bonek campus Archives | Emosi Jiwaku https://emosijiwaku.com/tag/bonek-campus/ Portal informasi terpercaya dan terkini tentang Persebaya dan Bonek Wed, 16 Nov 2022 14:45:59 +0000 en-US hourly 1 145948436 Mahakarya Bonek Campus : Spirit of 2004 https://emosijiwaku.com/2022/11/16/mahakarya-bonek-campus-spirit-of-2004/ Wed, 16 Nov 2022 14:45:59 +0000 https://emosijiwaku.com/?p=42687 Mahakarya Bonek Campus yang ke-4 akan diselenggarakan pada hari Minggu 20 November 2022. Lokasinya di Kayoon Hertage Surabaya.

The post Mahakarya Bonek Campus : Spirit of 2004 appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
EJ – Mahakarya Bonek Campus yang ke-4 akan diselenggarakan pada hari Minggu 20 November 2022. Lokasinya di Kayoon Hertage Surabaya.

Untuk tema Mahakarya Bonek Campus kali ini adalah mengusung semangat Persebaya juara terakhir kalinya pada kompetisi teratas sepak bola yakni “Spirit of 2004”.

Sedangkan tujuannya adalah untuk memberikan aroma nostalgia era kejayaan Persebaya tempo lampau kepada para suporter Persebaya. Dan juga memberikan semangat kejayaan kepada para generasi pemain Persebaya saat ini.

Beberapa kegiatan sudah dipersiapkan yakni pameran, talk show, perform band.

Pameran akan menyajikan beberapa jersey, tiket pertandingan, artikel berita, piala dan banyak lagi terkait memori juara 2004.

Sementara yang menarik pada sesi talkshow dijadwalkan hadir ada Jaksen F Tiago yang saat itu sebagai pelatih Persebaya, Chairil Anwar, Uston Nawawi, Sutrisno Beny, Maruf El Rumi (wartawan) dan Rudi Jamrud,

Sedangkan untuk band yang akan tampil diantaranya The Road Cutters (Mojokerto), Skabrey dan Stand for Pride.

Open gate Mahakarya Bonek Campus akan dimulai pukul 13.00 WIB.

The post Mahakarya Bonek Campus : Spirit of 2004 appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
42687
Mahakarya Bonek Campus Jadi Ajang Edukasi Suporter https://emosijiwaku.com/2019/03/17/mahakarya-bonek-campus-jadi-ajang-edukasi-suporter/ Sun, 17 Mar 2019 07:44:55 +0000 https://emosijiwaku.com/?p=24269 Acara Mahakarya Bonek Campus kembali digelar untuk yang ketiga kalinya sejak diadakan pada 2017. Acara yang berisi edukasi untuk Bonek ini mengangkat tema Persebaya Kita: Pride And Dedication. Acara diadakan di Bober Cafe, Sabtu (16/3).

The post Mahakarya Bonek Campus Jadi Ajang Edukasi Suporter appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
EJ – Acara Mahakarya Bonek Campus kembali digelar untuk yang ketiga kalinya sejak diadakan pada 2017. Acara yang berisi edukasi untuk Bonek ini mengangkat tema Persebaya Kita: Pride And Dedication. Acara diadakan di Bober Cafe, Sabtu (16/3).

Di edisi ini, Bonek Campus menampilkan talkshow, pameran literasi, dan live akustik. Panitia mengundang perwakilan empat tribun yakni Green Nord, Tribun Timur, Tribun Kidul, dan Gate 21. Perwakilan manajemen Persebaya pun turut hadir di acara ini. Ada juga anggota Surabaya Jersey Community yang berbicara tentang jersey Persebaya di Liga 1.

Ketua Panitia Garry Dega Agassi mengatakan, Mahakarya Bonek Campus ini merupakan perwujudan visi misi mereka untuk berkontribusi nyata demi kejayaan Persebaya. “Acara ini sebagai bentuk kontribusi Bonek Campus selain mendukung di stadion. Kita ingin berkontribusi lewat cara lain. Makanya kita adakan Mahakarya ini,” kata Garry.

Dipilihnya tema Persebaya Kita: Pride And Dedication adalah untuk mengapresiasi kembalinya Persebaya ke Liga 1. “Tema ini untuk mengapresiasi Persebaya yang mampu kembali ke kasta liga sesungguhnya, Liga 1. Kurang lebih untuk mengapresiasi kembalinya Bajul Ijo, setelah beberapa tahun tidur di-mati suri-kan oleh pihak-pihak yang tidak menyukai Persebaya,” paparnya.

Selain apresiasi untuk Persebaya, acara ini juga sebagai ajang edukasi suporter dan menjalin tali silaturahmi. Acara juga diharapkan sebagai sarana untuk mengkritisi manajemen agar tak salah dalam membuat kebijakan seperti transfer pemain.

“Tentu yang pertama untuk mengedukasi para suporter, kedua menjalin silahturahmi, ketiga untuk mengkaji agar tak salah dalam mengambil kebijakan transfer seperti musim lalu,” ujarnya.

Acara yang digelar dari siang hingga malam hari ini dihari ratusan Bonek yang antusias menikmati jalannya talkshow. Mereka juga menyaksikan puluhan jersey Persebaya di Liga 1 yang dipamerkan oleh Surabaya Jersey Community. (dit)

The post Mahakarya Bonek Campus Jadi Ajang Edukasi Suporter appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
24269
Bonek Campus, Menengok Kelompok Intelektual Kita https://emosijiwaku.com/2018/12/18/bonek-campus-menengok-kelompok-intelektual-kita/ Tue, 18 Dec 2018 02:16:36 +0000 https://emosijiwaku.com/?p=22745 Tulisan ini lahir saat tubuh menggigil dan panas dingin setelah menyaksikan tarian Liga Inggris kemarin malam. Di tengah kondisi remuk, saya dihibur oleh dua guru pribadi dari Keputih.

The post Bonek Campus, Menengok Kelompok Intelektual Kita appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
Tulisan ini lahir saat tubuh menggigil dan panas dingin setelah menyaksikan tarian Liga Inggris kemarin malam. Di tengah kondisi remuk, saya dihibur oleh dua guru pribadi dari Keputih. Mereka berbincang renyah sekali, mulai rivalitas setan dan unggas sampai perjalan hidup yang keras. Saat itu saya sedang meladeni kluntang-klunting pesan WA dari teman-teman yang mengucapkan ‘selamat atas kekalahan MU’ dan juga sesekali melihat hinaan mereka yang dipajang di story WA. Tidak sengaja saya lihat ada perayaan kecil-kecilan pada salah satu story teman. “Astaghfirullah, perayaan ulang tahun Bonek Campus keempat, to” gumam saya dalam hati. Lha kok, tetiba saya sebagai mahasiswa baru di Surabaya merasa berdosa jika sampai tidak membuat catatan ulang tahun mereka. Dan, mulailah saya menulis ini, sebagai kado sederhana untuk komunitas andalan kita, semoga. Selamat membaca.

Generasi Intelektual

Sekadar saran bagi pembaca, mohon jangan risih dengan diksi ‘intelektual’ di sini. Tenang saja, saya tidak akan berbicara sejarah penyebutan ‘intelektual’ yang ribetnya minta ampun, apalagi kaitannya dengan Skandal Dreyfus dan kemunculan Emile Zola. Lagian, makna intelektual ini sebenarnya sangat sederhana pun tidak berarti melambung tinggi. Lha, adapun anggapan beberapa orang bahwa bahasan intelektual terkesan high class, mungkin saja disebabkan mereka belum memahami total, atau justru kurang bisa membedakan antara intelektual dan pembeo –meminjam istilah dari Moh. Hatta. Percayalah, intelektual itu hanya bisa dimengerti dengan dua tolok ukur, yakni kritis dan dekat dengan semua lapisan, sebagaimana Soedjatmoko (1984) merumuskan, “Yang membuat intelektual menonjol di tengah yang non-intelektual ialah kemampuan berpikir bebas sebagai lawan dari kecenderungan mengikuti saja pikiran orang lain. Konsep berpikir bebas dalam artian ini mencakup pengamatan yang cermat terhadap gejala-gejala di suatu lingkungan, pemahaman tentang sebab gejala-gejala itu dan korelasinya dengan gejala lainnya, dan pada akhirnya perumusan suatu kesimpulan yang dapat dikomunikasikan kepada orang lain dalam bahasa yang jelas.”

Selanjutnya, perdebatan mengenai posisi kelompok menengah berpendidikan sudah mulai menggema sejak tahun 80-an. Beberapa di antaranya –seperti Bredin (Eyermen, 1996) –berpendapat bahwa mereka berposisi sebagai kelas yang berarti hidup dalam persinggungan dengan kelas-kelas lain yang dominan. Ini sangat mengkhawatirkan, sebab akan mengarah pada teori kelas yang tiada pernah usai sampai sekarang. Saya justru lebih sepakat dengan pendapat Daniel S. Lev yang memposisikan mereka sebagai suatu ‘kelompok’, yakni para pembaharu yang memiliki pengaruh lebih besar daripada proporsi jumlah mereka (Richard Tanter dan Kenneth Young, 1996). Berbeda dari kelas, penggunaan diksi ‘kelompok’ ini lebih renyah sebab terkesan lunak dan tidak terjebak pada aktivitas ‘pertentangan’.

Untung saja Bonek Campus tidak menggunakan diksi kelas, yang berarti ia benar-benar berdiri independen tanpa membawa kepentingan dari pihak mana pun. Kalau toh ia harus berpihak, maka semua itu didasari pemikiran matang dengan berpijak pada prinsip kebenaran dan keadilan universal. Menjalankan itu tentu saja tidak mudah. Butuh tidak hanya sekadar ‘perkumpulan’, melainkan ikatan kolektif yang dipoles dalam penempaan-penempaan.

Sampai sini, saat ikatan kolektif tersebut terpupuk dan berbareng bergerak, ia akan menggumpal dan melahirkan partikel baru yang dinamakan generasi. Makanya dalam sepak bola sering kali ada istilah tersebut, seperti golden generation yang dimiliki Man. United tahun 92, dan generasi emas Persebaya saat juara 87-88. Karl Mannheim dalam The Problem of Generations (1927) mengatakan, “Individuals of the same age, they were and are, however, only united as an actual generation in so far as they participate in the characteristic social and intellectual currents of their society and period, and in so far as they have an active or passive experience of the interactions of forces which made up the new situation.” Jika perkataan Mannheim tersebut kita kontekskan dengan bahasan Bonek Campus, maka bisa diartikan, bahwa suatu kelompok hanya mungkin bisa dikatakan sebagai generasi manakala mampu mengaktualisasikan dirinya oleh penempaan yang terus menerus di dalam masyarakat dan lintasan sejarah. Mereka terus berkecimpung bersama; saling berinteraksi, hingga mampu menciptakan situasi baru berdasar refleksi atas suatu kondisi.

Begitulah, saya meyakini Bonek Campus lahir tidak mungkin berangkat dari ruang kosong. Di balik kaki-kaki yang berdiri tangguh itu, tentu ada canangan target dan program yang sudah tersusun dan menumpuk. Masing-masing anggota pun mengalami penempaan yang luar biasa dalam lintasan sejarah perjalanan Bonek. Kebanyakan dari generasi pertama mereka bahkan berperan langsung dalam upaya memperjuangkan nama besar Persebaya saat dulu tertimpa palu gada. Kini, Bonek Campus telah memasuki usia empat tahun –masa kehidupan sosial yang penuh warna-warni, enerjik, dan seru, namun juga lebih terbuka dalam menyatakan ketidaksukaan terhadap suatu ikhwal.

Tentu dalam perjalanannya, Bonek Campus menghadapi rintangan dan menjadi sorotan. Namun demikian, sebab saya tidak mengikuti perkembangan internal, maka urusan rintangan biarlah anggota Bonek Campus yang akan menceritakan. Kapasitas saya sebagai pihak luar hanya menyoroti eksistensi mereka. Tolok ukur memahami itu sederhana, yakni dengan meneropong kinerja Bonek Campus berkaitan dengan esensi kehadirannya di tengah keluarga besar Bonek. Sekali lagi, ini pandangan saya dari pihak luar –suatu pandangan yang bisa direfleksikan, disimpan, atau dibaca sebagai catatan saja. Terlepas dari itu, saya berani menjamin, tidak hanya saya yang gelisah terhadap orientasi Bonek Campus. Ke mana arah geraknya? Apa fungsi keberadaannya? Dan apa program produktifnya?

Sederhana, dengan nama campus yang melekat di belakang nama Bonek, tentu komunitas ini dituntut untuk lebih menampilkan sisi intelektualisme meski diejawentahkan lewat bahasa yang harus mudah dimengerti oleh publik secara keseluruhan, entah apa pun mediumnya –bisa diskusi langsung, advokasi, karya tulis, atau silaturrahim ilmiah lainnya, ya sesekali agenda ceremonial tiadalah mengapa. Namun, alih-alih mengharap tampilan ‘sang intelektual’ dari Bonek Campus yang komplit, justru yang diharap jarang sekali menampakkan diri. Sampai sini kita sudah memasuki ranah eksistensi ‘fungsi’. Entah anggapan saya ini disebabkan kekurangngopian saya di tempat terbuka atau memang para anggota Bonek Campus pandai menutupi wajah, saya kurang memahami.

Hal yang pasti dari itu semua, bahwa di mana-mana, saat suatu komunitas sudah menempelkan kata yang berartikan ‘intelektual, terpelajar atau semacamnya’, maka secara otomatis segala fungsi ‘kaum intelektual’ melekat atasnya. Fungsi intelektual itu bisa dilihat dari pernyataan Antonio Gramsci dalam bukunya Prison Notebooks yang menjelaskan bahwa fungsi intelektual tidak hanya terletak pada kepandaian retorika dan penampilan, tetapi pada partisipasi aktif sebagai pembangun, organisator, penasihat, serta unggul dalam semangat matematis abstrak. Para intelektual menurut Gramsci harus membongkar jerat yang ada di masyarakat dan melakukan perubahan ke arah yang lebih baik melalui pendidikan partisipatoris.

Oke, katakanlah sekarang kita sudah tahu fungsi dari Bonek Campus. Sekarang tugas selanjutnya, bagaimana Bonek Campus mampu membaca, memilah, dan memecahkan masalah yang dihadapi Bonek secara keseluruhan. Jika kita sepakat bahwa masalah yang dihadapi Bonek adalah image, maka Bonek Campus sepatutnya membuat gebrakan untuk membangun opini publik di ruang terbuka (public sphare). Lha kalau ada kejadian yang menempatkan Bonek sebagai korban, maka Bonek Campus penting untuk berdiri mengadvokasi sesama. Atau misal problemnya ada di internal Bonek sendiri, seperti keorganisasian yang kurang mapan, maka mau tidak mau pendidikan keorganisasian atau kekomunitasan musti digalakkan. Bahkan kalau persoalannya ada di relasi Bonek dan manajemen, tentu Bonek Campus sebagai kelompok menengah kudu bisa menjembatani itu semua. Dan masih banyak lagi lokus yang bisa diperankan oleh Bonek Campus sebagai kelompok menengah yang bisa bergerak ke mana-mana–setidaknya itu yang saya alami sewaktu menjadi kaum menengah di Jogja. Pada titik ini sudah jelas kepada kita, bahwa persoalan utamanya bukan lagi pada modal bergerak, melainkan kemauan dan kehendak.

Akhirnya, salam takdzim dari saya, seorang yang menunggu lokomotifmu berpacu massif dan progresif.

The post Bonek Campus, Menengok Kelompok Intelektual Kita appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
22745
Pesan Legenda Persebaya untuk Pemain Green Force https://emosijiwaku.com/2018/01/08/pesan-legenda-persebaya-untuk-pemain-green-force/ Mon, 08 Jan 2018 03:50:04 +0000 http://emosijiwaku.com/?p=13370 Mahakarya Bonek Campus jilid 2 tadi malam (7/1) di JX Surabaya kembali menghadirkan dua legenda Persebaya, Yongky Kastanja dan Muharom Rusdiana.

The post Pesan Legenda Persebaya untuk Pemain Green Force appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
EJ – Mahakarya Bonek Campus jilid 2 tadi malam (7/1) di JX Surabaya kembali menghadirkan dua legenda Persebaya, Yongky Kastanja dan Muharom Rusdiana. Mantan pemain yang ikut mengantarkan Persebaya juara pada era Perserikatan tahun 1988 ini diundang sebagai narasumber talk show.

Setelah sharing pengalaman saat menjadi pemain Persebaya dan menceritakan kisah-kisah di luar lapangan, mereka juga mempunyai pesan khusus untuk pemain muda Persebaya saat ini. Keduanya mempunyai harapan yang besar untuk Persebaya kembali berjaya seperti era mereka.

“Pemain harus lebih low profile. Jangan menganggap diri sebagai pemain paling hebat. Saimima dan kawan-kawan pemain bagus. Teruslah berlatih,” pesan Yongky yang terakhir melatih PS Ende Flores.

Yongky menambahkan bahwa pengelolaan manajemen saat ini sudah bagus dan sudah saatnya pemain memberikan yang terbaik untuk Persebaya. Demikian juga Muharom Rusdiana memberikan pesan positif untuk para pemain Persebaya.

“Sama seperti Yongky pemain wajib low profile. Terutama pemain asing.Jangan waktu seleksi total tetapi saat bermain tidak 100 persen bermain,” pesan pelatih Persebaya U-16 musim lalu.

Muharom juga menyarankan agar para pemain menambah porsi latihan sendiri untuk bisa mempunyai spesialisasi masing-masing. Jika sudah mempunyai spesialisasi maka nanti di tim akan timbul kreatifitas yang bisa membantu tim secara keseluruhan. (bim)

The post Pesan Legenda Persebaya untuk Pemain Green Force appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
13370
Bonek Campus Gelar Kelas Menulis “Cerito Bal-Balan” https://emosijiwaku.com/2017/04/15/bonek-campus-gelar-kelas-menulis-cerito-bal-balan/ https://emosijiwaku.com/2017/04/15/bonek-campus-gelar-kelas-menulis-cerito-bal-balan/#respond Sat, 15 Apr 2017 01:44:20 +0000 http://emosijiwaku.com/?p=7406 Bonek Campus berkolaborasi dengan Pandit Football menggelar acara kelas menulis untuk Bonek. Acara ini akan dilaksanakan, Sabtu, 29 April 2017.

The post Bonek Campus Gelar Kelas Menulis “Cerito Bal-Balan” appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
EJ – Bonek Campus berkolaborasi dengan Pandit Football menggelar acara kelas menulis untuk Bonek. Acara ini akan dilaksanakan, Sabtu, 29 April 2017. Panitia membuka pendaftaran peserta untuk Bonek. Syaratnya mudah, cukup dengan membayar Rp 35.000 sudah dapat snack dan sertifikat. Acara bertajuk “Cerito Bal-Balan” ini akan digelar mulai pukul 15.00 WIB dan digelar di M Radio di Jl Ngagel Madya no 15-15A.

Dalam kelas menulis ini, ada mentor dari Pandit Football. Panitia mengaku jika acara ini digelar menyambut datangnya Liga 1 dan Liga 2. Berikut penuturan panitia di balik rencana pelaksanaan kelas menulis:

Liga 1 dan Liga 2 akan segera dimulai. Persiapan semua kontestan juga sudah siap tempur di lapangan hijau, entah itu hasilnya baik bahkan bisa jadi buruk. Apakah kita sebagai suporter atau penonton hanya menonton saja? Tidak. Kita juga memberi sumbangsih nyata untuk klub yang kita cintai.

Sumbangsih nyata itu berupa pembelian tiket resmi, pembelian merchandise resmi, dll. Bahkan kita rela ke luar kota hanya untuk mendukung tim kebanggaan kita. Meskipun liga 2 akan digelar mayoritas Senin hingga Kamis, kami tetap mendukung di balik pagar tribun.

Laga kandang dan tandang meninggalkan seribu satu kisah yang sulit untuk dilupakan begitu saja. Apa itu cuma diabadikan dalam pikiran saja? Jika anda lupa bagaimana solusinya? Alangkah baiknya ada kisah menarik dan tidak terlupakan bisa ditulis dalam secarik kertas.

Buat apa kita menulis? Agar kisah-kisah yang pernah dilalui selalu diingat dan ada bukti otentiknya. Bagaimana cara menulis yang baik dan benar? Penulis menawarkan jalan terbaik untuk pembaca yang suka menulis sebuah kisah, terutama kisah sepakbola.

Bonek Campus merupakan komunitas Bonek yang berstatus sebagai mahasiswa. Sementara Pandit Football adalah situs berita, analisis, sejarah, dan taktik sepakbola asal Bandung.

Apa anda berminat untuk mengikutinya? (iwe)

The post Bonek Campus Gelar Kelas Menulis “Cerito Bal-Balan” appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
https://emosijiwaku.com/2017/04/15/bonek-campus-gelar-kelas-menulis-cerito-bal-balan/feed/ 0 7406