Sisi Lapangan Archives | Emosi Jiwaku https://emosijiwaku.com/tag/sisi-lapangan/ Portal informasi terpercaya dan terkini tentang Persebaya dan Bonek Fri, 17 Nov 2017 04:30:54 +0000 en-US hourly 1 145948436 Mengunjungi Toko Viking di Stadion Persib, Diskusi Soal Viking, Bonek, Hingga Boling https://emosijiwaku.com/2017/11/17/mengunjungi-toko-viking-di-stadion-persib-diskusi-soal-viking-bonek-hingga-boling/ https://emosijiwaku.com/2017/11/17/mengunjungi-toko-viking-di-stadion-persib-diskusi-soal-viking-bonek-hingga-boling/#respond Fri, 17 Nov 2017 04:30:54 +0000 http://emosijiwaku.com/?p=12106 Sehari setelah laga PSIS melawan Persebaya, EJ memutuskan berkunjung ke Stadion Persib Sidolig, Kamis (16/11).

The post Mengunjungi Toko Viking di Stadion Persib, Diskusi Soal Viking, Bonek, Hingga Boling appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
EJ – Sehari setelah laga PSIS melawan Persebaya, EJ memutuskan berkunjung ke Stadion Persib Sidolig, Kamis (16/11). Di stadion yang berada di Jl Jend. A. Yani Bandung ini, EJ bertemu dengan beberapa anggota Viking Persib Club, kelompok suporter Persib terbesar. Diskusi dadakan terjadi membahas banyak hal mulai Viking, Bobotoh, Bonek, hingga Boling (Bondho Maling).

***

Hujan deras mengguyur kota Bandung saat EJ memutuskan mengunjungi Stadion Persib. Di stadion yang digunakan sebagai tempat latihan Persib itu, tampak sekelompok orang sedang bermain sepak bola. Meski sebagian lapangan tergenang air, mereka tetap bersemangat menendang si kulit bundar.

Di lorong menuju lapangan, terlihat sekitar enam orang tiduran di lantai. Berselimut sarung, mereka berusaha menghangatkan badan dari hawa dingin akibat hujan deras. Ternyata, mereka adalah Bonek yang memutuskan menginap di stadion ini.

“Di lantai atas masih banyak, mas,” kata Soni, anggota Viking yang EJ temui di toko merchandise milik Viking. EJ memang sedang mencari ruang redaksi website milik Viking untuk studi banding. Namun di kompleks stadion ini, tidak terdapat kantor redaksi. Yang ada adalah toko merchandise.

Sekelompok orang bermain sepak bola di Stadion Persib Sidolig. Foto: Iwan Iwe/EJ

Alhasil, EJ memutuskan untuk berbincang-bincang dengan dua anggota Viking yang sedang berada di toko tersebut. Mereka adalah Soni dan Usdul. Setiap hari, mereka datang ke toko yang menjual merchandise buatan Viking.

“Produksi berita website Viking dikerjakan di rumah masing-masing. Tak ada ruang redaksi khusus,” ujar Usdul saat EJ menanyakan alamat redaksi vikingpersib.co.id.

Pun saat EJ menanyakan sekretariat Viking, mereka mengatakan jika markas yang ada di Jl Gurame tersebut baru saja digusur Pemkot Bandung untuk penghijauan.

“Dulu jika Persebaya bertanding, banyak Bonek menginap di sana. Sekarang, Bonek yang sedang berada di Bandung, ditampung di basecamp-basecamp milik anggota Viking,” tutur Soni.

Tentang Viking

Viking Persib Club didirikan tahun 1993. Sejak saat itu, jumlah anggota yang bergabung dengan Viking semakin banyak. Menurut Usdul, jumlah anggota Viking saat ini mencapai 50.000 orang. Mereka tersebar di beberapa distrik di kota Bandung hingga kabupaten di Jawa Barat bahkan luar negeri.

“Setiap anggota Viking diwajibkan melakukan registrasi ulang setiap tahun. Jika sudah ditetapkan sebagai anggota, mereka akan mendapat Kartu Tanda Anggota (KTA),” ucap Soni.

Viking sering melakukan perjalanan tandang saat Persib bermain di luar Bandung. “Setiap ada pertandingan tandang, kami selalu mengkoordinasi anggota-anggota yang ingin melakukan perjalanan away. Tujuannya agar perjalanan tersebut berjalan lancar dan terdata siapa-siapa saja yang berangkat,” lanjutnya.

Foto-foto kegiatan Viking di dinding toko. Foto: Iwan Iwe/EJ

Soni menambahkan jika tidak mungkin bagi anggota Viking yang tidak mempunyai bekal dan buta kota di mana Persib bertanding, memutuskan berangkat. “Mereka punya rasa malu meminta-minta kepada warga setempat. Jika tidak punya bekal, mereka tidak akan berangkat. Kehormatan bagi kami adalah segalanya,” tutur Soni.

Sebagai sebuah kelompok suporter, Viking mempunyai struktur yang jelas. Saat ini, Viking diketuai Herru Joko, salah satu pendiri Viking Persib. Ia membawahi pengurus-pengurus dan ketua di masing-masing distrik. Kejelasan struktur organisasi inilah yang membuat mereka dengan mudah mendata para anggotanya. Jika salah satu anggota berbuat salah, mereka akan mengetahuinya dengan cepat.

Antara Bonek dan Boling

Soni mengaku ikut prihatin dengan adanya insiden pemukulan dan pemerasan karyawan GBLA. “Saya yakin jika pelakunya bukan Bonek. Kasihan hanya gara-gara ulah segelintir orang, nama Bonek menjadi jelek di mata masyarakat,” ucapnya.

Masyarakat memang sempat khawatir dengan kehadiran Bonek mendukung Persebaya dalam gelaran delapan besar Liga 2. Karena itulah, izin keamanan dari Polda Jawa Barat sempat tertahan dan baru turun sehari jelang pertandingan pembuka.

Faktanya, beberapa insiden kriminalitas terjadi saat pertandingan perdana Persebaya. Korbannya tak hanya warga namun juga Bonek. Para pelaku yang sering disebut Boling tersebut menyasar siapa saja yang bisa dijadikan korban.

Saat diskusi sedang gayeng, ada salah satu bobotoh yang datang dan mengaku jika handphone-nya dibawa lari saat pertandingan Persebaya.

Ia adalah salah satu bobotoh yang berasal dari Sukoharjo, Jawa Tengah. Bersama rombongan, ia berangkat ke Bandung ikut mendukung Persebaya. Namun niat baik itu rupanya berbuah kesialan. Handphone-nya dibawa lari beberapa Boling. “Mereka mengatakan ingin meminjam handphone saya untuk foto-foto. Namun setelah ditunggu lama, mereka tak kembali,” ujarnya memelas.

Akhirnya ia memutuskan untuk mencari orang-orang yang membawa kabur handphone-nya. Di saat itulah, ia ketinggalan rombongan. Celakanya, dompetnya terbawa teman-temannya. Jadilah ia tidak membawa apa-apa dan hanya baju menempel di badan.

“Bobotoh dan Bonek bersaudara. Makanya saya percaya,” jawabnya saat ditanya mengapa ia meminjamkan handphone-nya kepada orang yang tak dikenal. Ia tidak menyadari jika orang-orang itu bukan Bonek melainkan Boling.

Untungnya, ada bobotoh lain yang mau mengantarkannya ke toko Viking di Stadion Persib. “Sebenarnya saya ingin ke kantor polisi. Namun teman saya menyarankan untuk menemui pengurus Viking di sini.”

Ia memang meminjam handphone bobotoh yang mengantarnya untuk menghubungi teman-temannya.

Apa yang menimpa bobotoh di atas adalah contoh di mana perilaku Boling sudah sangat meresahkan. Insiden ini tentu saja membuat nama Bonek tetap jelek.

Setelah diskusi ringan dan waktu sudah beranjak malam, EJ memutuskan untuk pamit. Dari kunjungan ke toko Viking, ada beberapa sisi positif Viking yang bisa dijadikan pelajaran. Juga ada pekerjaan rumah yang wajib diselesaikan Bonek terutama mengatasi perilaku Boling. (iwe)

Baju yang dijual toko merchandise milik Viking. Foto: Iwan Iwe EJ
Gambar logo Viking Persib Club yang ditempel di toko. Foto: Iwan Iwe/EJ

The post Mengunjungi Toko Viking di Stadion Persib, Diskusi Soal Viking, Bonek, Hingga Boling appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
https://emosijiwaku.com/2017/11/17/mengunjungi-toko-viking-di-stadion-persib-diskusi-soal-viking-bonek-hingga-boling/feed/ 0 12106
Seger Sutrisno, Bintang Yang Suka Bikin Ketawa https://emosijiwaku.com/2016/09/08/seger-sutrisno-bintang-yang-suka-bikin-ketawa/ https://emosijiwaku.com/2016/09/08/seger-sutrisno-bintang-yang-suka-bikin-ketawa/#respond Wed, 07 Sep 2016 23:00:58 +0000 http://emosijiwaku.com/?p=3068 Banyak orang lebih mengenal kekocakannya. Padahal, dia pernah menjadi andalan Persebaya Surabaya.

The post Seger Sutrisno, Bintang Yang Suka Bikin Ketawa appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
Banyak orang lebih mengenal kekocakannya. Padahal, dia pernah menjadi andalan Persebaya Surabaya.

***

Teriakannya begitu lantang di lapangan Persebaya, Karanggayam, Surabaya, pada Minggu siang (21/8/2016). Tapi, itu malah membuat para penonton yang tengah menyaksikan pertandingan Kompetisi Liga Pelajar U-16 Piala Menpora Zona Jatim tertawa.

Bahkan, ada yang terpingkal-pingkal. Candaan memang sudah menjadi trade mark dari seorang Seger Sutrisno.

Lelaki 51 tahun tersebut mampu membuat suasana tribune Lapangan Persebaya menjadi hidup. Hal itu bukan hanya Minggu saja.

Hampir setiap ada Seger, penonton akan tersenyum, tertawa, bahkan terpingkal-pingkal. Kalau tak mengenalnya, orang mengira Seger hanyalah penonton iseng.

Padahal, lelaki tambun tersebut merupakan salah satu bintang lapangan tengah yang pernah dimiliki Persebaya, sebuah tim legenda dalam kancah sepak bola Indonesia.

”Saya membela Persebaya 1985 sampai 1996. Mungkin termasuk yang terlama di antara pemain yang lain,” ungkap Seger.

Bapak lima anak ini mengakui, dia memulai karirnya sejak kecil di klub anggota internal Persebaya, sekarang Askot PSSI Surabaya, Indonesia Muda (IM). Kecintaannya kepada sepak bola tak lepas dari lingkungan tempat tinggalnya yang tak jauh dari Gelora 10 Nopember, sebuah stadion yang menjadi kandang Persebaya.

”Kali pertama latihan di Lapangan PJKA (Lapangan Pacar Keling). Setelah besar, saya dipindah untuk mengikuti latihan bersama senior-senior di Lapangan Gelora Pantjasila,” terang Seger.

Penampilannya yang moncer membuat Seger dipanggil membela Persebaya Junior pada 1984 membuat dia pun dipromosikan ke senior. Hanya, di musim pertamanya, dia hanya menjadi pemanis bangku cadangan.

”Menariknya saat seleksi banyak penonton menggoda saya. Mereka berteriak mau membeli kare dan es kelapa muda,” kenangnya.

Ya, saat masih sekolah, Seger membantu kehidupan keluarganya dengan berdagang kare dan es kelapa muda. Tapi, tambahnya, kalimat tersebut tak membuat kecil hati.

Sebaliknya, Seger malah terlecut semangatnya. Hasilnya, dia pun bisa masuk tim impiannya sejak kecil.

Selama membela Green Force, julukan Persebaya, dia mampu membawa tim pujaan masyarakat Kota Pahlawan, julukan Surabaya, menjadi juara Perserikatan di musim 1987/1988. Setelah sebelumnya, Seger dkk dipermalukan PSIS Semarang.

Dia juga menjadi bagian dari Persebaya ketika merajai Piala Utama, sebuah kejuaraan yang diikuti oleh tim-tim perserikatan dan galatama. sebuah model yang akhirnya direalisakan pada 1994 dengan nama Liga Indonesia.

”Saat berganti nama menjadi Liga Indonesia pun saya masih di Persebaya. Hanya, lebih sering jadi cadangan,” ungkap Seger.

Dengan usia yang terus bertambah dan persaingan semakin ketat, akhirnya dia meninggakkan Persebaya pada 1996. Setahun kemudian, Seger membela klub sekota Persebaya, Assayabaab Salim Group Surabaya (ASGS).

”Itu pun hanya semusim. Setelah itu, saya tak lagi berkompetisi di ajang nasional,” kenangnya.

Usai gantung sepatu, kesibukannya banyak tercurah di kepelatihan. Tercatat beberapa tim pernah memakai tenaganya.

Bahkan, Seger pernah menjadi asisten di Persebaya saat ditangani M Zein ”Mamak” Alhadad. Dia pun sempat berkelana di Persewangi Banyuwangi, Persekam Kab Madiun, hingga ke Trenggalek.

Kini, hari-harinya diisi melatih di sebuah klub di Sidoarjo. Tangan dinginnya mampu membawa klub tersebut juara kompetisi Persida. (pl)

*) Tulisan ini juga dimuat di pinggirlapangan.com.

The post Seger Sutrisno, Bintang Yang Suka Bikin Ketawa appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
https://emosijiwaku.com/2016/09/08/seger-sutrisno-bintang-yang-suka-bikin-ketawa/feed/ 0 3068
Sikap Kritis Masih Melekat Pada Mursyid Effendi https://emosijiwaku.com/2016/09/07/sikap-kritis-masih-melekat-pada-mursyid-effendi/ https://emosijiwaku.com/2016/09/07/sikap-kritis-masih-melekat-pada-mursyid-effendi/#respond Tue, 06 Sep 2016 17:17:23 +0000 http://emosijiwaku.com/?p=3060 Mursyid Effendi dikenal sebagai pemain yang kritis. Bahkan, itu dibawanya hingga menjadi pelatih. Dia menganggap PSSI pilih kasih.

The post Sikap Kritis Masih Melekat Pada Mursyid Effendi appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
Mursyid Effendi dikenal sebagai pemain yang kritis. Bahkan, itu dibawanya hingga menjadi pelatih. Dia menganggap PSSI pilih kasih.

Anda sekarang sudah full konsentrasi menangani tim?
Iya. Amanah yang diberikan akan saya jalankan.

Anda sudah memegang lisensi kepelatihan?
Sudah. Saya sudah lisensi A Nasional.

Mengapa belum AFC (Konfederasi Sepak Bola Asia)?
Waktu itu kan semua masih nasional. Belum ada aturan kalau harus AFC.

Jadi masih ingin mendapat yang AFC?
Masih. Sebenarnya beberapa waktu lalu ada. Tapi saya kecewa.

Kok kecewa kenapa?
Saat itu, PSSI memprioritaskan para pelatih yang semasa menjadi pemain digembleng di Primavera (proyek prestisius PSSI dengan menempa pemain di Italia di pertengahan 1990-an). PSSI mungkin menganggap pemain Primavera hebat. Apa sepak bola Indonesia milik Primevera

Jadi harusnya bagaimana?
Harusnya yang sudah punya A Nasional dapat diprioritaskan dulu. Kami kan sudah susah cari A. Apalagi, kami harus biaya sendiri. (pl)

*) Tulisan ini juga dimuat di pinggirlapangan.com.

The post Sikap Kritis Masih Melekat Pada Mursyid Effendi appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
https://emosijiwaku.com/2016/09/07/sikap-kritis-masih-melekat-pada-mursyid-effendi/feed/ 0 3060
Mursyid Effendi, mantan kapten Persebaya Yang Kini Jadi Nahkoda Mitra Surabaya https://emosijiwaku.com/2016/09/06/mursyid-effendi-mantan-kapten-persebaya-yang-kini-jadi-nahkoda-mitra-surabaya/ https://emosijiwaku.com/2016/09/06/mursyid-effendi-mantan-kapten-persebaya-yang-kini-jadi-nahkoda-mitra-surabaya/#respond Tue, 06 Sep 2016 01:53:54 +0000 http://emosijiwaku.com/?p=3057 Namanya akan selalu diingat dalam perjalanan sepak bola Indonesia. Kini kesibukannya menangani sebuah klub di Surabaya.

The post Mursyid Effendi, mantan kapten Persebaya Yang Kini Jadi Nahkoda Mitra Surabaya appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
Namanya akan selalu diingat dalam perjalanan sepak bola Indonesia. Kini kesibukannya menangani sebuah klub di Surabaya.

***

Tatapannya serius ke lapangan. Dia tengah menyaksikan tim yang kini dipimpinnya, Mitra Surabaya, berlaga dalam ajang Liga Remaja Zona Jatim yang tengah bertanding melawan Persema 1953 di Stadion Jenggolo, Sidoarjo, pada Senin sore (22/8/2016).

‘Sekarang, waktu saya tercurah di Mitra Surabaya. Kebetulan, saya mendapat amanah memegang klub ini,” terang Mursyid Effendi, mantan kapten Persebaya.

Lelaki 44 tahun tersebut memegang Mitra Surabaya menggantikan posisi Eko Prayogo, mantan gelandang Perkesa Mataram yang sudah tutup usia. Hanya, Mursyid mengaku tetap menjalankan program yang sudah dilakukan pendahulunya tersebut.

”Tak banyak berubah. Pak Eko meninggalkan warisan yang baik buat Mitra,” jelasnya.

Baginya, Mitra sudah seperti keluarga. Para pelatih, ungkapnya, merupakan saudara dalam kehidupannya.

”Kami semua hidup di lapangan. Tujuannya juga sama, membesarkan Mitra,” ungkap Mursyid.

Dengan semangat itu, Mursyid pun mempercayai para pelatih bisa mengangkat nama Mitra. Bahkan, dia selalu melalukan rotasi kepada pelatih untuk menangani tim-tim yang berbeda.

Hasilnya ternyata cukup moncer. Hampir dalam setiap kejuaraan, nama Mitra selalu menjadi juara dan disegani semua lawan.

Dengan ilmu dan pengalaman yang dimiliki, Mursyid mampu menjadi nakhoda yang baik buat Mitra Surabaya. Dia pun tak mau berpolemik dengan hal-hal di luar sepal bola.

”Saya ingin para pemain Mitra Surabaya bisa menjadi pesepak bola bagus. Sehingga, mereka sering saya ikutkan dalam berbagai kompetisi di kelompok umur,” ujar lelaki yang saat aktif di sepak bola berposisi sebagai stopper tersebut.

Sosok Mursyid sendiri menjadi  fenomena dalam sepak bola Indonesia. Dia merupakan satu-satunya pemain yang terkena lapangan bermain seumur hidup berlaga di ajang internasional.

Gara-garanya dia melakukan gol bunuh diri saat membela Indonesia di ajang Piala AFF 1998. Saat itu, 31 Agustus 1998, Mursyid melakukan gol bunuh diri saat menghadapi Thailand. Tujuannya untuk terhindari dari Vietnam di babak semifinal.

Setelah sanksi itu, dia lebih banyak menghabiskan waktunya di Persebaya. Sejak 1994, Mursyid sudah tercatat sebagai pesepak bola di klub berjuluk Green Force tersebut.

Segudang prestasinya sudah disumbangkannya buat tim pujaan Bonek itu. Antara lain juara Divisi Utama 1996/1997 dan Liga Indonesia musim 2004.

Karirnya nyaris hanya di Persebaya. Tapi, sebelum gantung sepatu pada 2007, dia menerima pinangan Persiku Kudus.

Usai pensiun sebagai pemain, Mursyid mulai mencurahkan konsentrasi sebagai pelatih. Tangan dinginnya mampu membawa Jawa Timur meraih emas di Pekan Olahraga Nasional (PON) Remaja 2014. (pl)

*) Tulisan ini juga dimuat di pinggirlapangan.com.

The post Mursyid Effendi, mantan kapten Persebaya Yang Kini Jadi Nahkoda Mitra Surabaya appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
https://emosijiwaku.com/2016/09/06/mursyid-effendi-mantan-kapten-persebaya-yang-kini-jadi-nahkoda-mitra-surabaya/feed/ 0 3057
Mess Persebaya Hidup dari Iuran 20 Klub Anggota https://emosijiwaku.com/2016/09/04/mess-persebaya-hidup-dari-iuran-20-klub-anggota/ https://emosijiwaku.com/2016/09/04/mess-persebaya-hidup-dari-iuran-20-klub-anggota/#respond Sun, 04 Sep 2016 15:00:56 +0000 http://emosijiwaku.com/?p=2995 Tempat tersebut pernah menjadi tempat tidur dan istirahat para pesepak bola papan atas Indonesia. Tapi, kini kondisinya sudah jauh berubah.

The post Mess Persebaya Hidup dari Iuran 20 Klub Anggota appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
Tempat tersebut pernah menjadi tempat tidur dan istirahat para pesepak bola papan atas Indonesia. Tapi, kini kondisinya sudah jauh berubah.

***

Dari kejauhan, cat putihnya sudah mulai pudar. Deretan antena parabola yang  berkarat pun membuat siapa yang melihatnya pasti beranggapan bahwa bangunan tersebut kurang terurus.

Saat masuk, kita akan langsung melihat deretan keramik putih yang banyak terkelupas. Sehingga yang kelihatan hanyalah semennya.

Hanya, deretan piala yang masih berjejer rapi masih seperti dulu. Piala itu menjadi simbol kejayaan Persebaya Surabaya di pentas sepak bola Indonesia. Ya, trofi-trofi tersebut disimpan di Mes Persebaya yang berada di Karanggayam, Surabaya.

”Ya beginilah kondisi Mes Persebaya sekarang,” terang Ram Surahman, salah satu pengurus Persebaya.

Dia mengakui konflik sepak bola nasional dengan membuat Persebaya terpental dari PSSI membuat Mes Karanggayam ikut getahnya. Selain cat dan lantai, musola yang ada pun jauh dengan yang dulu.

Karpet yang melapisi jamaah saat sujud sudah tak terpasang. Saat bersujud, kita langsung mencium  lantai.

”Hanya musola dan ruang pengurus yang dibuka. Ruangan lain sudah dikunci,” jelas Ram.

 Meja biliar yang teronggok di lantai 2.
Meja biliar yang teronggok di lantai 2.

Mantan wartawan sebuah media di Surabaya itu pun kemudian mengajak ke lantai 2. Sungguh di luar dugaan, peralatan fitnes sudah tak ada.  Hanya ada dua sepeda stationer dan ada di luar.

Ini dikarenakan kondisinya sudah rusak. Sehingga, sepeda itu dijadikan menjemur kain.

”Semoga saja Persebaya bisa ikut kompetisi lagi. Mes ini bisa kembali seperti dulu,” harap Ram.

Dia mengakui, kehidupan Mes Persebaya disokong oleh klub internal. Mereka, ungkap Ram, melakukan iuran.

”Uangnya dipakai salah satunya membayar listrik Mes Persebaya,” tambah Jack, sapaan salah satu pelatih anggota internal Persebaya.

Jumlahnya, terang dia, tak terlalu banyak. Hanya, klub anggota yang memberikan donasi tersebut berjumlah 20 klub. (pl)

*) Tulisan ini juga dimuat di pinggirlapangan.com.

The post Mess Persebaya Hidup dari Iuran 20 Klub Anggota appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
https://emosijiwaku.com/2016/09/04/mess-persebaya-hidup-dari-iuran-20-klub-anggota/feed/ 0 2995
Lapangan Persebaya Yang Nasibnya Kian Merana https://emosijiwaku.com/2016/09/04/lapangan-persebaya-yang-nasibnya-kian-merana/ https://emosijiwaku.com/2016/09/04/lapangan-persebaya-yang-nasibnya-kian-merana/#respond Sat, 03 Sep 2016 23:00:33 +0000 http://emosijiwaku.com/?p=2983 Lapangan Persebaya pernah masuk dalam kategori lapangan yang dapat pujian.

The post Lapangan Persebaya Yang Nasibnya Kian Merana appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
Lapangan Persebaya pernah masuk dalam kategori lapangan yang dapat pujian. Rumput yang hijau dan tanah yang datar membuat para pemain bakal betah berlama-lama bermain. Tapi, bagaimana kondisinya kini?

***

Rumputnya banyak yang berwarna coklat. Begitu juga dengan tanahnya yang sudah tak rata. Padahal, dulu, saat Persebaya Surabaya memakainya untuk berlatih, hal tersebut tak bakalan terjadi. Para pemain bintang yang membela Green Force tentu akan langsung berteriak mengeluh.

Jika tidak, cedera menjadi resiko yang harus dibayar mahal. Imbasnya, pemain tak akan bisa membela Persebaya di ajang kompetisi.

Dengan kondisi lapangan bagus, para pemain selalu bersemangat menjalani latihan. Belum lagi dukungan penonton yang hampir selalu memenuhi tribun tertutup yang berada di sisi barat Lapangan Persebaya.

Hanya sekarang, kondisinya setali tiga uang dengan lapangan. Atapnya beberapa sudah mengelupas. Kalau hujan bisa dipastikan penonton bakal kebasahan.

Begitu pula dengan bench pemain. Bahan fiber yang dipakai sudah sobek.

Tribun penonton di Lapangan Persebaya yang berlobang.
Tribun penonton di Lapangan Persebaya yang berlobang.

Saat dipakai pertandingan Liga Pelajar U16 Piala Menpora, tim yang bertanding harus menutupnya dengan gardus minuman air mineral. Tujuannya agar mereka tak kepanasan. Sebuah pemandangan yang cukup ironis.

”Setelah dualisme, lapangan ikut tak terawat. Biaya yang dibutuhkan untuk perawatan tak sedikit,” kata Ram Surahman, media officer Persebaya.

Apalagi, lapangan selalu dipakai. Mulai dari latihan hingga untuk pertandingan.

Dia tetap optimistis lapangan dan segala fasilitas yang ada di Lapangan Persebaya bakal kembali seperti sedia kala. Semua, ujarnya, tentu berkaitan dengan kembalinya Persebaya dalam Kompetisi PSSI.

”Lapangan sudah tak seperti dulu. Sekarang banyak yang tak rata,” ujar salah satu mantan bintang Persebaya Seger Sutrisno sambil menunjuk kondisi lapangan yang beberapa mulai tak rata. (pl) 

*) Tulisan ini juga dimuat di pinggirlapangan.com.

The post Lapangan Persebaya Yang Nasibnya Kian Merana appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
https://emosijiwaku.com/2016/09/04/lapangan-persebaya-yang-nasibnya-kian-merana/feed/ 0 2983
Lulut Kistono Tetap Latih Persebaya Meski Tak Ikut Kompetisi https://emosijiwaku.com/2016/09/02/lulut-kistono-tetap-latih-persebaya-meski-tak-ikut-kompetisi/ https://emosijiwaku.com/2016/09/02/lulut-kistono-tetap-latih-persebaya-meski-tak-ikut-kompetisi/#respond Fri, 02 Sep 2016 11:20:37 +0000 http://emosijiwaku.com/?p=2974 Banyak yang tak tahu bahwa Persebaya Surabaya tetap menggelar latihan.

The post Lulut Kistono Tetap Latih Persebaya Meski Tak Ikut Kompetisi appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
Banyak yang tak tahu bahwa Persebaya Surabaya tetap menggelar latihan. Bahkan, itu sudah bergulir dua tahun meski mereka tak ikut kompetisi. Siapa sosok di belakang itu?

***

Keringat membasahi jaket yang dipakai Lulut Kistono. Tapi,dia enggan melepas jaket. Dia baru saja berlatih di sebuah lapangan di pinggir tol Surabaya-Sidoarjo. Tampil di pagi hari dengan berlatih bisa menjadi sebuah hal yang langka baginya.

Dalam dua tahun terakhir, waktunya di pagi hari terkuras untuk menangani Persebaya Surabaya. Memang, kesebelasan yang sempat disebut sebagai Persebaya 1927.

Tindakan PSSI yang mengeluarkan mereka membuat tim legenda tersebut tak bisa berlaga di semua ajang kompetisi.

”Saya melatih kalau ada persiapan. Bisa turnamen bisa juga ekshibisi,” kata Lulut.

Dia memegang kursi pelatih bersama Ahmad, seorang pelatih yang juga anggota TNI-AL. Lulut tak kuasa menolak saat dia dipercayai oleh Saleh Hanifah, bosnya di klub Indonesia Muda yang juga pengurus Persebaya, untuk  memoles Green Force, julukan Persebaya.

Meski, ungkap Lulut, dia tak menerima  gaji bulanan untuk menjadi pelatih. Tapi, baginya, hal tersebut tak pernah dipersoalkan.

”Saya dapatnya uang kalau Persebaya bermain. Seperti di Banyuwangi dan Probolinggo,” lanjut lelaki 49 tahun tersebut.

Tanggung jawab Lulut pun layak dapat apresiasi. Meski, dalam kehidupannya, dia harus pontang-panting membuat dapurnya mengepul.

Beberapa usaha pun pernah dilakukan untuk menghidupi istri dan tiga anaknya. Lulut pernah  memasarkan kue onde-onde buatan istrinya. Dia juga pernah berjualan bakso di depan rumahnya di kawasan Kedurus, Surabaya.

Bahkan, untuk membiayai anak-anaknya sekolah, lelaki yang pernah membela Arseto Solo tersebut nyaris menjual rumahnya.

”Sekarang juga tidak ada latihan. Jadi, saya bisa keluar untuk berlatih,” terang Lulut.

Dia pun tak berharap banyak akan kembali ditunjuk atau menjadi bagian tim Persebaya di musim mendatang. Baginya, menangani tim yang mayoritas diisi pemain dari kompetisi internal Persebaya tersebut sudah menjadi kepuasan batin.

”Apapun keputusannya tetap saya terima. Rezeki sudah ada yang mengatur,” ujarnya.

Karir Lulut sebagai pesepak bola tak bisa dipandang sebelah mata. Dia pernah menjadi bagian dari Arseto saat menjadi juara Galatama pada 1992.

Lelaki yang berposisi sebagai stopper tersebut juga pernah membela  PSIS Semarang, Mitra Surabaya, Arema Malang, Barito Putera Banjarmasin, dan Putra Samarinda.

Lulut yang dikenal sebagai tukang jagal ini menjadi sorotan ketika memperoleh sanksi dari PSSI karena dia berkelahi dengan Singgih Pitono dari Arema. Padahal, selama ini, keduanya dikenal sebagai kawan.

Setelah pensiun sebagai pemain, Lulut memutuskan menjadi pelatih. Barito Putra, Kutai Barat, Mitra Kutai Kartanegara, dan Deltras serta Persibo Bojonegoro pernah dipolesnya. (pl)

*) Tulisan ini juga dimuat di pinggirlapangan.com.

The post Lulut Kistono Tetap Latih Persebaya Meski Tak Ikut Kompetisi appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
https://emosijiwaku.com/2016/09/02/lulut-kistono-tetap-latih-persebaya-meski-tak-ikut-kompetisi/feed/ 0 2974
Usaha Konveksi Pak Win Sukses Setelah Menerima Pesanan Jersey Latihan Persebaya https://emosijiwaku.com/2016/05/11/usaha-konveksi-pak-win-sukses-setelah-menerima-pesanan-jersey-latihan-persebaya/ https://emosijiwaku.com/2016/05/11/usaha-konveksi-pak-win-sukses-setelah-menerima-pesanan-jersey-latihan-persebaya/#respond Wed, 11 May 2016 02:14:54 +0000 http://emosijiwaku.com/?p=1325 Dia mendapat banyak sekali order membuat baju latihan dan tanding.

The post Usaha Konveksi Pak Win Sukses Setelah Menerima Pesanan Jersey Latihan Persebaya appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
EJ – Liga Indonesia (Ligina) V tahun 1998-1999 adalah liga paling melelahkan dan berakhir menyedihkan. Banyak kisah yang sudah ditulis di media waktu itu. Kali ini saya akan bercerita tentang hal lain. Cerita saat Persebaya akan menjalani pertandingan babak semifinal Ligina V melawan PSMS Medan.

Sesaat setelah laga semifinal mengalahkan PSMS, Persebaya langsung berangkat menuju Manado dengan pesawat Hercules untuk menjalani laga final melawan PSIS Semarang. Sebelum berangkat, saya dikenalkan dengan seseorang yang sedang menunggu pemain di lobby sebuah hotel di Jakarta. Sebut saja Pak Win.

Disaksikan lebih dari 30.000 penonton di Stadion Klabat, Tugiyo membuyarkan harapan Persebaya untuk back-to-back juara Liga. PSIS juara setelah menang 1-0 atas Persebaya.

Pertemuan singkat dengan Pak Win di lobby hotel berlanjut di Ligina VI. Dia berkunjung ke Mess Karanggayam untuk mengantar sejumlah kaos untuk para pemain. Saya tidak tahu untuk apa kaos itu dan siapa yang memakainya. Yang jelas, saya mulai mengenalnya. Menurut cerita beberapa pemain, dia berjualan kaki lima di Stadion Gelora Bung Karno (SGBK).

Bila ada partai pertandingan besar di SGBK, dia pasti menggelar lapak dagangannya. Yang saya ingat, dia selalu ditemani asisten setianya. Menaiki kereta Gaya Baru dari Jakarta, dia dan asistennya langsung menuju Mess Karanggayam. Tujuannya untuk memenuhi sejumlah pesanan pemain dan sekalian mudik pulang ke Surabaya.

Saya dan beberapa pemain sempat berbincang-bincang di lobby mess cukup lama. Saya tertarik untuk meminta bantuannya untuk membuatkan baju latihan dengan bahan bagus dan model sederhana. Dia langsung menyanggupi dan berjanji akan kembali secepatnya.

Dua minggu kemudian, Pak Win menunggu saya di Mess Karanggayam. Dia datang lebih dahulu bersama asistennya langsung dari stasiun kereta membawa baju latihan yang kami pesan.

Saya terima seragam itu dan langsung saya berikan kepada Kit Man Persebaya, Toha untuk dipakai sore harinya. Saat latihan, dia datang lagi untuk melihat seragam garapannya dipakai latihan oleh para pemain Persebaya. Tampak sekali raut mukanya yang senang. Impian agar hasil garapannya dipakai tim sebesar Persebaya sudah tercapai.

Sambil melihat para pemain latihan, saya berbincang dengan Pak Win di pinggir lapangan. Saya tanya, “Kenapa anda ndak coba jual baju-baju latihan seperti ini ke sejumlah klub yang ada di Jatim? Wong buatan anda bagus gitu lho?”

Ndak mungkin diterima mas. Aku iki sopo tho mas?” tegasnya. Ada keraguan dari jawaban yang saya dengar.

Saya yakin karyanya bagus. Saya kasih saran kepadanya. Besok atau beberapa hari ke depan untuk menawarkan hasil pekerjaannya ke beberapa klub di Jawa Timur. Untuk meyakinkan, jersey latihan Persebaya garapannya, saya kembalikan satu untuk dibawa keliling sebagai contoh. Jika masih kurang percaya, saya bilang agar orang klub langsung telepon saya.

Singkat cerita, beberapa minggu setelahnya, saya menerima telepon dari salah satu manajer klub di Jawa Timur. Dia menanyakan apakah benar jika jersey latihan Persebaya dibuat Pak Win? Tentu saja saya menngiyakan dan merekomendasikannya.

Sejak saat itu, saya sering memesan jersey latihan Persebaya sampai Ligina VII saat saya berhenti bertugas.

Saya juga pernah memesan topi untuk tim yang khusus dipakai untuk laga tandang. Setelah saya berhenti bertugas di Persebaya, saya tidak pernah lagi berjumpa dengan Pak Win.

Tanpa sengaja, beberapa tahun kemudian, saya berjumpa lagi dengan Pak Win di bandara Soekarno Hatta. Dia tetap didampingi asisten setianya. Dia masih membuka lapak di SGBK sampai saat itu. Sekarang, dia sudah membeli alat konveksi dan melanjutkan usahanya di Bekasi.

Pak Win bercerita sejak menerima pesanan membuat baju latihan Persebaya, usahanya jadi berkembang pesat. Dia mendapat banyak sekali order membuat baju latihan dan tanding. Saat itu, dia sudah mendapat kepercayaan untuk membuat hampir seluruh baju latihan klub Divisi Utama, Divisi Satu, dan dua kompetisi PSSI. Luar biasanya lagi, saat bertemu dengan saya, Pak Win dan asistennya sedang mengantar dua stel seragam latihan dan satu stel seragam tanding untuk klub berbeda di Sulawesi.

Bukan main senangnya saya melihat keberhasilannya. Pak Win sangat mengakui bahwa tanpa Persebaya, dia tidak mungkin mendapat kesempatan seperti ini.

Demikian besar jaminan mutu nama Persebaya bagi klub lain. Persebaya waktu itu sering menjadi benchmark (tolak ukur) bagi banyak klub di Indonesia.

Itu dulu. Saat ini saya hanya bisa berharap agar Persebaya segera bangkit dari segala permasalahan yang ada. Semua tau Persebaya adalah sebuah brand besar. Persebaya adalah kebesaran itu sendiri di lingkungan sepakbola Indonesia. (*)

*) Edhie RK adalah Bidang Promosi Persebaya di Liga Indonesia III-VII.

The post Usaha Konveksi Pak Win Sukses Setelah Menerima Pesanan Jersey Latihan Persebaya appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
https://emosijiwaku.com/2016/05/11/usaha-konveksi-pak-win-sukses-setelah-menerima-pesanan-jersey-latihan-persebaya/feed/ 0 1325