lapsus peringkat Archives | Emosi Jiwaku https://emosijiwaku.com/tag/lapsus-peringkat/ Portal informasi terpercaya dan terkini tentang Persebaya dan Bonek Fri, 04 Sep 2020 09:35:48 +0000 en-US hourly 1 145948436 Merumuskan Ciri Khas Persebaya, Penuturan Penggawa Juara Perserikatan 1987/88 https://emosijiwaku.com/2019/12/07/merumuskan-ciri-khas-persebaya-penuturan-penggawa-juara-perserikatan-1987-88/ Sat, 07 Dec 2019 15:17:36 +0000 https://emosijiwaku.com/?p=29199 Pelatih Persebaya boleh datang silih berganti. Tapi ada satu hal yang tidak boleh berubah, yaitu harus menampilkan ciri khas Persebaya. Lalu, permainan seperti apa yang menunjukkan ciri khas Persebaya? EJ mencoba bertanya kepada beberapa pemain yang berhasil mengantarkan Persebaya juara perserikatan 1987/88.

The post Merumuskan Ciri Khas Persebaya, Penuturan Penggawa Juara Perserikatan 1987/88 appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
EJ – Pelatih Persebaya boleh datang silih berganti. Tapi ada satu hal yang tidak boleh berubah, yaitu harus menampilkan ciri khas Persebaya. Lalu, permainan seperti apa yang menunjukkan ciri khas Persebaya? EJ mencoba bertanya kepada beberapa pemain yang berhasil mengantarkan Persebaya juara perserikatan 1987/88.

EJ berkesempatan untuk mewawancarai empat penggawa Persebaya 1987/88. Mereka adalah kiper I Gusti Putu Yasa, dua gelandang Maura Hally dan Yongki Kastanja serta gelandang muda saat itu, Seger Sutrisno. 

Dari keempat nama tersebut, tiga diantaranya yaitu Putu Yasa, Maura Hally dan Yongki tampil dalam laga final kompetisi perserikatan 1987/88 melawan Persija Jakarta di Stadion Utama, Senayan. Saat itu Persebaya mampu meraih gelar juara setelah mengalahkan Macan Kemayoran dengan skor 3-2. 

Pemahaman Ciri Khas Persebaya Secara Taktik

Menurut penuturan Yongki, Persebaya di era 80-an selalu membangun serangan menggunakan bola-bola pendek. Bola panjang dilancarkan hanya ketika keadaan terpaksa. 

“Persebaya itu memainkan bola pendek cepat berpindah arah. Itu ciri khas Persebaya. Ngeyel dan ngotot. Long ball hanya sekali-kali saja,” kata Yongki. “Tahun 1988 itu para pemain lawan sangat sulit mengambil bola dari kami. Bahkan, sering tiga kali sentuhan sudah terjadi gol. Kami sudah tahu kapan tempo turun dan kapan tempo naik,” tambahnya.

Gol-gol itu pun tercipta melalui proses yang sudah direncanakan. Tak hanya mengandalkan duo striker Mustaqim dan Samsul Arifin, pergerakan coming from behind dari lini kedua juga memegang peranan penting.

“Kami punya ciri khas sendiri bergerak muncul dari belakang, pergerakan tanpa bola. Kalau sekarang namanya coming from behind. Kemudian ciri khas pendek-pendek cepat berubah-ubah arah dan jangan terlalu lama bermain bola. Ojok sampek kakean nggiring,” ucap Seger Sutrisno melengkapi.

Pergerakan cepat berubah arah dari kiri kanan itu bertujuan untuk membuat lawan kebingungan. Tidak ada ceritanya, Persebaya tampil monoton hanya mengandalkan serangan dari satu sisi.

“Jadi membuat lawan kacau. Walau tidak dapat bola kami selalu bergerak supaya tidak mudah dibaca lawan. Persebaya bermain pendek cepat, banyak sentuhan, menciptakan irama permainan sendiri, tidak pernah main lambung kalau tidak terpaksa,” ungkap Seger. 

Ketika membangun serangan jarak antar lini juga tak boleh terlalu jauh. Dua bek tengah Nuryono Hariyadi dan Subangkit bergerak berdekatan dengan gelandang tengah Maura Hally dan Yongki Kastanja. Sesekali dua bek sayap Muharom Rusdiana (kanan) dan Usman Hadi (kiri) juga melakukan overlap membantu serangan.

“Semua bergerak bekerjasama. Mulai lini belakang, tengah dan depan. Kalau menyerang tidak boleh ada ruang kosong, semua bergerak merapat,” kata Seger.

“Organisasi tim akhirnya jalan semua, tidak asal-asalan. Kami juga memanfaatkan lebar lapangan, buat apa lapangan besar kalau main hanya separo dan menumpuk di satu arah saja. Jadi kita pakai pergerakan pendek cepat berubah arah dari kiri kanan itu,” beber Seger.

Ketika kehilangan bola para pemain Persebaya juga harus segera merebutnya dengan cepat. Yongki, yang berada di lini tengah, punya tugas ganda untuk memulai serangan dan juga memutus serangan bersama Maura Hally yang bermain lebih kebelakang.

“Bermain ngeyel dan ngotot itu tidak pernah lupa. Bagaimana kami bisa memotong cepat bola dari lawan. Lawan yang pegang bola itu yang paling berbahaya. Sumber masalah harus dimatikan dulu. Ketika orang pegang bola diberikan keleluasaan akan berbahaya,” kata Yongki. 

“Kami juga harus menguasai lini tengah. Kalau main bola, lini tengah adalah jantungnya. Lini tengah mati semua tidak akan jalan. Tapi, kami sudah tahu nanti posisi Yongki di mana, Budi Johanes dimana, Aries Syainyakit dimana. Intinya jangan sampai lawan pegang bola,” kata Maura Hally.

Pemahaman antar pemain itu tidak hanya terjadi di lini tengah. Seluruh pemain mulai dari kiper, bek, gelandang dan penyerang harus paham karakter masing-masing pemain satu sama lain.

“Kami saat itu sudah lama berkumpul sehingga tanpa ngomong pun sebenarnya kami sudah tahu. Artinya kalau posisi si A begini maka responnya harus begini. Di lini belakang saya juga sudah tahu maunya Subangkit dan juga maunya Nuryono. Komunikasi terus jalan,” kata kiper utama Putu Yasa.

Pemahaman Ciri Khas Persebaya Secara Mental

Pemahaman taktik tak akan berarti jika para pemain Persebaya tak punya mental bertanding yang kuat pula. Semua pemain Persebaya harus menunjukkan mentalitas berani dan tak ingin kalah khas arek Suroboyo.

“Kalau teknik tinggi tapi penakut ya sama saja. Pemain Persebaya harus punya jiwa tak mau kalah. Itu yang harus ditanamkan sampai kapan pun. Istilahnya iki Suroboyo rek, jangan main setengah-setengah,” kata Maura Hally.

“Tahun 1988 itu fanatisme daerah. Fanatisme itu jangan sampai hilang. Karakter Suroboyo harus tetap ada. Bagaimana caranya kami tidak boleh kalah. Kalau tidak mau dibunuh kami harus bunuh lebih dulu,” tambah Maura.

Mental tak mau kalah itu tetap tampak meski Persebaya berganti-ganti pelatih di tahun 80an. Mental tak mau kalah itu sudah seharusnya ditanamkan kepada seluruh pemain Persebaya di setiap era.

“Kalau dulu banyak orang-orang asli Surabaya yang main. Sekarang kan pendatang campuran, jadi perlu ditanamkan, bahwa you masuk ke Surabaya harus punya ciri khas itu. Walaupun pemain teknik tinggi tapi tidak punya idealis memenangkan pertandingan ya tidak bisa,” ucapnya.

Nah, mental bertanding tersebut, harus tampak, terutama ketika bermain di kandang. Pemain Persebaya punya tanggung jawab moral luar biasa besar untuk memastikan Bajol Ijo tidak kalah di kandang.

Sebab, jika tidak mampu bermain bagus, pemain tersebut sudah pasti menjadi bahan olokan publik. Saat era 80-an kritikan juga datang bahkan dari orang terdekat sekalipun.

“Dulu kadang kami diolok orangtua kalau kami kalah. Sebagai orang asli Surabaya pasti ada keterikatan. Jadi kami main di kandang jangan sampai mengecewakan penonton. Kami tidak boleh enak-enakan, harus fight. Penonton datang memenuhi stadion harus kami bela itu,” kata Maura.

Dengan cara bermain bermain umpan-umpan pendek berpindah arah serta mental bertanding tak mau kalah itu Persebaya akhirnya mampu meraih gelar juara kompetisi perserikatan 1987/88. Selain itu Green Force juga mampu tampil di dua final pada musim 1986/87 dan 1988/89.

Menyambut Positif Kedatangan Aji Santoso

Baik Maura Hally, Yongki, Seger dan Putu Yasa sepakat menilai bahwa Aji Santoso memang mampu mengembalikan ciri khas permainan Persebaya. Persebaya kini kembali mengandalkan umpan-umpan pendek dan mulai punya mental tak mau kalah.

Paling terlihat tentu kemenangan 3-2 atas Madura United pekan lalu (2/12/2019). Sempat tertinggal 1-2, Persebaya mampu membalikkan keadaan menjadi 3-2. Ciri khas tak mau kalah tampak di laga tersebut.

“Saya lihat lawan Madura United sudah ada perubahan. Meski sempat unggul dan kemudian tertinggal, Persebaya mampu membalikkan keadaan,” kata Yongki. 

“Dari situ kelihatan permainan tempo tinggi. Main ngotot, pressing, dan kejar terus harus seperti itu. Kalau mau berusaha tidak ada yang tidak mungkin, Persebaya bisa meraih kemenangan terus,” tambahnya.

Tapi, Yongki juga mengingatkan pelatih dan juga pemain Persebaya agar tidak mengecewakan Bonek. Suporter sudah rela mengeluarkan biaya dan berkorban sedemikian rupa untuk datang ke stadion. Karena itu para pemain harus mampu menampilkan permainan yang enak ditonton.

“Bonek keinginannya cuma satu, datang untuk melihat Persebaya menang. Kalau dulu penonton datang selalu senang karena Persebaya selalu menang. Sekarang saya berharap tidak ada istilah draw di kandang, kita harus menang,” harap Yongki.

“Apalagi pemain di era sekarang penghidupannya sudah disitu. Seharusnya ada timbal balik. Kalau segala kebutuhan sudah dipenuhi ya berikan yang terbaik buat Persebaya. Apa yang terbaik? Main di GBT hasilnya menang,” tambahnya.

Namun, Yongki percaya tim kepelatihan Persebaya saat ini sudah paham betul dengan karakteristik Persebaya dan Bonek. Trio pelatih Aji Santoso, Bejo Sugiantoro dan Uston Nawawi sama-sama pernah merasakan manis pahit sebagai pemain Persebaya.

“Saya pikir tiga pelatih ini tahu dan mereka lebih paham. Kami pantau dari luar saja. Penting pemain punya sangu. Artinya fisik pemain harus bagus supaya bisa main dalam tempo tinggi dan bisa bermain sesuai ciri khas Persebaya,” tandasnya. (riz)

The post Merumuskan Ciri Khas Persebaya, Penuturan Penggawa Juara Perserikatan 1987/88 appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
29199
Mengintip Kans Persebaya Bermain di Piala AFC 2020 https://emosijiwaku.com/2019/12/07/mengintip-kans-persebaya-bermain-di-piala-afc-2020/ Sat, 07 Dec 2019 10:57:56 +0000 https://emosijiwaku.com/?p=29154 Persebaya Surabaya menyisakan empat laga Liga 1 2019. Persebaya masih mempunyai peluang untuk tampil di Piala AFC 2020 tentu dengan beberapa catatan. Persebaya harus menyapu bersih empat laga sisa dan berharap tim-tim di atasnya terpeleset.

The post Mengintip Kans Persebaya Bermain di Piala AFC 2020 appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
EJ – Persebaya Surabaya menyisakan empat laga Liga 1 2019. Persebaya masih mempunyai peluang untuk tampil di Piala AFC 2020 tentu dengan beberapa catatan.

Bajol ijo merupakan salah satu dari delapan klub liga satu yang lolos lisensi klub AFC, ini salah satu modal penting untuk Ruben Sanadi dkk main di level Asia.

Harus Finis di Peringkat 2

Jika ingin mendapatkan tiket tampil di Piala AFC 2020 syarat wajib bagi Green Force adalah menjadi runner-up Liga 1 2019. Lantaran Indonesia hanya mendapatkan jatah 2 klub yang bisa main di Piala AFC 2020, dan satu tiket sudah menjadi hak PSM Makassar sebagai juara Piala Indonesia.

Tentu itu tak mudah, Borneo FC yang saat ini bercokol di peringkat ke-2 sudah mengoleksi 49 poin dari 31 laga. Sementara Persebaya baru mengoleksi 42 poin dari 30 laga, dan berada di peringkat ke-9.

Secara hitung-hitungan jika Persebaya mampu sapu bersih skuad asuhan Aji Santoso ini bakal mengumpulkan 54 poin.

Ini jelas tidak cukup, pesaing Persebaya lainya yang juga berpotensi tembus peringkat dua ada Persipura Jayapura, Bhayangkara FC, dan Arema FC. Dua klub terakhir bakal menjadi lawan Persebaya di pekan 31 dan 32. 

Kemenangan Lawan Bhayangkara FC dan Arema FC Jadi Kunci

Laga selanjutnya Persebaya akan bertemu Bhayangkara FC.dalam lanjutan pekan ke-31, kemenangan bakal membuka peluang tembus 3 besar, Bhayangkara sendiri tahun ini mendapatkan lisensi AFC meski dengan catatan. Lisensi sangat penting karena digunakan sebagai syarat mengikuti kompetisi di bawah AFC.

Sementara laga Derbi melawan Arema pada pekan ke-32 yang juga berpeluang tembus tiga besar, jika berhasil dimenangkan Persebaya tentu asa itu semakin terlihat. Arema tahun ini lolos lisensi AFC.

Sekali lagi kemenangan dari kedua tim ini penting, karena saat ini posisi Persebaya di peringkat ke-9, Bhayangkara FC peringkat ke-5 dengan koleksi 45 poin dan Arema FC di peringkat ke-7 dengan 43 poin.

Hitung-hitungan jika laga esok Persebaya menang, dan tim di atas Persebaya seperti PSS Sleman, Arema FC, PSM Makassar yang mempunyai poin sama 43, maka Bhayangkara FC akan melorot ke peringkat 9 atau 10, Bajul Ijo pun bisa naik ke posisi 8.

Masih Menunggu Hasil Bali United di Playoff Liga Champions Asia

Meski mempunyai dua jatah main di Piala AFC dan satu jatah sudah ditangan PSM Makassar, satu tiket yang diperebutkan masih menunggu hasil Playoff Bali United untuk masuk ke fase grup Liga Champions Asia, jika Serdadu Tridatu gagal maka otomatis satu jatah Piala AFC milik Bali United.

Pelatih Persebaya Aji Santoso bakal kerja keras di empat laga sisa. Termasuk saat melawan Bhayangkara FC esok.

“Bhayangkara tim bagus, trennya juga positif, beberapa kali pertandingan terakhir dia menang, seri, makanya kami perlu kerja keras untuk bisa mengalahkan mereka,” kata Aji.

Jika Persebaya akhirnya lolos ke Piala Asia tentu akan menjadi kebanggaan tersendiri bagi Bonek. Juga tidak menutup kemungkinan manajemen akan memperkuat skuad dengan tambahan pemain anyar yang berkualitas.

Tapi lagi-lagi kans Persebaya ini masih tergantung hasil laga lainnya. Namun harapan itu tetap ada untuk tampil di level Asia seperti lirik “Terbanglah Tinggi Kau Diangkasa, Tunjukkan Pada Semua Mata Dunia”. (msr)

The post Mengintip Kans Persebaya Bermain di Piala AFC 2020 appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
29154
Harapan Bonek ke Persebaya, Lima Besar Paling Realistis, Tapi…. https://emosijiwaku.com/2019/12/07/harapan-bonek-ke-persebaya-lima-besar-paling-realistis-tapi/ Sat, 07 Dec 2019 09:51:21 +0000 https://emosijiwaku.com/?p=29167 Persebaya kini punya peluang cukup besar untuk selesai di posisi 5 besar Liga 1. Tapi, paling penting, Green Force harus mampu menampilkan permainan atraktif tanpa kenal lelah sesuai dengan ciri khas arek Suroboyo.

The post Harapan Bonek ke Persebaya, Lima Besar Paling Realistis, Tapi…. appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
EJ – Persebaya kini punya peluang cukup besar untuk selesai di posisi 5 besar Liga 1. Tapi, paling penting, Green Force harus mampu menampilkan permainan atraktif tanpa kenal lelah sesuai dengan ciri khas arek Suroboyo.

Mengantongi 42 poin dari 30 laga, Persebaya hampir dipastikan lolos dari zona degradasi. Green Force hanya butuh 1 poin untuk memastikan diri tetap berlaga di Liga 1 musim depan.

Bahkan, andai Perseru Badak Lampung FC gagal meraih kemenangan atas Persija Jakarta, Minggu (7/12/2019) esok maka Persebaya bakal resmi dinyatakan bertahan di Liga 1 2020. 

Praktis, target manajemen Persebaya yang dibebankan kepada Aji Santoso sudah tercapai. Saat menunjuk Aji pada pekan ke-26 Liga 1 lalu, manajemen hanya menginginkan pelatih asal Malang itu membawa Bajol Ijo lolos dari zona degradasi. 

Kini optimisme baru bahkan mulai tumbuh. Persebaya tidak hanya mampu lepas dari ancaman degradasi tetapi juga mulai memberikan ancaman kepada tim-tim lain di papan tengah dan papan atas.

Berada di posisi ke-9, jarak Persebaya menipis menjadi 7 poin dengan Borneo FC yang berada di posisi kedua. Green Force juga hanya terpaut 2 poin dari tim peringkat kelima Bhayangkara FC. Artinya, Persebaya masih punya peluang untuk finish lebih baik dari musim lalu. Lima besar bukan hal yang mustahil diraih.

Optimisme Persebaya menuju papan atas itu diungkapkan Kukuh Ismoyo, Bonek dan juga pengamat Persebaya. Keberhasilan meraih 3 kali kemenangan dan 2 kali hasil imbang dalam 5 laga terakhir seharusnya bisa dilanjutkan di 4 laga sisa.

“Tujuan coach Aji saya kira sudah tercapai, Persebaya lolos dari jurang degradasi. Ekspektasi Bonek juga sudah mampu dipenuhi, maksudnya walaupun masih maido sudah ngga nemen-nemen, karena sudah dapat satu slot Liga 1 musim berikutnya,” kata Kukuh.

“Tapi, kalau lihat gap antara Persebaya dengan peringkat 3 yang tidak terlalu jauh dan Aji juga belum pernah kalah. Jadi, di gas saja sampai pertandingan terakhir. Siapa tahu pencapaiannya bisa di 5 besar,” tambahnya.

Dhion Prasetya, penulis buku “Persebaya and Them” serta kolumnis aktif rubrik Opta Rawon di EJ juga hampir senada. Suporter Persebaya jelas ingin melihat tim kesayangannya bisa selesai di papan atas Liga 1 2019.

“Jelas pengen Persebaya di papan atas, masa di bawah saja. Kami ingin Persebaya menang terus, ingin di papan atas dan itu sangat realistis,” kata Dhion.

Persebaya karena itu harus memaksimalkan 4 laga sisa melawan Bhayangakara FC, Arema FC, Persija Jakarta dan Badak Lampung FC. Dhion percaya dan juga menantikan berbagai terobosan Aji. 

“Lawan Madura United kita sudah bermain apik. Sekarang kami menantikan pola-pola kejutan lain dari coach Aji,” kata Dhion. “Dengan pemain yang mulai komplet, komposisi pemain bentukan Aji sudah mulai terlihat. Semoga, sampai akhir Persebaya bisa maksimal,” tambahnya. 

Optimisme itu semakin tinggi karena Aji mampu memperagakan karakter khas Persebaya. Permainan umpan-umpan pendek cepat sudah mulai terlihat. Meski tak sempurna dan belum konsisten, Persebaya dianggap mampu tampil lebih atraktif dan menghibur.

“Organisasi permainan dari kaki ke kaki Aji Santoso sudah bisa dinikmati. Artinya, ada perkembangan signifikan dari permainan sebelum-sebelumnya,” kata Rojil Bayu Aji, Bonek sekaligus pengamat Persebaya. 

Selain itu Aji Santoso juga dianggap mampu membangkitkan mental bertanding Ruben Sanadi cs. Perubahan drastis dari 6 laga tanpa kemenangan ketika ditangani Wolfgang Pikal menjadi 5 laga tanpa kalah sudah bisa menjadi bukti.

“Kalau kita lihat dalam 5 laga Aji memang tidak pernah kalah dan membawa perubahan signifikan. Aji bisa membangkitkan kepercayaan diri pemain. Mungkin karena Aji juga legenda yang diidolakan para pemain Persebaya saat ini,” kata Dosen salah satu universitas negeri di Surabaya itu.

Grafis: Iwan Iwe/EJ

Meski Tak Kalah, Persebaya Ala Aji Belum Sempurna Menampilkan Karakter

Aji Santoso memang berhasil membawa Persebaya, untuk sementara, tak terkalahkan di 5 laga beruntun. Kans untuk selesai di posisi papan atas juga cukup terbuka. Tapi, tak semua laga yang dilalui Aji mampu memuaskan Bonek. 

Saat melawan Semen Padang (28/11/2019) di Stadion Batakan, Balikpapan misalnya, para pemain Persebaya dianggap tampil dibawah performa terbaik. David da Silva sebagai ujung tombak kerap kali membuang peluang. Green Force pun harus puas meraih hasil imbang 1-1.

“Itu bukan karakter Persebaya sama sekali. Malah kalau saya bilang itu mirip seperti ketika dipegang Wolfgang Pikal. Mengandalkan umpan panjang, tidak ada umpan satu dua, tidak mengandalkan winger, persis seperti coach Pikal,” kata Kukuh Ismoyo.

Ya, saat itu satu-satunya gol Persebaya tercipta lewat skema serangan langsung. Alwi Slamat memberi umpan panjang ke kotak penalti yang mampu dimaksimalkan dengan baik oleh Diogo Campos. Tak ada kombinasi satu dua yang berbuah gol ke gawang Semen Padang.

Artinya, penampilan Persebaya di era Aji memang belum sepenuhnya konsisten. Banyak hal bisa jadi sebab. Diantaranya kendala beberapa pemain absen karena cedera, akumulasi kartu dan yang paling signifikan, pemanggilan pemain ke timnas.

“Kalau saya bilang coach Aji masih labil karena masih masa peralihan. Mungkin karena ada banyak pemain yang dipanggil timnas atau akumulasi dan cedera jadi menurut saya belum ketemu polanya,” kata Kukuh.

Penampilan Persebaya dengan karakter ngeyel khas Suroboyoan lebih tampak di laga terakhir melawan Madura United (2/12/2019). Tertinggal 1-2 lebih dulu, Rendi Irwan cs mampu membalikkan keadaan menjadi 3-2 di 10 menit akhir pertandingan.

Sebelum kemenangan dramatis tersebut, Persebaya musim ini jarang sekali membalikkan keadaan. Ketika tertinggal lebih dulu, Green Force lebih sering mengakhiri laga dengan hasil imbang atau kalah.

Menurut catatan penulis, dari 14 kali keadaan tertinggal (data sebelum lawan Madura United,red), Persebaya hanya sekali mampu melakukan comeback. Itu terjadi saat Persebaya meraih kemenangan tipis 3-2 lawan Persela Lamongan di Stadion Gelora Bung Tomo (1/7/2019). 

Sedangkan 13 laga lainnya harus berakhir dengan 6 hasil imbang dan 7 kali kekalahan.

“Kalau bilang lawan Madura United sudah sesuai karakter saya bilang iya. Tapi secara keseluruhan masih belum,” ucap Kukuh.

Foto: Rizka Perdana Putra/EJ

Atasi Problem Lini Belakang

Beberapa pe-er kini harus diselesaikan Aji. Paling mencolok adalah mengatasi masalah di lini belakang. Meski punya dua bek tengah bertaraf nasional yaitu Hansamu Yama dan Otavio Dutra itu tidak menjamin pertahanan Persebaya bakal kokoh. 

Sampai pekan ke-30 Persebaya sudah kebobolan sebanyak 40 kali. Kehadiran Aji sejak pekan ke-26 lalu juga belum mampu membawa efek instan perbaikan di lini belakang. Dari 5 laga terakhir ditangan Aji, Persebaya sudah kebobolan 7 gol.

“Persebaya memang tim yang unik, punya dua bek standar nasional tapi jumlah kebobolan tidak begitu baik. Mungkin di awal musim problemnya terlihat di kiper, tapi melihat 10 pertandingan terakhir saya rasa kiper Persebaya sudah mengalami perkembangan,” kata Kukuh Ismoyo.

“Jadi memang ada lubang di lini pertahanan Persebaya. Terlepas dari buruknya penampilan bek Persebaya, mungkin juga karena rotasi pemain sebagai akibat dari cedera atau pemanggilan pemain ke timnas,” tambahnya.

Beberapa opsi di lini pertahanan memang sudah dicoba sejak awal musim. Selain Hansamu dan Dutra, Persebaya masih punya Mokhammad Syaifuddin, Andri Muliadi atau Rachmat Irianto. Syaifuddin dan Andri seringkali diturunkan ketika Hansamu atau Dutra mendapat panggilan timnas.

Sering bongkar pasang bek tengah tampaknya tak berpengaruh baik pada Persebaya. Green Force kini menjadi tim peringkat 7 daftar kebobolan terbanyak.

Tapi, jika beberapa kekurangan itu mampu diminimalisir dalam waktu yang singat, bukan tidak mungkin Persebaya bisa selesai di posisi papan atas. Minimal, Persebaya bisa mendapat hasil lebih baik dari musim lalu di posisi 5 klasemen akhir Liga 1.

“Kalau kita bicara 2 besar untuk AFC (runner-up Liga 1 mendapat satu slot play-off Piala AFC,red) itu terlalu muluk karena tergantung hasil tim lain juga. Tapi, kalau Persebaya menunjukkan permainan dan mental seperti lawan Madura United saya yakin 5 besar bukan hal yang mustahil. Lima besar itu sudah diluar ekspektasi Bonek,” kata Kukuh. (riz)

The post Harapan Bonek ke Persebaya, Lima Besar Paling Realistis, Tapi…. appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
29167
Mengejar Happy Ending, Mau Peringkat Berapa, Persebaya? https://emosijiwaku.com/2019/12/07/mengejar-happy-ending-mau-peringkat-berapa-persebaya/ Sat, 07 Dec 2019 09:09:07 +0000 https://emosijiwaku.com/?p=29151 Secara matematis Persebaya Surabaya masih memiliki peluang untuk finish di posisi papan atas Liga 1, atau bahkan menuju zona play-off AFC. Tapi, apa target paling realistis yang bisa diraih?

The post Mengejar Happy Ending, Mau Peringkat Berapa, Persebaya? appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
EJ – Secara matematis Persebaya Surabaya masih memiliki peluang untuk finish di posisi papan atas Liga 1, atau bahkan menuju zona play-off AFC. Tapi, apa target paling realistis yang bisa diraih?

“Kalau ada bintang mungkin kami tidak perlu menarget bintangnya tapi sedekat mungkin dengan bintang, sehingga kalau ada kesempatan, ada peluang, kami berada di posisi untuk bisa meraihnya.”

Begitulah yang diucapkan Presiden Persebaya, Azrul Ananda seusai pertemuan stakeholder tepat satu tahun yang lalu. Finish di posisi 5 klasemen akhir Liga 1 2018 menumbuhkan optimisme Azrul melihat Persebaya yang lebih baik di tahun 2019.

Tapi, alih-alih mengejar bintang, Persebaya malah sempat terancam degradasi musim ini. 

Pergantian pelatih dari Djadjang Nurdjaman menuju Alfred Riedl -dan kemudian akhirnya Wolfgang Pikal- malah semakin memperburuk kondisi. Persebaya era Pikal mencatatkan hasil 6 laga tanpa kemenangan, capaian yang lebih buruk jika dibandingkan dengan era Djadjang ataupun Angel Alfredo Vera.

Rentetan hasil negatif, ditambah dengan permainan menjemukan tanpa pola dari Pikal membuat suporter frustrasi. Puncaknya, aksi Bonek turun lapangan dilakukan seusai laga melawan PSS Sleman di Stadion Gelora Bung Tomo (28/10/2019).

Seusai malam tak terlupakan itu, keesokan harinya, Pikal resmi mengundurkan diri.

pergerakan peringkat persebaya
Grafis: Iwan Iwe/EJ

Manajemen pun langsung bergerak cepat. Aji Santoso yang sebetulnya menjadi opsi utama pengganti Djadjang, kembali dikontak. Beruntung, di pinangan kali kedua, Aji sudah tidak terikat dengan tim manapun. Kapten Persebaya ketika juara Liga Indonesia 1996/1997 itu seakan ditakdirkan untuk kembali ke “rumah”.

Manajemen Persebaya kemudian mengubah target tim. Green Force tak lagi berambisi mengejar bintang seperti yang dicanangkan Azrul di awal musim, tapi cukup sekadar lolos dari zona degradasi.

“Pertama jelas menyelamatkan Persebaya dari degradasi. Karena secara matematis kami terus turun dengan hasil buruk di enam pertandingan terakhir,” kata manajer Persebaya, Candra Wahyudi seusai penunjukan Aji sebagai pelatih.

“Kedua, harus ada upaya lebih keras lagi untuk membangkitkan mental pemain, karena situasi tim tidak bagus di sisa pertandingan ini. Siapa tahu nanti hasilnya lebih baik dari sekarang,” tambahnya.

Saat kedatangan Aji, posisi Persebaya memang lebih dekat dengan tim zona degradasi daripada tim posisi 2. Menyisakan 9 laga, Persebaya hanya unggul 8 poin dari Kalteng Putra yang berada di batas zona degradasi dan tertinggal 13 poin dari tim posisi 2, Madura United. 

Bagaimana selisih dengan dengan pemuncak klasemen? Jelas, peluang Persebaya meraih gelar juara hampir pasti tertutup. Bajol Ijo tertinggal hingga 23 poin di pekan ke-25 Liga 1. 

Lupakan target “mengejar bintang”, Persebaya bersama Aji lantas fokus sepenuhnya untuk menyelamatkan tim dari degradasi.

Di luar ekspektasi, pelatih asal Kepanjen, Malang itu mampu mengantarkan Persebaya tak terkalahkan dalam 5 laga. Meski masih ada kekurangan di berbagai sisi, mental para pemain Persebaya dianggap menunjukkan peningkatan berarti. 

“Alhamdulillah, pemain sudah menemukan kepercayaan diri yang sempat hilang. Sekarang kami cukup positif, mudah-mudahan di sisa pertandingan ini kami bisa maksimal,” kata Aji merespon hasil 3 kali kemenangan dan 2 kali imbang yang diraihnya bersama Persebaya.

Hasil positif sejak kedatangan Aji akhirnya menumbuhkan optimisme baru. Didukung dengan performa beberapa tim papan atas yang angin-anginan, peluang Persebaya untuk selesai di papan atas terbuka lebar. 

Persebaya kini hanya terpaut 2 poin dari Bhayangkara FC yang berada di posisi ke-5, tertinggal 5 poin dengan Persipura Jayapura di peringkat 3, serta minus 7 poin dari Borneo FC yang berada di posisi runner-up.

Menyisakan 4 laga, ada 12 poin yang bisa dimaksimalkan oleh Persebaya. Secara hitung-hitungan, peluang Ruben Sanadi untuk lolos play-off AFC Cup (peringkat 2 Liga 1) masih cukup terbuka.

“Manajemen ingin kami berusaha semaksimal mungkin. Kalau memang kami bisa nomor 2 nomor 3 kenapa tidak,” kata Aji kepada EJ, Kamis (5/12/2019).

“Tetapi manajemen juga menyampaikan bahwa kami sudah aman di Liga 1. Itu merupakan satu poin yang penting, karena kemarin semua pengurus sempat was-was kalau Persebaya hanya numpang lewat saja di Liga 1,” tambahnya.

Ya, Aji tampaknya tetap berusaha realistis. Meski Persebaya masih berpeluang finish di posisi 2, tapi itu bukan hal yang paling penting. Mantan pelatih Persela Lamongan dan PSIM Magelang itu hanya ingin fokus menghadapi satu persatu sisa laga di Liga 1.

“Kami dengan nomor 2 masih selisih angka, kami juga tergantung dengan hasil pesaing di sisa laga mereka. Jadi saya tidak memperdulikan itu (peluang lolos play-off AFC), yang penting bagaimana 4 pertandingan sisa ini kami bisa happy ending,” ucap Aji. 

Bahkan, Aji membuka opsi “eksperimen” di 4 laga terakhir untuk melihat seluruh potensi pemain Persebaya. Pelatih berkacamata itu ingin menilai secara lebih dekat kualitas beberapa pemain untuk persiapan menghadapi kompetisi Liga 1 2020.

“Dengan 42 poin yang dimiliki kami sudah aman (di Liga 1) musim depan. Tetapi kami tetap berusaha maksimal. Walaupun memang ada pemikiran dari saya untuk memberi kesempatan kepada semua pemain. Harapannya agar musim depan lebih siap,” harap Aji. (riz)

The post Mengejar Happy Ending, Mau Peringkat Berapa, Persebaya? appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
29151