgantara 2017 sempat takluk 1-2 oleh Cilegon United

Final Liga 2 2017 (28 November 2017)

Berpesta di Bandung. Itulah yang dirasakan oleh para seluruh elemen tim Persebaya dan Bonek setelah mengalahkan PSMS Medan 3-2 di final Liga 2 2017. Meskipun kedua tim sama-sama sudah dipastikan lolos ke Liga 1, baik Persebaya maupun PSMS tetap bermain spartan.

Persebaya langsung unggul cepat pada menit kedua melalui sepakan dari Rishadi Fauzi. Enam menit berselang PSMS menyamakan kedudukan melalui tendangan penalti I Made Wirahadi setelah Andri Muliadi menyentuh bola dengan tangan di kotak terlarang.

PSMS membalikkan kedudukan menjadi 1-2 setelah pada menit ke 37 Roni Fatahilah mencetak gol melalui proses tendangan bebas yang spektakuler. Pada menit ke 41 Persebaya menyamakan kedudukan 2-2 melalui Irfan Jaya yang memanfaatkan bola rebound tendangan penaltinya yang ditepis oleh kiper PSMS Abdul Rohim. Skor imbang 2-2 mengakhiri babak pertama.

Di babak kedua, baik Persebaya ataupun PSMS sama-sama memiliki beberapa peluang namun tidak ada satu gol pun tercipta. Pertandingan harus dilanjutkan di babak tambahan 2 x 15 menit. Dua menit babak tambahan berjalan Irfan Jaya mencetak gol kemenangan Persebaya setelah menerima sodoran umpan dari Riky Kayame.

Berbekal dua memori tersebut, bisa saja pada leg kedua nanti Persebaya akan kembali meraih kemenangan di luar Surabaya dan menjadi juara Piala Presiden 2019. Yang terpenting, Hansamu Yama cs harus bermain ekstra keras, ngotot, ngeyel dan ngosek agar dapat mewujudkan impian tersebut. (mni)

The post Menghitung Asa Persebaya Tambah Piala: Menanti Tuah Juara di Luar Kota appeared first on Emosi Jiwaku.

Dikutip dari pssi.org, operator mencatat enam pemain yang punya kans besar menjadi pemain terbaik. Tiga dari Persebaya yakni Manuchekhr Dzhalilov, Hansamu Yama, dan Amido Balde.

Adapun dari pihak Singo Edan yakni Makan Konate, Dedik Setiawan, dan Riki Kayame. Perebutan gelar pemain terbaik ini kian memanaskan tensi pertandingan mengingat Arema kini tengah di atas angin. Pada leg pertama lalu, Singo Edan memaksa Bajol Ijo bermain imbang 2-2.

Teka-teki yang terbaik di antaranya enam nama tersebut akan terkuak usai leg kedua partai puncak, Jumat (12/4/2019) di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang.

Asal tahu saja, pada Piala Presiden 2015, Zulham Zamrun terpilih sebagai pemain terbaik. Di tahun 2017, giliran Adam Alis Setyano yang menyabet penghargaan individu tersebut.

Tahun lalu, gelar pemain terbaik diraih bomber Persija Jakarta, Marko Simic. Dari tiga nama tersebut, ada satu kesamaan yaitu mereka sukses membawa timnya melaju hingga final Piala Presiden dan merebut gelar juara. (rul)

The post Pemain Terbaik Piala Presiden 2019, Milik Arema atau Persebaya? appeared first on Emosi Jiwaku.

Hidayat mengatakan jika ia mengalami cedera otot di bagian kaki. Bahkan kemarin (10/4), ia melakukan pengecekan ke Rumah Sakit untuk mengetahui sejauh mana kondisi cedera yang dialaminya.

“Cedera otot mas, hari ini (10/4) saya melakukan pengecekan cedera di rumah sakit,” katanya melalui pesan singkat kepada EJ, Rabu (10/4).

Peran Hidayat di lini tengah Persebaya sangat krusial. Di laga semifinal lalu, ia dipasang sejak awal untuk menghentikan serangan yang dilakukan oleh Madura United. Terbukti, gelombang serangan yang dibangun oleh Zah Rahan Kranggar dkk bisa dihentikan.

Keluarnya Hidayat sangat terasa di lini tengah Persebaya. Lini tengah Persebaya terlihat tidak bisa mengalirkan bola dengan maksimal. Bahkan, Misbakus Solikin yang diplot sebagai pengganti peran Hidayat tak bisa memberikan penampilan terbaik.

Sementara itu, pelatih Persebaya Djadjang Nurdjaman mengakui ditarik keluarnya Hidayat berpengaruh dalam permainan lini tengah Bajol Ijo.

“Hidayat mengalami cedera bawaan dari laga sebelumnya, dan agak kurang fit. Kita paksakan untuk main. Misbakus yang menggantikan Hidayat tapi hasilnya kurang sesuai dengan harapan,” paparnya. (dit)

The post Hidayat Cedera, Persebaya Kehilangan Peran Sentral di Lini Tengah appeared first on Emosi Jiwaku.

Pihak Polda Jawa Timur, Polrestabes Surabaya, Polres Malang bahkan harus melakukan rapat koordinasi (Rakor) bersama di Gedung Tribata Mapolda Jawa Timur untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Drs Luki Hermawan memimpin langsung rapat tersebut.

“Kami sampaikan untuk bola tahun ini, kami punya perhatian khusus karena bersamaan dengan kampanye dan Pilpres. Dan kami sudah sepakat akan sama-sama untuk pelaksanaan bola ini jadi cooling system (mendinginkan) dan hiburan,” kata dia usai Rakor, Senin (8/4).

Untuk leg pertama, dia menurunkan 3.500 personel keamanan. Jumlah itu lebih banyak dibandingkan laga biasanya yang hanya membutuhkan 2.200 personel keamanan.

“Karena ada hal-hal khusus jadi kami tambahkan 3.500 untuk pengamanan dan sudah diatur untuk pengamanannya besok,” paparnya.

Dia menambahkan, memorandum of understanding (MoU) bersama antara suporter Persebaya dan Arema sejak akhir dekade 90-an masih berlaku hingga kini. Dengan demikian, Aremania dilarang hadir saat leg pertama.

“Pada saat main di Surabaya suporter Arema tidak boleh datang dan sebaliknya, saat main di Malang pendukung Persebaya Surabaya juga tidak boleh datang,” tandasnya.

Dalam Rakor tersebut hadir pula Karoops Polda Jatim Kombes Pol Drs Herry Sitompul, Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan, Kapolres Malang AKBP Yade Setiawan Ujung, Danrem 084/Bhaskara Jaya Kolonel Inf Sudaryanto dan Panitia Pelaksanaan Piala Presiden. (dit/rul)

The post Aremania Dilarang Hadir, 3.500 Personel Amankan Final Persebaya vs Arema appeared first on Emosi Jiwaku.

Steering Committee Piala Presiden 2019, Cahyadi Wanda, mengaku bingung dengan jumlah penonton yang lebih dari 43.000 dalam laga itu. Padahal, pertandingan digelar sore hari dan bukan di hari libur.

“Saya mengapresiasi Kota Surabaya yang begitu mendukung Persebaya yang sangat luar biasa. Di hari kerja dan sore, tapi 43.000 penonton. Ini luar biasa,” urainya.

“Budaya sepak bola harus seperti itu. Kalau main malam dengan penonton segitu, saya gak kaget. Tapi ini main sore dengan penonton jumlah segitu. Perlu di apresiasi,” lanjutnya.

Sejauh ini, rekor penonton yang dipegang Persebaya vs Tira Persikabo diprediksi kembali pecah saat Bajol Ijo menjamu Madura United, Rabu (3/4). Pasalnya, 50.000 tiket sudah ludes ditebas Bonek.

“Angka terakhir saya tidak pegang, cuma yang memecahkan rekor saat laga Persebaya melawan Tira Persikabo. Itu adalah rekor terbesar dengan 43 ribu tapi secara total nanti kita akan berikan. Kami harap Persebaya bisa menghadirkan banyak penonton lagi,” pungkasnya. (dit/rul)

The post Bukan Hari Libur tapi Stadion Full, Bonek Bikin Panitia Piala Presiden Bingung appeared first on Emosi Jiwaku.

“Saya ingin membawa Persebaya lolos ke babak semifinal,” kata sang pelatih, Djadjang Nurdjaman usai memimpin latihan, Senin (25/3).

Namun, Persebaya tidak bisa hanya bicara target. Pengalaman di laga sebelumnya harus dirujuk jika ingin mengandaskan perlawanan tamunya. Terlebih, dalam babak penyisihan di Bandung beberapa waktu lalu, Green Force hanya mampu bermain imbang 0-0.

Hasil imbang selama 90 menit pertandingan itu tidak boleh terulang. Sebab, di fase 8 besar tidak ada babak tambahan. Artinya, jika selama 90 menit pertandingan masih belum mendapatkan pemenang, maka langsung dilanjutkan dengan adu tendangan penalti.

Jika laga sampai berlanjut di adu penalti, maka kedua tim hanya bisa sama-sama berharap banyak pada keberuntungan. Sayangnya, Persebaya punya tren telat memanaskan mesin.

Di fase penyisihan saat menghadapi Perseru Serui dan Persib Bandung, Green Force selalu lebih dulu tertinggal. Karena itu, Persebaya menyiapkan tim terbaik agar mampu unggul sejak awal.

“Persiapan cukup bagus, satu dua pemain agak sedikit cedera kecil. Namun, dimungkinkan untuk tiga hari ke depan bisa pulih. Kemudian ditambah lagi dengan pemain-pemain dari Timnas yang kembali. Mudah-mudahan di Jumat besok kita bisa menurunkan skuad terbaik,” tambah Djanur membocorkan kondisi tim.

Mantan pelatih PSMS Medan dan Persib Bandung itu kembali menegaskan target lolos ke semifinal. “Itu (semifinal) saja target saya tahun ini di Piala Presiden. Step by step-lah,” tegasnya. (dit/rul)

The post Siapkan Komposisi Terbaik, Jangan Tunggu Adu Penalti! appeared first on Emosi Jiwaku.

Irfan Jaya mengaku harus berjibaku untuk meladeni permainan keras salah seorang pemain Tira Persikabo, Parfait Louis Essengue Eloumou. Menurut Irfan Jaya, pemain yang pernah merumput di Serie A Liga Italia itu memang patut diwaspadai.

“Nomor 6 itu yang keras, waktu di Bandung keras sekali dan nabrak-nabrak gitu,” kata Irfan Jaya ketika ditemui Jumat (22/3), usai menjalani uji coba melawan Indonesia Muda (IM).

Lantas, apakah Irfan Jaya menyimpan dendam? Yang jelas, pemain berusia 22 tahun ini bakal membalas perlakuan Parfait Louis Essengue Eloumou dengan ganjaran setimpal berupa kemenangan Persebaya.

Ya, Irfan Jaya siap memberikan penampilan terbaiknya dalam laga delapan besar Piala Presiden 2019 melawan Tira Persikabo, Jumat (29/3) malam di Stadion Gelora Bung Tomo.”Kita main di Gelora Bung Tomo, jadi akan dibalas dengan kemenangan,” tegasnya.

Untuk memuluskan perjalanan Persebaya ke babak semi final, pemain terbaik Liga 2 2017 itu akan memaksimalkan peluang-peluang dari kakinya. Bahkan, ia tak ragu memanjakan Amido Balde yang bertindak sebagai targetman di lini serang Bajul Ijo.

“Saya siap untuk mebantu (Amido) Balde, kalau ada peluang untuk crossing saya akan crossing,” ungkapnya.

Irfan Jaya yang selalu diberikan kepercayaan menjadi starter di Fase Grup A Piala Presiden, ingin benar-benar tampil apik saat laga di gelar di Stadion Bung Tomo Surabaya. Dia mengaku di laga sebelumnya belum mampu memberikan kontribusi maksimal.

“Kemarin (lawan Tira) kan gak bisa cetak gol, di laga delapan besar akan berusaha untuk bisa memberikan yang terbaik. Baik asisst atau cetak gol ke gawang Tira Persikabo,” paparnya.(dit)

The post Irfan Jaya Curhat Dikasari Bekas Pemain Serie A, Balas Dendam? appeared first on Emosi Jiwaku.

Di babak 8 besar, tidak ada babak tambahan jika laga kedua tim berakhir imbang. “Kita sudah persiapkan untuk itu. Masih ada waktu untuk kita latihan adu penalti,” ujar Djanur.

TIRA Persikabo akan menjadi lawan yang sulit bagi Persebaya usai keberhasilan mereka mengakhiri babak penyisihan grup sebagai runner up Grup A. Young Warriors mengoleksi tujuh poin dengan catatan dua kali menang dan sekali seri. Mereka mengoleksi empat gol di fase grup.

“Untuk skema pinalti akan diterapkan hari Senin (25/3) besok,” ujar mantan pelatih PSMS Medan ini.

Sementara itu, untuk penjaga gawang yang bakal dipercaya dalam menjaga mistar gawang Bajol Ijo, Djanur masih belum menentukan pilihan. Termasuk Abdul Rohim dalam opsi tendangan penalti.

“(Abdul Rohim) masih belum 100 persen karena ada waktu seminggu. Segala sesuatunya masih bisa berubah,” paparnya.

Di laga ketiga grup melawan TIRA Persikabo, mantan kiper PSMS Medan itu berhasil menggagalkan tendangan pinalti Loris Arnaud di babak kedua. Aksinya menghindarkan Bajol Ijo dari kekalahan. (dit)

The post Tak Ada Babak Tambahan, Persebaya Siapkan Skema Tendangan Penalti appeared first on Emosi Jiwaku.