selamatkan persebaya Archives | Emosi Jiwaku https://emosijiwaku.com/tag/selamatkan-persebaya/ Portal informasi terpercaya dan terkini tentang Persebaya dan Bonek Tue, 31 Jul 2018 10:30:46 +0000 en-US hourly 1 Evaluasi atau Degradasi, Kebijakan Transfer “Aneh” Alfredo yang Membuat Persebaya Terpuruk https://emosijiwaku.com/2018/07/31/evaluasi-atau-degradasi-kebijakan-transfer-aneh-alfredo-yang-membuat-persebaya-terpuruk/ Tue, 31 Jul 2018 10:30:46 +0000 https://emosijiwaku.com/?p=18991 Mengawali kiprahnya di kasta tertinggi sepak bola Indonesia setelah vakum selama 7 tahun, Persebaya sempat memunculkan asa kalau tim ini akan berbicara banyak di kompetisi Liga 1. Di laga pembuka Green Force berhasil membungkam tamunya Perseru Serui dengan skor tipis 1-0 lewat sontekan manis legiun asing nya asal Argentina, Robertino Pugliara. Sempat dikritik di awal kedatangannya karena sudah memasuki usia uzur untuk ukuran pesepakbola profesional yaitu 34 tahun. Tapi penampilannya kala itu membungkam semua kritik yang tertuju padanya. Hingga saat ini, pemain bernomor punggung 10 tersebut menjadi pemain yang paling konsisten dan stabil diantara pemain lainnya dengan kontribusi 1 gol dan 2 assist (dikutip situs resmi liga-indonesia.id).

The post Evaluasi atau Degradasi, Kebijakan Transfer “Aneh” Alfredo yang Membuat Persebaya Terpuruk appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
Mengawali kiprahnya di kasta tertinggi sepak bola Indonesia setelah vakum selama 7 tahun, Persebaya sempat memunculkan asa kalau tim ini akan berbicara banyak di kompetisi Liga 1. Di laga pembuka Green Force berhasil membungkam tamunya Perseru Serui dengan skor tipis 1-0 lewat sontekan manis legiun asing nya asal Argentina, Robertino Pugliara. Sempat dikritik di awal kedatangannya karena sudah memasuki usia uzur untuk ukuran pesepakbola profesional yaitu 34 tahun. Tapi penampilannya kala itu membungkam semua kritik yang tertuju padanya. Hingga saat ini, pemain bernomor punggung 10 tersebut menjadi pemain yang paling konsisten dan stabil diantara pemain lainnya dengan kontribusi 1 gol dan 2 assist (dikutip situs resmi liga-indonesia.id).

Itu adalah sedikit cerita manis di awal kompetisi sebelum memasuki masa-masa kritis seperti saat ini, klub kebanggaan warga Surabaya ini tak ubahnya seperti Buaya “Ompong” yang terkulai lemas. Memiliki catatan 5 kali menang, 7 kali draw, dan 6 kali kalah termasuk 2 kekalahan di kandang ketika melawan Barito Putera dan Persib Bandung serta memiliki agregat gol 26-26 tidaklah mencerminkan sebagai klub besar yang sarat prestasi.

Kebijakan Transfer “Aneh” dan Gemar Koleksi Pemain “Tua”

Hal ini dimulai ketika Alfredo Vera mulai memboyong beberapa mantan anak buahnya di Persipura Jayapura untuk menghiasi skuadnya dengan alasan akan lebih mudah beradaptasi karena sebelumnya sudah bekerja sama ketika di TSC 2016 dan menjuarainya. Ferinando Pahabol, Ruben Sanadi, Osvaldo Haay, Izaac Wanggai dan Ricky Kayame menjadi gerbong eksodus Persipura menuju kota Pahlawan. Memang beberapa dari mereka memiliki kontribusi yang signifikan di skuad Bajol Ijo antara lain Ruben Sanadi yang hampir tidak tergantikan di posisi bek kiri serta Riky Kayame dan Ferinando Pahabol yang saling bergantian mengisi posisi winger Persebaya. Di luar pemain tersebut, hampir tidak ada yang memberikan kontribusi maksimal justru performanya tidak sesuai ekspektasi

Kebijakan transfer “aneh” berikutnya adalah gemar merekrut pemain tua, sebut saja OK John (35 tahun), Otavio Dutra (35 tahun), Izaac Wanggai (36 tahun), Raphael Maitimo (34 tahun), R. Pugliara (34 tahun). Usia mereka sudah melewati usia emas di sepak bola, patut dipertanyakan jika presiden klub menekankan pembinaan usia muda namun di sisi lain pelatih merekrut pemain uzur. Ingat ini bukan TSC, turnamen yang telah dimenangkan Vera namun ini merupakan kompetisi yang dituntut kekonsistenan tim dan jauh lebih kompetitif.

Don’t Change The Winning Team, Coach!

Mengutip ungkapan terkenal di sepakbola “Don’t Change The Winning Team”, jajaran pelatih Persebaya mungkin harus mempertimbangkan ungkapan tersebut. Gemar melakukan rotasi bukanlah sesuatu yang salah, hal itu diperlukan dalam kompetisi yang panjang namun itu akan berpengaruh pada mental pemain. Tapi jika setiap pertandingan starting line-up selalu berubah itu yang patut dipertanyakan. Jika selalu membela diri Persebaya dilanda badai cedera dan hampir tidak pernah full team di putaran kedua maka lebih baik anda menjadi seorang lawyer yang lebih banyak berargumen daripada kaya strategi.

Tim Promosi Bukan Berarti Target Tak Boleh Tinggi

Masih ingat dengan kisah Persebaya medio 2002-2004? Di mana Persebaya pada 2001 terdegradasi ke Divisi 1 hingga promosi kembali ke Divisi Utama pada tahun 2004 kemudian bablas jadi kampiun Liga Bank Mandiri X tahun 2004 dengan status tim promosi musim sebelumnya dan lebih hebatnya menasbihkan Persebaya menjadi tim yang pertama menjadi juara dua kali di era Ligina pada tahun 1997 dan 2004. Memang waktu tersebut skuad Green Force terbilang mewah dibandingkan saat ini. Kala itu Persebaya dihuni pemain-pemain asing terbaik seperti Danilo Fernando, Carrasco, Leonardo Gutierez, dan kumpulan pemain timnas macam Bejo Sugiantoro, kurniawan DY, Gendut Doni kemudian dibesut oleh Jacksen F.Tiago yang notabene waktu itu masih minim pengalaman melatih karena sebelumnya hanya melatih klub internal Assyabab. Walaupun tak memiliki skuad yang selevel dengan era 2004, setidaknya tiru semangatnya dan permainan ngeyel khas Suroboyoan.

***

Pilihannya hanya dua, Evaluasi atau Degradasi. Tak perlu khawatir engkau akan ditinggalkan pendukung setiamu, engkau tak berlaga selama 5 tahun lebih pun kami masih setia menunggu. Apalagi hanya bermain buruk seperti saat ini. Hujatan adalah bentuk cinta kami.

Jika melihat ketulusan hati Bonek untuk Persebaya, seakan Teringat kata-kata dari Mas Pur seorang Ojek Pangkalan, “Tapi satu hal yang harus kamu ingat, di sini ada hati yang selalu tulus menyayangi kamu.”.

BANGKIT PERSEBAYA!

The post Evaluasi atau Degradasi, Kebijakan Transfer “Aneh” Alfredo yang Membuat Persebaya Terpuruk appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
Liga 1 yang Tak Bersahabat, Selamatkan Persebaya! https://emosijiwaku.com/2018/07/31/liga-1-yang-tak-bersahabat-selamatkan-persebaya/ Tue, 31 Jul 2018 10:28:28 +0000 https://emosijiwaku.com/?p=18988 Awalan musim Liga 1 akan digelar, manajemen dengan meledak-ledak menargetkan 5 besar, sebuah target minimalis bagi tim sebesar Persebaya. Rupanya manajemen tahu diri akan hal itu, terbukti, hingga pekan ke 18 Persebaya berkutat di peringkat 14, sebuah pemandangan miris dengan latar belakang histori dan suporternya yang militan.

The post Liga 1 yang Tak Bersahabat, Selamatkan Persebaya! appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
Awalan musim Liga 1 akan digelar, manajemen dengan meledak-ledak menargetkan 5 besar, sebuah target minimalis bagi tim sebesar Persebaya. Rupanya manajemen tahu diri akan hal itu, terbukti, hingga pekan ke 18 Persebaya berkutat di peringkat 14, sebuah pemandangan miris dengan latar belakang histori dan suporternya yang militan.

Persebaya seperti hilang pesona. Jutaan orang pasti tercengang dengan raihan poin tim yang dibangun dengan spirit profesionalisme lahir batin, Liga 1 seakan tak bersahabat bagi tim-tim lawas sarat sejarah semacam PSIS dan PSMS Medan.

Ini bukan salah bunda mengandung, ini salah manajemen yang berhemat setengah mati dalam membangun tim. Pelatih seakan kebingungan menghadapi kompetisi yang begitu sengit, terbukti dengan pesanan pemain merujuk rekom sesuai skema miliknya pun kembang kempis tak menunjukan hasil.

Bahasa paling menghibur adalah “yang penting tidak degradasi sudah bagus” , itu sama dengan Bonek akan dibuat sport jantung mengarungi putaran kedua ini. Persebaya akan naik turun di 14-15 selama itu tidak di peringkat 16 maka keberlangsungan bisnis di Liga 1 tetap berjalan.

Segeralah berbenah yang baik. Laga home Persebaya pun tidak menjamin akan disapu bersih, sudah banyak bukti, apalagi laga away, Persebaya harus diselamatkan, atau kita dipaksa legowo numpang lewat di Liga 1 ini. Itu tidak boleh terjadi. Alfredo Vera dan Abud harus bertanggung jawab.

Yang tidak bersahabat ini ketatnya kompetisi, atau manajemen yang tak sanggup membangun tim yang kokoh, atau memang level managemen dan pemain hanya sebatas Liga 2, hanya Abud dan Alfredo Vera yang bisa menjawab.

Jika memang tak sanggup, segeralah angkat kain putih, lambaikan tangan ke kamera, cuci tangan dan muka, agar terlihat segar kembali.

Selamatkan PERSEBAYA!

The post Liga 1 yang Tak Bersahabat, Selamatkan Persebaya! appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>