Persebaya dengan Damian Lizio dan Arema FC dengan Makan Konate. Dua pemain bernomor punggung 10 tersebut benar-benar menjadi kunci penyerangan tim Bajol Ijo dan Singo Edan pada leg pertama. Dengan permainan apik di leg pertama, bukan tidak mungkin pada leg kedua Lizio dan Konate bakal kembali kunci permainan dari kedua tim dalam laga penentuan juara.

Makan Konate

Gelandang Arema FC asal Mali ini berhasil memporak-porandakan lini tengah dan lini bekalang Persebaya pada pertandingan leg pertama. Konate benar-benar berhasil membuat Misbakus Solikin dkk kuwalahan dalam menjaganya. Ditambah lagi setelah M. Hidayat ditarik keluar, tidak ada lagi gelandang Persebaya yang memiliki tugas khusus untuk mematikan pergerakan Konate.

Pada leg kedua nanti jika para gelandang Persebaya tidak mematikan pergerakannya, bukan tidak mungkin pemain nomor 10 tersebut akan kembali merepotkan pertahanan Persebaya dengan skill-skillnya. Ditambah lagi Konate mempunyai kemampuan tendangan jarak jauh yang mematikan baik melalui open play maupun free kick. Konate sudah membuktikan kemampuan tersebut di leg pertama. Abdul Rohim sebagai kiper Persebaya di leg kedua harus mengatisipasinya agar kejadian seperti Miswar Saputra di leg pertama tidak terulang kembali.

Damian Lizio

Pemain yang digadang-gadang sebagai pengganti Robertino Pugliara ini semakin hari semakin nyetel dengan permainan Persebaya. Perannya sebagai pengatur serangan Persebaya benar-benar dilakoninya dengan baik. Tren penampilannya juga sedang meningkat.

Pada leg pertama final (9/4) lalu, pergerakan dan umpan-umpannya berhasil membuat barisan gelandang dan bek Arema FC sedikit kocar-kacir. Gol penalti yang dicetaknya juga berasal dari umpan matangnya kepada Amido Balde yang membuat Balde harus dilanggar oleh Hamka Hamzah di kotak terlarang. Dengan tambahan support dari gelandang lain ketika menyerang, kemungkinan besar Lizio akan memberikan ancaman kepada Arema FC melalui gocekan-gocekan dan umpan-umpannya (mni)

The post Player to Watch: Makan Konate dan Damian Lizio appeared first on Emosi Jiwaku.

Gol-gol tersebut tak lepas dari kontribusi para striker masing-masing klub. Persebaya dengan goal getter barunya Amido Balde dan Arema FC dengan idola baru para Aremania yaitu Riky Kayame. Keduanya telah mencetak 4 gol atau hanya berjarak 1 gol dari top skorer sementara yang dipimpin oleh Manuchekhr Dzhalilov dan Bruno Matos (Persija).

Amido Balde

Striker bertubuh jangkung ini benar-benar menunjukkan kelasnya sebagai pengganti yang sepadan dengan David Da Silva. Meskipun gaya bermainnya jauh berbeda dengan da Silva yang cepat dan memiliki tendangan yang keras, Balde membuktikan bahwa ia layak sebagai striker inti dari Bajol Ijo. Tak hanya kemampuan sundulannya yang mengerikan, kemampuannya dalam menahan bola dan berpindah ke posisi sayap menjadi kelebihan lain dari eks pemain Sporting Lisbon tersebut.

Bahkan dua assist yang diciptakannya di babak 8 besar dan semifinal berasal dari crossing di posisi yang biasanya dilakukan oleh para winger. Kemampuan dari Balde tersebut akan sangat dibutuhkan tim Bajol Ijo dalam menghadapi pertahanan Arema yang sejauh ini baru kebobolan 4 gol.

Riky Kayame

Saatnya pembuktian. Itulah kata yang paling cocok disematkan kepada Riky Kayame saat ini. Setelah tidak diperpanjang kontraknya oleh Persebaya karena dianggap kurang cocok dengan gaya main Djajang Nurjaman, Kayame langsung meledak bersama Arema FC di Piala Presiden kali ini. Dribble dan gocekan mautnya benar-benar membahayakan bagi setiap pemain bertahan lawan.

4 gol sudah diciptakan pemain yang saat ini mengenakan nomor punggung 21 tersebut. Kayame yang di Arema diplot sebagai winger/second striker benar-benar jauh mengerikan dibandingkan saat dipasang sebagai ujung tombak di Persebaya. Kayame yang sedang on fire dan ingin membuat pembuktian ke Djanur harus menjadi pemain yang paling diwaspadai oleh lini belakang Persebaya dalam pertandingan Final Leg pertama (9/4). (mni)

The post Players To Watch: Amido Balde dan Riky Kayame appeared first on Emosi Jiwaku.

Irfan Jaya

Saat ini Irfan Jaya menjadi salah satu pemain yang disorot performanya. Pasca kembalinya pemain berjuluk The Sniper dari Timnas Asian Games 2018 Agustus yang lalu, ia belum menunjukkan performanya yang gemilang layaknya di Liga 2 2017, di Persebaya sebelum Asian Games ataupun saat membela Timnas U-23 di Asian Games. Pasca Asian Games, Irfan justru kalah cemerlang dengan Osvaldo Haay yang bahkan tercoret dari Timnas Asian Games.

Saat lanjutan Piala Indonesia pun performanya belum bisa dikatakan gemilang karena lawan yang dihadapi belum selevel dengan Persebaya. Pada Piala Presiden performanya juga masih biasa saja meskipun mencetak gol ke gawang Persib.

Pertandingan melawan Tira Persikabo besok menjadi waktu yang tepat bagi Irfan untuk mengeluarkan performa terbaiknya. Pasalnya, Osvaldo Haay juga telah kembali dari timnas U-22. Ketika Irfan tampil kurang maksimal bisa saja posisinya di sayap digantikan oleh Osvaldo Haay ataupun Oktafianus Fernando.

Dengan penampilan rambut pirang barunya semoga saja Irfan Jaya bisa secemerlang Osvaldo Haay yang musim lalu tampil gemilang saat rambutnya di cat pirang.

Osas Marvelous Saha

Pemain baru Tira Persikabo ini harus diwaspadai oleh seluruh bek Persebaya pada pertandingan besok. Pasalnya, ia telah mencetak 3 gol dari 2 laga yang telah dijalaninya. Perseru Serui (kini Badak Lampung FC) dan Persib Bandung menjadi korban keganasan dari Osas Saha.

Mungkin saja, jika Osas tidak di-kartu merah pada pertandingan melawan Perseru (7/3) yang lalu bisa saja hasil pertandingan Persebaya melawan Tira Persikabo dalam laga pamungkas grup A (12/3) yang lalu tidak berakhir dengan skor kacamata.

Meskipun telah berusia 32 tahun, pemain yang kini berstatus menjadi WNI tersebut masih cepat dan tajam. Sekali saja Otavio Dutra dkk lengah, Osas tak akan segan-segan untuk menghukum pertahanan Persebaya. (mni)

The post Player To Watch: Irfan Jaya dan Osas Marvelous Saha appeared first on Emosi Jiwaku.

Abu Rizal

Nama Abu Rizal “Rodeg” secara mengejutkan muncul sebagai salah satu pemain dengan rating terbaik dalam dua laga terakhir yang dilakoni Persebaya. Meski posisi naturalnya adalah gelandang, namun Rizal ternyata mampu tampil sangat baik ketika dipasang sebagai bek kanan.

Mengisi pos full back kanan, Rizal membuat serangan Persebaya dari sisi sebelah kanan menjadi lebih hidup. Berbekal stamina tinggi yang ia miliki, Rizal secara konsisten mampu naik-turun membantu serangan dan pertahanan. Pada pertandingan liga terakhir kontra PSIM, kombinasi Rizal dan Kurniawan Karman di poros kanan Persebaya mampu membendung agresivitas sayap kiri PSIM yang ditempati oleh Rangga Muslim. Pada laga tersebut, Rizal uskses mencatatkan 3 kali clearance dan 1 kali intercep.

Pada laga menghadapi Persatu, Rizal “Rodeg” diprediksi akan kembali mengisi satu slot pemain inti di posisi bek kanan. Umpan-umpan crossing Rizal dari sisi sebelah kanan akan menjadi santapan empuk bagi striker utama Persebaya, Rishadi Fauzi.

Agung Suprayogi

Agung Suprayogi menjadi salah satu nama senior di barisan pemain Persatu Tuban. Meski usianya tak lagi muda, namun pengalaman dan jam terbang Agung membuatnya menjadi sosok penting yang membuat Laskar Ronggolawe mampu menjadi penguasa klasemen sementara Grup 5.

Sejauh ini, Agung Suprayogi sudah mencetak tiga gol bagi Persatu. Madiun Putra, Persinga Ngawi dan Martapura FC adalah korban dari gol-gol mantan pemain Persik Kediri tersebut. Agung sendiri merupakan tipe penyerang murni yang lebih banyak beroperasi di dekat kotak penalti lawan. Umpan-umpan bola daerah merupakan “menu” favorit bagi striker bernomor punggung 10 tersebut. Di lini depan Persatu, Agung akan mendapatkan dukungan dari rekan duetnya yakni Yan Helda Ratama serta Danu Rosade dari lini tengah.

Pada duel kontra Persebaya nanti, Agung Suprayogi merupakan lawan sepadan untuk Rachmat Latief. Kecerdikan Agung dalam memanfaatkan peluang di kotak penalti lawan harus diantisipasi oleh Rachmat Latief dan lini belakang Persebaya. (rvn)

The post Players to Watch: Abu Rizal dan Agung Suprayogi appeared first on Emosi Jiwaku.

Kedua tim mempunyai pemain-pemain yang kemampuannya berimbang. Ada beberapa pemain yang layak ditunggu penampilannya dalam pertandingan ini. Mereka adalah Sidik Saimima (Persebaya) dan Abdul Rahman Abanda (Persik).

Sidik Saimima

Musim ini, Sidik Saimima menjadi salah satu pemain Persebaya yang bermain di bawah radar. Namanya mungkin tidak terlalu diperhitungkan seperti halnya Misbakhus Solikin atau Rishadi Fauzi yang menjadi sumber gol utama Bajul Ijo. Namun secara permainan, Saimima memiliki peran yang sangat krusial di lini tengah Persebaya.

Dalam tiga pertandingan liga terakhir, pemilik nomor 7 ini selalu menjadi pilihan utama. Menghadapi Martapura FC, Persepam MU dan terakhir PSIM Jogja, Sidik Saimima selalu menghuni starting line-up berduet dengan Misbakhus Solikin sebagai double pivot Persebaya di lini tengah. Berbeda dengan Solikin yang berperan sebagai playmaker, Saimima bertugas sebagai breaker di lini tengah. Karakter defensifnya pun sangat berguna untuk membendung serangan lawan.

Di setiap pertandingan, Saimima selalu memiliki work rate yang sangat tinggi. Ia tak henti-hentinya berlari mengejar bola dan mematikan gerak lawan. Kinerja maksimal Sidik Saimima di lini tengah pun meringankan tugas Misbakhus Solikin dalam mengatur irama serangan Green Force.

Abdul Rahman Abanda

Tak butuh waktu lama bagi Abdul Rahman “Abanda” untuk menjelma menjadi bintang baru di skuad Macan Putih, Persik Kediri. Meski menjadi pemain terakhir yang bergabung di tim Persik, Abanda tidak membutuhkan waktu lama untuk beradaptasi.

Dalam partai perdananya berseragam ungu Persik, Abanda langsung mencetak brace ke gawang Perssu Sumenep. Performa ciamik Abanda pun langsung mengantarkan Persik untuk sementara bertengger di posisi kedua klasemen sementara Grup 6. Bersama Arif Yanggi dan Ferry Kurniawan, mantan penyerang PSM Makassar dan Persiba Balikpapan itu pun membentuk trio mematikan di lini serang Persik Kediri.

Jika dimainkan pada laga uji coba melawan Persebaya, Abanda pun berkesempatan untuk membuktikan kemampuannya. Pada awal musim lalu, nama Abdul Rahman Abanda sempat dikaitkan dengan Persebaya. Namun sayangnya, Abanda mendapat penolakan oleh pelatih Persebaya sebelumnya. (rvn)

The post Players to Watch: Sidik Saimima dan Abdul Rahman Abanda appeared first on Emosi Jiwaku.

Misbakhus Solikin

Menjadi jenderal lapangan tengah Persebaya, peran Misbakhus Solikin seolah tak tergantikan. Pada gelaran Piala Dirgantara di Sleman beberapa waktu lalu, Solikin hanya absen pada satu pertandingan saat melawan Persbul Buol. Selebihnya, pemain bernomor 6 itu selalu menjadi starter.

Kemampuan Solikin sebagai holding midfielder memang membuatnya menjadi pilihan utama di sektor tengah. Solikin memiliki kemampuan yang baik dalam membaca permainan. Umpan-umpannya juga sangat akurat. Selain itu, Solikin juga bagus dalam memulai serangan serta membantu pertahanan.

Duetnya bersama Sidik Saimima membuat lini tengah Persebaya menjadi lebih hidup. Saimima yang berkarakter destroyer menjadi pasangan yang pas bagi Solikin yang lebih bertipe playmaker. Hampir semua serangan Green Force bermula dari Saimima yang merebut bola dari lawan, kemudian diberikan pada Solikin yang akan mendistribusikan bola ke depan atau ke sayap.

Dengan peran yang diembannya, Solikin bisa saja menjadi key player alias pemain kunci saat Persebaya menjamu PSIS. Skema serangan dan alur permainan Persebaya akan berpusat pada Solikin. Jika ia mampu menampilkan performa terbaik, maka tugas Rendi Irwan dkk. di lini serang akan menjadi lebih mudah.

Johan Yoga Utama

Johan Yoga Utama meneruskan tradisi PSIS Semarang yang memiliki striker tajam di tiap musimnya. Bergabung dengan PSIS pada tahun 2015,  Johan Yoga langsung menjadi aktor protagonis di lini depan Mahesa Jenar.

Memiliki postur tinggi dan tegap, Johan Yoga merupakan pemain depan bertipe poacher yang tugasnya menyelesaikan serangan. Gol  demi gol dihasilkan oleh mantan pemain Martapura FC dan Persiba Balikpapan itu, termasuk mengantarkan PSIS menjuarai Piala Kapolda Jateng 2015 dimana ia juga berhasil meraih gelar top scorer.

Pada gelaran Indonesia Soccer Championship (ISC) B 2016 musim lalu, Johan mampu tampil mengkilap dengan menyabet gelar top scorer. Meski gagal mengantarkan PSIS ke babak 8 Besar, namun kontribusi Johan sangat nyata karena ia mampu mencetak 15 gol.

Peran pemain kelahiran Semarang, 19 Februari 1990 di tim PSIS juga sangat sentral karena ia adalah kapten tim. Meski pada pertemuan pertama di Jatidiri, Johan gagal menjebol gawang Persebaya, namun pada laga kedua di GBT nanti dia tetap menjadi salah satu pemain yang harus diwaspadai lini belakang Green Force. (rvn)

The post Player to Watch: Misbakhul Solikin dan Johan Yoga Utama appeared first on Emosi Jiwaku.