You searched for bayoghanta | Emosi Jiwaku https://emosijiwaku.com/ Portal informasi terpercaya dan terkini tentang Persebaya dan Bonek Mon, 07 Sep 2020 10:50:10 +0000 en-US hourly 1 145948436 Bajolball, Menggerakkan Media Komunitas Suporter Lewat Podcast https://emosijiwaku.com/2020/05/09/bajolball-menggerakkan-media-komunitas-suporter-lewat-podcast/ Sat, 09 May 2020 09:39:51 +0000 https://emosijiwaku.com/?p=32474 Terinspirasi dari perkembangan media di luar negeri dan kecintaan akan Persebaya, Bayoghanta Maulana Mahardika berinisiatif membuat Bajolball Podcast. Lewat Bajolball, Ghanta mengajak Bonek bersama-sama membagi suka dukanya mendukung tim kebanggaan.

The post Bajolball, Menggerakkan Media Komunitas Suporter Lewat Podcast appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
Terinspirasi dari perkembangan media di luar negeri dan kecintaan akan Persebaya, Bayoghanta Maulana Mahardika berinisiatif membuat Bajolball Podcast. Lewat Bajolball, Ghanta mengajak Bonek bersama-sama membagi suka dukanya mendukung tim kebanggaan.

“Nemen iki pak, padahal prediksiku seri karena nggak gelem terlalu berharap untuk menang, tapi malah kalah, nemen cuk, malah kelayapan.” 

“Kurang panas, kaku. Perumpamaannya motor kalau dipake terus kan enak, kemarin Persipura dipake, Persebaya nggak dipakai.” 

Begitulah sedikit cuplikan unek-unek suporter dalam salah satu episode Bajolball ketika Persebaya baru saja menerima kekalahan 3-4 atas Persipura (15/3). Rasa sedih, kesal atau geregetan bisa langsung diungkapkan lewat medium suara. 

Hasrat untuk menyampaikan unek-unek ketika mendukung Persebaya itulah yang memang menjadi dasar Ghanta membuat Bajolball podcast pada tahun 2019. Mahasiswa sebuah Universitas Airlangga Surabaya itu semakin mantap karena saat itu memang belum ada satupun podcast resmi yang membahas soal Persebaya.  

 “Tiga empat tahun lalu podcast di Indonesia belum banyak. Aku sendiri awalnya nggak dengerin podcast sepak bola tapi podcast soal sains dan cerita yang kebanyakan dari luar Indonesia,” tutur Ghanta.

“Tahun 2019, sebagai suporter Persebaya, aku mikir kenapa ngga aku bikin. Dulu aku pendengar kenapa aku nggak nyoba,” tambahnya.

“Misalkan aku coba tidak ada yang dengerin ya nggak apa-apa. Anggap saja itu bentuk keluh kesah seorang fans. Podcast kan sama saja dengan menulis, media untuk berkeluh kesah, tapi ini berbentuk suara,” ujar Ghanta menjelaskan.

Ghanta lalu mengajak satu orang temannya yang bernama Ivan Achmadi. Dengan bermodalkan alat seadanya menggunakan voice note di smartphone, Ghanta memulai episode pertama Bajolball podcast pada tanggal 23 Mei 2019. Rumah Ghanta di daerah Kebraon dijadikan sebagai studio utama.

“Kami bikin dua orang. Episode pertama introduction saja, baru di episode ketiga kami bahas lawan Bali United dan Borneo FC. Akhirnya setiap minggu keterusan dan ternyata enak juga ya,” tuturnya.

Dalam perkembangannya, Ghanta dan Ivan mulai mengajak beberapa rekan-rekannya untuk bergabung dengan Bajolball. Kini, ada sekitar 4 orang yang rutin berkontribusi di Bajolball. Selain itu mereka juga patungan untuk membeli alat rekaman yang lebih canggih.

Tak hanya pengembangan secara internal, Bajolball juga mulai menjalin kolaborasi dengan komunitas lain. Di antaranya ada Surabaya Jersey Community (SJC), kelompok suporter Persib Bandung dan juga suporter PSS Sleman.

Hasilnya, pendengar Bajolball pun makin bertambah. Jika mulanya per episode hanya ada 10 orang pendengar, kini jumlah tersebut melonjak hingga 300an pendengar per episode.

Wawancara Hartono, Mat Halil, Hingga Kasus Aryn Williams

Bajolball makin dikenal, setidaknya di lingkungan sesama pegiat komunitas di Surabaya. Lewat salah satu kenalan yaitu komunitas SJC, Bajolball akhirnya berkesempatan mewawancarai legenda Persebaya seperti Hartono dan Mat Halil.

“Beberapa kali dibantu oleh teman-teman SJC untuk kenalan sama mantan-mantan pemain Persebaya kayak Mat Halil atau Hartono. Kami awalnya nggak kenal siapa-siapa, kebetulan banyak ditawari sama teman. Kami senang dan bersyukur saja,” ucap Ghanta.

Selain episode bersama Mat Halil dan Hartono, Bajolball juga sempat berbincang dengan Dedy Sutanto, eks kiper Persebaya yang kini menjadi pelatih Persebaya junior dan juga bek Persebaya saat ini, Mokhamad Syaifuddin.

Namun, dari semua narasumber yang pernah diundang, Aryn Williams tampaknya menjadi nama yang tidak akan pernah dilupakan oleh Ghanta dkk. Meski berstatus sebagai pemain bintang, Aryn tetap “membumi” dengan bersedia datang langsung ke studio Bajolball di daerah Kebraon.

“Untuk Bajolball episode 100 kami nekat wawancara sama Aryn, kami hubungi dia lewat pesan Twitter. Kebetulan aku pernah tinggal di Australia dan dia juga dari Australia, jadi mungkin ada chemistry,” kata Ghanta.

“Awalnya kami tawari dia untuk dijemput, tapi Aryn tidak mau. Dia bilang kirim alamat saja. Kami, sebagai fans merasa orang ini baik banget ya. Kami ngobrol juga seperti tidak ada jarak, setara, ngobrol enak, akhirnya kami rekaman setengah jam.”

Sayang, rekaman tersebut tidak bisa secara langsung dinikmati pendengar. Sebab, beberapa menit setelah dirilis, media officer Persebaya langsung menghubungi. Mereka meminta Bajolball untuk menghapus rekaman tersebut. Alasannya, karena Bajolball tidak terdaftar secara resmi sebagai media Persebaya.

“Waktu itu sudah diupload, tapi diminta dihapus, ya sudah kami nurut saja. Karena aku mikir pengaruhnya pasti ke Aryn juga. Aryn sebenarnya juga sungkan ke kami, dia minta maaf dan berharap bisa berbicang lagi dengan kami di lain waktu.”

Meski cukup menyayangkan, Bajolball berusaha memahami. Ghanta cs berusaha belajar dari pengalaman tersebut dan tetap berharap bisa melakukan obrolan dengan pemain Persebaya lainnya.

“Mungkin masalah komunikasi saja, menurut media officer Persebaya kami melakukan wawancara ilegal, karena kami tidak terdaftar. Tapi, kami kan memang tidak mempersiapkan untuk itu (legal),”

“Tapi kami tidak ingin berhenti disini. Aryn sebagai awalan aja,” tekad Ghanta.

Podcast Jadi Sarana Mendukung Persebaya

Saat ini memang tidak banyak khalayak di Indonesia yang mengetahui podcast. Maklum, podcast memang baru tumbuh selama 2-3 tahun terakhir. Namun, Ghanta yakin dalam beberapa tahun mendatang podcast punya potensi besar untuk dikenal dan dikonsumsi.

“Di luar negeri memang sudah banyak yang dengar podcast. Mungkin 4-5 tahun kedepan Indonesia akan mengikuti.”

“Kalau aku melihat podcast akan selalu ada di jalurnya. Mungkin sekarang grafiknya agak lambat tapi suatu saat akan banyak yang suka. Apalagi kalau di Indonesia sudah bisa di monetisasi pasti makin banyak podcaster.”

Namun, terlepas dari itu, Ghanta tetap fokus ke tujuan utama dirinya membentuk podcast. Yaitu sebagai sarana “curhat” bagi suporter Persebaya membela tim kesayangannya.

“Kami bayangin Bajolball akan terus ada dalam format podcast. Karena memang produksi tidak terlalu berat, asal tidak mengharap apa-apa. Kami atas dasar kecintaan saja terhadap Persebaya. Ini salah satu bentuk dukungan, supaya keluh kesah teman-teman suporter bisa terwakili.”

“Kami tahu tantangan pasti akan selalu ada, kami harus punya inovasi baru. Kami yakin podcast akan terus ada, karena dari awal ingin menghidupkan.” (riz)

The post Bajolball, Menggerakkan Media Komunitas Suporter Lewat Podcast appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
32474
Persebaya ala Papua Tak Masalah, lalu Andik? https://emosijiwaku.com/2017/12/23/persebaya-ala-papua-tak-masalah-lalu-andik/ Sat, 23 Dec 2017 03:43:25 +0000 http://emosijiwaku.com/?p=13045 Seperti yang telah kita ketahui bahwa empat pemain yang sebelumnya bermain untuk Persipura Jayapura musim lalu dikabarkan merapat ke Persebaya.

The post Persebaya ala Papua Tak Masalah, lalu Andik? appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
Seperti yang telah kita ketahui bahwa empat pemain yang sebelumnya bermain untuk Persipura Jayapura musim lalu dikabarkan merapat ke Persebaya. Pemain-pemain tersebut adalah Osvaldo Haay, Nelson Alom, Ruben Sanadi, dan Ferinando Pahabol. Alasan mereka merapat ke Persebaya tidak lain adalah faktor pelatih sendiri yakni coach Alfredo Vera yang pada gelaran ISC A menukangi Persipura dan membawanya juara. Lalu, apakah ada masalah jika pemain-pemain yang dikabarkan merapat benar-benar akan berkostum Persebaya musim depan? Tentu jawabannya akan sangat pro dan kontra di antara teman-teman Bonek sendiri. Ada yang mengatakan sah-sah saja dan ada yang berpendapat sebaliknya. Saya akan mencoba untuk mengupas satu per satu empat pemain yang dikabarkan merapat tersebut.

  1. Osvaldo Haay

Pemain ini berposisi di sayap kiri dan memiliki kecepatan yang di atas rata-rata. Untuk posisi sayap kiri, saat ini hanya ada Oktafianus Fernando (Opan) yang pada gelaran Liga 2 lebih memiliki jam bermain dibandingkan rekannya Thaufan Hidayat. Osvaldo Haay sendiri gaya permainannya mirip dengan Irfan Jaya, namun Irfan Jaya bermain di sektor sayap kanan dan Osvaldo di sektor sayap kiri. Jika berbicara Liga 1, tentu Osvaldo memiliki pengalaman yang lebih dibandingkan Opan dan saya kira Osvaldo dan Opan akan bergantian untuk bermain di posisi sayap kiri.

  1. Nelson Alom

Pada musim lalu di Liga 1, Nelson Alom menjadi pilar utama di lini tengah Persipura. Ia berperan sebagai Ball Winning Midfielder sama hal seperti dengan M. Hidayat di Persebaya. Untuk musim depan di Liga 1 nampaknya Nelson Alom akan menjadi mentor untuk M. Hidayat mengingat Nelson Alom memiliki jam bermain di Liga 1 yang cukup banyak. Dengan jadwal musim depan yang cukup padat, terhitung Persebaya akan beberapa kali melakukan perjalanan ke Pulau Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Papua dan tentunya Jawa maka Nelson Alom dan M. Hidayat akan dimainkan secara bergantian oleh coach Alfredo.

  1. Ruben Sanadi

Saat ini, posisi bek kiri hanya dimiliki oleh M. Irvan. Abdul Azis dan Sadi Mardjan yang sebelumnya juga menempati posisi ini dipastikan tidak memperkuat Persebaya pada musim depan. Ruben Sanadi adalah pemain yang sangat berpengalaman yang sudah lama bermain di Liga Indonesia. Selain itu, pawakan yang kekar juga mendukung Ruben untuk berduel satu lawan satu dengan lawan mengingat M. Irvan memiliki pawakan tubuh yang kecil dan pada musim lalu sering kalah berduel dengan lawan yang memilki pawakan yang lebih kekar. Masuknya Ruben Sanadi sangatlah bagus sangatlah bagus mengingat pemain depan khusunya striker di Liga 1 memiliki pawakan tubuh yang tinggi dan kekar, menurut saya, Ruben dapat membantu Persebaya mengatasi hal tersebut.

  1. Ferinando Pahabol

Pemain mungil ini dikenal memiliki kecepatan dan dribbling bola yang sangat akurat. Ferinando Pahabol dapat menempati beberapa posisi yaitu striker dan sayap kiri maupun sayap kanan. Namun jika melihat komposisi pemain di Persebaya saat ini, kemungkinan Ferinando Pahabol akan bermain di posisi sayap kanan, bergantian dengan Irfan Jaya.

Pemain asal Papua dikenal memiliki kecepatan dan watak yang keras mirip dengan karakter Arek Suroboyo. Sepertinya, coach Alfredo ingin mengolaborasikan permainan ngeyel ala Suroboyo dan cepat ala Papua. Coach Alfredo sendiri telah berjanji akan membawa seorang striker asal Argentina yang kita kenal selama ini bahwa striker asal Argentina memiliki naluri mencetak gol yang sangat tinggi seperti Mauro Icardi, Gonzalo Higuain dan Sergio Aguero. Memang bukan mereka yang akan didatangkan tetapi Persebaya juga memiliki kenangan indah bersama striker asal Argentina yaitu Fernando Soler.

Lalu, bagaimana dengan Andik Vermansah?

Akhir-akhir ini nama Andik Vermansah kerap dikaitkan dengan Persebaya dan klub asal Thailand dan Malaysia. Menurut saya, alasan mengapa manajemen Persebaya tidak segera mengontak dan kemudian mengontrak Andik adalah karena manajemen Persebaya masih mempertimbangkan dan mencari cara agar biaya yang dikeluarkan tidak 100 persen dari dana yang dimiliki PT Persebaya Indonesia. Mungkin saja manajemen masih menunggu persetujuan sponsor yang dituju untuk kemudian membantu membayar biaya transfer dan gaji Andik.

Foto: Tribunnews.com

Terlepas dari masalah transfer, Andik memang sedang berada di umur yang sangat produktif untuk bermain bola dan umur sekarang adalah puncah keemasan dari pemain sepak bola. Akan menyesal manajemen Persebaya jika Andik bermain sangat bagus di klub lain pada musim depan dan akan sangat rugi secara keuangan jika musim depan Andik bermain di Persebaya namun tidak memenuhi ekspektasi. Menurut saya, sekarang manajemen sedang berjudi dengan hati para Bonek dan akal daripada manajemen sendiri. Wahai manajemen Persebaya, cermat dan hati-hatilah dalam mengambil keputusan karena setiap keputusan akan dikawal dan diperhatikan oleh kami, Bonek.

Salam Satu Nyali, Wani!

*) Bayoghanta Maulana Mahardika, @bayoghanta13

The post Persebaya ala Papua Tak Masalah, lalu Andik? appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
13045
Masuknya Alfredo Vera dan Efek “Wani” di Tubuh Persebaya https://emosijiwaku.com/2017/07/21/masuknya-alfredo-vera-dan-efek-wani-di-tubuh-persebaya/ https://emosijiwaku.com/2017/07/21/masuknya-alfredo-vera-dan-efek-wani-di-tubuh-persebaya/#respond Fri, 21 Jul 2017 04:23:57 +0000 http://emosijiwaku.com/?p=9341 Efek 'Wani' mulai terlihat saat coach Alfredo berani memainkan pemain yang berasal dari Surabaya.

The post Masuknya Alfredo Vera dan Efek “Wani” di Tubuh Persebaya appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
Efek masuknya coach Alfredo Vera di posisi pelatih semakin terasa. Dari mental pemain hingga permainan tim menemui titik kebangkitan. Sebuah proses yang bisa dinilai cukup baik untuk mengarungi liga yang masih panjang. Efek ‘Wani’ mulai terlihat saat coach Alfredo berani memainkan pemain yang berasal dari Surabaya. Untuk mental pemain, saya kira coach Alfredo beserta team official berhasil menggugah mental pemain yang di awal musim masih naik turun. Di luar internal tim, pelarangan untuk Bonek menyaksikan Persebaya bermain juga berpengaruh pada pemain beserta team official.

Memainkan pemain asli Surabaya

Sebelum coach Alfredo melatih Persebaya, hanya ada Misbakhus Solikin dan Dimas Galih yang dipercaya di starting eleven. Namun saat melawan Persatu Tuban, coach Alfredo memainkan Rachmat Irianto dan M. Syaifudin sebagai duet bek tengah.

Langkah untuk memainkan pemain asal Surabaya atau jebolan dari kompetisi internal Persebaya adalah suatu langkah yang sangat positif karena hasrat mereka adalah bermain untuk Persebaya. Saat melawan Persinga Ngawi, Abdul Aziz yang terkena akumulasi kartu tidak dapat diturunkan dan pada saat itulah coach Alfredo berani memainkan M.Irvan yang sebelumnya sangat jarang dimainkan.

Keberanian coach Alfredo ini terus berlanjut saat melawan Madiun Putra. Tercatat M. Irvan tetap dimainkan karena penampilan apik saat melawan Persinga Ngawi. Hal itu menunjukkan bahwa M.Irvan bukan hanya bisa menjadi pelapis namun pantas masuk dalam starting eleven. Hingga saat ini tercatat hanya Andri Muliadi, Abdul Azis, M. Hidayat, Yogi Novrian, Irfan Jaya, dan Rishadi Fauzi yang bukan produk kompetisi internal Persebaya yang kemarin menjadi starting eleven.

Pemain cadangan seperti Ridwan Awaludin, Mei Handoko, dan pemain yang sedang absen seperti Sidik Saimima dan Rendi Irwan serta tentunya pemain yang sedang membela Timnas U-19 Rachmat Irianto adalah produk dari kompetisi internal Persebaya. Ditambah baru dua hari lalu, Persebaya resmi mengangkat Adam Maulana yang juga berasal dari kompetisi internal sebagai bagian dari tim.

Melawan permainan keras lawan

Kita ketahui bahwa saat melawan Persinga, pemain Persebaya mendapatkan perlawanan yang bisa dibilang cukup keras. Permainan keras itu menyebabkan sang kapten Rendi Irwan harus absen di beberapa pertadingan. Secara permainan, pemain-pemain Persebaya terlihat belum berani untuk ‘melawan’ permainan keras dari lawan. Melawan disini bukan berarti membalas, namun bermain sedikit keras untuk mengimbangi.

Namum permainan Persebaya sangat berubah saat melawan Madiun Putra di Stadion Wilis. Dengan memainkan Abdul Azis ke posisi aslinya (bek kanan) dan Abu Rizal Maulana ke posisi aslinya (Gelandang), nampak permainan cepat dan sedikit keras dapat mengimbangi pemain-pemain Madiun Putra yang secara rata-rata postur lebih besar dari pemain-pemain Persebaya.

Dengan adanya M. Hidayat sebagai Ball Winning Midfielder serta Misbakhus Solikhin, dan Abu Rizal Maulana sebagai Box-to-box Midfielder, Persebaya mampu menguasai Ball Possesion. Beberapa kali Abu Rizal berduel dengan pemain-pemain Madiun Putra, mengingat di pertandingan-pertandingan sebelumnya pemain-pemain Persebaya belum berani melawan permainan keras lawan. Jadi dengan memainkan pemain-pemain di posisi aslinya, permainan Persebaya semakin hidup dan mampu mengimbangi permainan keras lawan.

Pengaruh Bonek

Pada dua pertandingan away melawan PSBI dan Persinga, Persebaya bermain tanpa disaksikan Bonek. Absennya Bonek dari dalam stadion tidak mengurangi kekreatifan mereka untuk tetap mendukung Persebaya. Bonek tetap hadir di Stadion Sultan Agung dan Stadion Ketonggo namun hanya sebatas dari luar stadion.

Nyanyian dan dukungan yang selalu diberikan Bonek ini menjadi salah faktur utama kebangkitan Persebaya saat melawan Madiun Putra. Setelah dua pertandingan away tanpa penonton, akhirnya Persebaya dapat didukung oleh Bonek dari dalam stadion. Seolah ingin membalas apa yang sudah dilakukan Bonek, pemain-pemain Persebaya pada laga melawan Madiun Putra di Stadion Wilis tampil sangat menyerang meski sempat tertinggal lebih dahulu. Persebaya mampu bangkit dan memenangkan pertandingan. Sesuatu yang sangat bernilai mengingat Persebaya dan Bonek mengalami ‘kesulitan’ dalam dua laga away sebelumnya.

***

Tiga faktor di atas menjadi kunci kebangkitan Persebaya Surabaya. Semoga Persebaya dapat lolos ke babak 16 besar dan medapatkan tiket promosi ke Liga 1.

Salam Satu Nyali, Wani!

*) Bayoghanta Maulana Mahardika, @bayoghanta13

The post Masuknya Alfredo Vera dan Efek “Wani” di Tubuh Persebaya appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
https://emosijiwaku.com/2017/07/21/masuknya-alfredo-vera-dan-efek-wani-di-tubuh-persebaya/feed/ 0 9341
Jangan Ada Jarak di Antara Bonek! https://emosijiwaku.com/2017/06/19/jangan-ada-jarak-di-antara-bonek/ https://emosijiwaku.com/2017/06/19/jangan-ada-jarak-di-antara-bonek/#respond Mon, 19 Jun 2017 08:44:53 +0000 http://emosijiwaku.com/?p=8825 Kita sebagai individu (Bonek) sejatinya harus selalu bertanya pada diri kita sendiri, apakah kita sudah bersatu dengan individu-individu (Bonek) lainnya?

The post Jangan Ada Jarak di Antara Bonek! appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
Selamat ulang tahun Persebaya Surabaya yang ke-90. Kelegendarisanmu tidak perlu diragukan lagi. Engkau adalah satu dari beberapa klub sepakbola di Indonesia yang sangat berpengaruh. Sejarah dan perjalananmu menjadi ‘kiblat’ untuk klub-klub lain. Anggap saja memang kita adalah contoh untuk klub-klub lain beserta suporternya. Agar kita semua yang ada di dalam Persebaya  terus berbenah dan menghilangkan jarak yang selama ini masih terlihat.

Jarak Antara Sesama Bonek

Kita sebagai individu (Bonek) sejatinya harus selalu bertanya pada diri kita sendiri, apakah kita sudah bersatu dengan individu-individu (Bonek) lainnya? Menganggap bahwa diri kita atau komunitas di mana kita berada sebagai yang paling benar adalah hal yang paling salah dalam norma-norma kependukungan. Padahal kita sama-sama mendukung klub sepak bola yang sama yaitu Persebaya.

Jika kita berkaca pada Anniversary game Sabtu lalu (17/6), memang tema-nya adalah sebuah perayaan ulang tahun Persebaya yang ke-90 tetapi masih ada beberapa hal yang patut untuk dicermati di dalam hal ke-suporteran. Dimulai dari saat hendak mengheningkan cipta untuk mengenang pemain Persik U-17 yang meninggal karena kecelakaan sesaat setelah pulang latihan, terdengar dan terlihat tribun timur masih keras bersorak dan bernyanyi padahal momen mengheningkan cipta adalah momen yang sangat cocok untuk memberikan respek pada Persik Kediri dan Persikmania yang hadir di GBT. Butuh beberapa kali teriakan untuk mengingatkan agar menghentikan nyanyian. Tentunya peran pemimpin tribun (dirijen) tentulah sangat pentin. Yang pasti dirijen harus lebih paham akan situasi yang sdang terjadi dibandingkan teman-teman suporter lain, karena itulah fungsi dirijen yang seharusnya, untuk memimpin dan memberi contoh.

Entah apa yang sebenarnya terjadi dengan tribun timur. Di saat yang lain tidak meyanyikan chant tentang kebencian, tribun timur masih terdengar menyanyikan chant-chant yang tidak seharusnya disuarakan. Padahal di GBT banyak anak-anak yang masih kecil yang datang dan tentunya tamu-tamu yang diundang. Hal tersebut tentunya tidak sinkron dengan visi dan misi Bonek untuk berubah. Malahan hal tersebut dapat menurun ke orang-orang yang mendengarkannya. Memang perang dirijen sangatlah vital, karena apa yang dinyanyikan pasti berawal dari dirijen.

Untuk yang ke sekian kalinya, tribun timur tidak menunjukkan bahwa Bonek bersatu. Saat tribun utara menyanyikan chant Ayo Green Force yang liriknya sangat mendemonstrasi suporter untuk tidak tawuran dan berharap tribun timur bergabung untuk membalas dan menyanyikan chant tersebut, namun tribun timur tidak membalas dan bergabung untuk menyanyikan. Padahal tribun selatan, VIP, bahkan Persikmania pun bergabung karena dari chant lah, rasisme, diskirminasi, dan hal-hal yang negatif dapat lenyap.

Saya atas nama individu tentunya berharap teman-teman Bonek yang belum mampu untuk melebur dengan satu sama lain agar segera berpikir panjang dan segera melebur. Tentunya saya sebagai individu selalu introspeksi diri setelah melihat pertandingan Persebaya, apa ada yang salah dengan teman-teman bonek, aparat kepolisian, pemain dan juga manajemen. Solusi dari saya untuk teman-teman Bonek seluruh dunia adalah teruslah berbenah dan jangan biarkan ada jarak di antara kita karena seyogyanya kita mendukung klub yang sama, Persebaya Surabaya.

Salam Satu Nyali, Wani!

*) Pemilik akun twitter @bayoghanta13

The post Jangan Ada Jarak di Antara Bonek! appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
https://emosijiwaku.com/2017/06/19/jangan-ada-jarak-di-antara-bonek/feed/ 0 8825
Benahi Mental Anda atau Persebaya “Menthal” https://emosijiwaku.com/2017/04/23/benahi-mental-anda-atau-persebaya-menthal/ https://emosijiwaku.com/2017/04/23/benahi-mental-anda-atau-persebaya-menthal/#respond Sun, 23 Apr 2017 12:15:29 +0000 http://emosijiwaku.com/?p=7693 Bukan mental pemain saja yang harus dibenahi, namun mental Coach Iwan sendiri juga harus betul-betul dibenahi.

The post Benahi Mental Anda atau Persebaya “Menthal” appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
Hari ini tepat tiga hari setelah tim kesayangan kita Persebaya Surabaya secara mengejutkan ditahan imbang oleh tim tetangga yaitu Madiun Putra. Beberapa hari sebelum pertandingan dimulai, saya mulai khawatir dengan apa yang diucapkan Coach Iwan tentang cara permainan Madiun Putra. Memang boleh-boleh saja mengumbar psywar seperti itu, tapi menurut saya itu bukanlah sebuah psywar untuk menyerang tim tamu. Melainkan, Coach Iwan sedang ‘defending’ dirinya sendiri karena ia sendiri belum sepenuhnya yakin dengan pemain-pemain yang telah dipilihnya dan berharap tim tamu Madiun Putra akan larut dalam psywar itu.

Bukan mental pemain saja yang harus dibenahi, namun mental Coach Iwan sendiri juga harus betul-betul dibenahi. Karena jika ia terus seperti itu, saya yakin tim kesayaan kita Persebaya Surabaya ini tidak akan bisa promosi ke kasta lebih tinggi. Bahkan bertahan di kasta saat ini pun rasanya sulit. Memang, fasilitas bukan jaminan dari sebuah kesuksesan. Namun manajemen sendiri telah berusaha menjadi profesional karena memang itu fungsi dari manajemen, yakni memfasilitasi segala keperluan tim.

Pemain muda? Hmmm, saya tidak yakin mereka akan lama di Surabaya jika tidak mengubah sikap dan mental mereka. Sangat percuma memiliki fasilitas dengan standar internasional namun pengguna fasilitas itu sendiri belum bisa menunjukkan sikap profesionalismenya. Jadi, menurut saya, kesalahan berasal dari para pemain yang belum bisa menunjukkan sikap profesionalismenya. Untuk para pemain yang sudah menunjukkannya, saya salut. Pasti anda-anda sekalian merasa sungkan jika tidak memberikan poin penuh.

Untuk siapa saja yang ada dalam kerangka tim Persebaya, cepatlah benahi mental kalian atau anda-anda sekalian terkena imbas dari seleksi alam alias “MENTHAL”.

*) Bayoghanta Maulana Mahardika, pemilik akun twitter @bayoghanta13

The post Benahi Mental Anda atau Persebaya “Menthal” appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
https://emosijiwaku.com/2017/04/23/benahi-mental-anda-atau-persebaya-menthal/feed/ 0 7693