Obituari Archives | Emosi Jiwaku https://emosijiwaku.com/tag/obituari/ Portal informasi terpercaya dan terkini tentang Persebaya dan Bonek Tue, 13 Oct 2020 10:34:21 +0000 en-US hourly 1 145948436 Pak Bodem, Legenda Persebaya dan Pencari Bakat Pemain Muda Itu Telah Tiada https://emosijiwaku.com/2019/05/18/pak-bodem-legenda-persebaya-dan-pencari-bakat-pemain-muda-itu-telah-tiada/ Sat, 18 May 2019 04:29:53 +0000 https://emosijiwaku.com/?p=25427 Persebaya kehilangan salah satu pemain besarnya. Di bulan Ramadan ini, Kamis (18/5) pagi, salah satu legendanya, Subodro tutup usia. Subodro mempunyai panggilan akrab Bodem. Pak Bodem saya biasa menyapanya. Saat masih sehat setiap sore jika ke lapangan Persebaya di Karanggayam selalu bertemu beliau.

The post Pak Bodem, Legenda Persebaya dan Pencari Bakat Pemain Muda Itu Telah Tiada appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
Persebaya kehilangan salah satu pemain besarnya. Di bulan Ramadan ini, Kamis (18/5) pagi, salah satu legendanya, Subodro tutup usia. Subodro mempunyai panggilan akrab Bodem. Pak Bodem saya biasa menyapanya. Saat masih sehat setiap sore jika ke lapangan Persebaya di Karanggayam selalu bertemu beliau.

Pak Bodem dan sepak bola khususnya Persebaya tidak bisa dipisahkan. Sebagai pemain, sebagai pelatih, dan sebagai pemandu bakat semua dijalaninya sampai menutup mata.

“Ya begini mas, saya dan lapangan ini tidak bisa dipisahkan,” kata beliau kepada saya dari atas Tribun Karanggayam.

Bersama Totok Risantono, Seger Sutrisno, beliau biasanya duduk dari atas tribun sebagai tim pencari bakat pemain muda. Sudah beberapa tahun beliau jalani. Dengan alat tulis di tangan dan sebuah buku atau map di tangan beliau mencatat. Terlihat ada nama klub dan nomor punggung pemain yang dicatatnya. Ini adalah bagian dari cara kerja Pak Bodem melakukan pencarian bakat-bakat muda yang akan dimasukkan ke bank data pemain internal Persebaya.

Pak Bodem juga sangat mencintai Bonek sebagaimana beliau mencintai Persebaya. Pernah saat Persebaya dimatisurikan saat itu Pak Bodem sering sekali cangruk dengan Bonek membicarakan berbagai hal atau berbagi ide perjuangan saat itu. Teman-teman bonek yang dulu sering ke Mess Karanggayam pasti pernah bertemu beliau sedang duduk bersama Bonek.

Pada tahun 2016 saat ada laga Persebaya Legend dengan Indonesia Old Star di Gelora 10 Nopember, Pak Bodem terharu. Kehadiran ribuan Bonek di Tambaksari membuatnya meneteskan air mata. Ingatannya kembali ke masa kejayaan saat bermain.

“Saya terharu. Terakhir kali seperti ini di era Perserikatan, di masa bakti saya untuk Persebaya,” ujar Soebodro, salah satu veteran Persebaya. “Inilah cinta. Cinta Bonek yang benar-benar untuk Persebaya.” (dikutip dari tirto.id)

Juara perserikatan tahun 1977/1978 adalah salah satu prestasinya sebagai pemain. Selain itu beliau adalah seorang yang visioner. Seringkali berdiskusi dengan beliau selalu memikirkan masa depan pemain-pemain muda. Dan membagikan cerita-cerita cara membangkitkan motivasi pemain muda.

“Berlatihlah terus jangan malas, jika kalian ingin bermain untuk Persebaya,” salah satu yang pernah saya dengar dari beliau.

Hari ini pak Bodem telah pergi meninggalkan kita semua.Tetapi semangat hidup dan visi misinya untuk sepak bola khususnya Persebaya akan selalu tetap hidup.

Selamat jalan pak Bodem, kami akan selalu mengingat dan mengenangmu selamanya.

Salam satu nyali. Kita Persebaya.

The post Pak Bodem, Legenda Persebaya dan Pencari Bakat Pemain Muda Itu Telah Tiada appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
25427
Subodro, Loyalis Sejati Persebaya https://emosijiwaku.com/2019/05/18/subodro-loyalis-sejati-persebaya/ Sat, 18 May 2019 03:47:03 +0000 https://emosijiwaku.com/?p=25423 Generasi jaman sekarang mungkin tak banyak tahu siapa sosok Subodro. Namun percayalah, banyak hal positif yang telah dilakukan sosok yang dilahirkan di Kota Solo, Jawa Tengah pada 13 Mei 1950 ini bersama Persebaya Surabaya.

The post Subodro, Loyalis Sejati Persebaya appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
Subodro, 13 April 1950 – 18 Mei 2019

Generasi jaman sekarang mungkin tak banyak tahu siapa sosok Subodro. Namun percayalah, banyak hal positif yang telah dilakukan sosok yang dilahirkan di Kota Solo, Jawa Tengah pada 13 Mei 1950 ini bersama Persebaya Surabaya.

Subodro sedari kecil memang sering berpindah-pindah kota tempat tinggal mengikuti ayahandanya yang bekerja sebagai pegawai Pos, Telegraf dan Telepon (PTT). Kota terakhir yang menjadi persinggahannya ketika menginjak usia remaja adalah Kota Surabaya. Orang tua Subodro tinggal di Jl. Perak Barat. Kebetulan persis di seberang rumahnya terhampar Lapangan Prapat Kurung. Di sinilah dia mulai sering bermain sepak bola. Seringnya bermain bola di sana bersama kakak-kakak dan kawan-kawannya membuat Subodro akhirnya terpantau oleh Ketua Assyabaab, M. Barmen. Pada akhirnya Subodro bergabung bersama Assyabaab pada tahun 1967.

Tahun 1968 dirinya terpilih untuk memperkuat skuat Persebaya Junior. Selama dua tahun Bodem, panggilan akrabnya, bertahan di skuad ini. Pada tahun 1970, sepulang memperkuat Timnas Indonesia di Kejuaraan Asia U-21 di Teheran, Iran, Subodro “naik pangkat” menjadi pemain Persebaya Senior.

Selama periode 1970-1972, Subodro masih berposisi sebagai pemain cadangan. Setelahnya, pria ramah ini melesat menjadi pemain inti. Posisi yang ditempatinya dalam posisi 5-3-2 adalah stopper dan gelandang bertahan. Puncak dari karirnya adalah di Kejurnas Perserikatan 1977/78, Bodem turut membawa Persebaya menjadi kampiun. Sebuah gelar juara yang dinantikan oleh publik Jawa Timur dan Surabaya selama 25 tahun lamanya. Subodro pada akhirnya bertahan bersama Persebaya Surabaya hingga tahun 1980. Karena di tahun itu dirinya harus bersekolah Akademi Pendidikan Dalam Negeri (APDN) di Malang hingga tahun 1984. Selesai pendidikan, Subodro masih merasakan menjadi pemain Persebaya hingga tahun 1985.

Setahun kemudian (1986), Subodro banting setir menjadi pelatih. Setelah sebelumnya kursus kepelatihan bersama Rusdy Bahalwan, Mudayat dan Ngurah Rai.

Sebagai asisten pelatih Persebaya Surabaya, Subodro turut menyumbangkan gelar Juara Piala Utama 1990 dan gelar Juara Liga Kansas 1996/97. Uniknya kedua gelar ini adalah hasil kolaborasinya bersama sahabatnya Rusdy Bahalwan yang didapuk menjadi pelatih kepala.

Subodro pun pernah ditunjuk menjadi pelatih kepala Persebaya Surabaya saat menjalani lima pertandingan awal Liga Indonesia V musim 1998/99. Penunjukkan mantan Camat Tenggilis Menjoyo ini menggantikan Rusdy Bahalwan yang ditunjuk oleh PSSI menangani Timnas Indonesia Piala Tiger 1998.

Pagi tadi sekitar pukul 06.30 WIB di bulan Ramadhan ini, Subodro menghembuskan nafas terakhirnya. Terima kasih Abah Bodem atas semua jasa-jasa yang telah diberikan untuk kebesaran dan kejayaan klub Persebaya. Insha Allah husnul khotimah. Amiin. (dpp)

The post Subodro, Loyalis Sejati Persebaya appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
25423
Nuryono Hariyadi, Sang Kapten yang Membawa Persebaya ke Final Perserikatan Tiga Kali Beruntun https://emosijiwaku.com/2019/01/26/nuryono-hariyadi-sang-kapten-yang-membawa-persebaya-ke-final-perserikatan-tiga-kali-beruntun/ Sat, 26 Jan 2019 10:52:38 +0000 https://emosijiwaku.com/?p=23284 Rintik gerimis hujan yang mengguyur Surabaya semalam (25/1) seakan membawa kabar duka mendalam bagi masyarakat Kota Pahlawan ini. Mantan kapten tim Persebaya 1986 hingga 1990 telah berpulang ke Rahmatullah karena sakit gagal ginjal yang lama dideritanya.

The post Nuryono Hariyadi, Sang Kapten yang Membawa Persebaya ke Final Perserikatan Tiga Kali Beruntun appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
EJ – Rintik gerimis hujan yang mengguyur Surabaya semalam (25/1) seakan membawa kabar duka mendalam bagi masyarakat Kota Pahlawan ini. Mantan kapten tim Persebaya 1986 hingga 1990 telah berpulang ke Rahmatullah karena sakit gagal ginjal yang lama dideritanya.

Dibesarkan di keluarga penggemar sepak bola membuat Nuryono Hariyadi begitu mudah jatuh hati kepada permainan si kulit bundar ini. Terlebih lagi salah satu kakaknya yang bernama Ninit Nurchayo adalah pemain Persebaya era 1970-an semakin membuat Nuryono Hariyadi cinta akan olahraga rakyat ini.

Yono kecil mulai mengenal sepak bola bersama klub Indonesia Muda (IM). Tak perlu tanya apa alasannya, karena ayahandanya adalah salah satu pengurus klub pengikut kompetisi internal Persebaya Surabaya ini.

Cukup lama ia bermain bersama klub IM berselingan dengan Persebaya junior. Sampai akhirnya pada saat Tim Bajul Ijo lolos ke Babak 6 Besar Kompetisi Divisi Utama Perserikatan tahun 1981 dirinya, Ferryl Raymond Hattu dan kiper Sasono Handito terpanggil naik ke tim senior. Kendati badannya berpostur kecil, ia berposisi sebagai libero. Dan saat itu masih sebagai cadangan dari Soebodro.

Permainan yang lugas, tanpa kompromi dan konsisten membuatnya diganjar jabatan sebagai kapten Tim Persebaya sejak 1986 dan bertahan hingga gantung sepatu di akhir musim kompetisi tahun 1990.

Ada catatan unik terkait Cak Jojon, panggilan akrabnya yang memang parasnya mirip dengan seorang pelawak Srimulat, bahwa ia adalah satu-satunya kapten Tim Bajul Ijo yang mampu tiga kali berurutan mencapai babak final Kompetisi Divisi Utama Perserikatan musim 1986/87, musim 1987/88 dan musim 1988/1989. Sebuah gelar juara dan dua buah runner up menjadi catatan emasnya.

Selepas gantung sepatu, Nuryono Hariyadi kembali fokus bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil untuk Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang dijalaninya sejak 1983.

Selamat jalan Nuryono Hariyadi. Terima kasih atas segala sumbangsihmu terhadap Jawa Timur, Kota Surabaya, Persebaya serta Ditjen Bea dan Cukai. Tenang di tribun barumu di surga. (dpp)

The post Nuryono Hariyadi, Sang Kapten yang Membawa Persebaya ke Final Perserikatan Tiga Kali Beruntun appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
23284
Kholili Indro, Jurnalis Olahraga Yang Akrab Dengan Persebaya Itu Telah Tiada https://emosijiwaku.com/2016/07/24/kholili-indro-jurnalis-olahraga-yang-akrab-dengan-persebaya-itu-telah-tiada/ https://emosijiwaku.com/2016/07/24/kholili-indro-jurnalis-olahraga-yang-akrab-dengan-persebaya-itu-telah-tiada/#respond Sun, 24 Jul 2016 08:48:32 +0000 http://emosijiwaku.com/?p=2297 Lewat karya-karyanya, Pak KO mengajari saya untuk selalu mendedikasikan hidup kita untuk sesuatu yang kita cintai.

The post Kholili Indro, Jurnalis Olahraga Yang Akrab Dengan Persebaya Itu Telah Tiada appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
Pak KO, begitu Kholili Indro disapa, adalah rekan kerja saya di Jawa Pos. Saya mulai mengenalnya saat saya pindah desk Olahraga. Dia adalah salah satu redaktur di desk itu. Jabatannya erat sekali hubungannya dengan posisi saya sebagai Desainer Halaman Olahraga. Karena job desc saya memang membuat desain halaman untuk para redaktur. Desain itu nantinya akan dirapikan oleh layouter sehingga siap cetak.

Saya tak begitu dekat dengan Pak KO. Namun saya tahu dia orang baik. Rekan kerja saya yang lain, dari wartawan hingga redaktur, tak satupun yang memberi komentar negatif tentangnya. Mungkin karena Pak KO orangnya kalem dan sabar. Dia cepat akrab dengan siapa saja. Ketika berdiskusi dengan kami pun, tak satupun kata-kata yang menyakitkan keluar.

Saya masih bekerja di Jawa Pos saat Pak KO divonis dokter terkena Kanker Getah Bening pada 2009. Vonis itu membuatnya harus bolak-balik masuk Rumah Sakit untuk kemoterapi dan pengobatan.

Yang membuat saya heran adalah semangatnya untuk sembuh sangat luar biasa. Saya tak melihat kesedihan dan ketakutan yang terpancar dari wajahnya. Dedikasinya untuk bekerja sangat tinggi. Padahal bekerja di desk Olahraga mengharuskan kami untuk menunggu deadline selesai sampai pukul 12 malam. Bagi yang tidak terbiasa begadang, jam kerja itu tentu sangat menyiksa. Apalagi bagi Pak KO yang tengah menghadapi kanker. Namun dia tak pernah mengeluh dan selalu menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Pekerjaan yang dicintainya membuat dia kuat.

Sering saya mendengar kabar Pak KO sedang dikemo atau dirawat di Rumah Sakit. Namun, besoknya dia sudah masuk kerja dan beraktivitas di ruang redaksi seperti biasa. Sampai dia meninggal, 40 kali kemoterapi dijalaninya.

Di sela-sela kesibukannya, Pak KO menekuni hobi fotografinya. Saya sering melihatnya menghadap layar komputer mengotak-atik foto-foto hasil jepretannya. Foto pemandangan alam, hewan-hewan seperti kupu-kupu, lalat, buah, bunga selalu menarik baginya. Foto-foto itu biasanya diunggah di Facebook.

Saat masih menjadi wartawan, Pak KO selalu melengkapi tulisannya dengan foto. Dari situlah kemampuan fotografinya terasah. Pak KO adalah wartawan olahraga yang meliput sepak bola nasional. Tak heran, dokumentasi foto tentang sepak bola nasional sangat banyak, terutama sepak bola Surabaya.

Akun Facebook-nya tak ubahnya ruang pameran. Setiap kali, Pak KO mengunggah foto-foto itu, komentar dari mantan pemain atau pelatih sangat banyak. Mungkin karena foto-fotonya menghadirkan memori saat mereka masih aktif di sepak bola.

Tak banyak wartawan yang mengabadikan momen-momen itu dalam sebuah foto. Namun, Pak KO mampu melakukannya dengan baik. Foto-fotonya kini menjadi masterpiece yang layak untuk diabadikan.

Persebaya merupakan salah satu klub yang sering dipotret Pak KO. Momen-momen Persebaya berlaga di Kompetisi Perserikatan, baik di kandang maupun saat tandang, tak luput dari bidikannya. Tak hanya Persebaya, Pak KO juga memotret klub-klub seperti Niac Mitra, Assyabab Salim Grup Surabaya, Persegres, Arema, dan Persema. Klub-klub luar Jawa seperti PSM dan Persipura yang kebetulan sedang bertandang menghadapi Persebaya atau Niac Mitra juga ikut tertangkap dalam kameranya.

Saya baru tahu Pak KO mempunyai koleksi foto-foto itu dari akun Facebooknya. Itu pun setelah saya keluar dari Jawa Pos dan membuat portal berita Persebaya, Emosijiwaku.com (EJ). Saat saya meminta ijin untuk memuat foto-fotonya tentang Persebaya di EJ pada 2015, Pak KO dengan senang hati mengijinkan. Galeri foto itu bisa anda nikmati di sini. Saya berharap suatu saat ada pameran foto karya Pak KO tentang sepak bola agar masyarakat bisa menikmati hasil karyanya.

Saya mengetahui berita meninggalnya Pak KO dari twitter EJ yang menulis status belasungkawa untuknya. Status itu banyak di-Retweet. Ucapan belasungkawa pun mengalir via EJ mendoakan Pak KO.

Tomy C. Gutomo, Redaktur Jawa Pos, yang bertemu saya tadi pagi (24/7) bercerita kepada saya jika kondisi Pak KO memburuk di rumahnya sehingga harus dibawa ke Rumah Sakit. Namun kali ini, dia tidak mampu melawan penyakit yang dideritanya. Pak KO meninggal di Rumah Sakit pada pukul 12 malam, tepat setelah deadline di desk Olahraga selesai. Saya merasa kehilangan.

Lewat karya-karyanya, Pak KO mengajari saya untuk selalu mendedikasikan hidup kita untuk sesuatu yang kita cintai. Ada kepuasan tersendiri saat karya kita memberi manfaat untuk orang lain. Semua dilakukan dengan ikhlas dan tanpa pamrih. Dan kita akan merasakan kedamaian dan kebahagiaan yang melegakan. Bahagia membuat kita kuat. Selamat jalan Pak KO. (*)

The post Kholili Indro, Jurnalis Olahraga Yang Akrab Dengan Persebaya Itu Telah Tiada appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
https://emosijiwaku.com/2016/07/24/kholili-indro-jurnalis-olahraga-yang-akrab-dengan-persebaya-itu-telah-tiada/feed/ 0 2297
MC Legendaris Persebaya, Soepangat, Meninggal Dunia https://emosijiwaku.com/2015/11/05/mc-legendaris-persebaya-supangat-meninggal-dunia/ https://emosijiwaku.com/2015/11/05/mc-legendaris-persebaya-supangat-meninggal-dunia/#respond Thu, 05 Nov 2015 00:55:08 +0000 http://emosijiwaku.com/?p=536 Soepangat, MC stadion legendaris pertandingan-pertandingan Persebaya meninggal dunia dalam usia 65 tahun karena sakit.

The post MC Legendaris Persebaya, Soepangat, Meninggal Dunia appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
SURABAYA – Satu lagi legenda Persebaya meninggalkan kita. Soepangat, MC stadion legendaris pertandingan-pertandingan Persebaya meninggal dunia dalam usia 65 tahun karena sakit. Mantan penyiar Radio Gelora Sepuluh November (RGS) ini sempat dirawat di rumah sakit sebelum akhirnya meninggal, Rabu malam, 4 November 2015.

“Ayo arek etan sing tertib balik maneh nang tribun!” Begitulah salah satu sapaan khas pria yang akrab dipanggil Pak Pangat saat menjadi MC di Stadion Tambaksari maupun di Stadion Gelora Bung Karno saat Persebaya main di Jakarta. Ya, Supangat selalu setia mendampingi Persebaya. Suaranya menggelegar dan bisa membuat bulu kuduk para penonton merinding.

pak pangat
Soepangat

Di Indonesia, hanya ada dua MC Stadion yang terkenal. Selain Soepangat, ada Ovan Tobing, legenda dari Gajayana Malang.

Soepangat bisa dibilang museum berjalan bagi para generasi sekarang. Soepangat, dalam sebuah kesempatan, pernah mengatakan jika dirinya banyak didatangi pelajar, mahasiswa, wartawan bahkan peneliti yang mencari berbagai sumber sejarah Persebaya di masa lampau.

Rencananya jenazah akan dimakamkam pagi ini (5/11) pukul 09.00 WIB. 

pak pangat
Ucapan duka dari Bonek untuk sang legenda. (Foto: Bimbim/emosijiwaku.com)

Persebaya dan Bonek berduka. Selamat jalan Pak Pangat. Sampai jumpa di stadion yang jauh lebih besar dan luas di  sana nanti. (bim)

The post MC Legendaris Persebaya, Soepangat, Meninggal Dunia appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
https://emosijiwaku.com/2015/11/05/mc-legendaris-persebaya-supangat-meninggal-dunia/feed/ 0 536