Aremania Archives | Emosi Jiwaku https://emosijiwaku.com/tag/aremania/ Portal informasi terpercaya dan terkini tentang Persebaya dan Bonek Fri, 04 Sep 2020 09:42:28 +0000 en-US hourly 1 145948436 Persebaya Bawa 18 Pemain ke Malang https://emosijiwaku.com/2019/08/15/persebaya-bawa-18-pemain-ke-malang/ Thu, 15 Aug 2019 03:03:32 +0000 https://emosijiwaku.com/?p=26532 Otavio Dutra yang dikabarkan sedikit cidera masuk dalam skuad Persebaya yang berangkat ke Malang. Skuad Green Force membawa 18 pemain untuk menghadapi Arema FC hari ini Kamis (15/8).

The post Persebaya Bawa 18 Pemain ke Malang appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
EJ – Otavio Dutra yang dikabarkan sedikit cidera masuk dalam skuad Persebaya yang berangkat ke Malang. Skuad Green Force membawa 18 pemain untuk menghadapi Arema FC hari ini Kamis (15/8).

Sementara Hansamu Yama masih menjalani sanksi larangan bermain akibat kartumerah langsung saat menghadapi Persipura.

Tiga pemain asing Amido Balde , Manu Jalilov dan Damian Lizio juga turut serta. Sementara untuk penjaga gawang Bejo Sugiantoro pelatih karetaker membawa Miswar Saputra dan Imam Arif.(bim)

Berikut daftar 18 pemain :

1. Miswar S
2. Imam Arif
3. Andri Muliadi
4. M Syaifudin
5. Otavio Dutra
6. Novan S
7. Ruben S
8. Rachmat Irianto
9. M Hidayat
10. Damian Lizio
11. Fandi Eko
12. Rendi Irwan
13. Misbakhus S
14. Oktafianus
15. Irfan Jaya
16. Manu Jalilov
17. Osvaldo Haay
18. Amido Balde

The post Persebaya Bawa 18 Pemain ke Malang appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
26532
Laga Arema FC vs Persebaya Dijaga 1.749 Personil Keamanan https://emosijiwaku.com/2019/08/14/laga-arema-fc-vs-persebaya-dijaga-1-749-personil-keamanan/ Wed, 14 Aug 2019 06:07:38 +0000 https://emosijiwaku.com/?p=26522 Persebaya akan melawat ke Malang dalam lanjutan Liga 1 2019. Arema akan menjadi lawannya dalam laga besok Kamis (15/8) di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.

The post Laga Arema FC vs Persebaya Dijaga 1.749 Personil Keamanan appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
EJ – Persebaya akan melawat ke Malang dalam lanjutan Liga 1 2019. Arema akan menjadi lawannya dalam laga besok Kamis (15/8) di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.

Sebanyak 1.749 personel gabungan bakal dilibatkan dalam pengamnan laga tersebut. Hal ini diungkapkan Kompol Sunardi Riyono Kabag Ops Polres Malang dikutip dari suryamalang.com.

“Personel gabungan tediri dari Polri, TNI, dan Panpel untuk meminimalisir terjadinya gesekan,” kata Kompol Sunardi Riyono.

Petugas akan memperketat pengamanan terkait flare, senjata tajam, sampai Aremania tanpa tiket. Juga para personel gabungan ini diturunkan untuk mengawasi suporter yang memaksa masuk ke lobi pemain seusai laga.

“Kami mohon semuanya tidak terpancing, jangan sampai rasis, dan hindari hoaks di media sosial (medsos),” tambah Sunardi.

Laga ini awalnya akan berlangsung pukul 18.30 WIB. Tetapi atas rekomendasi keamanan dimajukan pada pukul 15.30 WIB dan akan disiarkan langsung Indosiar. (bim)

 

 

The post Laga Arema FC vs Persebaya Dijaga 1.749 Personil Keamanan appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
26522
Persebaya Tidak Mengambil Official Training https://emosijiwaku.com/2019/08/14/persebaya-tidak-mengambil-official-training/ Wed, 14 Aug 2019 05:15:53 +0000 https://emosijiwaku.com/?p=26518 Pekan ke-14 Liga 1 2019 salah satunya akan menyajikan laga Arema FC menjamu Persebaya besok Kamis (15/8) mulai pukul 15.30 WIB di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.

The post Persebaya Tidak Mengambil Official Training appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
EJ – Pekan ke-14 Liga 1 2019 salah satunya akan menyajikan laga Arema FC menjamu Persebaya besok Kamis (15/8) mulai pukul 15.30 WIB di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.

Seperti musim lalu, Persebaya tidak mengambil jatah latihan resmi atau official training satu hari jelang laga. Hal tersebut disampaikan langsung pelatih karetaker Persebaya Bejo Sugiantoro.

“Kita sudah melakukan ini sebelumnya kalau lawan Arema kita tidak ada OT,” kata Bejo.

Pagi ini Rabu (14/8) tim Green Force melakukan latihan terakhirnya sebelum berangkat ke Malang.

Tiket laga sebanyak lembar 42 ribu sudah terjual habis.Terakhir Persebaya melawat ke Malang Persebaya menelan kekalahan. Saat itu di leg kedua final Piala Presiden Arema FC mengalahkan Persebaya 2-0. (bim)

The post Persebaya Tidak Mengambil Official Training appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
26518
Khofifah: Bonek Nonton Ndek Omah Wae https://emosijiwaku.com/2019/08/14/khofifah-bonek-nonton-ndek-omah-wae/ Wed, 14 Aug 2019 02:59:11 +0000 https://emosijiwaku.com/?p=26514 Duel laga Arema FC melawan Persebaya dalam lanjutan Liga 1 2019 mendapat perhatian dari Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Laga sesama tim dari Jawa Timur ini akan dilangsungkan besok Kamis (15/8) di stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.

The post Khofifah: Bonek Nonton Ndek Omah Wae appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
EJ – Duel laga Arema FC melawan Persebaya dalam lanjutan Liga 1 2019 mendapat perhatian dari Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Laga sesama tim dari Jawa Timur ini akan dilangsungkan besok Kamis (15/8) di stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.

Khofifah Indar Parawansa memberikan pesan kepada masing-masing suporter Bonek dan Aremania. Keduanya untuk bisa saling menghormati dan pertandingan berjalan lancar.

“Pada saat bermain di Surabaya, Bonek menonton. Saat di Malang, sudah Aremania saja (yang menonton di stadion). Bonek nonton ndek omah wae ,” kata Khofifah, di Kota Batu, Selasa (13/8) dikutip dari beritasatu.com.

Khofifah juga berharap baik Arema maupun Persebaya untuk bisa terus berkembang dan kompetitif sebagai klub sepak bola. Juga kedua suporter bisa menjadikan klubnya unggul dan bermartabat.

“Aremania dan Bonek, sama-sama ingin menjadikan kesebelasan (mereka) unggul dan bermartabat,” tambah mantan menteri tersebut. (bim)

The post Khofifah: Bonek Nonton Ndek Omah Wae appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
26514
Logika Aremania: Apapun Kerusuhannya, Salahkan Bonek https://emosijiwaku.com/2016/09/04/logika-aremania-apapun-kerusuhannya-salahkan-bonek/ https://emosijiwaku.com/2016/09/04/logika-aremania-apapun-kerusuhannya-salahkan-bonek/#respond Sun, 04 Sep 2016 15:02:28 +0000 http://emosijiwaku.com/?p=3030 Sebuah peristiwa memalukan terjadi di Stadion Kanjurahan saat pertandingan antara Arema Cronus melawan tamunya Madura United (MU), Sabtu, 3 September.

The post Logika Aremania: Apapun Kerusuhannya, Salahkan Bonek appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
Kejantanan suatu kaum diukur apakah kaum itu mau mengakui kesalahannya saat mereka bersalah atau tidak. Kaum pengecut adalah mereka yang suka lempar batu sembunyi tangan. Tak mau mengakui kesalahan tapi malah menuduh orang lain bersalah.

Sebuah peristiwa memalukan terjadi di Stadion Kanjurahan saat pertandingan antara Arema Cronus melawan tamunya Madura United (MU), Jumat, 2 September. Dikatakan memalukan karena Aremania, selaku pendukung tuan rumah, malah menyerang tamunya, K-Conk Mania yang notabene pendukung MU. Mereka melempari tribun yang digunakan K-Conk Mania.

Hal itu dikatakan Presiden K-Conk Mania, Jimhur Saros. “Saat pertandingan berjalan dengan skor 1-0 untuk Arema dan kemudian dibalas Madura United 1-1, pada saat itu Aremania menyerang suporter Madura United yang entah bagaimana terjadi keributan.”

Jimhur juga menyatakan bahwa kondisi stadion sangat mencekam. Tak hanya di dalam stadion, penyerangan kepada mereka juga dialami saat perjalanan pulang menggunakan dua bus saat memasuki kawasan Singosari, Malang. Penyerangan itu menyebabkan kaca depan dan samping pecah.

Pelatih MU Gomes De Oliveira tak luput menjadi sasaran penyerangan Aremania. Mobil operasional yang ditumpanginya juga dilempar batu sehingga menyebabkan kaca belakang pecah.

Peristiwa penyerangan itutak lantas membuat Aremania meminta maaf. Dalam sebuah wawancara di sebuah media, Amin, salah satu pentolan Aremania Korwil Jalur Gaza Pasuruan, malah menyalahkan sikap K-Conk Mania sebagai tamu.

“Kalau sikapnya sebagai tamu, harusnya sopan gak pakai goyang yang mengejek. Kemarin itu suporter Madura terlalu provokasi, sebagai tamu harus sopan,” kata Amin kepada beritajatim.com.

Pernyataan Amin ini sungguh aneh. Sebuah provokasi dengan mengejek dalam sepak bola adalah wajar. Asal tidak dilakukan dengan kekerasan dan tujuannya untuk melemahkan mental lawan saat bertanding, hal itu bisa dibenarkan. Jika tidak siap menghadapi itu maka jangan bermain sepak bola tapi bermainlah catur atau karambol.

Amin juga menuduh jika Bonek menyusup ke dalam K-Conk Mania dan kemudian memprovokasi Aremania sehingga menyebabkan peristiwa penyerangan itu terjadi.

Lagi-lagi, Bonek disalahkan. Sebuah sikap pengecut yang menunjukkan sikap tidak mau mengakui kesalahan. Mencari kambing hitam adalah sebuah cara mudah untuk mengelak. Selama ini, Bonek kerap dituduh di belakang aksi kerusuhan. Jadi melempar tuduhan kepada Bonek adalah cara mudah tanpa mau berpikir panjang.

Padahal, sebuah permintaan maaf kepada korban adalah tindakan jantan yang mudah dilakukan. Namun menjadi berat karena Aremania sudah sering berkoar-koar bahwa mereka adalah suporter terbaik se-Indonesia. Meminta maaf berarti mengakui bahwa mereka pelaku penyerangan. Aremania sering menggunakan kata oknum untuk menyebut para pelaku. Sangat disayangkan di saat Aremania berbuat kebaikan, mereka langsung diakui sebagai bagian dari kelompoknya. Sementara saat berbuat kerusuhan, mereka tak pernah sekalipun dianggap.

Di masa lalu, Bonek pernah berbuat kesalahan. Kekerasan demi kekerasan sering dilakukan Bonek dalam beberapa tahun. Tak heran, citra Bonek kemudian memburuk. Perseteruan dengan suporter klub lain juga terjadi. Imbasnya, Bonek dikucilkan dan dijauhi di dunia sepak bola tanah air. Apalagi kemudian klub kebanggaan Bonek, Persebaya, tidak mengikuti kompetisi resmi apapun. Nama Bonek semakin tenggelam.

Namun, ada hikmah di balik sebuah peristiwa. Bonek perlahan mulai berbenah. Saat Persebaya vakum dari kompetisi, Bonek berusaha memperbaiki diri. Mereka sering melakukan hal-hal positif yang berguna bagi masyarakat. Kegiatan seperti bakti sosial, pembagian takjil saat ramadhan, mengunjungi panti asuhan dilakukan Bonek sembari menunggu Persebaya bangkit.

Bonek juga mulai menjalin komunikasi dengan suporter klub lain yang di masa lalu sempat berseteru. Pasoepati, The Jak, bahkan suporter Persela, Curva Boys 67, sudah menjalin hubungan baik dengan Bonek. Suporter Bali United sempat mampir ke Mess Persebaya yang menjadi markas Bonek sebelum mendukung timnya berlaga di Sidoarjo. Hasilnya, Bonek kini mempunyai banyak teman. Memang, semua masih harus diuji saat Persebaya nanti mengikuti kompetisi. Tapi setidaknya ada upaya dari Bonek untuk berubah lebih baik.

Saat aksi Bonek Gruduk Jakarta awal Agustus memperjuangkan nasib Persebaya, Bonek banyak menerima bantuan dari suporter lain. Banyak posko yang didirikan untuk membantu Bonek yang melakukan perjalanan menuju Jakarta. Bahkan saat Bonek berada di Stadion Tugu, Jakarta, pendukung Persitara, The North Jak, dengan sukarela membantu perjuangan Bonek. Hal ini menunjukkan Bonek semakin diterima kelompok suporter lain.

Bonek sadar bahwa mereka tidak bisa hidup seorang diri. Karena suatu saat mereka akan melakukan perjalanan away saat mendukung Persebaya di luar Surabaya. Jika hubungan dengan suporter lain buruk, maka Bonek tak akan bisa kemana-mana.

Sikap untuk mengakui dan memperbaiki kesalahan harus dimiliki setiap supporter. Mencari kambing hitam dan sibuk melempar kesalahan tak akan membuat nama supporter menjadi baik. Justru sikap itu akan membuat suporter itu dijauhi. Sadarlah, Sam!

The post Logika Aremania: Apapun Kerusuhannya, Salahkan Bonek appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
https://emosijiwaku.com/2016/09/04/logika-aremania-apapun-kerusuhannya-salahkan-bonek/feed/ 0 3030
Salam dari Aremania untuk Bonek yang Rindu Persebaya https://emosijiwaku.com/2016/07/13/salam-dari-aremania-untuk-bonek-yang-rindu-persebaya/ https://emosijiwaku.com/2016/07/13/salam-dari-aremania-untuk-bonek-yang-rindu-persebaya/#respond Wed, 13 Jul 2016 03:39:59 +0000 http://emosijiwaku.com/?p=2212 Salam damaiku untuk seluruh Bonekmania yang rindu Persebaya yang asli.

The post Salam dari Aremania untuk Bonek yang Rindu Persebaya appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
Bukan apa-apa, hanya permintaan kecilku untuk kalian berdua. Karena sejarah adalah harta. Biaya bisa dicari nanti, tapi sejarah harus tetap dipertahankan. Salam damaiku untuk seluruh Bonekmania yang rindu Persebaya yang asli.

*) T. A. (atal*****@gmail.com)

arema-persebaya

The post Salam dari Aremania untuk Bonek yang Rindu Persebaya appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
https://emosijiwaku.com/2016/07/13/salam-dari-aremania-untuk-bonek-yang-rindu-persebaya/feed/ 0 2212
Bangkitnya Rivalitas Sesungguhnya Antara Surabaya-Malang di Atas Lapangan Hijau https://emosijiwaku.com/2016/06/22/bangkitnya-rivalitas-sesungguhnya-antara-surabaya-malang-di-atas-lapangan-hijau/ https://emosijiwaku.com/2016/06/22/bangkitnya-rivalitas-sesungguhnya-antara-surabaya-malang-di-atas-lapangan-hijau/#respond Wed, 22 Jun 2016 03:11:35 +0000 http://emosijiwaku.com/?p=2002 Namun tak bisa dipungkiri jika laga yang melibatkan antara Persebaya dengan tim-tim Malang memiliki tensi pertandingan yang sangat sengit bahkan bisa dibilang “ngawur“.

The post Bangkitnya Rivalitas Sesungguhnya Antara Surabaya-Malang di Atas Lapangan Hijau appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
Momentum itu telah tiba. Klub-klub yang dipaksa mati oleh PSSI kini telah menunjukkan eksistensinya. Dimulai dengan diberikannya sertifikat HAKI kepada PT Persebaya Indonesia (PT PI) yang menandakan tidak ada Persebaya selain yang bermarkas di Wisma Karanggayam. Persibo Bojonegoro sudah mengumumkan skuad resmi untuk mengikuti kompetisi resmi. Kemudian disusul Arema Indonesia yang berada di bawah naungan PT Arema Indonesia (PT AI). Dan yang paling akhir pengumuman kesiapan Persema mengikuti kompetisi resmi di bawah PSSI.

Dengan bangkitnya tim-tim asal Jatim, seakan membuka kembali panasnya rivalitas antar tim-tim Jatim. Namun, di antara sekian banyak derby yang melibatkan tim-tim Jatim, hanya satu derby yang pantas disebut El Classico Indonesia. Tanpa mengesampingkan derby lain di beberapa kota di Indonesia, derby ini adalah perseteruan rivalitas tak berujung antara dua kota besar Jatim. Surabaya sebagai penyandang predikat kota nomor dua di Indonesia yang juga ibukota Jatim melawan Malang sebagai kota nomor dua di Jatim setelah Surabaya.

Berbicara rivalitas Surabaya-Malang dalam konteks sepak bola, tidak hanya tentang Persebaya vs Persema ataupun Persebaya vs Arema. Karena sebelum itu, tercatat beberapa kali tim asal Surabaya bertemu seperti Niac Mitra dan ASGS. Namun tak bisa dipungkiri jika laga yang melibatkan antara Persebaya dengan tim-tim Malang memiliki tensi pertandingan yang sangat sengit bahkan bisa dibilang “ngawur“. Di mana ketika sesi pemanasan sebelum pertandingan dimulai sering terjadi baku hantam antar pemain. Pihak pemain pun pernah jadi korban hingga ada yang sampai matanya buta. Sampai-sampai rivalitas ini melibatkan elit politik waktu itu yaitu Gubernur Jatim Soelarso dengan Ketua Umum Persema Soesamto yang juga Wali Kota Malang. (Baca: Kliping Koran Perseteruan Klub-Klub Asal Surabaya Lawan Persema)

Perseteruan yang tak berujung, gengsi daerah, rivalitas yang pertama kalinya melibatkan elit politik di Jatim. Suporter fanatik dengan militansi sangat tinggi memiliki kultur budaya yang sama-sama keras, ingin saling mengalahkan, dan mendapatkan klaim klub terbaik di Jatim. Faktor-faktor tersebut yang membuat rivalitas Surabaya-Malang pantas mendapatkan predikat derby paling ditunggu masyarakat Jatim bahkan ratusan juta rakyat Indonesia.

Dengan bangkitnya Persebaya, Persibo, Arema, dan Persema, semoga membuat atmosfer sepakbola Jatim kembali bergairah dan semakin menegaskan bahwa provinsi ini merupakan barometer sepak bola Indonesia. Biarkan rivalitas ini terjaga dengan catatan hanya 2 x 45 Menit di atas lapangan. Di luar stadion, kita sama-sama saudara se-Jatim. Karena tidak ada satu kemenangan pun yang sebanding dengan nyawa. (*)

*) Eka Prasetya Surya adalah Pecinta Persebaya yang menempuh pendidikan di Universitas Brawijaya, Malang 

The post Bangkitnya Rivalitas Sesungguhnya Antara Surabaya-Malang di Atas Lapangan Hijau appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
https://emosijiwaku.com/2016/06/22/bangkitnya-rivalitas-sesungguhnya-antara-surabaya-malang-di-atas-lapangan-hijau/feed/ 0 2002
Berawal Dari Ajakan Nonton Persebaya, Saya Berubah dari Aremania Menjadi Bonek https://emosijiwaku.com/2016/05/24/berawal-dari-ajakan-nonton-persebaya-saya-berubah-dari-aremania-menjadi-bonek/ https://emosijiwaku.com/2016/05/24/berawal-dari-ajakan-nonton-persebaya-saya-berubah-dari-aremania-menjadi-bonek/#respond Tue, 24 May 2016 01:00:39 +0000 http://emosijiwaku.com/?p=1476 Virus itu sudah menjalar di tubuh saya. Cinta dan kebanggaan mulai merasuk. Teman saya pun tak lagi mengajak. Karena gantian saya yang mengajaknya.

The post Berawal Dari Ajakan Nonton Persebaya, Saya Berubah dari Aremania Menjadi Bonek appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
Saya dipertemukan lagi dengan kawan SMA melalui media sosial setelah sekian lama tak berjumpa. Sayalah yang menjerumuskannya menjadi Aremania. Sekarang, dia tinggal di Jakarta dan menjadi salah satu pengurus Aremania Batavia.

Kami pun bertukar nomor dan saling ber-Whats App (WA) ria.

Gathel. Nang ndi birumu, Cuk!”. Salam pertamanya saat menyapa saya melalui WA.

Iya, saya sekarang mengakui diri sebagai Bonek. Lahir di kota Malang membuat masa kecil saya tidak pernah jauh dari aroma Aremania. Bapak Aremania. Kakak seorang pengurus korwil Aremania. Ibu? Beliau gak suka bola.

Bisa dibayangkan bagaimana kehidupan di dalam rumah. Saya tinggal di daerah Tlogomas pada waktu itu, tidak jauh dari rumah Abah Anton, Wali Kota Malang saat ini.

Setiap Arema bertanding, saya selalu hadir di Stadion Gajayana bersama teman-teman dengan ikut korwil kakak. Kebetulan bapak bekerja di luar kota. Jika pulang, beliau pun pasti hadir di stadion walaupun kami tidak pernah dalam satu tribun.

Maaf, saya hanya mengenal Arema yang bermarkas di Gajayana. Saya tak pernah masuk ke Stadion Kanjuruhan.

Lulus SMP, bapak memboyong ibu dan saya untuk mengikutinya pindah tugas ke Madiun pada tahun 2001. Dengan berat hati, saya pun manut dan bersekolah di salah satu sekolah favorit dan terbaik di Madiun, tepatnya di SMUN 5 Madiun.

Di tempat tinggal dan lingkungan yang baru, saya pun masih bangga dengan ke-Aremania-an saya. Sekolah saya berada tepat di depan Stadion Wilis. Kondisi stadion dulunya belum seperti sekarang. Waktu stadion dibangun pun saya mengikuti karena setiap pulang sekolah mesti melewatinya sampai saya lulus tahun 2004.

Teman-teman sekolah pun tahu kalau saya seorang Aremania. Dulu, setiap kemana-mana, saya selalu memakai aksesoris yang berbau Arema. Saya selalu berbagi cerita dan menggiring teman-teman saya untuk menjadi Aremania.

Segalanya mulai berubah saat saya mulai kuliah. Saya memutuskan tidak kembali ke Malang, namun memilih tinggal di kota rival, Surabaya.

Keputusan yang sudah saya pikirkan matang-matang. Saya kuliah di sebuah kampus swasta yang perempuannya kebanyakan berparas cantik di daerah Menur. Menjadi anak kos pun akhirnya saya jalani.

Tahun 2004, di mana iklim sepak bola surabaya sedang jaya-jayanya, Persebaya menjadi juara Liga Indonesia. Rata-rata, teman kuliah, kos, dan lingkungan sekitar adalah Bonek. Namun, saya tak pernah membuka jati diri bahwa saya adalah Aremania.

Akhirnya, saat yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya tiba. Seorang teman mengajak saya menonton pertandingan Persebaya di kandang, tepatnya saat melawan persib. Saya pun mengiyakan dengan alasan hanya untuk mengetahui bagaimana rasanya berada di Stadion Tambaksari dengan hati Aremania.

Perasaan takut dan gugup bercampur aduk saat langkah kaki mulai memasuki tribun stadion.

Ada kejadian lucu. Pada waktu itu saya tidak memiliki kaos berwarna hijau. Saya pun dipinjami baju hijau oleh teman-teman yang mengajak saya. Mereka memang ingin menjerumuskan saya menjadi Bonek. Sepengetahuan mereka, saya bukan anak suporter manapun.

Saya tak bisa berkata-kata saat harus duduk di antara Bonek, tepatnya di tribun BB. Saat terjadinya gol pun saya masih bingung untuk berekspresi. Kebetulan waktu itu Persebaya menang lewat gol Danilo Fernando. Apalagi menyanyikan lagu-lagu Persebaya. Gak ngerti bos! Hahaha…

Sepulang dari pertandingan, hati saya ibarat sudah punya pacar tapi merasa jatuh cinta sama perempuan lain. Sama-sama cinta. Dan itulah hati. Dan di akhir cerita, saya memutuskan menikahi perempuan yang bukan pacar saya.

Ajakan menonton selanjutnya pun tidak saya tolak. Ajakan kedua,  ketiga, dan seterusnya, semua saya terima. Perempuan ini membuat saya semakin gelap mata. Saya mulai mencari tahu apapun tentang dirinya. Lagu-lagunya pun perlahan mulai saya hafal. Saat terjadinya gol pun saya sudah bisa berekspresi layaknya seorang Persebaya fans.

Klub ini mulai membuat saya perlahan melupakan gegap gempita kota Malang dengan Arema-nya. Saya pun mulai jarang pulang ke Malang. Dan saya selalu punya alasan.

Sebenarnya, setiap akhir pekan adalah jadwal saya pulang ke Malang. Namun di akhir pekan, Persebaya selalu bertanding. Iya dan SAYA AKAN DATANG KE STADION SEBAGAI BONEK!

Virus itu sudah menjalar di tubuh saya. Cinta dan kebanggaan mulai merasuk. Teman saya pun tak lagi mengajak. Karena gantian saya yang mengajaknya.

Sisa Pertandingan demi pertandingan Persebaya pun saya lalui pada musim 2004. Puncaknya adalah saat pertandingan melawan Persija. Sejak siang, cuaca sudah tidak bersahabat. Surabaya di guyur hujan deras sepanjang hari. Di tribun BB, saya menahan dingin.

Namun tak sia-sia pengorbanan saya pada hari itu. Persebaya memenangkan pertandingan dan menjadi juara Ligina dengan mengalahkan Persija 2-1.

Saya pun mengikuti konvoi juara. Bangga rasanya. Sejak saat itu, saya semakin jarang pulang ke rumah. Tahun berikutnya, saya terus memupuk kecintaan saya kepada Persebaya.

Saya pun bergabung dengan komunitas Bonek di daerah Menur. Meski pada akhirnya mereka tahu asal-usul saya, namun mereka tetap menghormati saya dan menganggap saya bagian dari mereka.

Banyak yang meragukan kecintaan saya pada Persebaya. Dan buat saya, itu adalah hal yang wajar. Apalagi saat kakak mengetahui adiknya menjadi suporter klub rival. Cap anak durhaka pun diucapkannya kepada saya.

Apalagi kakak menjadi pemimpin korwil dimana anggotanya juga teman-teman saya, omongan gak enak pun terlontar. Dari teman-teman Bonek pun juga sama. Mereka juga meragukan. Meski begitu, mereka tetap menghormati.

“Halah, paling yo nek mbalik nang Malang yo dadi Aremania maneh”.

Ya, kesempatan itu datang pada tahun 2010. Waktu itu, usaha yang saya bangun bangkrut. Kuliah pun terbengkalai. Karena kesulitan keuangan dan kebutuhan akan modal nikah, akhirnya saya memutuskan untuk bekerja di usaha keluarga di Malang. Menjadi sopir pick up untuk mengangkut sampah-sampah plastik yang akan didaur ulang. Usaha itu dikelola kakak dan teman-temannya.

Sekali lagi, saya pulang ke Malang. Namun ada yang berbeda dengan kepulangan saya kali ini. Kecintaan saya kepada Persebaya tak pernah luntur. Jersey Diadora 2010 berwarna hitam hijau menjadi pakaian saya saat bekerja.

Entah apa yang merasuki jiwa saya. Saya sudah tidak lagi mempedulikan orang-orang yang bekerja di sekitar saya yang semuanya Aremania. Meski begitu, jika ada Aremania lain yang berusaha menyakiti dan memprovokasi, merekalah yang membela saya. Ya walaupun setelah itu mereka misuhi saya.

“Cuk, ngono iku copoten aaa”.
“Gak katene bos!”. 

Dua tahun saya harus berjuang mengumpulkan rejeki. Hingga di tahun 2012, saat saya merasa tabungan hasil bekerja cukup, saya pun kembali ke Surabaya dan menikahi seseorang. Saya kembali ke kota tercinta, tempat di mana klub pujaan berada.

Sekarang, saya menetap di Surabaya dan mempunyai KTP Surabaya. Saya sangat jarang pulang ke Malang. Kebetulan setelah pensiun, bapak memutuskan untuk menetap di Magetan yang jauh dari kota kelahirannya, Malang.

Jika pun masih ada yang meragukan, biar waktu yang membuktikan. Biarkan kreatifitas saya untuk Persebaya yang berbicara.

Terima kasih buat teman-teman kuliah yang sudah menjerumuskan saya. Terima kasih buat teman-teman saya di Malang yang tetap menghormati saya sampai saat ini. Terima kasih buat bonek Menur yang mau menerima saya menjadi bagian dari mereka dan mengajarkan saya banyak hal tentang Bonek dan persebaya. Terima kasih buat dulur-dulur pentolan Bonek yang saya kenal dan mengajarkan banyak hal tentang seduluran. (*)

The post Berawal Dari Ajakan Nonton Persebaya, Saya Berubah dari Aremania Menjadi Bonek appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
https://emosijiwaku.com/2016/05/24/berawal-dari-ajakan-nonton-persebaya-saya-berubah-dari-aremania-menjadi-bonek/feed/ 0 1476
Membandingkan Peliputan Media atas Dua Peristiwa Kekerasan yang Dilakukan Bonek dan Aremania https://emosijiwaku.com/2016/05/10/membandingkan-peliputan-media-atas-dua-peristiwa-anarkisme-yang-dilakukan-bonek-dan-aremania/ https://emosijiwaku.com/2016/05/10/membandingkan-peliputan-media-atas-dua-peristiwa-anarkisme-yang-dilakukan-bonek-dan-aremania/#respond Mon, 09 May 2016 18:01:49 +0000 http://emosijiwaku.com/?p=1289 Perbedaan perlakukan media dalam meliput peristiwa yang melibatkan Bonek dan Aremania sempat diprotes Bonek.

The post Membandingkan Peliputan Media atas Dua Peristiwa Kekerasan yang Dilakukan Bonek dan Aremania appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
Peristiwa sweeping Aremania oleh Bonek di pintu Jembatan Tol Suramadu, Kamis, 5 Mei 2016, yang mengakibatkan tiga bus dan tiga mobil rusak rupanya menarik minat media-media di tanah air. Berita-berita yang mengabarkan peristiwa itu sangat mudah dicari di mesin pencarian Google. Dengan kata kunci “Bonek Suramadu”, berita-berita tentang peristiwa itu langsung bermunculan bak jamur di musim penghujan.

Hal berbeda dilakukan media saat meliput pengrusakan mobil yang dilakukan Aremania saat mereka berkonvoi setelah Arema menjuarai Piala Bhayangkara, Senin, 4 April 2016. Berita tentang peristiwa itu sangat sulit dicari. Padahal peristiwa pengrusakan itu ada.

Situs berita bola.net memberitakan jika ada dua mobil yang dirusak Aremania. Menurut merdeka.com, selain dua mobil yang dirusak, diperkirakan masih banyak masyarakat yang jadi korban. Berikut petikan lengkapnya:

Kapolres Malang Kota, AKBP Decky Hendarsono menambahkan jumlah yang tidak melapor cukup banyak. Pelaku juga bertambah, dari sebelumnya yang diamankan dua orang.

“Dua orang melapor, tetapi yang menyampaikan secara lisan dan SMS sangat banyak, mobilnya digebuki itu sudah banyak. Apapun itu harus kita tindaklanjuti,” kata Decky.

Selain itu, beberapa orang juga mengaku menjadi korban pengerusakan yang diunggah di media sosial. Termasuk pemilik Honda Freed nopol L 1767 FB yang mobil barunya lecet-lecet setelah dirusak oleh Aremania. Tidak hanya itu, beberapa titik taman kota Malang juga mengalami kerusakan. Tampak beberapa pot di sekitar Taman Singa jalan Trunojoyo mengalami kerusakan.

Beritajatim.com juga menulis peristiwa itu, namun hanya meminta penjelasan Bupati Malang Rendra Kresna yang menyatakan pengrusakan itu tidak dilakukan Aremania melainkan hanya oknum. Bandingkan saat beritajatim.com menurunkan berita tentang peristiwa di Suramadu. Mereka dengan tegas menyatakan bahwa peristiwa pengrusakan itu dilakukan Bonek.

Perbedaan perlakukan media dalam meliput peristiwa yang melibatkan Bonek dan Aremania sempat diprotes Bonek. Mereka ramai-ramai menuduh media berat sebelah. Jika Aremania melakukan tindakan kekerasan, media memilih bungkam dan hanya menulis sedikit berita. Sementara jika Bonek yang melakukan kekerasan, media dengan kompak menulis sebanyak-banyaknya dengan tuduhan yang tidak berimbang.

Apakah media benar-benar melakukan keberpihakan? Kita lihat fakta melalui berita-berita yang diturunkan media atas dua peristiwa kekerasan yang dilakukan kedua kelompok suporter. Obyek penelitian adalah tujuh media online, yaitu beritajatim.com, Liputan6.com, Malangtimes.com, Jpnn.com, Bola.net, Merdeka.com, dan Tribunnews.com.

Mobil yang dirusak Aremania saat konvoi juara Piala Bhayangkara.
Mobil yang dirusak Aremania saat konvoi juara Piala Bhayangkara. (Foto: Bola.net)
Mobil yang dirusak Bonek di Jembatan Suramadu.
Mobil yang dirusak Bonek di Jembatan Suramadu. (Foto: Beritajatim.com)

Fakta:
– Aremania melakukan pengrusakan dua mobil saat konvoi juara Piala Bhayangkara
– Bonek melakukan pengrusakan tiga bus dan tiga mobil saat men-sweeping Aremania.

Beritajatim.com

Aremania:
Oknum Aremania Rusak Mobil Plat L, Rendra Kresna Marah
Pelaku Perusakan Mobil Plat L Terprovokasi Teriakan ‘Hancurkan’

Bonek:
Ratusan Suporter Bonek Sweeping Mobil Plat N di Suramadu
Mencekam, Ratusan Suporter Bonek Geledah Mobil di Suramadu
Penjelasan Koordinator Bonek tentang Sweeping Aremania di Suramadu
Satu Mobil Plat N Dirusak Massa Suporter Bonek di Suramadu
Terobos Suramadu, Mobil Plat W Dirusak Suporter
Ada Suporter Sweeping, Warga Sampang Batal Melintas Suramadu
Inilah Kerusakan di Tol Suramadu akibat Ricuh Semalam
Polisi Tutup Akses Tol Jembatan Suramadu
Aremania: Kami Mengutuk Aksi Sweeping Bonek
Massa Juga Rusak Mobil Fortuner Plat B di Suramadu
Gas Air Mata Pasukan Brimob Bubarkan Massa Suporter Bonek
Mobil Plat N Sudah Bebas Lewat Suramadu, Tak Ada Sweeping Lagi
Polisi Juga Bubarkan Sweeping Suporter di Suramadu Sisi Madura
Lagi, Bus Lewat Sekitar Suramadu Dilempari Batu

Jumlah berita: Aremania (2) vs Bonek (14)

Beritajatim.com dengan cepat menurunkan berita jika Boneklah yang melakukan aksi perusakan. Beda dengan peristiwa perusakan mobil oleh Aremania. Mereka memilih “memisahkan” peristiwa itu dari aksi Aremania dan menyebutnya sebagai kriminal biasa yang dilakukan oknum. Jumlah berita yang mereka turunkan juga berbeda jauh.

Liputan6.com

Aremania:

Bonek:
Suporter Bola Sempat Sweeping Pelat N, Polisi Jaga Ketat Suramadu
VIDEO: Aksi Sweeping Suporter Bola di Suramadu

Jumlah berita: Aremania (0) vs Bonek (2)

Bagi media milik SCTV itu, tidak ada peristiwa perusakan mobil yang dilakukan Aremania. Sementara, mereka memilih tidak menggunakan kata Bonek di judul berita. Namun, di video yang ditautkan di berita tersebut, mereka memberi judul: Bonek Kembali Bikin Ulah.

Video milik RCTI yang memberitakan Bonek sebagai pelaku pengrusakan.
Video milik SCTV yang memberitakan Bonek sebagai pelaku pengrusakan.

Malangtimes.com

Aremania:
Konvoi Aremania, Mobil Plat L Berpenumpang Anak Kecil Dirusak

Bonek:
Lagi Bonek Sweeping Kendaraan Plat N di Suramadu
Bonek Tidak Lakukan Sweeping Plat N
Aremania Kecam Aksi Sweeping Oleh Oknum Bonek
Ratusan Supporter Surabaya Penuhi Jembatan Suramadu

Jumlah berita: Aremania (1) vs Bonek (4)

Malangtimes.com memberitakan kekerasan yang dilakukan oleh Aremania dan Bonek meski jumlah berita yang dibuat berbeda.

Jpnn.com

Aremania:

Bonek:
Rusuh di Jembatan Tol Suramadu, 42 Suporter Dibekuk
Waspada!!! Bonek Tunggu Aremania di Pintu Masuk Suramadu
Para Perusuh di Jembatan Suramadu Dijebloskan ke Sel
Ngeri! Kerusuhan Tengah Malam di Jembatan Tol Suramadu
Bonek Beringas: Keluar! Ayo Keluar!
Lihat Nih Hukuman untuk Bonek yang Disikat Polisi
Tegang! Massa Bonek Diuber Hingga Perkampungan

Jumlah berita: Aremania (0) vs Bonek (7)

Jpnn.com dikenal sebagai media dengan judul-judul bombastis. Tujuannya hanya satu: memancing pembaca untuk klik berita sehingga mendatangkan banyak pemasukan dari Google Adsense. Judul-judul yang ditulis pun menggambarkan mencekamnya peristiwa tersebut. Bonek digambarkan sebagai suporter brutal dan beringas. Beda dengan Aremania. Mungkin wartawannya tak mengenal kelompok suporter itu.

Bola.net:

Aremania:
Dirusak Oknum Aremania, Dua Pemilik Mobil Lapor ke Polresta

Bonek:
Ini Sikap Bonek Soal Insiden Suramadu
Sweeping Pada Aremania di Suramadu Berujung Ricuh
Bhayangkara SU: Insiden Suramadu Bukan Ulah Suporter Bola
Polisi Amankan 13 Pelaku Insiden Sweeping di Suramadu
Pasca Sweeping Pada Aremania, Suramadu Lancar

Jumlah berita: Aremania (1) vs Bonek (5)

Media online khusus sepak bola ini memberitakan aksi kekerasan Aremania. Sementara dalam aksi kekerasan Bonek, mereka bersikap netral. Tak ada judul Bonek yang memberitakan sebagai pelaku. Anehnya, mereka mewawancarai pengurus klub Bhayangkara SU. Padahal yang melakukan perusakan adalah pendukung Persebaya. Hanya ada satu kemungkinan kenapa bisa begitu. Manajemen Persebaya yang dipimpin Cholid Goromah sangat sulit dihubungi. Kemana ya mereka?

Merdeka.com

Aremania:
Aksi anarkis Aremania sambut kemenangan di jalan raya

Bonek:
Jembatan Suramadu mencekam, bonek sweeping semua kendaraan plat N
Bikin rusuh di jembatan Suramadu, 25 Bonek ditetapkan tersangka
Deretan kelakuan Bonek yang meresahkan, sweeping hingga membunuh
Suramadu mencekam, mobil polisi jadi sasaran massa
Bentrok tak cuma pecah di Suramadu
Polisi amankan puluhan pelaku insiden Suramadu part II
Ini sikap Bonek soal insiden Suramadu

Jumlah berita: Aremania (1) vs Bonek (7)

Merdeka.com menegaskan jika Aremania dan Bonek melakukan kekerasan dalam dua kejadian tersebut. Sama seperti Jpnn.com, mereka juga memberitakan bagaimana mencekamnya peristiwa di Suramadu. Mereka juga memberi bonus berita kepada pembaca tentang rekam jejak Bonek. Tak lupa, mereka menyebut Bonek yang pernah membunuh. 

Tribunnews.com

Aremania:
Konvoi Aremania Rusak Dua Mobil Warga

Bonek:
Giliran Polisi Sweeping Bonek di Akses Suramadu, Ini Imbauan untuk Aremania!
Massa Bonek Kocar-kacir Kena Tembakan Gas Air Mata di Jembatan Suramadu
Aksi Pelemparan Batu di Jembatan Suramadu, Puluhan Orang Ditangkap, Dua di Antaranya Bonek
Massa Bonek Rusak Fasilitas Jembatan Suramadu
BREAKING NEWS – Akses Jembatan Suramadu Ditutup Gara-gara Sweeping Massa
BREAKING NEWS – Massa Rusak 2 Mobil Plat N Dekat Suramadu, Polisi hanya Sedikit
Polisi ‘Usir’ Semua Pengendara Motor Beratribut Bonek di Suramadu
GALERI FOTO – Inilah Ketegangan Sweeping Massa di Jembatan Suramadu Tadi Malam
Sweeping Massa Beratribut Bonek di Depan Jembatan Suramadu Rusak Dua Mobil Berpelat N
BREAKING NEWS – Massa Pakai Atribut Bonek Sweeping Dekat Gerbang Jembatan Suramadu
Ini Daftar Korban Pengrusakan Kendaraan di Jembatan Suramadu Sisi Surabaya
Sebabkan Kemacetan Ratusan Meter, Massa Beratribut Bonek Sweeping di Gerbang Jembatan Suramadu
Bonek Cegat Mobil Pelat N, Mereka Gebrak Kaca dan Minta Lampu Kabin Dinyalakan
Sweeping Massa Juga Dikabarkan Rusak Fasilitas Jembatan Suramadu
Jelang Madura United vs Arema, Dua Mobil Plat N Rusak di Suramadu
Ajakan Sweeping Lewat Facebook Inilah yang Diduga Picu Kerusuhan di Jembatan Suramadu
Ini Imbauan Polres Malang untuk Aremania Pasca Sweeping Massa Beratribut Bonek di Jembatan Suramadu
Aksi Sweeping Dikabarkan Rusak Fasilitas Jembatan Suramadu
Polisi Amankan 42 Orang Perusak Mobil Pelat N di Jembatan Suramadu
Polisi Paksa Para Perusuh di Jembatan Suramadu Berjalan Merangkak
BREAKING NEWS – Mobil Polisi Dilempari Batu di Jembatan Suramadu, Lalu ini Peristiwa Selanjutnya
Aksi Sweeping Dibubarkan, Akses Jembatan Suramadu Ditutup Sementara

Jumlah berita: Aremania (1) vs Bonek (22)

Tribunnews menjadi media online dengan berita anarkisme di Jembatan Suramadu paling banyak. Tak tanggung-tanggung, 22 berita diturunkan. Mungkin karena media milik Kompas ini punya jaringan pemberitaan paling banyak. Dan bagi mereka, berita tentang Bonek sangat diminati. Terutama berita anarkisme Bonek. Beda dengan Aremania yang sepi berita. Meski sama-sama melakukan pengrusakan.

***

Masih banyak media online yang menurunkan peristiwa anarkisme Bonek. Dengan memakai kata kunci “Bonek Suramadu” di Google, berita-berita tentang peristiwa sweeping di Jembatan Suramadu langsung muncul. Namun, jika anda mengetik kata kunci “Aremania Konvoi Piala Bhayangkara” yang muncul kebanyakan peristiwa konvoi Aremania. Padahal ada aksi pengrusakan yang dilakukan Aremania. Berita itu tenggelam dengan aksi konvoi mereka. Adilkah media? Hanya anda yang bisa menilai.

Kehadiran media online memang sangat dibutuhkan masyarakat. Lewat media, orang bisa mendapat informasi tentang sebuah peristiwa secara cepat. Namun, lewat media pula, citra seseorang atau kelompok bisa ditentukan. Hitam dan putih bisa tergantung media dan kebijakan redaksi. Selain itu, ada faktor-faktor eksternal yang bisa mempengaruhi politik pemberitaan media.

Dalam peristiwa Suramadu, beberapa Bonek memang melakukan sweeping dan pengrusakan. Demikian juga dengan peristiwa pengrusakan mobil di Malang. Aremania juga melakukannya.

Media menganut prinsip “bad news is a good news”. Celakanya, kebanyakan berita tentang Bonek yang ditampilkan adalah bad news. Ini membuat citra Bonek di mata masyarakat sangat buruk. Padahal saya yakin, sebagian besar Bonek sering melakukan hal-hal positif, seperti aksi donor darah, menyumbang anak yatim, menanam pohon, dll. Celakanya, ini bukan masuk kategori good news. Sementara, Aremania dicitrakan media sebagai suporter simpatik. Padahal, Aremania juga pernah melakukan kekerasan, bahkan sampai menghilangkan nyawa. Namun hal itu jarang disorot media. Entah apa alasannya.

Tulisan ini bukan pembelaan saya terkait aksi Bonek di Suramadu. Namun lebih sebagai otokritik kepada Bonek, Aremania, dan media.

Kekerasan adalah musuh kita bersama. Sudah saatnya cara-cara barbar ini ditinggalkan. Sepak bola adalah aksi 2×45 menit di lapangan hijau, bukan aksi kekerasan di jalan-jalan. Media berhak menulis apapun. Namun, hendaknya media memberitakan sebuah peristiwa secara proporsional dan berimbang serta jauh dari kepentingan kelompok. (*)

The post Membandingkan Peliputan Media atas Dua Peristiwa Kekerasan yang Dilakukan Bonek dan Aremania appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
https://emosijiwaku.com/2016/05/10/membandingkan-peliputan-media-atas-dua-peristiwa-anarkisme-yang-dilakukan-bonek-dan-aremania/feed/ 0 1289
Rivalitas Panas Bonek-Aremania Harus Tetap Ada, Asal Jangan Kebablasan https://emosijiwaku.com/2016/05/07/rivalitas-panas-bonek-aremania-harus-tetap-ada-asal-jangan-kebablasan/ https://emosijiwaku.com/2016/05/07/rivalitas-panas-bonek-aremania-harus-tetap-ada-asal-jangan-kebablasan/#respond Sat, 07 May 2016 01:01:00 +0000 http://emosijiwaku.com/?p=1245 Saya tidak berharap persaingan panas itu hilang.

The post Rivalitas Panas Bonek-Aremania Harus Tetap Ada, Asal Jangan Kebablasan appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
Sepakbola tanpa rivalitas suporter seperti sayur kurang garam. Hambar. Persaingan panas antar suporter merupakan bumbu penyedap dalam setiap pertandingan. Maka, saat kita menonton Real Madrid vs Barcelona, kita tak bisa melupakan aroma persaingan antara pendukung Madrid dan Barca.

Aroma kebencian pendukung Barca kepada Madrid sangat tinggi. Ini mungkin dilatarbelakangi penindasan yang dilakukan Jendral Franco, diktator Spanyol yang berkuasa antara 1936-1975, kepada Barcelona. Dia dikenal sebagai suporter fanatik El Real. Franco selalu menganggap orang-orang Catalan sebagai kelompok separatis yang wajib ditindak.

Pendukung Madrid juga membenci Barcelona. Klub berjuluk Blaugrana ini merupakan rival paling kuat Madrid dalam meraih gelar juara Liga Spanyol. Kedua klub saling berebut lambang supremasi tertinggi sepakbola Spanyol.

Kebencian di antara kedua kelompok suporter tetap abadi meski Franco telah tiada.

Namun, rivalitas panas itu tak lantas membuat masing-masing kubu bertindak kebablasan. Pendukung Barcelona selalu bisa menonton pertandingan klub pujaannya di kandang Madrid, Stadion Santiago Bernabeau. Begitu juga sebaliknya.

Kedua suporter juga tidak melakukan sweeping atribut, plat nomor, atau orang-orang yang dianggap sebagai pendukung klub lawan. Pendukung Barcelona tidak melarang pendukung Madrid memasuki kotanya. Mereka bisa duduk manis menonton pertandingan di Camp Nou.

Perang urat syaraf, kata-kata makian selalu ada menjelang dan sesudah laga klasik kedua tim. Namun ini tidak membuat para suporternya menjadi anarkis, saling melukai secara fisik atau bahkan menghilangkan nyawa.

Acungan jempol mungkin harus disematkan kepada RFEF, PSSI-nya Spanyol, yang bisa membuat atmosfir pertandingan menjadi kondusif. Mereka tak segan-segan menjatuhkan hukuman kepada klub yang pendukungnya berbuat anarkis. Sanksi pengurangan poin dan denda ratusan juta rupiah akan langsung dijatuhkan tatkala klub tidak bisa mengontrol para pendukungnya. Tak ada kompromi dalam penerapan sanksi. Ini membuat semua pihak percaya jika federasi tidak berpihak kepada satu kubu. Timbulnya trust membuat semua pihak menghormati aturan yang ada.

Kredit juga harus diberikan kepada pihak keamanan yang mampu menjaga keamanan para suporter away. Tugas keamanan dalam sebuah pertandingan memang mengamankan para suporter, bukan sekedar melarang suporter untuk datang ke stadion lawan.

Rivalitas yang tidak berujung tindakan anarkis membuat sepakbola menjadi hidup. Banyak pihak yang merasakan manfaatnya. Media-media akan berlomba-lomba mengulas preview pertandingan, bukan menulis tindakan anarkis para suporter. Ini membuat siapa saja enak melihatnya. Masyarakat akan merasakan dampak positif pertandingan. Para penjual seragam dan atribut tim bisa menjual barang dagangannya dengan aman. Masyarakat tidak akan merasa takut meski plat nomor mobilnya berasal dari kota asal klub lawan.

Rivalitas Suporter Tanah Air

Rivalitas antar suporter klub-klub tanah air terbentuk sejak Liga Indonesia bergulir. Beberapa persaingan panas terjadi. Misal antara Jakmania (Persija) dan Bobotoh (Persib). Atau yang tak kalah panas antara Bonek (Persebaya) dengan Aremania (Arema). Persaingan ini sayangnya lebih ke arah negatif. Persaingan panas sering berujung bentrok dan hilangnya nyawa suporter. Banyak ekses negatif yang ditimbulkan.

Hal ini patut disayangkan. Fanatisme yang seharusnya bisa menjadi bumbu penyedap seringkali membuat pertandingan terasa menakutkan. Masyarakat awam menjadi malas ke stadion. Wajar jika masyarakat menyematkan stigma negatif kepada kelompok suporter. Sepakbola yang seharusnya menjadi media hiburan berubah menjadi media teror menakutkan.

Saya tidak berharap persaingan panas itu hilang. Saya juga tidak mengharapkan Bonek dan Aremania bergandengan tangan dan berpeluk-pelukan di dalam stadion sambil menonton pertandingan. No way!. Sepakbola bukan ajang persahabatan suporter di dalam stadion. Sepakbola tidak mengenal koalisi. Yang ada hanyalah persaingan panas. Namun harus dicatat bahwa persaingan itu tidak lantas menimbulkan efek negatif berupa tindakan anarkis kedua suporter. Persaingan hanya berlangsung 2×45 menit. Setelah pertandingan berakhir, kita boleh mengumpat lawan serta melontarkan psy war. Namun masih dalam koridor sportifitas.

Peran PSSI dan Kepolisian Membuat Suasana Kondusif

Suasana kondusif dalam sebuah pertandingan harus diciptakan. Yang paling bertanggung jawab membuat sebuah pertandingan di Liga Indonesia menjadi aman adalah PSSI dan Kepolisian.

PSSI sebagai federasi sepakbola harus bisa membuat klub dan pendukungnya tidak berbuat anarkis. Misalnya, harus ada sanksi tegas kepada klub yang pendukungnya berbuat anarkis. Pengurangan poin atau denda ratusan juta rupiah bisa menjadi opsi. Mungkin sanksi itu sudah ada. Namun selama ini hanya menjadi macan kertas. Penerapannya sering tidak konsisten. PSSI juga tidak berani menjatuhkan sanksi kepada klub yang pendukungnya berbuat anarkis di luar stadion. Misalnya apa yang dilakukan Aremania saat men-sweeping Plat L dan merusaknya. Tak ada tindakan yang dilakukan PSSI. Ini membuat kejadian seperti ini akan selalu berulang.

Pihak kepolisian yang bertanggung jawab mengamankan pertandingan di dalam dan di luar stadion harus bisa menciptakan atmosfir yang kondusif. Setiap pelanggaran yang dilakukan pendukung klub wajib ditindak. Kepolisian bisa juga memberi sanksi larangan bagi suporter menonton pertandingan klubnya jika kedapatan berbuat anarkis. Jika ini konsisten dilakukan, maka suporter akan berpikir dua kali sebelum bertindak anarkis.

Kepercayaan kepada PSSI dan aparat penegak hukum harus ditingkatkan. Caranya, kedua lembaga ini menjaga kepercayaan suporter dengan tidak berpihak dan konsisten dalam memberi sanksi jika ada yang melanggar peraturan. Tanpa adanya kepercayaan, maka tindakan anarkis suporter akan tetap berulang. Sepakbola Indonesia selamanya akan terasa menakutkan. Rivalitas suporter tidak akan membuat untung namun malah membuat orang jadi buntung. (*)

The post Rivalitas Panas Bonek-Aremania Harus Tetap Ada, Asal Jangan Kebablasan appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
https://emosijiwaku.com/2016/05/07/rivalitas-panas-bonek-aremania-harus-tetap-ada-asal-jangan-kebablasan/feed/ 0 1245