bola Archives | Emosi Jiwaku https://emosijiwaku.com/tag/bola/ Portal informasi terpercaya dan terkini tentang Persebaya dan Bonek Fri, 18 Mar 2016 18:48:41 +0000 en-US hourly 1 145948436 Menggagas Wisata Bola di Kota Surabaya https://emosijiwaku.com/2016/01/18/menggagas-wisata-bola-di-kota-surabaya/ https://emosijiwaku.com/2016/01/18/menggagas-wisata-bola-di-kota-surabaya/#respond Mon, 18 Jan 2016 09:00:43 +0000 http://emosijiwaku.com/?p=737 Dengan adanya wisata bola dan museum Persebaya, kita akan sadar betapa panjangnya sejarah klub ini dan pengaruhnya terhadap kehidupan sosial warganya.

The post Menggagas Wisata Bola di Kota Surabaya appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
Beberapa hari yang lalu ada tulisan yang menarik di Emosi Jiwaku berjudul Sudah Saatnya Persebaya Punya Museum Sendiri. Tentu dalam hal ini semua kalangan pasti akan mengamininya. Termasuk saya.

Tapi, tantangannya sangat besar. Sebab, banyak kepingan puzzle yang berceceran. Andai kata puzzle itu bisa tersusun, mungkin akan terasa sempurna jika nantinya ada penelitian tentang Persebaya. Tapi, di situlah letak tantangannya ketika kita ingin melakukan penelitian atau penulisan tentang sejarah. Mulai dari heuristik hingga historiografi. Meminjam kalimat dari teman-teman Bajuliji.net, “Persebaya Lebih Besar dari yang Kalian Kira”.

Well, kembali ke pembahasan tentang museum Persebaya. Fungsi museum sendiri tidak sekadar datang berkunjung dan melihat barang-barang yang ditampilkan kemudian pulang. Lebih dari itu, museum berfungsi sebagai tempat aktualisasi dokumen dan visualisasi sejarah. Untuk saat ini, saya yakin kita akan lebih tertarik dengan tampilan visual daripada tulisan.

Nah, museum akan benar-benar bermanfaat ketika kita menampilkan sebuah benda atau foto di masa lampau. Hanya, dengan hal itu kita bisa berimajinasi dan membayangkan, “Oh jadi dulu itu seperti ini ya”. Atau, “Dulu seperti ini saja bisa, seharusnya sekarang juga bisa”.

Kalimat terakhir ini juga menunjukkan salah satu fungsi sejarah ataupun museum itu sendiri. Bercermin dari masa lampau untuk masa depan yang lebih baik.

Jika memang manajeman Persebaya atau siapapun yang bertanggung jawab terhadap Persebaya tidak mempunyai misi untuk membuat museum, iseng-iseng kita bisa membuat museum mini Persebaya. Ide museum mini ini pernah saya sampaikan beberapa tahun yang lalu saat mendekati hari jadi Persebaya. Namun, tidak terealisasi. Ya, sudahlah.

Apa itu museum mini Persebaya? Sederhana saja, kok. Kumpulkan jersey-jersey Persebaya dari masa ke masa, sepatu pemain, ban kapten, tiket pertandingan, foto-foto atau bahkan sekadar sobekan koran. Percaya atau tidak? Hanya dengan benda-benda tersebut akan mampu memunculkan cerita yang panjang.

Pernah, dosen Museologi saya berkata, “Sebuah benda jika itu berasal dari masa lalu akan memunculkan sebuah romantisme di masa lalu.” Setuju? Buktikan saja sendiri.

Tapi, ada lagi yang lebih menarik dari sekadar keberadaan museum Persebaya, yaitu wisata bola Surabaya. Kenapa wisata bola? Asal penggunaan nama tersebut saya dapatkan dari almarhum Supangat yang pernah membuat program itu sebelum akhirnya diajak kerjasama oleh Jawa Pos yang muncul dengan nama Tret tet tet. Tapi, wisata bola yang diusung almarhum Pak Pangat dengan apa yang saya maksud ini berbeda.

Wisata bola ala Pak Pangat adalah Tret tet tet atau yang selama ini kita kenal dengan nama away day. Saat mengikuti tim bertandang ke luar kota, suporter berkunjung ke tempat-tempat wisata yang berdekatan dengan stadion lawan.

Sedangkan wisata bola Surabaya di sini hampir sama dengan city tour bersama Surabaya Heritage Track (SHT). Namun, hanya beda konsep dan destinasinya. Jika SHT mengunjungi bangunan-bangunan bersejarah di Surabaya, wisata bola mengunjungi tempat-tempat bersejarah sepak bola di Surabaya. Potensi untuk menggarapnya ada. Sebab, sejarah Kota Surabaya tidak bisa dilepaskan dari sejarah Persebaya.

Seperti kita tahu, Persebaya didirikan pada 1927. Bahkan sebelum Indonesia memproklamasikan kemerdekaan. Bagaimana sepak bola bisa menjadi alat perjuangan kemerdekaan, dan di mana saja lokasi tempat para pejuang sepak bola itu berkumpul, adalah beberapa hal yang bisa dimanfaatkan untuk wisata bola.

Itu belum termasuk klub-klub internal yang mewakili sekian banyak elemen etnis, kelas sosial, dan kelompok masyarakat yang ikut menopang Kota Surabaya. Wisata bola bakal tidak hanya sempit soal prestasi di lapangan hijau. Tapi juga soal membangun multikulturalisme, pluralisme, dari sekian banyak perbedaan di Kota Pahlawan.

Dengan adanya wisata bola dan museum Persebaya, kita akan sadar betapa panjangnya sejarah klub ini dan pengaruhnya terhadap kehidupan sosial warganya. Dan upaya-upaya untuk menghapuskannya dari catatan sejarah dunia akan terus mendapat perlawanan. Dengan demikian, keyakinan kita terhadap Persebaya tak hanya sekadar jargon. Bahwa Persebaya memang benar-benar lebih besar dari yang kita kira.

The post Menggagas Wisata Bola di Kota Surabaya appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
https://emosijiwaku.com/2016/01/18/menggagas-wisata-bola-di-kota-surabaya/feed/ 0 737
Sudah Saatnya Persebaya Punya Museum Sendiri https://emosijiwaku.com/2016/01/11/sudah-saatnya-persebaya-punya-museum-sendiri/ https://emosijiwaku.com/2016/01/11/sudah-saatnya-persebaya-punya-museum-sendiri/#respond Mon, 11 Jan 2016 03:02:54 +0000 http://emosijiwaku.com/?p=734 Persebaya sebagai bagian dari aset Kota Surabaya bisa bekerja sama dengan Pemkot Surabaya untuk mewujudkannya.

The post Sudah Saatnya Persebaya Punya Museum Sendiri appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
Sesungguhnya manusia tidak sama sekali bersalah, karena ia tidak memulai sejarah. Tapi juga tidak sama sekali tanpa salah, karena ia meneruskan sejarah
Albert Camus

Persebaya, ya, Persebaya. Begitu jawaban hampir semua orang ketika diajukan sebuah pertanyaan “apa nama klub sepakbola di Surabaya?”. Ya, jawaban itu tidaklah salah dengan reputasi dan prestasi secara nasional. Bajul Ijo telah mengoleksi 5 kali gelar juara di era Perserikatan dan 2 kali juara di era Liga Indonesia.

Sebuah sejarah yang cukup panjang untuk menceritakan dan melukiskan betapa besar nama Persebaya. Suka duka tawa tangis bahagia dan sedih merupakan sebuah rangkaian yang dialami para pahlawan bola dengan segala pengorbanan mereka.

Sayangnya, mencari data catatan, buku, biografi atau apapun mengenai Persebaya dan para pahlawannya sangat sulit dilakukan. Bukan karena sudah jarang, tapi sepengetahuan saya tidak ada yang menulis atau mengumpulkan bukti sejarah secara kolektif.

Sampai saat ini saya masih belum bisa memahami atau mengerti kenapa banyak penulis handal belum membuat sebuah biografi atau menulis tentang sejarah panjang Persebaya ini secara khusus. Semoga dalam waktu yang tidak lama akan muncul penulis atau buku tentang pemain legenda dan Persebaya itu sendiri.

Sebuah Grup Pemerhati Sejarah Persebaya telah ada di Facebook dan sudah memiliki ribuan anggota. Ini bisa menjadi modal awal untuk mulai mengumpulkan data apapun dari berbagai sudut. Begitu juga beberapa rekan bonek yang sudah mulai mengumpulkan kliping dan data. Ada juga tulisan-tulisan dari Bajulijo.net yang bisa memperkaya literasi tentang Persebaya.

Sebagai sebuah klub besar kita wajib dan harus selalu mengenal dan menghargai sejarah, baik itu pemain, peristiwa, benda atau apapun yang berkaitan dengan sejarah itu sendiri. Untuk itu saya memimpikan sebuah tempat di mana tempat tersebut sebagai suatu ajang berkumpul buat para pecinta dan pemerhati sejarah Persebaya dan juga sebagai tempat penyimpanan barang memorabilia apapun yang berkaitan dengan klub ini.

Tujuan dari tempat yang lebih terkenal dengan sebutan museum adalah sebagai sarana belajar menghormati dan memberi tempat terhormat bagi para pahlawan dan legenda Persebaya. Dan juga sebagai ajang belajar untuk generasi yang akan datang.

Tempat tersebut nanti akan menyimpan beberapa barang. Misalnya, bekas jersey pemain, sepatu, sertifikat, medali, potongan tiket, dan apapun yang bisa dikategorikan sebagai penanda sejarah klub besar bernama Persebaya.

Saya mengharapkan semua pihak bisa berpartisipasi dan gotong royong untuk menyumbang saran untuk mewujudkan ini. Sebab, ini akan menjadi suatu pekerjaan besar untuk generasi yang akan datang.

Persebaya sebagai bagian dari aset Kota Surabaya bisa bekerja sama dengan Pemkot Surabaya untuk mewujudkannya. Salah satunya dengan menggandeng musem kota yang ada di bekas gedung Siola. Terutama dalam hal pengetahuan manajemen operasional pengelolaan museum. Jika nanti akan benar-benar akan berdiri, setidaknya ada bekal pengetahuan dan tata cara kerja sebagai pengelola benda-benda bersejarah.

The post Sudah Saatnya Persebaya Punya Museum Sendiri appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
https://emosijiwaku.com/2016/01/11/sudah-saatnya-persebaya-punya-museum-sendiri/feed/ 0 734
Ada Mafia di Persebaya? https://emosijiwaku.com/2015/10/22/ada-mafia-di-persebaya/ https://emosijiwaku.com/2015/10/22/ada-mafia-di-persebaya/#respond Thu, 22 Oct 2015 09:27:05 +0000 http://emosijiwaku.com/?p=433 Mafia ini memanfaatkan reputasi sepak bola untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya.

The post Ada Mafia di Persebaya? appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
Piala Dunia (PD) 1994 di Amerika Serikat (AS) menyimpan cerita menyedihkan. Ada tragedi pembunuhan terhadap pemain Kolombia bernama Andres Escobar. Dia dibunuh dengan cara ditembak oleh anggota kelompok mafia kartel narkoba di sebuah kafe di Kolombia. Penyebabnya, kelompok itu kecewa akibat gol bunuh diri Escobar di laga PD melawan AS yang membuat mereka kalah judi.

Sepak bola bukan hanya kisah tentang 2×45 menit di lapangan. Banyak sudut lain yang bisa dinikmati. Dari sudut hiburan, suporter akan tetap bergembira meski tim idolanya kalah. Karena pertandingan hanyalah hiburan di tengah kepadatan aktivitas. Dari sudut bisnis, kita bisa membahas siapa sponsor yang memberi dana kepada sebuah klub atau berapa jumlah rupiah yang diperoleh dari setiap pertandingan.

Yang paling memilukan jika ada mafia yang terlibat di sepak bola. Mafia ini memanfaatkan reputasi sepak bola untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya.

Mafia dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti perkumpulan rahasia yang bergerak di bidang kejahatan. Dan yang terjadi pada Escobar adalah satu kejahatan yang pelakunya mengambil sudut pandang sepak bola sebagai judi.

Mafia selalu mempunyai jalan dan kekuatan uang yang besar agar apa yang diinginkan tercapai. Indikator yang terjadi sekarang di Indonesia adalah bencana kabut asap yang menyerang beberapa kota di Sumatera dan Kalimantan. Para mafia ini ditengarai melakukan segala cara untuk membakar lahan-lahan demi kepentingan pribadi mereka. Ada yang menuduh mereka melakukannya agar tanah-tanah itu bisa ditanami kelapa sawit dengan biaya murah. Meski banyak pihak dirugikan, rasa kemanusian orang-orang itu sudah mati digantikan uang.

Dunia mafia juga menyerang sepak bola kita. Kasus atur skor demi kepentingan politik hingga tragedi sepak bola gajah di piala AFF yang melibatkan mantan pemain Persebaya Mursyied Efendi menciderai sportivitas. Mursyied dihukum berat. Tetapi orang-orang yang menyuruhnya bebas dari hukuman. Inilah salah satu kehebatan Mafia. Terkadang gengsi dan tuntutan prestasi bisa membuat seseorang tega melakukannya.

Banyak suporter kemudian menuduh ada mafia di tubuh manajemen Persebaya. Tuduhan itu mencuat saat manajemen yang terbukti gagal mengelola Persebaya tutup telinga atas tuntutan suporter yang meminta mereka mundur. Jika mereka memang benar-benar peduli dengan klub, manajemen seharusnya sadar diri dan mundur.

Sebagai suporter, wajar jika kita menuntut revolusi di tubuh manajemen. Jika manajemen bersikukuh bertahan, sementara mereka tidak bisa memberi prestasi, maka kita bisa mengatakan jika budaya malu sudah hilang dalam diri mereka. Di Jepang, ketika ada seseorang yang menganggap dirinya gagal maka dia akan melakuan harakiri atau bunuh diri

Tetapi orang-orang yang duduk di manajemen tidak perlu melakukan harakiri. Cukup mundur dari jabatan dan ajak suporter, perwakilan klub internal dan elemen yang terkait untuk membahas masa depan Persebaya. Dengan melakukan “bunuh diri” dengan cara mengundurkan diri, hal itu akan tampak lebih terhormat.

Tidak selamanya “bunuh diri” melahirkan tragedi yang menakutkan seperti kematian Escobar. Persebaya punya kenangan manis terkait bunuh diri yaitu ketika Mat Halil mencetak gol bunuh diri saat melawan Persija, akan tetapi Persebaya tetap juara liga.

Pertanyaannya: apakah para petinggi di manajemen rela melakukan “bunuh diri” demi Persebaya?

The post Ada Mafia di Persebaya? appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
https://emosijiwaku.com/2015/10/22/ada-mafia-di-persebaya/feed/ 0 433