Pada dua pertandingan awal menghadapi Perseru Serui dan Persela Lamongan, Alfredo selalu memainkan Misbakus dengan kapten Rendi Irwan dan Robertino Pugliara sebagai trio pemain tengah. Jika Rendi dan Robertino lebih aktif dalam penyerangan, maka Misba, sapaan akrabnya, diberi tugas menjaga kedalaman dan ikut membantu pertahanan.

Bermain di bukan posisi idealnya, Misba cukup kewalahan menjadi orang pertama yang bertugas memutus alur serangan lawan. Ketika menghadapi Persela pekan lalu, dimana Misba bermain penuh 90 menit, ia mencatatkan akurasi tekel 33%, 2 kali melakukan intersep, 3 kali sapuan dan 3 kali melakukan pelanggaran. Plus menerima satu kartu kuning.

Jika melihat catatan statistik tersebut, kinerja Misba tergolong rendah untuk seorang gelandang bertahan. Hal ini lumrah karena Misba memang tidak memiliki atribut sebagai gelandang bertahan murni. Efek dari buruknya kinerja Misba sebagai gelandang bertahan adalah mulusnya aliran bola Persela yang menuju ke Saddil Ramdani dan Fahmi Al Ayyubi.

Tugas sebagai gelandang bertahan semakin menyulitkan Misba karena dua rekannya di lini tengah sama-sama berorientasi menyerang, yaitu Robertino Pugliara dan Rendi Irwan. Sama seperti Misba, Tino dan Rendi tak punya kemampuan bertahan yang bagus.

Misba terlihat sangat kesulitan jika harus bermain sendirian meng-cover lini tengah. Berbeda dengan ketika ia memiliki partner yang bertugas menjaga kedalaman sekaligus sebagai ball winner. Peran ini dimainkan secara apik oleh Muhammad Hidayat musim lalu.

Dengan cedera panjang yang diderita Hidayat, pilihan terbaik sebagai pendamping Misba di area tengah tentu saja adalah Nelson Alom. Ditunjang kekuatan fisik mumpuni, Alom memiliki kualitas sebagai gelandang bertahan yang dibutuhkan Persebaya.

Kembali fitnya Nelson Alom setelah sempat mengalami cedera memberi harapan bahwa Misba akan kembali ke posisi idealnya, yaitu gelandang tengah dengan peran lebih menyerang. Posisi sebagai gelandang sentral, dengan didampingi seorang defensive midfielder, membuat Misba bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya sebagai pengatur irama permainan Persebaya. (rvn)

The post Menilai Kinerja Misbakus Solikin Sebagai Gelandang Bertahan appeared first on Emosi Jiwaku.

Misbakhus Solikin (Persebaya)

Tak bisa dipungkiri, Misbakhus Solikin adalah pemain Persebaya dengan rapor tertinggi dalam tiga match terakhir. Selain mampu mencetak streak tiga gol dalam tiga pertandingan terakhir, Misba juga semakin menunjukkan peran pentingnya di lini tengah Green Force.

Penampilan terbaik Misba terlihat pada laga melawan Persepam MU pekan lalu. Berduet dengan Sidik Saimima di lini tengah, pemain bernomor punggung enam itu bermain taktis dalam membangun serangan Persebaya dan berperan mendistribusikan bola dari belakang ke depan atau sayap. Diberikan peran free role oleh coach Ahmad Rosyidin, Misba kini bergerak bebas di sektor tengah sehingga kerap tiba-tiba muncul di dekat kotak penalti  lawan. Selain sebagai kreator serangan, Misba juga berperan dalam men-delay permainan. Alur serangan Persebaya akan berpusat pada pengidola Xavi Hernandez tersebut.

Di laga melawan PSIM nanti, Misba akan banyak berduel dengan Raymond Tauntu dan Pratama Gilang yang biasa menempati posisi duet gelandang tengah Laskar Mataram. Jika Misba dan Sidik Saimima mampu memenangi duel dengan Raymond-Gilang serta bisa mencegah distribusi bola ke kedua sayap PSIM, maka kesempatan Persebaya untuk bisa meraih poin di Stadion Sultan Agung akan terbuka lebar.

Dicky Prayoga (PSIM)

PSIM seperti mendapat berkah ketika mampu mendaratkan Dicky Prayoga. Melejit bersama PSS Sleman di awal Indonesia Soccer Championship B tahun lalu, kemudian meredup di putaran kedua, kini Dicky bangkit bersama Laskar Mataram. Pemain yang akrab disapa Jack itu pun seolah kembali menemukan performa terbaik di rumah barunya.

Bersama generasi muda PSIM macam Rangga Muslim, Hendika Arga dan Pratama Gilang, Dicky menjadi roh permainan Laskar Mataram dibawah asuhan Erwan Hendarwanto. Ditempatkan diposisi sayap kanan, Dicky menjadi ancaman bagi bek-bek lawan dengan kecepatan dan kecerdikannya membawa bola. Catatan satu gol ke gawang Martapura FC menjadi sumbangan Dicky Prayoga bersama PSIM.

Beroperasi di sayap kanan, berarti Dicky Prayoga akan kerap berduel dengan Abdul Azis yang diprediksi akan kembali ditempatkan sebagai bek kiri Persebaya. Dicky akan sangat mengancam kotak penalti Persebaya jika Abdu Azis masih terlalu asyik menyerang. Pergantian posisi antara Dicky dan Rangga Muslim pun juga harus diwaspadi lini belakang Green Force. (rvn)

The post Players To Watch: Misbakhus Solikin dan Dicky Prayoga appeared first on Emosi Jiwaku.

Hal ini diakui gelandang Persebaya, Misbakhus Solikin. “Kita selalu menuruti instruksi dari pinggir lapangan. Malam ini, kita agak bebas. Karena evaluasi pertandingan kemarin (lawan Madiun Putra, Red) kurang lepas. Para pemain harus enjoy dan lepas karena ini kandang kita,” ujar Solikin saat konferensi Pers usai laga, Kamis (11/5).

Solikin juga mengapresiasi kehadiran dua pemain baru Persebaya, Rishadi Fauzi dan Mardiono. Menurutnya kehadiran mereka membuat para pemain semakin enjoy.

Pada pertandingan ini, Solikin mencetak satu gol lagi dan menjadikannya top skor sementara Persebaya dengan tiga gol. Ia selalu mencetak gol setiap laga Persebaya.

“Saya menganggap gol saya adalah hadiah. Saya senang namun saya lebih ingin Persebaya menang,” pungkas Solikin. (iwe)

The post Pemain Main Bebas dan Enjoy, Kunci Kemenangan Persebaya appeared first on Emosi Jiwaku.