EJ – Pembagian grup Liga 2 musim 2017 sudah dilakukan oleh PSSI berbarengan dengan manager meeting pada Kamis (30/3), kemarin. Sesuai dengan pembagian grup, Persebaya masuk Grup 5 bersama tujuh klub lain yakni: PSIM Yogyakarta, Persatu Tuban, Persinga Ngawi, Madiun Putra, PSBI Blitar, serta Martapura FC.
Jika dilihat dari peta kekuatan klub-klub yang mengisi Grup 5, masing-masing klub bisa dibilang memiliki kekuatan yang merata. Dengan kekuatan masing-masing klub di Grup 5 yang terbilang merata, tentunya hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi Persebaya. Untuk mengetahui lebih jauh lagi bagaimana kekuatan calon lawan Persebaya di Liga 2 nanti, berikut EJ punya profil singkatnya.
PSIM Yogyakarta
Manajemen PSIM menunjuk pelatih Erwan Hendarwanto sebagai juru taktik. Di dalam tim, PSIM diisi oleh gabungan pemain senior dan pemain muda potensial. Nama-nama senior seperti penjagwa gawang Ony Kurniawan dan Engkus Kuswaha dipadukan dengan tenaga muda macam Dicky Prayoga dan M. Rifky. Meski secara permainan belum padu, namun PSIM pastinya memiliki potensi untuk bersaing di Grup 5. Salah satu kelebihan yang dimiliki PSIM adalah komposisi skuad inti yang tidak banyak berubah dari yang turun di ajanag ISC B tahun lalu. Jadi, PSIM memiliki kekompakan tim yang cukup baik karena pemain-pemainnya sudah saling mengenal dan bermain bersama.
Persatu Tuban
Secara kekuatan, Persatu bisa dibilang tidak sekuat tim-tim lain seperti PSIM atau Persepam MU. Persatu sendiri saat ini dibela oleh pemain-pemain muda dengan dukungan pemain-pemain berpengalaman seperti Danu Rosadhe dan Seftia Hadi. Dari kabar terakhir, Persatu masih terus melakukan seleksi pemain guna menambah kekuatan tim.
Terkait Persatu, di skuad Persebaya saat ini ada satu nama yang pastinya familiar dengan tim yang bermarkas di Stadion Lokajaya tersebut. Jenderal lapangan tengah Persebaya, Misbakhus Solikin tercatat pernah membela Persatu. Pengetahuan Solikin akan gaya main Persatu pastinya sangat berguna saat nanti Persebaya bertanding melawan Persatu.
Persinga Ngawi
Pada gelaran ISC B tahun lalu, Persinga harus menerima kenyataan didiskualifikasi dari kompetisi akibat aksi kekerasan yang dilakukan oleh pemain-pemainnya saat melawan PSS Sleman di Stadion Maguwoharjo. Selepas ISC B, nama Persinga mulai jarang terangkat ke permukaan. Namun berkaca pada hasil mengejutkan yang diraih Persinga pada Piala Kemerdekaan tahun 2015 lalu, jelas tim asal Kabupaten Ngawi ini tidak boleh diremehkan.
Madiun Putra FC
PSBI Blitar
Persepam Madura Utama
Meski peampilannya menurun usai terlempar dari ISL, namun Persepam MU tetap menyimpan potensi bahaya setelah mampu menembus babak semifinal Piala Kemerdekaan 2015 lalu. Dengan basis suporter Pamekasan dan Madura yang memberikan dukungan, laga tandang melawan Persepam MU tentu bisa menjadi batu sandungan bagi Rendi Irwan dkk. Jadi, kekuatan Persepam MU harus diwaspadai.
Martapura FC
Tak hanya berpengalaman menghadapi klub-klub Liga 1, Martapura FC juga rajin mengikuti turnamen-turnamen besar seperti Piala Presiden 2015. Salah satu nama besar yang menghuni skuad Martapura FC adalah Isnan Ali yang juga memperkuat Laskar Sultan Adam di gelaran ISC B 2016.
Selain kekuatan teknis, faktor lain yang harus diwaspadai pemain-pemain Persebaya adalah kendala non-teknis. Ya, perjalanan ke Martapura tentu akan sangat menguras tenaga. Kesiapan fisik tentu harus digenjot lagi saat Green Force melawat ke kandang Martapura FC.
Bagaimana Peluang Persebaya?
Jika melihat peta kekuatan Grup 5 Liga 2 musim ini, peluang Persebaya untuk lanjut ke babak berikutnya memang gampang-gampang susah. Grup 5 yang diisi oleh tim-tim berpengalaman di Divisi Utama tentu akan menjadi tantangan tersendiri bagi Bajul Ijo. Apalagi, Persebaya sudah terlalu lama tidak merasakan atmosfer kompetisi sesungguhnya. Perasaan nervous dari pemain tentunya akan ada.
Secara teknis, Persebaya saat ini memiliki kekuatan tim yang cukup bagus. Minus Mat Halil yang kemungkinan tidak bisa berkompetisi akibat terbentur masalah regulasi, Persebaya masih memiliki kekuatan dalam diri pemain-pemain muda yang didukug pemain senior macam Rachmat Afandi dan Rendi Irwan. Jika mendapat tambahan striker tajam, gelandang tengah kreatif serta pengganti Mat Halil di pos bek kiri, tentu kekuatan inti Persebaya akan menjadi lengkap.
Apabila melihat update kekuatan tim yang menjadi calon lawan Persebaya dan tanpa maksud meremehkan kekuatan tim-tim lain, maka akan ada tiga tim yang berpotensi menyulitkan Rachmat Afandi cs., yaitu PSIM Yogyakarta, Persepam MU dan Martapura FC. Meski kerap tidak stabil saat laga tandang, namun PSIM kini sedang melakukan pembenahan tim untuk menyempurnakan permainan. Seperti yang sudah sempat disinggung di bagian awal tadi, kekuatan utama PSIM adalah kekompakan tim karena rata-rata pemainnya sudah bermain bersama dalam waktu cukup lama.
Persepam MU muncul menjadi lawan yang bisa merepotkan Green Force karena tim ini punya motivasi untuk kembali naik ke level tertinggi Liga Indonesia, setelah sebelumnya Madura punya Madura United di Liga 1. Motivasi berlipat itu tentu bisa menjadi sumber tenaga bagi pemain-pemain Laskar Sape Ngamok.
Tim terakhir yang berpotensi merepotkan Persebaya adalah Martapura FC. Berpengalaman menghadapi tim-tim Liga 1 tentu membuat Martapura FC bisa beradaptasi saat berhadapan dengan tim-tim di level yang sama. Jika boleh menyebut, Martapura FC sebenarnya patut untuk disebut sebagai tim unggulan di Grup 5 ini. Meski begitu, Persebaya tentu tak boleh gentar saat menghadapi Martapura FC. Pengalaman coach Iwan saat melatih PBFC, Persija dan Persela di ISL tentu akan sangat berguna dalam meladeni gaya main klub-klub asal Kalimantan.
Dengan hanya juara grup dan runner-up saja yang berhak melaju ke babak berikutnya (16 Besar), tentu perjuangan Persebaya akan cukup berat. Lama tak ikut kompetisi juga menjadi handicap tersendiri bagi anak-anak Green Force. Laga kandang di Gelora Bung Tomo harus dimaksmalkan oleh coach Iwan. Jangan sampai Persebaya kehilangan poin penuh di GBT, mengingat laga-laga tandang akan sangat sulit. Satu catatan yang harus diingat pemain-pemain Persebaya adalah fokus pada setiap pertandingan. Target untuk lolos ke Liga 1 pastinya ada, tapi tidak perlu membayangkan terlalu jauh kalau nanti bermain di Liga 1 bagaimana. Hadapi dulu setiap pertandingan di Liga 2, dan berikan permainan terbaik untuk meraih kemenangan. Meminjam tweet Bung Noor Arief, Persebaya itu layaknya pasukan Kopassus. Siap menghadapi lawan siapa saja, kapan saja dan dimana saja. So, tetap optimis, rek! (rvn)