Wajahnya tidak asing, gaya bermainnya begitu mirip, ya, sangat mirip dengan legenda Persebaya dan Timnas, Bejo Sugiantoro. Cara Ia berlari, passing bola, gestur tubuh, semuanya, seperti membangkitkan memori Bonek dan pendukung timnas medio tahun 2000an dengan ayahnya.

Namanya juga seperti tidak asing, Irianto, ya, seperti nama almarhum Eri Irianto, pemain Persebaya dan Timnas Indonesia asal Kraton, Krian, yang mengakhiri hidupnya pada insiden tabrakan dengan pemain lawan di stadion Gelora 10 Nopember.

Pada usia yang begitu muda, kemampuan sepak bolanya mungkin seperti umumnya pemain wonderkid lainnya, yang paling menonjol pada Rian muda saat itu adalah kedewasaannya, rasa-rasanya sulit dipercaya kalau ia masih 17 tahun.

Sempat beberapa kali ketika momen panas di Stadion Gelora Bung Tomo yang membuat emosi Bejo Sugiantoro, justru Rian lah yang turun untuk menenangkan Ayahnya. Walaupun lebih sering bermain untuk timnas baik kelompok umur maupun senior, setiap Rian bermain di Persebaya merupakan hal yang istimewa.

Rian siap dan lebih sering dimainkan bukan pada posisi aslinya sebagai bek tengah, digeser sebagai bek kiri, gelandang bertahan, Ia lakukan hampir sama baiknya. Termasuk gol debut di Liga 1 ketika tendangan keras dari luar kotak penalti menjebol gawang Tira-Persikabo dirayakan dengan tangis dan haru, Rian terlihat begitu emosional membuat kita yang menonton merasakan begitu Boneknya seorang Rian.

Hingga tiba musim 2021/2022, Musim ini adalah musim pertama Rian ditunjuk sebagai kapten tim, masih sangat muda, 23 tahun, bermain reguler di timnas senior, satu posisi yang tak tergantikan walaupun dimainkan di posisi gelandang bertahan.

Bermain luar biasa sepanjang tahun bersama timnas dan berhasil membawa lolos ke final Piala AFF meskipun gagal juara karena kalah dengan Thailand merupakan prestasi luar biasa dengan squad muda pelatih Shin Tae-yong.

Penampilan yang bagus di timnas membawa harapan tinggi bagi Bonek ketika Rian kembali bermain ke tim Persebaya Surabaya. Namun, timnas dan Persebaya berbeda, Coach STY dan Coach Aji berbeda, rekan satu tim berbeda, gaya bermain pun berbeda.

Harapan tinggi Bonek tidak berhasil menjadi kenyataan. Rian sebenarnya tidak bermain jelek, tapi memang tidak seistimewa seperti ketika bermain di Timnas. Kompleksivitas antara kejenuhan orang terhadap pandemi dan larangan menonton sepak bola langsung di stadion menjadikan media sosial sebagai media untuk mendukung dan menunjukkan ekspresi.

Disaat naik-turun hasil yang diraih Persebaya membuat ekspresi Bonek bermacam-macam, ada yang menghujat dua penyerang asing Jose Wilkson dan Arsenio Valpoort yang bergantian masuk di tim, ada yang menghujat Coach Aji, ada juga yang menghujat pemain-pemain, termasuk Rahmat Irianto sebagai kapten tim.

Yang terparah memang tuduhan adanya nepotisme di klub Persebaya karena hubungan anak-ayah antara Rian dan Bejo Sugiantoro sebagai asisten pelatih. Ah, sial, sedewasanya Rian, Ia tetap manusia.

Ucapan “Persebaya tetap melekat pada kami! Selamat Bertugas Ayah! Bejo Sugiantoro” rasanya kalimat perpisahan yang menjanggal, seakan Rian sedang mundur sementara, legawa agar antara Bejo dan Ia tetap bisa berkiprah di sepak bola, mengalah dengan keadaan, jikalau bergabungnya dengan Persib Bandung, adalah keputusan yang sangat tepat.

Ada misi yang sedang Rian kejar, pertama sebagai pembuktian bahwa Ia adalah pemain hebat, kedua keluar dari zona nyaman di Persebaya untuk meningkatkan kualitas diri, apalagi Persib Bandung akan bermain di kompetisi Asia.

Masih segar memori ketika Bejo Sugiantoro menggendong Rian kecil saat selebrasi Persebaya juara musim 2004, Rian adalah Bonek, Rahmat Irianto adalah Pangeran Persebaya.

Semoga sukses pangeran, seorang Bonek punya mental WANI merantau, jika sudah saatnya, Bonek tau kapan waktunya pulang ke rumahnya, Persebaya Surabaya.

Persebaya Selamanya.

The post Mundurnya Pangeran Persebaya Surabaya appeared first on Emosi Jiwaku.

Untuk urusan skill individu pemuda kelahiran 3 September 1999 ini juga tidak usah diragukan, selalu menjadi pilihan utama di Persebaya dan selalu terpilih untuk memperkuat timnas Indonesia di berbagai level umur, terakhir di timnas senior piala AFF 2020 yang di selenggarakan di Singapura pada bulan Desember 2021 pemain yang satu ini juga tidak tergantikan posisinya di pemain inti timnas Indonesia. Salah satu kelebihan Rian demikian biasa dipanggil adalah tipe pemain modern yang bisa menempati beberapa posisi dengan sama baiknya, beberapa posisi yang biasa ditempati adalah center back, fullback kiri dan juga gelandang bertahan yang merupakan posisi yang paling sering ditempati sekarang.

Rian di beberapa pertandingan terakhir bersama Persebaya penampilannya menjadi sorotan karena banyak yang menilai performa dari pemuda berusia 22 tahun ini menurun jika dibandingkan dengan penampilannya yang sangat dominan di timnas Indonesia. Banyak tuduhan diarah ke Rian mulai dari dianak emaskan di klub, sudah tidak bermain sepenuh hati hingga hanya menjadi beban buat klub yang dibelanya. Ini sangat disayangkan karena sebagai pemain muda yang masih panjang perjalanan karirnya sebagai pemain bola tentu Rian butuh dukungan dari Bonek sehingga terus bisa berkembang di klub yang dibelanya.

Dari sudut pandang penulis sebenarnya secara performa penampilan Rian tidak menurun tetapi justru performa Persebaya yang meningkat pesat di sisi kecepatan permainan. Jika kita ingat di awal kompetisi Liga 1 2021/2022 digelar, barisan gelandang Persebaya diisi Rian bersama M.Hidayat dan Ricky Kambuaya, dari ketiga nama tersebut Rian dan Ricky merupakan gelandang dengan tipikal stylish atau boleh dibilang gelandang yang tidak begitu mengandalkan kecepatan dalam permainannya tetapi lebih mengandalkan kemampuan membaca permainan dan melihat area kosong di pertahanan lawan.

Di Era sepakbola modern sebelas pemain diatas lapangan adalah sebuah kesatuan baik dalam menyerang ataupun bertahan sehingga semua pemain harus berada di level kecepatan yang sama sehingga skema permainan bisa dijalankan sesuai dengan yang diinginkan pelatih.

Titik pembeda itu terjadi ketika Rian dan Ricky Kambuaya dipanggil ke timnas di event piala AFF 2020. Disaat yang sama perubahan juga terjadi di dalam susunan tim inti Persebaya Ricky Kambuaya posisinya digantikan Marselino Ferdinand, posisi gelandang bertahan milik Rian diisi Alwi Slamat dan posisi bek kiri yang sebelumnya diisi Alwi diserahkan ke Reva Adi.

Bisa dibayangkan hampir seluruh pemain Persebaya adalah pemain dengan tipikal cepat, mulai dari Taise Marukawa, Bruno, Ady Setiawan, Reva Adi, hingga Samsul Arif adalah pemain yang sering disebut pemain pelari. Tidak heran jika kecepatan transisi dari bertahan ke menyerang ataupun sebaliknya menjadi senjata ampuh Persebaya dalam menghancurkan musuh musuhnya meskipun kelemahan di sisi striker masih menjadi masalah bagi Persebaya.

Ketika agenda timnas sudah selesai dan seluruh pemain kembali ke klub masing masing perbedaan itu semakin terlihat bahwa Rian tidak mampu mengimbangi kecepatan rekan satu timnya, Persebaya yang diperkuatnya secara kecepatan tidak lagi sama dengan Persebaya sebelum dia dipanggil timnas.

Sebenarnya permasalahan ini tidak hanya dialami oleh Rian, Karena kalau kita liat Ricky Kambuaya pun terlihat mengalami permasalahan yang sama bahkan sebelumnya Jose Wilkson pun terlempar dari tim inti karena permasalahan yang sama yakni tidak mampu mengimbangi kecepatan rekan setimnya sehingga sering terlihat lambat dalam permainan tim. Semoga Rian segera mampu bangkit dan bisa nyetel dengan klub yang dia banggakan selama ini.

Semangat Rian…

The post Rachmat Irianto Sang Pembeda appeared first on Emosi Jiwaku.

“Kami ingin para pemain untuk selalu kerja keras, berjuang, disiplin, dan fokus demi hasil yang maksimal di pertandingan nanti. Semua laga kualifikasi akan disiarkan televisi. Rakyat Indonesia akan menyaksikan dan mendoakan perjuangan pemain timnas Indonesia,” kata Iriawan dikutip dari pssi.org.

Indonesia akan melawan Thailand pada 3 Juni, lalu Vietnam 7 Juni, dan terakhir UEA pada 11 Juni. Selain menjalani tiga pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2022, skuat Garuda juga akan melakukan dua laga uji coba melawan Afghanistan (25/5) dan Oman (29/5). Semua laga akan dilangsungkan di UEA.

“Kami juga berharap pemain timnas Indonesia tidak terbebani pada pertandingan nanti. Saya mendoakan anak-anak yang berangkat ke medan tempur. Kalian harus melaksanakan tugas dengan maksimal, penuh tanggung jawab, dan tulus ikhlas,” tambah Iriawan.

Total 28 pemain yang akan ke Dubai, UEA, dengan rincian 23 pemain berangkat dari Indonesia dan lima lainnya yakni Elkan Baggott, Asnawi Mangkualam, Egy Maulana, Witan Sulaeman, dan Ryuji Utomo langsung ke sana

Dari total pemain ada empat yang berasal dari Persebaya yakni Rachmat Irianto, Koko Ari Araya, Rizky Ridho Ramadhani dan Ady Setiawan.

The post Rachmat Irianto Dkk Bertolak Menuju UEA appeared first on Emosi Jiwaku.

Shin Tae-yong pelatih kepala asal Korea memimpin langsung latihan. Tim pelatih memantau kondisi semua pemain yang dipanggil. Seluruh pemain sangat antusias dalam menjalankan menu latihan.

“Hari ini pemain langsung menggelar latihan di lapangan setelah kemarin berkumpul. Banyak pemain yang libur latihan bersama klub cukup lama, untuk itu kami pantau kondisi mereka,” kata Shin Tae-yong dikutip dari laman PSSI.

“Selama TC di Jakarta ini kami fokus meningkatkan fisik, stamina dan penguatan pemain. Kami juga ingin mental mereka lebih baik pada TC kali ini,” tambahnya.

Salah satu wakil Persebaya yakni Rachmat Irianto mengatakan bahwa ia sangat senang dapat kembali latihan bersama timnas Indonesia. Banyak pemain yang dipanggil sudah dikenalnya sejak berada di timnas U-19 2017 lalu.

“Saat ini saya dalam kondisi baik dan siap bekerja keras agar dapat menembus skuat timnas Indonesia. Sebelum menjalani latihan bersama timnas, saya banyak melakukan latihan secara mandiri,” kata Rachmat Irianto yang juga putra dari Bejo Sugiantoro.

Selain Irianto, Persebaya juga mengirimkan Koko Ari Araya dan Hambali Tolib yang akan ikut bersaing menjadi skuad utama di SEA Games tahun depan.

The post Rian Siap Tembus Skuad Timnas appeared first on Emosi Jiwaku.

Rian dan Qonita saat ini sama-sama berusia 21 tahun. Keduanya berkenalan saat Persebaya melakukan TC di Yogyakarta. Jika Rian tinggal di daerah Taman , mempelai wanita berasal dari Rulangan keduanya masuk kabupaten Sidoarjo

Seusai akad nikah Rian mengatakan sangat menikmati dan tidak sedikitpun gugup mengucap ikrar suci.

“Rian tidak ndredeg atau tegang. Enjoy saja karena pasti akan melewati hal ini”katanya dengan senyum gembira.

Menurut Rian, lebih tegang saat menghadapi bigmatch Persebaya daripada akad nikah ini.

“Bigmatch lebih menegangkan. Jujur ini”tambah Rian.

Menikah pada usia muda ini menurut Rian adalah jalan terbaik yang diambil untuk menjaga diri. Ayah Rian Bejo Sugiyantoro dulu juga menikah saat usianya seperti Rian saat ini.

Jika Rian dengan santai menghadapi pertanyaan media, Qonita sedikit malu saat menjawab beberapa pertanyaan seusai akad.

“Alhamdulillah senang dan bangga”kata Qonita saat ditanya menikah dengan Rian yang pemain sepakbola.

Qonita mengaku tidak mengikuti sepakbola sebelum mengenal Rian. Dan siap ditinggal jika suami melakukan pemusatan latihan nasional.

“Sudah konsekuensi ditinggal”tambahnya sambil tersenyum

Sementara itu Bejo yang juga asisten pelatih Persebaya mengaku tegang dan waswas menjelang Rian mengucapkan akad.

“Yang pertama Alhamdulillah dan terimakasih semua berjalan lancar. Waswas karena ini anak pertama yang akan membimbing adik-adiknya,apalagi di ijab kabul”kata Bejo.

“Pesan ya seperti ini kehidupan dari lahir , bujang sampai menikah ada tanggungjawab keluarga, profess. Apalagi sebagai pemain bola, nanti kita bisa sering sharing, menikah bukan halangan yang penting rasa tanggung jawab”pesan Bejo untuk Rian setelah menikah.

Pesan ini juga sudah disampaikan ke Rian jauh sebelum menikah. Rian adalah anak pertama dari Bejo.

Selamat menempuh hidup baru Rian dan Qonita.

The post Selamat Menempuh Hidup Baru Rachmat Irianto appeared first on Emosi Jiwaku.

Bertepatan dengan tidak ada kompetisi dan libur latihan, salah satu pemain Persebaya yakni Rachmat Irianto akan melepas masa lajangnya. Pemain yang identic dengan nomor punggung 13 ini akan mempersunting Siti Qonita di Masjid Al-Akbar Surabaya tepat tanggal 1 Nopember 2020.

Dikutip dari laman resmi klub Rian begitu biasa disapa mengaku persiapan pernikahannya sudah hampir selesai. Mulai dari sesi foto prewedding yang sudah tuntas hingga undangan sudah disebar. Pesta pernikahan sendiri akan dilangsungkan satu pekan berikutnya tepatnya 8 Nopember di salah satu hotel di Sidoarjo.

Dari undangan yang diedarkan protokol kesehatan diterapkan secara ketat dengan membagi jam berkunjung ke acara dan sederet ketentuan kesehatan lainnya. Rencananya selain diwajibkan menggunakan masker, para tamu undangan juga dibagi dalam enam gelombang. Masing-masing gelombang mendapatkan jatah waktu sekitar satu jam. Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi penumpukan massa dalam satu tempat untuk waktu yang lama.

“Sudah sekitar 95 persen, sudah jauh lah, tinggal nunggu hari H. Undangan juga sudah disebar ke saudara dan kerabat dekat saja. Insyaallah juga nanti diterapkan protokol kesehatan. Nanti ada tempat cuci tangan dan screening suhu tubuh. Pokoknya minta doanya saja semoga lancar sampai hari H,” kata putra dari asisten pelatih Bejo Sugiyantoro ini.

Rian mengaku tengah merasakan rasa yang campur aduk. Di satu sisi merasa deg-degan menuju ke pelaminan. Di sisi lain dirinya juga merasa sedih karena di saat yang sama tim Persebaya harus libur latihan. Padahal menurutnya seluruh pemain sudah memberikan yang terbaik selama dua bulan terakhir latihan.

“Pasti sayang sampai latihan harus berhenti. Tapi bagaimana lagi, kita sampai saat ini juga tidak mendapatkan kepastian kapan akan memulai lagi kompetisi,” kata Rian.

“Padahal awalnya saya pikir kompetisi akan bisa berjalan kembali. Berharap berkahnya menikah, bisa main lebih baik setelah menikah. Tapi kok malah makin gak jelas liganya,” tambah Rian.

Rachmat Irianto ini sudah membela Persebaya sejak tahun 2017 saat menjadi juara Liga 2. Saat ini Rian juga sudah keluar masuk timnas mulai level junior sampai senior. Terakhir ikut berlatih dibawah asuhan Sin Tae-yong.

The post 1 Nopember 2020 Hari Spesial Rachmat Irianto appeared first on Emosi Jiwaku.

Salah satu posisi yang mendapat perhatian adalah bek kiri. Pemain yang ada selama ini hanya Nasir. Sepeninggal Ruben Sanadi Persebaya memang tidak banyak pemain pada posisi tersebut. Nasir sendiri aslinya adalah pemain sayap saat bermain di klub sebelumnya Arema FC.

Pada laga uji tanding lawan Tim PON Jatim lalu Aji Santoso kembali memasangkan Rachmat Irianto pada posisi tersebut. Hal ini sudah pernah dicoba saat Piala Gubernur Jatim awal tahun ini.

“Makanya saya kepingin paling tidak ada dua pemain di posisi bek kiri. Tadi saya mencoba Rian untuk posisi itu. Kalau ada satu tentunya riskan.Untuk itu Alwi juga kalau kondisi siap lebih saya fokuskan bek kiri karena posisi gelandang banyak. Kalau posisi gelandang kita tidak khawatir”terang Aji terkait stok bek kiri.

Menurut Aji visi bermain dan kondisi fisik serta berani agresif sangat diperlukan untuk seorang pemain sepakbola.

“Ya jelas pasti visi bermain bagus ditunjang kondisi fisik yang bagus dan agresif. Tidak hanya untuk bek sih tapi semua pemain, visi bermain sepakbola yang bagus adalah tingkatan paling tinggi pada komponen seperti fisik dan mental. Visi bermain itu yang utama”tegas Aji untuk para anak asuhnya.

Untuk kedepan Aji akan fokus mematangkan Nasir, Rachmat Irianto dan Alwi Slamat pada posisi bek kiri.

“Dalam sepakbola modern , pemain yang main di samping tentu bisa menyerang. Kita akan matangkan Nasir, Alwi dan Rian pada posisi bek kiri”pungkas mantan kapten tim Persebaya ini.(bim)

The post Aji Santoso Matangkan Tiga Pemain Pada Posisi Bek Kiri appeared first on Emosi Jiwaku.

Pada laga tersebut Rachmat Irianto salah satu pemain Persebaya dimainkan dalam dua posisi yang berbeda oleh Aji Santoso. Pertama sebagai gelandang bertahan dan yang kedua dimainkan sebagai bek kiri.

Terkait uji tanding kemarin menurut putra dari Bejo Sugiyantoro adalah hal yang sangat bagus untuk tim.

“Pertama teman-teman sudah mulai kompak. Saling mengerti satu sala lain. Ini sangat bagus untuk ke depan karena Liga 1 sudah dekat ”kata Rian begitu biasa disapa.

Tim PON Jatim ini merupakan kumpulan pemain pilihan untuk mewakili Jatim pada Pekan Olahraga Nasional di Papua.

“Lawan kali ini lebih bagus dan ada tenaga. Bagus pelajaran buat kita. Buktinya lawan bisa cetak gol”tambah Rian.

Saat ditanya pergantian posisi menjadi bek kiri Rian mengatakan karena Alwi dalam posisi cidera.

“Kenapa saya ditaruh pada bek kiri karena Alwi lagi cidera. Mau tidak mau saya saya dipindah. Dan sebenarnya tidak hanya saya yang bisa menjadi bek kiri, pemain lain juga bisa. Mungkin pilihan pelatih bisa berbeda jadi saya jadi bek kiri”terang pemain nasional ini.

Menurut Rian perpindahan posisi tersebut tetap nyaman dijalaninya karena menurutnya sebagai pemain bertahan tidak jauh berbeda dengan gelandang bertahan.(bim)

The post Rachmat Irianto Main Dua Posisi appeared first on Emosi Jiwaku.

Para pemain sudah menjalani Swab Test sebagai salah satu protokol kesehatan yang harus dilewati. Pertama saat datang dan yang kedua pada Kamis (30/7). Dikutip dari Harian Disway, Bandung Saputra Media Officer PSSI belum bisa memastikan kapan jadwal latihan perdana.

“Belum ada. Masih menunggu hasil Swab Test kedua”kata Bandung

Ketidakpastian ini membuat para pemain merasa bosan. Salah satunya adalah pemain asal Persebaya Rachmat Irianto. Beruntung Rian sapaan putra dari Bejo Sugiyantoro ini satu kamar dengan sesama pemain Persebaya yakni Koko Ari Araya.

“Bosan lah. Sudah seminggu di kamar terus. Aktifitas juga dibatasi. Gak boleh kemana-mana. Untung sekamar sama Koko. Jadi bisa Suroboyoan”kata Rian.

Menurut Rian kondisi seperti ini bisa dipahami karena kondisi pandemi ini mereka saling tidak tahu kondisi kesehatan masing-masing.

“Lebih baik terlambat asal selamat. Daripada cepat-cepat dimulai tapi belum tahu kondisi masing-masing seperti apa”terangnya. (bim)

The post Latihan Timnas Mundur Aktifitas Pemain Terbatas appeared first on Emosi Jiwaku.

Pelatih Timnas U-22, Indra Sjafri memanggil 38 pemain untuk mengikuti pemusatan latihan (TC) pada 7 Januari di Jakarta. Selain turnamen tersebut, Garuda Muda akan mengikuti Kualifikasi Piala AFC U-23 di Vietnam, Maret dan SEA Games di Filipina, Desember.

Di antara 38 pemain yang dipanggil, ada dua nama yang berasal dari Persebaya. Rachmat Irianto dan Osvaldo Haay akan kembali ke Timnas. Rian sapaan Rachmat Irianto musim ini masih berbaju Persebaya. Sedangkan Osvaldo masih melakukan pembicaraan perihal perpanjangan kontrak.

“Kami memilih pemain yang bermain di kompetisi, jadi jam terbang menjadi landasan utama kami. Kebetulan kami sudah mengumpulkan data dari HPU (High Performance Unite). Jumlah pemain tahap pertama ada 38 pemain, termasuk pemain yang berkiprah di luar negeri,” kata Indra Sjafri dikutip dari laman resmi PSSI, Jumat (4/1).

Dalam tim kepelatihan Indra Sjafri memilih tiga namabaru untukmenjadipendampingnya. Ketiga nama asisten Indra Sjafri adalah Yunan Helmi, Nova Arianto dan Hendro Kartiko. Nova Arianto dan Hendro Kartiko adalah deretan mantan pemain Persebaya.

Berikut daftar 38 Nama Pemain di TC Timnas U-22:

Kiper

1. Hilman Syah, PSM Makassar
2. Awan Setho, Bhayangkara FC
3. Satria Tama, Madura United
4. M Riyandi, Barito Putera

Belakang

5. Nurhidayat, Bhayangkara FC
6. Rachmat Irianto, Persebaya
7. Bagas Adi, Arema FC
8. Dallen Ramadhan, Bali United
9. Dandi Maulana, Barito Putera
10. Andi Setyo, PS Tira
11. Fredyan Wahyu, PSMS Medan
12. Indra Mustafa, Persib
13. Firza Andika, PSMS Medan
14. Asnawi Mangkualam, PSM Makassar
15. Anan Lestaluhu, Persija Jakarta
16. Samuel Christianson, Sriwijaya FC

Tengah

17. Hanif Sjahbandi, Arema FC
18. Wahyudi Hamisi, Borneo FC
19. Rafi Syaharil, Barito Putera
20. Todd Rivaldo, Persipura
21. Gian Zola, Persela Lamongan
22. Saddil Ramdani, Persela Lamongan
23. Sani Riski Fauzi, Bhayangkara FC
24. M Luthfi Kamal, Mitra Kukar
25. Witan Sulaiman, SKO Ragunan
26. Egy Maulana, Lechia Gdanks
27. Osvaldo Haay, Persebaya
28. Rifal Lastori, PSS Sleman
29. Kadek Agung, Bali United
30. M Rafli, Arema FC
31. Billy Keraf, Borneo FC
32. Dalmiansyah Matutu, Arema FC
33. Yoga Pratama, PSIM Yogyakarta

Striker

34. Marinus Wanewar , Bhayangkara FC
35. Beni Oktaviansyah, Kalteng Putra FC
36. Dimas Drajad, PS Tira
37. Ezra Walian, RKC Waalwijk
38. Septian Satria Bagaskara, Persik Kediri

The post Rian dan Valdo Kembali ke Timnas U-22 appeared first on Emosi Jiwaku.