analisis taktik Archives | Emosi Jiwaku https://emosijiwaku.com/tag/analisis-taktik/ Portal informasi terpercaya dan terkini tentang Persebaya dan Bonek Fri, 04 Sep 2020 09:45:48 +0000 en-US hourly 1 145948436 Rotasi Aneh Alfredo Vera, Biang Kekalahan Persebaya https://emosijiwaku.com/2018/04/09/rotasi-aneh-alfredo-vera-biang-kekalahan-persebaya/ Mon, 09 Apr 2018 07:31:51 +0000 https://emosijiwaku.com/?p=16085 Kalau anda mengira bahwa keluarnya Dutra adalah sebagai pangkal hancurnya lini belakang Persebaya kemarin, anda salah.

The post Rotasi Aneh Alfredo Vera, Biang Kekalahan Persebaya appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
Persebaya mengalami kekalahan pertamanya di kandang. Dan tim yang menorehkan kekalahan Perdana bagi Persebaya adalah Barito Putera. 1-2. Kekalahan pertama yang cukup menyakitkan, sebab Persebaya unggul terlebih dahulu sebelum akhirnya kemasukan dua gol setelahnya. Kalah di kandang sendiri oleh tim asuhan mantan legenda Persebaya, Jacksen F Tiago, di peringatan kematian legenda Persebaya lainnya, Eri irianto, sungguh menyedihkan.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Namun, sebelum kita masuk ke bab teknis pertandingan, kita cermati dulu alasan rotasi yang dilakukan Alfredo Vera kemarin. Rotasi? Cukup aneh. Persebaya tak sedang dihadapkan pada dua pertandingan yang saling menentukan. Berlaga di AFC Cup atau mungkin Copa Indonesia, bahkan mungkin terkendala jadwal yang super padat. Tidak. Jadwal Persebaya atau Liga Indonesia masih sangat santai. Jedanya masih seminggu antar pertandingan, jeda yang sangat jauh untuk recovery stamina yang mana rerata recovery pemain di liga-liga dunia berkisar 3-4 hari untuk bisa tampil pada keadaan prima. Maka, sudah dipastikan alasan Rotasi Alfredo Vera patut dipertanyakan. Sudah benarkah rotasi yang dilakukan Vera?

Vera patut jadi sasaran kesalahan dalam hasil pertandingan yang diderita Persebaya kemarin sore. Pilihan pemain yang dipilihnya kemarin malam dengan alasan rotasi, justru menjadi blunder besar yang mengakibatkan kekalahan. Bermain tetap dengan formasi 4-3-3 wide, susunan pemain justru membuat role dan tugas yang berbeda di lapangan. Tercatat ada beberapa kesalahan dari susunan pemain Persebaya di pertandingan kemarin.

Lini belakang

Kalau anda mengira bahwa keluarnya Dutra adalah sebagai pangkal hancurnya lini belakang Persebaya kemarin, anda salah. Sejak awal, Jacksen F Tiago tahu, bukan Dutra titik lemah bek Persebaya, tetapi Ruben Sanadi. Dari awal musim, saya sudah menuliskan kegelisahan terhadap sisi kiri Persebaya di bawah kendali Ruben. Memang Ruben yang lebih ofensif terlihat lebih baik di formasi ini ketimbang M Irvan. Tapi harus disadari bahwa sebagai full back, tugasnya tak hanya maju menyerang, ia harus mundur ke belakang untuk melakukan coverage.

Hal inilah yang jadi titik lemahnya. Saat mundur, ia sering terlambat. Entah karena umur atau memang kecepatannya tak sebaik Abu Rizal di sisi kanan. Dan ini dimanfaatkan benar oleh Jacksen dengan mengeksploitasi sisi kiri Persebaya lewat Gavin Kwan Adsit. Gavin, ditugaskan untuk tetap berada di sisi kiri Persebaya apapun yang terjadi, ia terus berada di garis depan meskipun Persebaya terus menekan. Simpelnya, ia hanya menunggu umpan dari fast break cepat dan counter attack dari belakang – di mana lebih dari 6 pemain menumpuk di sepertiga akhir kotak penalti Barito. Dari serangan balik cepat tersebut hasilnya kita tahu, dua gol Barito lahir dari sisi Ruben Sanadi. Ini Baru Gavin Kwan, coba bayangkan nama-nama seperti: Febri Hariyadi, Rico Simanjuntak, Frets Butuan, dan banyak lainnya, nama-nama winger yang memiliki kecepatan dan eksplosivitas mengerikan, bayangkan…

Lini tengah

Hadirnya Fandi Eko Utomo di lini tengah Persebaya kemarin sore, semakin menegaskan bahwa Vera memang ingin menyerang dan menyerang. Jelas, dua gelandang bertipikal menyerang ditempatkan bersama di lini tengah. Robertino memang tetap memegang kendali tempo dan atur bola sebagai playmaker — seperti laga sebelumnya, tapi dengan Fandi Eko di sisinya jelas bukanlah hal biasa. Formasi 4-3-3 wide kemarin hanyalah tulisan di atas kertas. Di lapangan, formasi tersebut bertransformasi menjadi 4-1-2-3. Dengan dua gelandang serang, Persebaya tampil sangat menekan tapi memiliki minus yakni penghubung antara lini depan dan belakang dalam transisi serangan, praktis tidak ada.

Kalau disuruh memilih, saya bakal lebih sreg dengan Adam Maulana (kalau alasannya adalah rotasi) untuk menemani Alom dan Tino. Adam akan lebih efektif sebagai box to box midfielder untuk penyeimbang antara menyerang dan bertahan. Lebih jauh, saya malah mengharap Vera bermain dengan duo holding midfielder. Yep, persis tulisan terdahulu saya, namun kali ini (masih dengan alasan rotasi) saya akan mengusulkan nama Izaac Wanggai untuk tandem Nelson Alom di holding midfielder. Lha iya kan, untuk apa Izaac dibeli kalau tak dimainkan, toh? Pilihan ini jelas lebih baik. Sebab, kemarin malam, saya tak melihat banyak kontribusi Fandi Eko sebagai tandem Tino di tengah. Rugi.

Lini depan

Dari trio forwarder, hanya Feri pahabol yang layak mendapat kredit atas penampilan tak kenal Lelahnya. Osvaldo haay, sekali lagi membuat saya kehilangan kata-kata. Bagaimana mungkin, pemain lokal dengan gaji tertinggi di Persebaya, justru adalah pemain yang tak begitu bagus. Dribble pas-pasan, gagal mencari dan membuka ruang, serta kecepatan yang masih rata-rata. Tak ada yang bisa dianggap unggul dari pemain yang satu ini. Dan ini terlihat jelas di pertandingan kemarin sore. Di hadapan bek kanan Barito nomor punggung 15, Beroperay, Osvaldo Haay mati kutu.

Osvaldo Haay tak bergerak, maka David da Silva boleh dibilang tak melakukan apapun di lapangan. Trisula yang mubadzir. Di-pressing Evans dan Dandi Maulana, David tak berkutik. Praktis ia tak banyak melakukan apapun selain… pura-pura tak melihat kalau ia mau diganti. Wkwkwk…

Seorang kawan mengatakan kepada saya, sebenarnya, (saat melawan Persela) permainan David da Silva dan Pedro Henrique itu sama tipikalnya. Cuma mengandalkan body dan asal sruduk. Melihat pertandingan kemarin sore, rasa-rasanya ia benar. Bahkan kalau disuruh memilih, Pedro jelas lebih baik, karena ia memiliki mata yang normal ketimbang David da Silva. Kekurangan memiliki mata minus saat bermain di lapangan adalah, kalau kurang cahaya, maka semua terlihat kabur. Dan boleh jadi saat David da silva diganti Irfan Jaya, ia benar-benar tak melihat dengan baik pergantian tersebut karena ia minus! Waduh.

***

Kejelian Jacksen untuk tak gegabah menyerang, Nampaknya membuahkan hasil. 35 persen berbanding 65 persen penguasaan bola Barito Putera justru terlihat sangat efektif untuk memenangkan pertandingan. Ia sepertinya belajar dari Persela, yakni memaksimalkan counter cepat untuk mengintimidasi Persebaya. Itupun masih ketambahan garis pressing yang cukup tinggi yang ia terapkan. Saat melakukan pressing, tiga pemain Barito, bisa ‘mengepung’ satu pemain Persebaya yang membawa bola — ini terlihat jelas di stadion dari spot tempat saya menonton. Yang terjadi kemudian, mau tak mau pemain yang di-pressing tersebut hanya memiliki pilihan untuk mengumpan kembali ke belakang, atau melakukan terobosan bahkan long pass ke depan yang merugikan, sebab di sana sudah bertumpuk 5-6 pemain Barito untuk menghadangnya. Sangat disayangkan sekali.

***

Jalan Liga memang masih sangat jauh, tapi kalau Alfredo Vera masih saja bermain monoton, bukan tak mungkin ia bakal didepak kemudian hari karena hasil yang buruk — yang tentu saja tak diingankan banyak pihak, terutama bonek. Rotasi pemain tentu saja diperlukan, sepanjang alasannya tepat. Kalau tak ada alasan berarti hanya sekadar rotasi saja, tentu aneh. Kalau ini terjadi berarti sudah pasti ada pertanda buruk. Sebab boleh jadi Alfredo Vera selama ini belum mendapatkan pakem susunan pemain dalam formasi yang diterapkannya. Kalau benar demikian, lantas, gunanya pre season kemarin apa?

The post Rotasi Aneh Alfredo Vera, Biang Kekalahan Persebaya appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
16085
Comeback Spesial Persebaya yang Menghukum Persiba https://emosijiwaku.com/2018/02/27/comeback-spesial-persebaya-yang-menghukum-persiba/ Tue, 27 Feb 2018 11:49:12 +0000 http://emosijiwaku.com/?p=14780 Persebaya melakukan comeback luar biasa pada pertandingan kedua Grup B Piala Gubernur Kaltim (PGK) 2018 menghadapi Persiba Balikpapan, Senin (26/2) malam kemarin.

The post Comeback Spesial Persebaya yang Menghukum Persiba appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
Persebaya melakukan comeback luar biasa pada pertandingan kedua Grup B Piala Gubernur Kaltim (PGK) 2018 menghadapi Persiba Balikpapan, Senin (26/2) malam kemarin. Sempat tertinggal satu gol dari Persiba hingga menit ke-80, Bajol Ijo sukses membalikkan keadaan setelah mampu mencetak tiga gol dalam waktu sepuluh menit.

Analisis babak pertama

Seperti sudah diprediksi sebelumnya, pada pertandingan ini Alfredo Vera cukup banyak melakukan rotasi pemain. Sebagai starter, Alfredo memainkan Arthur Irawan untuk mengisi posisi bek kanan, menggantikan Abu Rizal Maulana. Selain Arthur, di posisi penyerang Alfredo juga memberi kepercayaan kepada striker trial Pedro Henrique. Penyerang Brasil berpaspor Timor Leste itu menggantikan peran Rishadi Fauzi sebagai penyerang tengah dalam formasi 4-3-3. Sementara di posisi penjaga gawang, Alfonsius Kelvan dipilih menjadi starter beberapa saat sebelum pertandingan dimulai.

Sepanjang babak pertama, Persebaya dan Persiba langsung melakukan jual beli serangan. Namun dari segi efektivitas serangan, Persiba justru tampil lebih efektif dan lebih tenang. Terbukti tim Beruang Madu mampu menciptakan dua tendangan tepat sasaran. Sebaliknya, tim Bajol Ijo bermain tidak tenang dan cenderung grusa-grusu. Meski mampu menciptakan total sebelas tendangan, namun hanya satu tendangan tepat sasaran yang berhasil dikreasi pemain-pemain Persebaya sepanjang babak pertama.

Sektor belakang lagi-lagi harus menjadi perhatian ketika terjadi serangan balik. Kali ini yang menjadi sorotan adalah sektor kiri dan kanan yang ditempati oleh Arthur Irawan dan Mochammad Irvan. Arthur beberapa kali terlihat bingung saat harus memberikan pressing kepada lawan. Sedangkan Irvan kerap terlambat untuk kembali turun ke belakang membantu pertahanan.

Gol Persiba yang dicetak pada menit ke-43 oleh Bryan Cesar melalui eksekusi penalti pun berawal dari kecerobohan lini belakang Persebaya. Arthur yang berusaha menutup ruang gerak Beny Oktovianto justru membuat Beny terjatug di kotak penalti.

Penampilan Persebaya di babak pertama memang tidak maksimal. Beruntung performa buruk barisan belakang Bajol Ijo mampu ditutupi oleh penampilan gemilang Alfonsius Kelvan. Pada babak pertama, Alfons menjadi pemain paling sibuk dengan catatan 8 kali saves.

Tak hanya bek-bek Persebaya saja yang tampil kurang maksimal, sektor penyerangan Green Force juga setali tiga uang. Trio lini depan yang diisi oleh Ricky Kayame, Pedro Henrique dan Irfan Jaya bermain terlalu terburu-buru. Beberapa peluang Persebaya di babak pertama tak mampu dikonversi menjadi gol karena buruknya penyelesaian akhir.

Analisis babak kedua

Pada babak kedua, Alfredo secara berturut-turut memasukkan Robertino Pugliara, Rendi Irwan, Rishadi Fauzi dan Feri Pahabol untuk menambah daya serang Bajol Ijo. Sedangkan untuk memperkuat lini belakang, Alfredo memasukkan Mokhamad Syaifuddin dan Abu Rizal Maulana.

Semua jatah pergantian pemain sudah digunakan oleh Alfredo Vera di babak kedua. Namun lagi-lagi permainan masih tidak mencair. Cenderung kaku dan kurang luwes. Umpan-umpan yang dilepaskan pun merupakan umpan yang tanggung sehingga mudah direbut lawan. Selain itu, dalam beberapa momen, pemain-pemain Persebaya kerap terlalu lama memegang bola sehingga kehilangan momentum serangan.

Hujan deras yang mengguyur Stadion Batakan membuat permainan Persebaya sedikit kacau. Namun meski begitu, mentalitas khas arek Suroboyo mulai terlihat di penghujung laga. Menit ke-81, berawal dari sebuah umpan silang Feri Pahabol yang menusuk ke sektor kanan pertahanan Persiba, Rishadi Fauzi mampu menyamakan kedudukan melalui flying header yang bersarang telak ke gawang Fajar Setya. Skor pun berubah menjadi 1-1.

Setelah mampu menyamakan kedudukan, bertubi-tubi Green Force mengurung area pertahanan Beruang Madu. Kombinasi Robertino, Irfan Jaya dan Rishadi mampu membuka celah di lini belakang Persiba. Tepat tiga menit setelah menyamakan kedudukan, Persebaya berbalik unggul melalui tendangan melengkung Rendi Irwan yang tak bisa dijangkau Fajar Setya.

Tak berhenti sampai disitu, pada menit-menit akhir babak kedua Rendi kembali menunjukkan kelasnya. Skipper Persebaya itu mencetak gol keduanya dengan sebuah tendangan chip ke tiang jauh setelah mengelabuhi bek-bek Persiba. Gol Rendi ini menutup kemenangan 3-1 Persebaya atas Persiba. Dan tak salah memang jika akhirnya Rendi Irwan terpilih sebagai Man of the Match pada laga ini.

Tampil buruk sepanjang babak pertama, Persebaya bisa memperbaiki penampialnnya pada babak kedua. Ngotot, ngeyel dan tak lelah mengejar bola yang menjadi ciri khas Persebaya berhasil ditunjukkan punggawa-punggawa Green Force. Kemampuan mengejar ketertinggalan dan membalikkan keadaan memang sudah menjadi trademark Persebaya sejak musim lalu. Namun di balik aksi comeback spesial pada laga kontra Persiba, skuat Persebaya masih memiliki pekerjaan rumah (PR).

Salah satu PR yang harus diselesaikan coach Alfredo Vera adalah kualitas penyelesaian akhir penyerang-penyerang Persebaya. Dalam beberapa pertandingan, Persebaya kerap tertinggal lebih dulu, sebelum akhirnya menyamakan kedudukan atau berbalik unggul. Namun tentunya akan lebih baik jika insting membunuh di menit-menit awal (baca: unggul) dipupuk sejak dini.

Penampilan tim ketika menghadapi Persiba tentu sudah menjadi bahan evaluasi bagi Alfredo Vera. Selamat buat semangat pantang menyerah tim Bajul Ijo. Lain kali jangan buat kami senam jantung, ya! Cetak gol di awal-awal pertandingan itu cara terbaik untuk menguasai jalannya permainan.

The post Comeback Spesial Persebaya yang Menghukum Persiba appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
14780
Imbang di Pamekasan, Hasil yang Seharusnya Jadi Evaluasi https://emosijiwaku.com/2017/08/11/imbang-di-pamekasan-hasil-yang-seharusnya-jadi-evaluasi/ https://emosijiwaku.com/2017/08/11/imbang-di-pamekasan-hasil-yang-seharusnya-jadi-evaluasi/#respond Fri, 11 Aug 2017 09:33:51 +0000 http://emosijiwaku.com/?p=9957 Berkaca pada hasil kurang maksimal pada laga kontra Persepam, Alfredo tentunya sudah memiliki bahan evaluasi terhadap tim.

The post Imbang di Pamekasan, Hasil yang Seharusnya Jadi Evaluasi appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
Persebaya gagal melanjutkan tren kemenangan pada laga pekan ke-11. Bertandang ke Stadion Gelora Ratu Pamelingan, markas Persepam Madura Utama pada Kamis (10/8) kemarin, Persebaya harus puas berbagi satu poin dengan tim tuan rumah. Dengan hasil imbang ini, maka Bajul Ijo harus menunda untuk menapakkan satu kakinya ke babak 16 Besar.

Sempat unggul cepat melalui Yogi Novrian ketika pertandingan baru berjalan lima menit, Persepam MU yang sedang membutuhkan poin berhasil menyamakan kedudukan delapan menit kemudian melalui eksekusi penalti Fajar Legian. Skor sama kuat di awal babak pertama membuat tensi pertandingan meningkat. Laga yang berlangsung di tengah cuaca terik itu pun menjadi sangat menarik.

Saling jual-beli serangan terjadi di sisa babak pertama. Persebaya yang terlihat lebih banyak menguasai bola mampu kembali unggul ketika Irfan Jaya memanfaatkan bola rebound hasil tendangan Oktafianus Fernando yang mengenai mistar gawang. Hingga turun minum, Bajul Ijo masih unggul satu gol atas Laskar Sapeh Ngamok.

Usai jeda, Persepam yang tampil sebagai tuan rumah meningkatkan intensitas serangan. Sebuah serangan di rusuk kiri pertahanan Persebaya akhirnya membuahkan malapetaka bagi Green Force. Umpan lambung dari sayap kanan Persepam bisa disambar oleh Faris Aditama secara sempurna. Menit ke-77, skor pun kembali sama kuat 2-2. Di sisa laga, jual beli serangan kembali terjadi. Baik Persepam dan Persebaya sama-sama mengkreasi peluang untuk dijadikan gol. Hingga akhir pertandingan, yang sempat diwarnai kericuhan, skor 2-2 tidak berubah. Persebaya pun harus puas hanya membawa pulang satu poin dari lawatannya ke Pulau Madura.

Lini Depan yang Kurang Efektif dan Kerap Kehilangan Momentum

Hasil imbang pada laga kontra Persepam MU memang bukan sebuah hasil yang buruk, jika melihat permainan tuan rumah yang juga tak kalah bagus. Persepam yang memang cukup produktif jika bermain di kandang sendiri terbukti mampu mengimbangi permainan Persebaya. Meski tak banyak mendapat peluang akibat dominannya Persebaya, namun Persepam justru bermain lebih efektif dengan memanfaatkan kecepatan dua sayap mereka.

Pada laga kemarin, nampak jelas bahwa kualitas finishing dan efektifitas sentuhan akhir masih menjadi masalah utama bagi Persebaya. Menghadapi Persepam MU, Yogi Novrian cs. mampu menciptakan 15 peluang. Bahkan 10 diantaranya tepat mengenai sasaran. Akan tetapi, dari melimpahnya peluang yang diciptakan pemain-pemain Persebaya, Bajul Ijo hanya mampu menyarangkan dua gol.

Dua sayap Persebaya yang pada laga kemarin diisi oleh Irfan Jaya dan Oktafianus Fernando memang tampil rancak seperti biasanya. Ofan dan Irfan kerap melakukan drive ke kotak penalti atau cut inside yang membelah lini pertahanan Persepam. Namun sayangnya, akibat terlalu memaksakan diri untuk tetap membawa bola, momentum gol pun menguap begitu saja. Entah itu bola yang berhasil direbut lawan atau ruang yang sudah keburu ditutup para bek Persepam.

Selain masalah buruknya pengambilan keputusan eksekusi peluang, kualitas finishing para juru gedor Bajul Ijo sepertinya juga harus segera dibenahi. Yogi Novrian memang menjanjikan permainan agresif dan ngotot. Namun sebagai penyerang tengah, ia harus lebih bisa menunjukkan karakter predatornya. Pun demikian dengan Rishadi Fauzi yang seperti kehilangan sentuhan mematikan dalam beberapa pertandingan terakhir. Sementara untuk Ricky Kayame, diberikan waktu sekitar 31 menit untuk melakukan debut memang belum bisa dijadikan sebagai ukuran kinerja penyerang muda nan bertalenta tersebut.

Kegamangan lini serang Persebaya di area final third selama ini memang bisa di-cover oleh agresifitas sayap-sayap Bajul Ijo dan produktifnya para pemain dari lini kedua. Namun hanya mengandalkan winger dan para gelandang sebagai sumber gol rasanya bukan merupakan opsi strategi yang bijak. So, repetisi latihan yang berfokus pada peningkatan efektifitas serangan di area sepertiga akhir lapangan bisa menjadi solusi guna meningkatkan kinerja para juru gedor Persebaya.

Menanti Cara Alfredo Vera Memecahkan Masalah Persebaya

Usai laga away ke Pamekasan, memang sedikit banyak memunculkan poin apa saja yang menjadi kekurangan Persebaya. Untungnya, Persebaya kini memiliki sosok Alfredo Vera dan sederet asisten yang benar-benar berkompeten di bidangnya.

Tak bisa dipungkiri, selain ahli taktik dan strategi di atas lapangan, Alfredo Vera juga merupakan seorang pelatih dengan kemampuan adaptasi sangat bagus, serta mau belajar dari hasil buruk yang ia dapatkan. Bukan bermaksud terlalu lebay memberikan pujian. Namun apa yang sudah dilakukan Alfredo Vera selama dua bulan menangani Persebaya adalah buktinya.

Kita tentu masih ingat bagaimana pelatih asal Argentina itu tegas menyatakan bahwa masalah utama Persebaya di awal musim bukan hanya soal stamina, melainkan kemampuan pemain dalam mengendalikan tempo. Hasilnya, kini pemain-pemain Persebaya mulai piawai memainkan tempo dan mengendalikan jalannya pertandingan. Kemudian, bagaimana cara Alfredo belajar dari hasil seri kala jumpa Persinga juga patut mendapat apresiasi.

Berkaca pada hasil kurang maksimal pada laga kontra Persepam, Alfredo tentunya sudah memiliki bahan evaluasi terhadap tim. Pada sesi konferensi pers usai laga, Alfredo sendiri memang sempat menyinggung masalah efektiftas serangan serta para penyerang Persebaya yang dinilai bermain terlalu melebar. Ini artinya, Alfredo menyadari apa yang kurang dari permainan Persebaya. Kini, yang menarik ditunggu adalah bagaimana respon Alfredo Vera untuk laga berikutnya. Persebaya sendiri masih memiliki sisa tiga laga di fase grup. Dengan dua laga diantaranya bakal digelar di kandang sendiri, maka peluang Bajul Ijo untuk keluar sebagai juara Grup 5 masih terbuka lebar. Wani!

The post Imbang di Pamekasan, Hasil yang Seharusnya Jadi Evaluasi appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
https://emosijiwaku.com/2017/08/11/imbang-di-pamekasan-hasil-yang-seharusnya-jadi-evaluasi/feed/ 0 9957
Efektifnya Variasi Taktik Green Force https://emosijiwaku.com/2017/08/04/efektifnya-variasi-taktik-green-force/ https://emosijiwaku.com/2017/08/04/efektifnya-variasi-taktik-green-force/#respond Fri, 04 Aug 2017 10:37:09 +0000 http://emosijiwaku.com/?p=9741 Hal yang menarik dalam pertandingan melawan PSBI Blitar, Persebaya memainkan dua formasi dalam satu pertandingan.

The post Efektifnya Variasi Taktik Green Force appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
Perjalanan Persebaya dalam mengarungi Liga 2 masih terbilang sempurna di era kepelatihan tactician asal Argentina, Alfredo Vera. Lima kemenangan dan sekali hasil seri menunjukkan bagaimana magisnya mantan pelatih Persipura tersebut menangani tim kebanggaan Arek Suroboyo.

Hal yang menarik dalam pertandingan melawan PSBI Blitar, Persebaya memainkan dua formasi dalam satu pertandingan. Di situ menunjukkan bahwa di era kepelatihan Alfredo Vera, Green Force mempunyai variasi taktik yang sangat dibutuhkan oleh sebuah tim untuk mengarungi kompetisi.

Pada babak pertama dengan formasi 4-3-3, pola serangan yang mengandalkan kecepatan dari Irfan Jaya serta Oktavianus sangat efektif dalam membangun serangan. Serta peran dari Misbakhun Solikhin yang berperan sebagai deep playing playmaker dibantu dengan Abu Rizal serta M. Hidayat. Kelugasan lini belakang Persebaya juga semakin teruji dengan peran bek sayap modern Abdul Aziz dan M.Irvan yang selalu aktif membantu serangan juga sigap dalam menjaga lini pertahanan tim.

Pada babak kedua dengan masuknya Rendi Irawan menggantikan Abdul Aziz membuat formasi berubah menjadi 3-5-2. Fandry Imbiri, Andri Muliadi, serta M. Irvan diplot menjadi tiga pemain terakhir di lini pertahanan Persebaya.

Peran dari Misbakhus serta Sidik Saimima yang masuk di babak kedua selain berperan sebagai pembagi bola serta pengatur serangan, juga menjaga kerapatan lini pertahanan Persebaya. Bentuk pola bertahan seperti ini yang ditunjukkan Persebaya ketika melawan PSBI Blitar. Pola serangan dari PSBI selalu terpotong oleh kerapatan lini pertahanan Persebaya.

Namun sisi kelemahan dari Persebaya masih tidak tenangnya sektor lini depan. Peluang yang seharusnya bisa di konversikan menjadi gol harus terbuang dengan sia-sia karena penyelesaian akhir yang tidak tenang.

Dengan banyaknya variasi taktik dari coach Alfredo Vera ini bisa selalu menjaga tren positif selama Persebaya mengarungi Liga 2 yang masih sangat panjang.

Salam Satu Nyali, Wani!

The post Efektifnya Variasi Taktik Green Force appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
https://emosijiwaku.com/2017/08/04/efektifnya-variasi-taktik-green-force/feed/ 0 9741
Empat Gol Tanpa Balas dan Kinerja Menawan Para Gelandang https://emosijiwaku.com/2017/08/03/empat-gol-tanpa-balas-dan-kinerja-menawan-para-gelandang/ https://emosijiwaku.com/2017/08/03/empat-gol-tanpa-balas-dan-kinerja-menawan-para-gelandang/#respond Thu, 03 Aug 2017 13:31:43 +0000 http://emosijiwaku.com/?p=9709 Kemampuan pemain-pemain Persebaya untuk menguasai pertandingan serta mengkreasi peluang menunjukkan bahwa mereka semakin matang dan mengerti apa yang dimau coach Alfredo Vera.

The post Empat Gol Tanpa Balas dan Kinerja Menawan Para Gelandang appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
Hasil positif kembali diraih Persebaya pada pertandingan pekan kesepuluh. Menjamu PSBI Blitar di Stadion Gelora Bung Tomo, Rabu (2/8) malam, skuad Bajul Ijo berhasil membenamkan sang tamu dengan gelontoran empat gol tanpa balas. Kemenangan 4-0 yang diraih Persebaya atas PSBI semalam membuat Green Force kini semakin mantap di puncak klasemen sementara Grup 5. Misbakhus Solikin dkk. pun sukses mencetak hattrick tiga kemenangan beruntun.

Abu Rizal Maulana, Misbakhus Solikin, Oktafianus Fernando, dan Rendi Irwan menjadi penyumbang gol-gol Persebaya pada laga tadi malam. Kemenangan semalam juga merupakan rekor kemenangan terbesar yang diraih Persebaya hingga pekan ke-10. Menghadapi PSBI di kandang sendiri, Persebaya memang tampil menawan. Terlepas dari lawan yang memang sedang dalam tren negatif, namun kemampuan pemain-pemain Persebaya untuk menguasai pertandingan serta mengkreasi peluang menunjukkan bahwa mereka semakin matang dan mengerti apa yang dimau coach Alfredo Vera.

Pilihan Formasi Alfredo Vera dan Pembagian Tugas Tiga Gelandang

Dalam laga kontra PSBI Blitar, Alfredo Vera tetap mempertahankan formasi agresif 4-3-3. Absennya penyerang utama Rishadi Fauzi membuat Yogi Novrian memulai laga sebagai penyerang tengah, setelah dalam dua laga sebelumnya selalu ditempatkan sebagai winger kiri. Yogi didampingi oleh Irfan Jaya di sisi kanan dan Oktavianus Fernandi di sayap kiri. Di sektor tengah, trio gelandang tetap diisi oleh Abu Rizal Maulana, Muhammad Hidayat dan kapten pada laga kemarin, Misbakhus Solikin. Sama seperti lini tengah, komposisi tembok pertahanan Persebaya juga tidak mengalami perubahan. Kuartet Abdul Azis-Fandry Imbiri-Andri Muliadi-Mochammad Irvan menjadi starter di depan kiper Miswar Syahputra, yang tampil menggantikan posisi Dimas Galih akibat masalah pada hamstring-nya.

Meski menurunkan formasi yang sama seperti ketika mengalahkan Madiun Putra dan Martapura FC, namun pada pada laga kontra PSBI kemarin Alfredo Vera menerapkan pendekatan permainan yang berbeda, terutama dalam penguasaan bola di  lini tengah. Tiga gelandang Persebaya yang diturunkan Alfredo Vera tampil begitu apik dan menjadi kunci kemenangan telak Bajul Ijo atas Laskar Soekarno.

Pada pertandingan semalam, lini tengah Persebaya terlihat begitu dominan. Dipimpin Misbakhus Solikin, sektor tengah Persebaya langsung menguasai jalannya pertandingan sejak awal laga. Malam itu, Misba menjalankan peran sedikit berbeda. Menghadapi PSBI yang bermain rapat, Misba yang biasanya rajin melakukan tusukan hingga final third justru dimainkan lebih dalam. Top scorer Persebaya itu hanya sesekali malakukan akselerasi ke area kotak penalti PSBI. Bersama Muhammad Hidayat, Misba menjadi penghubung antara lini belakang dan lini tengah. Visi mumpuni Misba dalam mengirim umpan serta membagi bola terlihat semakin maksimal dalam laga kontra PSBI.

Sementara itu, Abu Rizal “Rodeg” Maulana yang biasanya berfungsi sebagai perusak dan pemutus alur serangan lawan justru bermain free role pada laga semalam. Rodeg yang memiliki daya jelajah tinggi dan kuat secara fisik efektif dalam menembus pertahanan rapat PSBI. Tak hanya merebut bola, Rodeg juga kerap muncul tiba-tiba dari lini kedua. Hal inilah yang tak bisa diantisipasi lini pertahanan PSBI. Peran free role yang diemban Rodeg ini membuat Persebaya seperti bermain dengan skema 4-2-1-3 ketika melakukan offensive pressing (Gambar 1).

Gambar 1. Skema pergerakan tiga gelandang Persebaya saat melakukan pressing ke pertahanan PSBI.

Pendekatan permainan yang dilakukan Alfredo Vera dalam laga kontra PSBI menunjukkan bahwa pelatih asal Argentina itu merupakan pelatih yang adaptatif. Menghadapi lawan yang bermain nothing to lose, Alfredo justru tak menginstruksikan pemain-pemainnya untuk menyerang frontal. Ia meminta punggawa-punggawa Persebaya untuk tetap bersabar dalam membongkar pertahanan lawan.

Kesabaran dan Kreatifitas Membuka Ruang Berbuah Empat Gol

Menguasai jalannya pertandingan sejak awal, Persebaya ternyata cukup sulit menembus pertahanan PSBI yang kerap menumpuk 5-6 pemain di dekat area penalti. Bajul Ijo harus menunggu 13 menit untuk menembus pertahanan PSBI yang dikomando oleh Taufik Angga. Melakukan build-up serangan dari sisi kanan pertahanan PSBI, Yogi Novrian mampu menarik bek lawan untuk naik sehingga memberikan ruang bagi Abu Rizal untuk masuk ke dalam kotak penalti. Umpan flick Yogi mampu dimanfaatkan dengan baik oleh Rizal. Dengan sekali dribble, Rizal mampu membuka ruang tembak yang ideal. Baam! Sepakan keras Rizal ke arah tiang dekat menjebol gawang PSBI yang dijaga Fahmi Idris.

Gol pembuka yang dicetak lewat kaki Abu Rizal “Rodeg” membuat Persebaya semakin meningkatkan intensitas serangan. Peluang Persebaya untuk menambah gol semakin terbuka lebar karena PSBI diluar dugaan malah berani tampil lebih terbuka. Bahkan, PSBI nyaris membuat gol balasan jika saja tendangan chip Ismail Soleh tidak mengenai mistar gawang Persebaya yang dijaga Miswar Syahputra. Dengan PSBI yang berani keluar menyerang, pertandingan babak pertama menjadi lebih seimbang.

Menghadapi lawan yang mulai keluar menyerang, Persebaya tetap bermain sabar. Di fase ini, pemain-pemain Persebaya menunjukkan kreatifitas mereka dalam membuka ruang. Permainan bola-bola pendek di area tengah yang dimainkan tiga gelandang Persebaya membuat bek-bek PSBI terpancing naik. Peluang inilah yang dimanfaatkan para gelandang Persebaya untuk memberikan umpan-umpan diagonal yang mengarah ke kedua sayap mereka, yang diisi oleh Irfan Jaya di kanan dan Oktafianus Fernando. Dukungan juga diberikan oleh Abu Rizal yang bermain sangat mobile. Persebaya pun seolah tinggal menunggu waktu untuk bisa menambah jumlah gol.

Persebaya memang akhirnya berhasil menambah tiga gol, satu gol di penghujung babak pertama dan dua gol tambahan di babak kedua. Gol kedua yang dicetak Misbakhus Solikin dan Gol ketiga lewat kaki Oktafianus merupakan hasil kreatifias gelandang-gelandang Persebaya dalam membuka ruang. Sementara gol keempat sekaligus gol penutup pesta Persebaya ke gawang PSBI yang dicetak oleh Rendi Irwan memanfaatkan lengahnya jebakan offside yang diperagakan oleh lini pertahanan PSBI.

Kemenangan empat gol tanpa balas dalam laga semalam memang menjadi sajian yang sangat menghibur. Tambahan tiga poin juga membuat posisi Persebaya tetap aman di puncak klasemen sementara Grup 5. Kemenangan dengan margin gol cukup besar ini tentunya juga akan menambah  kepercayaan diri para pemain. Usai membenamkan PSBI, Persebaya masih memiliki sisa empat pertandingan di fase grup, dengan rincian dua laga away dan dua laga home. Misi sapu bersih semua sisa laga fase grup merupakan target yang realistis. Namun perlu digarisbawahi, kemenangan pada malam kemarin jangan sampai membuat para pemain merasa puas, karena perjalanan Persebaya di Liga 2 masih teramat panjang. Optimis, dan tetap membumi. Wani!

The post Empat Gol Tanpa Balas dan Kinerja Menawan Para Gelandang appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
https://emosijiwaku.com/2017/08/03/empat-gol-tanpa-balas-dan-kinerja-menawan-para-gelandang/feed/ 0 9709
Dua Gol Elegan Yang Tenggelamkan Martapura https://emosijiwaku.com/2017/07/28/dua-gol-elegan-yang-tenggelamkan-martapura/ https://emosijiwaku.com/2017/07/28/dua-gol-elegan-yang-tenggelamkan-martapura/#respond Fri, 28 Jul 2017 09:23:54 +0000 http://emosijiwaku.com/?p=9520 Sebuah revans yang sempurna bagi tuan rumah.

The post Dua Gol Elegan Yang Tenggelamkan Martapura appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
Persebaya sukses melakukan revans kepada Martapura FC. Pada laga yang digelar di Stadion Gelora Bung Tomo, Kamis (27/7) malam kemarin, Bajul Ijo berhasil mengalahkan tamunya Martapura FC dengan skor 2-0. Sebuah kemenangan yang sangat berharga bagi Persebaya. Selain berhasil mengantarkan Green Force ke puncak klasemen sementara Grup 5 dan semakin memperbesar peluang untuk melaju ke babak 16 Besar, kemenangan di GBT kemarin malam juga membuat Persebaya mampu membalaskan kekalahan pada pertemuan pertama lalu.

Irfan Jaya dan Oktafianus Fernando menjadi pahlawan kemenangan Bajul Ijo pada laga panas kemarin malam. Irfan menjadi pemecah kebuntuan pada menit ke-67. Lewat sebuah tendangan bebas akurat dari sisi kanan kotak penalti lawan, Irfan mampu menjebol gawang Martapura FC yang dijaga Ali Budi Rahardjo. Oktafianus Fernando memastikan kemenangan Persebaya pada menit ke-85 setelah memanfaatkan kemelut di depan gawang Martapura FC. Sebuah kemenangan yang terasa semakin manis bagi Persebaya karena diraih dengan cara yang mengesankan.

Alfredo Vera Pertahanankan The Winning Team

Mengusung misi revans sekaligus ingin mempertahankan rekor unbeaten dalam tujuh pertandingan terakhir di liga, Persebaya memulai laga dengan baik. Dalam laga ini, coach Angel Alfredo Vera mempertahankan the winning team seperti pada saat mengalahkan Madiun Putra FC di pekan sebelumnya. Satu perubahan hanya terjadi di lini belakang. Pemain debutan Fandry Imbiri langsung dipercaya mengisi starting line-up. Imbiri mengisi satu posisi center back, berduet dengan Andri Muliadi untuk menjaga tembok pertahanan Bajul Ijo. Selebihnya, komposisi pemain yang diturunkan Alfredo Vera sama dengan komposisi pemain yang diturunkan di Stadion Wilis, sepekan silam.

Skema 4-3-3 yang dimainkan Persebaya membuat Misbakhus Solikin dkk. mampu menguasai lini tengah. Meski dibebani target menang, namun punggawa-punggawa Green Force tampil tenang dan rileks di atas lapangan. Mereka tak terlalu bernafsu menggempur pertahanan lawan lewat serangan-serangan sporadis. Sementara sang lawan, Martapura FC lebih banyak menunggu bola dan bermain rapat, serta mengandalkan permainan fisik untuk meredam agresifitas Persebaya.

Pada laga ini, Muhammad Hidayat kembali tampil apik sebagai metronom di lini tengah. Pun demikian dengan Abu Rizal Maulana yang tampil spartan sebagai ball winner. Pada babak pertama, serangan-serangan Persebaya lebih banyak terkonsentrasi di sektor kanan, atau rusuk kiri pertahanan Martapura FC. Sektor ini seperti menjadi favorit pemain-pemain Persebaya dalam membongkar pertahanan Martapura FC. Beberapa kali Misba Solikin sukses mengirim umpan diagonal ke arah sayap kanan Bajul Ijo yang diisi Irfan Jaya, serta Abdul Azis yang kerap naik membantu penyerangan. Kombinasi Irfan dan Azis di area kanan lini serang Persebaya membuat bek kiri Martapura FC, Wirabuana Prayogo kewalahan.

Dominasi Persebaya sejak lini tengah membuat permainan Martapura FC sama sekali tidak berkembang sepanjang babak pertama. Mereka lebih banyak memainkan direct pass langsung ke depan, mengandalkan kecepatan Sandi Pratama serta Rifan Nahumarury. Kontra strategi yang dimainkan Martapura FC ini pun dengan mudah dipatahkan lini belakang Persebaya yang menerapkan garis pertahanan tinggi. Kokohnya tembok pertahanan Persebaya tak lepas dari langsung nyetelnya Fandry Imbiri yang melakukan debutnya pada malam itu. Duet Fandry dengan Andri Muliadi di sentral pertahanan Persebaya membuat Qischil Gandrum praktis terisolasi sendirian di lini depan Martapura FC.

Meski mutlak menguasai jalannya babak pertama, namun Persebaya gagal mencetak gol di paruh pertama. Terus membombardir pertahanan lawan, tak ada satu pun gol yang bersarang ke gawang Ali Budi Rahardjo, yang menjadi sorotan di laga ini. Di 45 menit pertama, Persebaya mampu membuat enam peluang, termasuk ketika empat kali melepaskan tembakan beruntun ke gawang Martapura FC.

Walaupun scoreless di babak pertama, namun ada fakta menarik dimana pemain-pemain Persebaya bisa bermain cair dengan akurasi umpan sangat tinggi. Pada paruh pertama babak, Persebaya mampu menguasai bola hingga 77%. Sebuah catatan ball possession yang menunjukkan dominasi mutlak Bajul Ijo atas Martapura FC, yang permainannya sama sekali tak berkembang. Di babak pertama pula, pemain-pemain Persebaya mencatatkan akurasi umpan hingga 87%. Sebuah fakta yang turut menjelaskan bagaimana lini tengah Persebaya menang telak atas Martapura FC.

Persebaya “Tenggelamkan” Martapura FC di Waktu yang Tepat, dengan Cara yang Elegan

Unggul jumlah pemain sejak menit ke-38 setelah Erwin Gutawa dikartu merah akibat menanduk wajah Abdul Azis tepat di hadapan wasit, Persebaya semakin mendominasi jalannya pertandingan di babak kedua. Di paruh kedua babak, pemain-pemain Persebaya tetap bermain sabar dan menguasai tempo. Punggawa Persebaya pun tak mudah terpancing permainan kasar dan provokasi lawan. Malahan, pemain-pemain Persebaya sukses menjalankan mind games di laga ini. Persebaya seperti tinggal menunggu momen yang tepat saja untuk bisa menghabisi perlawanan Martapura FC.

Guna menambah agresifitas, di pertengahan babak kedua coach Alfredo Vera memasukkan Rendi Irwan, setelah sebelumnya ia juga memasukkan Oktafianus Fernando. Kembali merumputnya sang kapten pun membuat pemain-pemain Persebaya semakin meningkatkan serangan. Daya dobrak dan visi bermain Rendi membuat intensitas serangan Green Force meninggi.

Persebaya akhirnya memecah kebuntuan di menit ke-67. Melalui sebuah skema tendangan bebas di area kiri pertahanan Martapura FC, sepakan bebas akurat yang dilakukan Irfan Jaya sukses menembus gawang Ali Budi Rahardjo. Sebuah gol yang semakin menggelorakan semangat punggawa Bajul Ijo untuk memenangkan pertandingan. Apalagi, tuan rumah semakin diatas angin setelah Martapura FC menerima kartu merah untuk kali kedua. Menit ke-73, pada sebuah duel udara di lini tengah, sikutan Gideon Marshell Huwae bersarang telak di hidung Abu Rizal Maulana. Tanpa ampun, wasit Yudi Prasodjo pun menghadiahi putra pelatih Martapura FC, Frans Sinatra Huwae, itu dengan kartu merah. Di lima belas menit terakhir, Martapura FC pun harus bermain dengan sembilan pemain.

Serangan bertubi-tubi semakin gencar dilancarkan ke arah pertahanan Martapura FC. Tak perlu menunggu lama, Bajul Ijo benar-benar menambah gol di menit ke-85. Kemelut di depan gawang Martapura FC berhasil dimanfaatkan oleh Oktafianus Fernando melalui tendangan dari sudut sempit. Skor pun berubah menjadi 2-0 untuk keunggulan tuan rumah. Keunggulan dua gol bisa dipertahankan Persebaya hingga akhir pertandingan. Sebuah revans yang sempurna bagi tuan rumah.

Tak hanya tiga poin dan posisi puncak klasemen Grup 5, kemenangan yang diraih Persebaya atas Martapura FC juga memiliki arti lebih. Hujan lebat yang sempat mengguyur Stadion Gelora Bung Tomo seolah menjadi saksi “tenggelamnya” Martapura FC di kandang Bajul Ijo. Ya, malam itu Persebaya telah mengajarkan kepada Martapura FC bagaimana caranya memenangkan pertandingan lewat cara yang elegan, sportif dan mengesankan. Dan untuk Martapura FC, sekali lagi, you mess with the wrong city.

The post Dua Gol Elegan Yang Tenggelamkan Martapura appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
https://emosijiwaku.com/2017/07/28/dua-gol-elegan-yang-tenggelamkan-martapura/feed/ 0 9520
Respon Positif dan Ketenangan Hasilkan Tiga Poin di Madiun https://emosijiwaku.com/2017/07/22/respon-positif-dan-ketenangan-hasilkan-tiga-poin-di-madiun/ https://emosijiwaku.com/2017/07/22/respon-positif-dan-ketenangan-hasilkan-tiga-poin-di-madiun/#respond Sat, 22 Jul 2017 02:43:08 +0000 http://emosijiwaku.com/?p=9354 Tiga poin hasil kemenangan atas tuan rumah Madiun Putra membuat Persebaya tetap bersaing di papan atas klasemen sementara Grup 5.

The post Respon Positif dan Ketenangan Hasilkan Tiga Poin di Madiun appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
EJ – Persebaya kembali ke trek kemenangan usai mengalahkan tuan rumah Madiun Putra FC, pada pertandingan yang digelar di Stadion Wilis, Madiun, Kamis (20/7) malam kemarin. Sempat tertinggal melalui gol kapten tuan rumah, Asmar Abu, di penghujung babak pertama, Persebaya mampu membalikkan keadaan berkat gol Yogi Novrian dan eksekusi penalti Musbakhus Solikin. Sebuah kemenangan yang untuk sementara kembali mengantar Bajul Ijo ke pucuk klasemen Grup 5, sekaligus memperpanjang rekor unbeaten Persebaya ditangan Alfredo Vera.

Sama seperti dua laga cukup berat yang dilakoni Persebaya sebelumnya, kemenangan atas Madiun Putra diraih dengan cara yang tidak mudah. Badai cedera yang menghampiri skuad Green Force sempat menimbulkan kekhawatiran akan berpengaruh kepada performa Persebaya di atas lapangan. Namun berkat taktik jitu Alfredo Vera dan semangat tinggi para pemain untuk mepersembahkan kemenangan bagi ribuan Bonek yang memenuhi lebih dari separuh kapasitas Stadion Wilis, Persebaya pun berhasil meraih poin penuh dalam lawatannya ke kandang Madiun Putra.

Dominasi Lini Tengah Sejak Menit Pertama

Tampil di kandang lawan, Persebaya justru langsung mendominasi jalannya pertandingan sejak menit pertama. Pada laga ini, Alfredo Vera mengubah skema dasar 4-2-3-1 menjadi 4-3-3. Sebuah pilihan formasi agresif yang terbilang berani mengingat Persebaya bermain di kandang lawan. Alfredo pun seolah melihat peluang untuk memenangkan pertandingan karena menyadari tuan rumah sedang dalam tren negatif. Untuk itulah, pelatih asal Argentina itu berani menginstruksikan pemain-pemainnya agar langsung mengambil inisiatif serangan begitu peluit tanda kick-off dibunyikan.

Dalam laga ini, Alfredo Vera membuat perubahan terhadap komposisi starting eleven Persebaya. Di sektor pertahanan, Abdul Azis kembali menjadi starter, menemani M. Syaifuddin, Andri Muliadi dan M. Irvan. Bukan sebagai bek kiri, tapi Alfredo mengembalikan Azis ke posisi favoritnya, bek kanan. Sebuah perubahan yang terbukti membuat Azis tampil lebih nyaman dan taktis. Sementara di sektor tengah, trio gelandang dipercayakan kepada M. Hidayat, Abu Rizal Maulana dan Misbakhus Solikin. Pergantian komposisi pemain juga terjadi di lini depan. Yogi Novrian masuk mengisi posisi sayap kiri, melengkapi tridente lini serang bersama Rishadi Fauzi dan Irfan Jaya.

Kunci dominasi Persebaya sepanjang babak pertama terletak pada permutasi gerak dan pembagian peran tiga gelandang yang diisi Hidayat, Rizal “Rodeg”, dan Misba. Menghadapi Madiun Putra, Hidayat lebih berperan sebagai gelandang bertahan yang menjaga kedalaman sekaligus penghubung antara lini belakang dan lini tengah. Sedangkan Rizal “Rodeg” menjalankan tugas sebagai ball winner dan perusak permainan lawan. Bersama Misba, Rodeg diposisikan sedikit di depan Hidayat. Khusus untuk Misba, lagi-lagi ia menunjukkan kelasnya sebagai jenderal lapangan tengah Persebaya yang bertugas mengatur ritme permainan dan membagi bola.

Kombinasi apik Hidayat, Rodeg dan Misba dalam menguasai lini tengah membuat Madiun Putra tak bisa mengembangkan permainan. Babak pertama seolah berjalan sempurna bagi Persebaya. Lini tengah menguasai permainan, ditambah dengan agresifnya Irfan Jaya di pos sayap kanan. Di 45 menit pertama, Persebaya mampu menguasai 75% penguasaan bola, serta menciptakan 3 peluang tepat ke arah gawang tuan rumah. Namun lagi-lagi, buruknya finishing membuat Bajul Ijo gagal mencetak gol ke gawang Madiun Putra.

Asyik menguasai jalannya pertandingan, Persebaya justru kecolongan gol di penghujung babak pertama. Jebakan offside yang gagal dijalankan lini belakang Persebaya membuat Asmar Abu dalam posisi one-on-one dengan kiper Bajul Ijo, Dimas Galih. Dengan sekali gocekan, kapten Madiun Putra itu berhasil mengelabuhi Dimas dan menceploskan bola ke gawang Persebaya. Persebaya pun menutup babak pertama dengan ketinggalan satu gol dari tuan rumah Madiun Putra.

Respon Positif dan Ketenangan Pemain Mampu Balikkan Keadaan

Kecolongan satu gol di penghujung babak pertama membuat skuad Persebaya cukup tersentak. Namun positifnya, para pemain di lapangan tidak cepat panik dan tetap tampil tenang. Selepas jeda, Persebaya tetap mengambil inisiatif menguasai  jalannya laga. Green Force memulai jalannya babak kedua dengan baik. Lini tengah Persebaya dibawah komando Misba Solikin tampil tenang dan tak terburu-buru mengalirkan bola ke depan.

Babak kedua berjalan tiga menit, sebuah aksi solo run Irfan Jaya dari sektor kiri pertahanan Madiun Putra berhasil membuka ruang di depan kotak penalti lawan. Mendapat space untuk menembak, Irfan melepaskan sepakan jarak dekat namun masih diblok kiper tuan rumah Ricky Fajar. Bola liar hasil tepisan Ricky berhasil disambar oleh Yogi Novrian. Skor pun berubah sama kuat, 1-1. Mampu mencetak gol cepat di babak kedua, pemain-pemain Persebaya semakin nyaman menguasai bola.

Di babak kedua, winger kanan Persebaya Irfan Jaya menjadi pusat perhatian berkat penampilan enerjiknya. Berkat Irfan pula, pelatih Sartono Anwar terpaksa mengganti Ikhlas Dwi Safaat yang sepanjang laga terlihat kewalahan menjaga pemain Persebaya bernomor punggung 41 tersebut. Celah di rusuk kiri pertahanan Madiun Putra benar-benar menjadi sasaran empuk serangan pemain-pemain Persebaya. Berkali-kali Misba ataupun Rodeg mampu memberikan through pass ataupun umpan daerah ke sisi kiri pertahanan lawan, tempat dimana Irfan Jaya beroperasi.

Aksi Irfan Jaya kembali menjadi pembeda pada laga malam kemarin. Di menit ke-57, sebuah umpan lambung Irfan ke area kotak penalti terlihat mengenai bagian tangan salah satu bek Madiun Putra. Wasit pun tanpa ragu menunjuk  titik putih sebagai tanda hadiah tendangan penalti bagi Persebaya. Eksekusi penuh percaya diri dari Misbakhus Solikin akhirnya membalikkan keadaaan. Menit 58, skor menjadi 1-2 untuk keunggulan Persebaya.

Di sisa laga, Persebaya tetap menguasai jalannya pertandingan. Sementara tuan rumah sesekali melakukan serangan balik cepat melalui Purniawan dan Nanang Wahyudi. Namun bekat ketenangan dan mentalitas pemain di atas lapangan, Persebaya mampu mempertahankan keunggulan hingga pertandingan usai.

Tiga poin hasil kemenangan atas tuan rumah Madiun Putra membuat Persebaya tetap bersaing di papan atas klasemen sementara Grup 5. Persebaya pun melanjutkan tren positif tak terkalahkan dalam enam pertandingan terakhir. Rangkaian hasil positif ini tentunya membuat Persebaya semakin optimis menatap laga-laga selanjutnya. Namun dibalik rentetan tren menanjak yang sedang dialami Persebaya, bukan berarti tim Bajul Ijo tak memiliki pekerjaan rumah.

Pekerjaan rumah pertama yang wajib segera dibenahi adalah koordinasi dan komunikasi lini pertahanan. Dalam dua laga terakhir, kontra Persinga dan Madiun Putra, gawang Persebaya jebol akibat miskomunikasi di lini pertahanan. Lemahnya koordinasi di sektor pertahanan tentunya menjadi bahan evaluasi bagi tim pelatih Persebaya. Kabarnya, untuk menambah kekokohan lini belakang, manajemen sedang berusaha untuk mendaratkan satu lagi bek berkualitas. Selain lini belakang, kinerja lini depan juga perlu ditingkatkan. Efektifitas dalam menyelesaikan serangan dan sentuhan akhir masih menjadi problem para juru gedor Green Force. Diluar dua pekerjaan rumah tersebut, yang perlu dilakukan punggawa-punggawa Persebaya untuk saat ini adalah bagaimana caranya tetap menjaga konsistensi permainan dan mempertahankan semangat “haus” akan kemenangan. Wani! (rvn)

The post Respon Positif dan Ketenangan Hasilkan Tiga Poin di Madiun appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
https://emosijiwaku.com/2017/07/22/respon-positif-dan-ketenangan-hasilkan-tiga-poin-di-madiun/feed/ 0 9354
Satu Poin Berharga dan Pelajaran dari Ngawi https://emosijiwaku.com/2017/07/17/satu-poin-berharga-dan-pelajaran-dari-ngawi/ https://emosijiwaku.com/2017/07/17/satu-poin-berharga-dan-pelajaran-dari-ngawi/#respond Mon, 17 Jul 2017 03:40:08 +0000 http://emosijiwaku.com/?p=9245 Hasil imbang pada laga kontra Persinga pun memunculkan beberapa catatan menarik yang bisa menjadi bahan pertimbangan Persebaya untuk menatap paruh kedua Liga 2 nanti.

The post Satu Poin Berharga dan Pelajaran dari Ngawi appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
EJ – Persebaya gagal meraih kemenangan ketiganya secara beruntun. Rentetan kemenangan Persebaya terhenti di tangan Persinga Ngawi, pada pertandingan terakhir di putaran pertama, Sabtu (15/7) lalu. Sempat unggul cepat melalui sepakan bebas akurat Misbakhus Solikin pada menit ke-8, Persebaya harus puas dengan hasil imbang setelah tuan rumah mampu menyamakan kedudukan lewat gol Slamet Larso Hariyadi di menit ke-70. Tambahan satu poin hasil seri dengan Persinga membuat Green Force harus kehilangan posisi puncak klasemen Grup 5 karena di waktu yang sama Martapura FC secara mengejutkan bisa menang telak atas tuan rumah Madiun Putra dengan skor 2-4.

Di luar faktor non teknis yang mengiringi jalannya pertandingan, hasil satu poin dari lawatan ke Stadion Ketonggo, Ngawi akhir pekan lalu merupakan hasil yang patut disyukuri oleh Persebaya. Meski gagal meneruskan rekor impresif dengan kemenangan ketiga secara beruntun, namun kerja keras Rendi Irwan cs. di atas lapangan sangat pantas mendapat apresiasi.

Persebaya sendiri meraih hasil imbang di Ngawi dengan cara yang tidak mudah. Permainan keras menjurus kasar yang diperagakan tuan rumah berhasil merusak skema permainan Bajul Ijo. Pada laga ini, arsitek Persebaya, Alfredo Vera terpaksa menarik keluar Misba Solikin dan kapten Rendi Irwan pada babak kedua untuk menghindari cedera yang lebih parah. Di penghujung babak kedua pun, Oktafianus Fernando harus terpincang-pincang keluar lapangan akibat permainan keras tuan rumah. Dengan deretan pemain inti yang tak bisa bermain penuh selama 90 menit, hasil satu poin pada laga kemarin merupakan hasil yang tidak terlalu buruk. Tambahan satu poin tersebut tetap menjaga posisi Persebaya di papan atas klasemen sementara Grup 5. Selain tetap menjaga posisi Green Force di papan atas klasemen, hasil imbang pada laga kontra Persinga pun memunculkan beberapa catatan menarik yang bisa menjadi bahan pertimbangan Persebaya untuk menatap paruh kedua Liga 2 nanti.

Lawan Terapkan Permainan Keras untuk Hadapi Persebaya

Permainan menanjak Persebaya semenjak dipegang Alfredo Vera membuat lawan-lawan Bajul Ijo di Grup 5 menjadi ekstra waspada. Di tangan Alfredo, kini Persebaya menitikberatkan pola permainan pada penguasaan bola guna mengendalikan ritme serta melakukan pressing tinggi di garis pertahanan lawan. Penguasaan bola lebih lama yang dilakukan pemain-pemain Persebaya membuat lawan mau tak mau bergerak naik untuk merebut bola. Dan untuk merebut penguasaan bola yang dilakukan pemain-pemain Persebaya, tak jarang dilakukan dengan cara yang agresif dan keras. Hal inilah yang terlihat pada dua laga terakhir yang dilakoni Persebaya, yakni menghadapi PSBI di Stadion Sultan Agung dan yang paling hangat pada saat melawan Persinga Ngawi.

Pada pertandingan kontra PSBI, Kurniawan Karman menjadi korban permainan keras lawan di awal babak pertama, sehingga harus digantikan oleh Irfan Jaya. Hal serupa dialami oleh Misbakhus Solikin dan M. Irvan, meski keduanya tetap sanggup bermain penuh hingga akhir pertandingan. Usai menghadapi PSBI, Persebaya kembali berhadapan dengan lawan yang menerapkan permainan keras. Kali ini, yang menjadi lawan adalah Persinga.

Jika Kurniawan Karman adalah korban dari laga kontra PSBI, maka yang menjadi korban dari pertandingan menghadapi Persinga kemarin adalah Misbakhus Solikin dan Rendi Irwan. Misba yang sebenarnya masih merasakan nyeri di punggungnya pasca laga kontra PSBI, memaksakan turun untuk laga menghadapi Persinga. Dengan kondisi Misba yang belum 100 % fit ditambah lagi permainan keras lawan, Alfredo pun terpaksa menariknya pada babak kedua. Hal yang sama dilakukan pada kapten Rendi Irwan.

Tumbangnya Kurniawan, Misba, Rendi serta Oktafinus Fernando pada dua laga terakhir menunjukkan fakta bahwa permainan keras kini menjadi senjata lawan untuk menghadapi Persebaya. Tentunya hal ini harus diantisipasi oleh staff pelatih Persebaya. Coach Alfredo Vera pun juga harus menyiapkan strategi lain apabila lawan menerapkan permainan keras, seperti yang terjadi pada laga menghadapi PSBI dan Persinga.

Persebaya Butuh Kedalaman Skuad yang Lebih Baik

Hasil imbang kontra Persinga semakin menunjukkan bahwa kedalaman skuad yang dimiliki Persebaya belum begitu mumpuni. Sempat menguasai jalannya pertandingan pada babak pertama, permainan Persebaya berantakan begitu masuk babak kedua. Ditariknya Misbakhus Solikin dan Rendi Irwan nyatanya memberikan efek yang cukup besar terhadap skema permainan Persebaya.

Tanpa Misba di lini tengah, Persebaya tidak memiliki gelandang yang bertugas mengatur ritme sekaligus membagi bola. Hal ini juga semakin menunjukkan peran pemain bernomor enam itu masih sangat vital di dalam skema permainan Persebaya. Pengganti Misba pada laga kemarin, Ridwan Awaludin, belum menunjukkan kemampuan sebagai gelandang tengah sebaik Misbakhus Solikin. Manajemen tentunya harus mempertimbangkan untuk mendatangkan seorang gelandang tengah dengan kemampuan selevel top scorer Persebaya tersebut. Hal ini untuk berjaga-jaga apabila Misbakhus Solikin harus absen akibat cedera atau skorsing.

Selain harus kehilangan Misba Solikin, di babak kedua pertandingan menghadapi Persinga, Persebaya juga harus bermain tanpa kapten Rendi Irwan. Tanpa Rendi Irwan di lapangan, sebenarnya lebih ke masalah psikologis pemain-pemain lainnya. Tak bisa dipungkiri, Rendi memiliki peran yang sangat penting di atas lapangan. Sebagai kapten tim, teriakan dan komando Rendi di atas lapangan terbukti ampuh dalam memotivasi rekan-rekannya.

Selain membutuhkan pelapis Misba dan Rendi, posisi lain yang saat ini masih mengkhawatirkan adalah full back. Di pos full back, M. Irvan dan Abu Rizal memang mulai menunjukkan potensi mereka. Tapi penampilan keduanya masih naik turun. Abu Rizal yang sempat mencuri perhatian berkat penampilan gemilang pada laga kontra Persepam dan Persatu, justru tampil tidak terlalu baik di dua laga terakhir yang dilakoni Persebaya. Sementara M. Irvan meski terus menunjukkan progress permainan, masih belum begitu kokoh untuk mengisi pos bek kiri. Pada bursa transfer dan rekrutmen pemain paruh kedua nanti, manajemen bisa memanfaatkannya untuk  memperkuat tim serta memperbaiki kedalaman skuad.

***

Hasil imbang dengan Persinga membawa Persebaya menempati peringkat kedua pada paruh pertama fase grup Liga 2, di bawah pemuncak klasemen Martapura FC. Dengan berbagai “drama” yang menyertai langkah Persebaya di paruh partama, posisi dua di tabel klasemen sementara Grup 5 merupakan hasil yang cukup bagus. Namun jika dilihat dari penampilan di atas lapangan, kinerja pemain-pemain Persebaya masih jauh dari kata memuaskan.

Manajemen pun sempat menyatakan bahwa penampilan tim hingga saat ini belum memuaskan, karena manajemen percaya bahwa pemain-pemain seharusnya bisa berbuat lebih. Oleh karena itu, bursa transfer tengah musim harus benar-benar bisa dimanfaatkan secara efektif oleh manajemen. Sementara bagi pemain, mereka harus sebisa mungkin menjaga konsistensi permainan karena lawan-lawan tangguh sudah menunggu di putaran kedua. Dengan kondisi internal tim yang semakin kondusif, serta dukungan Bonek yang terus menyertai langkah Persebaya dimanapun Persebaya berlaga, misi sapu bersih sisa laga di fase grup, terutama laga kandang, merupakan target yang sangat realistis. Wani! (rvn)

The post Satu Poin Berharga dan Pelajaran dari Ngawi appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
https://emosijiwaku.com/2017/07/17/satu-poin-berharga-dan-pelajaran-dari-ngawi/feed/ 0 9245
Tiga Catatan Menarik Di Balik Kemenangan Persebaya Atas PSBI https://emosijiwaku.com/2017/07/13/tiga-catatan-menarik-dibalik-kemenangan-persebaya-atas-psbi/ https://emosijiwaku.com/2017/07/13/tiga-catatan-menarik-dibalik-kemenangan-persebaya-atas-psbi/#respond Thu, 13 Jul 2017 07:39:35 +0000 http://emosijiwaku.com/?p=9147 Meraih dua kemenangan beruntun, momentum kebangkitan Persebaya pun terus dijaga oleh punggawa-punggawa Green Force.

The post Tiga Catatan Menarik Di Balik Kemenangan Persebaya Atas PSBI appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
EJ – Persebaya kembali melanjutkan tren positif dengan meraih kemenangan atas PSBI Blitar dalam partai tunda pekan ketiga Liga 2 Grup 5 yang digelar di Stadion Sultan Agung, Bantul, Selasa (11/7). Skor tipis 1-2 bagi kemenangan Persebaya membuat Green Force untuk sementara kembali memuncaki klasemen Grup 5 dengan raihan 11 poin. Jumlah poin Persebaya kini sama dengan poin PSIM Jogja, tetapi Rendi Irwan dkk. unggul jumlah selisih gol. Dua gol Persebaya disumbangkan oleh duet gelandang tengah, Muhammad Hidayat dan Misbakhus Solikin. Sedangkan gol PSBI tercipta melalui tendangan bebas cantik Luxy Ariawan.

Meraih dua kemenangan beruntun, momentum kebangkitan Persebaya pun terus dijaga oleh punggawa-punggawa Green Force. Kemenangan atas PSBI Blitar yang pada laga kemarin berstatus tuan rumah diraih melalui cara yang tidak mudah. Tanpa kehadiran Bonek secara langsung di dalam stadion, sedikit banyak berpengaruh pada daya juang pemain di lapangan. Apalagi, sang lawan pun menerapkan permainan yang cukup keras. Namun dengan semangat pantang menyerah, skuad Persebaya mampu keluar dari tekanan untuk meraih poin maksimal di Stadion Sultan Agung. Kemenangan Persebaya atas PSBI tak hanya berbuah tiga poin dan kembali ke puncak klasemen. Namun laga kemarin juga memunculkan beberapa catatan menarik yang ditorehkan oleh Persebaya.

1. Pemain-pemain Persebaya Mulai Bisa Menjalankan Game Plan yang Diterapkan Alfredo Vera

Kehadiran sosok Angel Alfredo Vera benar-benar memberikan nuansa baru terhadap gaya main Persebaya. Sempat kehilangan identitas permainan di dua pertandingan awal musim, Persebaya mulai menunjukkan performa menanjak ketika memasuki pertandingan ketiga. Meraih empat poin dibawah arahan caretaker Ahmad Rosyidin, Rendi Irwan cs. kemudian melanjutkan tren positif dibawah nakhoda Alfredo Vera.

Bagi penggemar Persebaya yang mendambakan tim kesayangannya memainkan sepakbola menyerang nan agresif dengan serangan-serangan bergelombang, mungkin akan sedikit kecewa dengan gaya main Persebaya ditangan Alfredo Vera. Pasalnya, ditangan pelatih asal Argentina tersebut pemain-pemain Persebaya berani lebih lama menguasai bola dan tak terburu-buru menggempur pertahanan lawan lewat serangan-serangan sporadis. Keinginan Vera agar pemain bisa menguasai tempo bisa diterjemahkan secara baik di atas lapangan. Penguasaan tempo yang diinginkan Vera bertujuan agar pemain-pemain Persebaya tak cepat “kehabisan bensin”.

Hasil dari penguasaan tempo seperti yang diinginkan Vera adalah build-up serangan Persebaya yang menjadi lebih tertata rapi. Permainan Persebaya saat ini memang cenderung lambat, karena pemain berani memegang bola lebih lama. Namun di sisi lain, serangan Persebaya menjadi lebih skematis dan efektif. Tak hanya itu saja, peluang dari bola mati atau set piece kini benar-benar dimanfaatkan secara maksimal oleh pemain-pemain Persebaya. Tiga dari empat gol Persebaya dalam dua pertandingan terakhir tercipta lewat sebuah skema bola mati yang sepertinya sudah kerap dilakukan saat latihan. Sedikit catatan terkait skema permainan Persebaya adalah pemain-pemain harus meningkatkan akurasi umpan mereka, serta memperbaiki transisi dari menyerang ke bertahan.

2. Duet Lini Tengah Misba-Hidayat Semakin Padu

Cederanya Sidik Saimima sempat menimbulkan kekhawatiran bakal ada lubang di sektor tengah Persebaya. Namun, absennya Saimima ternyata bisa di-cover secara maksimal oleh Muhammad Hidayat. Sempat dikritik habis-habisan pada pertandingan pertama kontra Madiun Putra, Hidayat menjawab kritikan itu dengan penampilan enerjik di dua pertandingan terakhir menghadapi Persatu dan PSBI. Tanda-tanda bahwa Hidayat mulai menunjukkan progress permainan sudah terlihat pada laga Anniversarry Game menghadapi Persik Kediri, dimana ia menjadi starter.

Dipasangkan dengan jenderal lapangan tengah Bajul Ijo, Misbakhus Solikin, Hidayat mampu berkolaborasi apik bersama Misba. Determinasi dan kengototan Hidayat di lini tengah sangat efektif dalam memutus serangan lawan. Karena tugasnya sebagai pemutus alur serangan lawan, maka tak heran jika pemain bernomor 96 itu menjadi pemain yang paling sering melakukan pelanggaran terhadap lawan dalam satu pertandingan. Dengan Hidayat sebagai rekan duetnya, Misba pun kini bisa berkonsentrasi dalam mengatur tempo dan membagi bola ke sektor depan maupun kedua sayap.

Menanjaknya penampilan Muhammad Hidayat disaat Sidik Saimima cedera pun memunculkan pertanyaan menarik. Jika Sidik Saimima sudah kembali fit, apakah Alfredo Vera akan mengubah komposisi duet gelandang tengah? Atau ia akan memainkan skema tiga gelandang dengan menggeser Rendi Irwan ke posisi sayap? Menarik untuk ditunggu jawabannya.

3. Alfredo Vera Bisa Memaksimalkan Potensi Pemain

Selain memberikan sentuhan baru terhadap gaya main Persebaya, Alfredo Vera juga piawai dalam memaksimalkan potensi pemain yang ada. Selain Muhammad Hidayat yang terus menunjukkan peningkatan performa, pemain-pemain lain seperti M. Syaifuddin, Abdul Azis, M. Irvan, Oktafianus Fernando dan Irfan Jaya pun perlahan mampu menemukan bentuk permainan terbaik dibawah asuhan Vera.

Dipercaya menjadi starter untuk pertama kalinya pada laga melawan Persatu, M. Syaifuddin menjawab kepercayaan itu dengan sebuah penampilan solid di jantung pertahanan Persebaya. Torehan satu gol saat menghadapi Persatu juga menjadi nilai plus bagi bek asli Surabaya tersebut. Ia pun melanjutkan performa apik pada laga kemarin menghadapi PSBI. Sementara M. Irvan tampil cukup baik saat diturunkan mengisi posisi Abdul Azis yang harus absen akibat akumulasi kartu pada pertandingan menghadapi PSBI. Sempat grogi di awal laga, pemain yang akrab disapa Ambon itu mampu menunjukkan potensi besarnya sebagai calon bek kiri masa depan Persebaya.

Polesan tangan dingin Alfredo Vera pun juga berimbas pada penampilan Irfan Jaya serta Oktafianus Fernando. Pada laga kontra PSBI kemarin, Irfan diturunkan pada pertengahan babak pertama menggantikan Kurniawan Karman yang cedera. Pada pertandingan tersebut, Irfan tak lagi egois dalam membawa bola. Ia tahu kapan harus men-dribble bola melewati lawan dan kapan harus mengirim umpan kepada rekannya. Irfan pun menorehkan satu assist untuk gol M. Hidayat.

Sementara itu, Oktafianus “Ofan” Fernando merupakan pemain dengan progress paling menonjol semenjak kedatangan Alfredo Vera. Dibawah asuhan Vera, Ofan diplot mengisi posisi sayap kiri. Ofan pun seperti sedang di-Boaz Solossa-kan oleh Vera. Pemain bernomor punggung 8 itu kerap merusak konsentrasi pertahanan lawan dengan melakukan cut inside untuk menembus kotak penalti. Satu tusukan Ofan ke area pertahanan PSBI pada laga kemarin pun berbuah pelanggaran di dalam kotak penalti lawan. Jika terus diberi menit bermain yang cukup, niscaya kemampuan Ofan sebagai winger eksplosif akan terus meningkat. Catatan untuk Ofan adalah ia harus bisa meredam emosinya yang masih gampang meledak-ledak.

Tren positif yang kini menghampiri Persebaya tentunya akan semakin meningkatkan kepercayaan diri para pemain. Apalagi, seluruh punggawa Persebaya kini sedang semangat-semangatnya dalam menghadapi setiap pertandingan. Dengan dukungan Bonek yang tak kenal lelah dan selalu menyertai dimanapun Persebaya berlaga, maka tren positif dan momentum kebangkitan yang sedang menghampiri Persebaya harus terus dijaga. Satu hal yang harus diingat adalah agar para pemain dan internal tim tidak cepat berpuas diri dengan capaian saat ini karena perjalanan Persebaya di Liga 2 masih panjang. (rvn)

The post Tiga Catatan Menarik Di Balik Kemenangan Persebaya Atas PSBI appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
https://emosijiwaku.com/2017/07/13/tiga-catatan-menarik-dibalik-kemenangan-persebaya-atas-psbi/feed/ 0 9147
Penguasaan Tempo, Kunci Kemenangan Persebaya https://emosijiwaku.com/2017/07/07/penguasaan-tempo-kunci-kemenangan-persebaya/ https://emosijiwaku.com/2017/07/07/penguasaan-tempo-kunci-kemenangan-persebaya/#respond Fri, 07 Jul 2017 07:43:47 +0000 http://emosijiwaku.com/?p=9050 Penekanan Alfredo Vera agar pemain-pemain Persebaya lebih bisa mengatur tempo permainan sangat jelas terlihat pada laga kontra Persatu.

The post Penguasaan Tempo, Kunci Kemenangan Persebaya appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
EJ – Persebaya berhasil meraih hasil maksimal pada laga kandang menghadapi Persatu Tuban, Kamis (6/7) malam. Muhammad Syaifuddin dan Rishadi Fauzi menjadi pahlawan berkat gol-gol yang mereka sarangkan ke gawang Laskar Ronggolawe. Sebuah kemenangan yang untuk sementara mengantarkan Green Force ke puncak klasemen Grup 5. Kemenangan dengan skor meyakinkan ini juga menjadi sebuah awal yang bagus bagi nakhoda baru Persebaya, Alfredo Vera.

Alih-alih menggunakan skema 4-3-3 yang kerap dimainkan pada dua laga uji coba sebelumnya, Alfredo Vera memainkan formasi 4-2-3-1 pada pertandingan menghadapi Persatu. Minus Sidik Saimima yang harus absen karena cedera ringan saat latihan, Alfredo Vera mengubah komposisi starting eleven Persebaya. Perubahan paling mencolok ada di lini belakang. Pada laga ini, Alfredo merombak duet center back Persebaya. Pelatih asal Argentina tersebut memarkir Rachmat Latief dan Andri Muliadi. Sebagai gantinya, M.Syaifuddin diberi kepercayaan mengisi starting eleven. Pemain bernomor punggung 4 itu berduet dengan debutan Rachmat Irianto di sentral pertahanan Persebaya. Perubahan yang cukup berani oleh Alfredo mengingat Rian dan Syaifuddin baru sekali bermain bersama, tepatnya pada laga uji coba kontra PSIS Semarang di masa pramusim. Untuk posisi full back, Alfredo tetap mempercayakan pada Abu Rizal “Rodeg” dan Abdul Azis.

Sementara di sektor tengah Misbakhus Solikin ditemani Muhammad Hidayat sebagai duet gelandang tengah. Pada departemen penyerangan dipimpin oleh kapten Rendi Irwan, dibantu oleh Kurniawan Karman di kanan serta Oktafianus Fernando di kiri. Mereka bertiga bertugas menyuplai bola untuk Rishadi Fauzi yang berdiri sendiri di depan.

Bermain di kandang sendiri, Persebaya langsung mengambil kendali permainan. Di paruh pertama laga, serangan Persebaya lebih banyak berpusat di sisi kiri atau rusuk kanan pertahanan Persatu, area dimana Oktafianus Fernando beroperasi. Ofan benar-benar bermain maksimal pada laga ini. Keberaniannya dalam melakukan tusukan dan memecah konsentrasi lini pertahanan Persatu patut diacungi jempol. Kombinasinya dengan Rendi Irwan yang bermain free role dari lini kedua berkali-kali membuat situasi berbahaya di area pertahanan Persatu.

Bajul Ijo membuka peluang di menit ke-13 ketika umpan lambung Rendi dari dalam kotak penalti tepat menemui Rishadi Fauzi. Namun sayang, sundulan Rishadi masih bisa diamankan kiper Persatu, Fajar Setiabudi. Setelah berkali-kali menggempur lini pertahanan Persatu, Persebaya membuka skor di menit 20. Tendangan penjuru Kurniawan Karman berhasil membuat kemelut di depan gawang Fajar Setiabudi. Bola liar berhasil disambar M. Syaifuddin yang ikut merangsek ke kotak penalti lawan. Tendangan keras Syaifuddin berhasil merobek gawang Persatu. Skor 1-0 bertahan hingga jeda.

Pada babak kedua, Persatu mencoba mengimbangi permainanan tuan rumah. Di paruh kedua ini, penguasaan bola menjadi lebih berimbang. Pelatih Persatu, Edy Sudiarto pun memasukkan Wirahadi Kusuma di babak kedua untuk menambah sengatan lini depan Laskar Ronggolawe. Terus mendapat tekanan, Persebaya justru berhasil menambah keunggulan pada menit ke-64. Lagi-lagi lewat skema bola mati, tendangan sudut Misbakhus Solikin berhasil diselesaikan oleh Rishadi Fauzi lewat sebuah tandukan yang sangat akurat dan bertenaga. Gol ketiga Rishadi dalam tiga laga terakhir memperlebar keunggulan Bajul Ijo. Hingga laga usai, skor 2-0 untuk tuan rumah tetap bertahan.

Penguasaan Tempo Permainan Jadi Kunci Kemenangan Persebaya

Penekanan Alfredo Vera agar pemain-pemain Persebaya lebih bisa mengatur tempo permainan sangat jelas terlihat pada laga kontra Persatu. Sebelumnya Alfredo memang sempat mengungkapkan bahwa masalah yang ada pada Persebaya adalah tempo, dimana para pemain bisa kencang di babak pertama, tapi kedodoran di 45 menit kedua.

Di tangan Alfredo Vera, serangan-serangan Persebaya lebih terorganisir dan tak lagi hanya sekadar sporadis. Pemain pun lebih berani dan bersabar menguasai bola. Menghadapi Persatu, duet gelandang tengah yang dihuni Muhammad Hidayat dan Misbakhus Solikin berperan maksimal dalam mengatur tempo permainan. Misba menjadi pemain yang bertugas menjaga kedalaman sekaligus mengalirkan bola dari belakang ke depan. Sementara Hidayat berperan sebagai breaker dan pemutus alur serangan lawan.

Kemampuan pemain Persebaya untuk lebih menguasai tempo membuat permainan Green Force menjadi cukup stabil selama 2×45 menit. Di babak pertama, penguasaan bola Persebaya mencapai 62 persen dan sukses menciptakan 7 peluang, 4 diantaranya mengarah tepat ke sasaran. Keberhasilan duet Misba-Hidayat dalam menguasai lini tengah membuat Rendi Irwan bisa benar-benar fokus mengkreasi serangan. Sedikit kelemahan Persebaya yang masih menjadi bahan eksploitasi lawan adalah posisi full back. Entah mengapa pada laga kontra Persatu kemarin Abu Rizal “Rodeg” tak selugas seperti biasanya. Sementara Abdul Azis masih memiliki problem kerap terlambat menutup ruang di sisi kiri pertahanan Persebaya.

Masih buruknya transisi dari menyerang ke bertahan yang terjadi pada dua full back Persebaya berhasil dimanfaatkan oleh sayap-sayap Persatu. Menit ke-37, Persatu nyaris menjebol gawang Dimas Galih ketika mereka membangun sebuah serangan balik cepat melalui kaki bek kanan Yadi Hadityar. Umpan cutback Yadi berhasil disambar Agung Suprayogi tepat di depan gawang Dimas. Untungnya bola sempat mengenai badan Abu Rizal “Rodeg” sehingga bergulir tipis di sisi kiri gawang Persebaya. Di babak kedua pun nyaris sama. Serangan-serangan cepat punggawa Laskar Ronggolawe melalui rusuk kanan-kiri pertahanan Persebaya mampu membuat lini belakang Green Force kelabakan. Celah-celah kelemahan seperti inilah yang harus segera diperbaiki oleh Persebaya.

Meski lini belakang Persebaya masih sedikit mengkhawatirkan, namun ada secercah harapan dari sektor pertahanan Bajul Ijo. Malam itu, laga kontra Persatu Tuban, anak muda berusia 17 tahun bernama Rachmat Irianto tampil eksepsional pada partai debutnya bersama Persebaya. Berduet dengan M. Syaifuddin, Rian tampil lugas mengawal pertahanan Bajul Ijo sehingga Persebaya berhasil mencatatkan cleansheet untuk pertama kalinya di liga. Pada laga menghadapi Persatu, Rian mencatatkan 7 clearance, 3 interceptions, 2 succesful tackles dan 4 kali memenangi duel udara. Sebuah catatan statistik yang membuat Rian menjadi pemain Persebaya dengan rapor terbaik pada pertandingan kontra Persatu Tuban.

Secara keseluruhan, Alfredo Vera berhasil memberikan sentuhan skema permainan yang cukup impresif pada pertai pertamanya bersama Persebaya. Penguasaan tempo serta proses build-up serangan Persebaya menjadi lebih tertata rapi. Mengingat lawan yang dihadapi pun juga tampil baik, kemenangan atas Persatu di GBT malam kemarin merupakan sebuah momentum untuk terus bermain lebih baik. Memang, masih ada beberapa poin yang harus diperbaiki, seperti transisi menyerang ke bertahan, serta efektifitas dalam menyelesaikan peluang. Repetisi menu latihan bisa menjadi solusi untuk beberapa kelemahan tadi. Dan yang jelas, semua punggawa Persebaya wajib menjaga konsentrasi dan performa pada titik tertinggi karena lawan-lawan Bajul Ijo berikutnya sudah menunggu. Keep up the good work, boys! (rvn)

The post Penguasaan Tempo, Kunci Kemenangan Persebaya appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
https://emosijiwaku.com/2017/07/07/penguasaan-tempo-kunci-kemenangan-persebaya/feed/ 0 9050