SIVB Archives | Emosi Jiwaku https://emosijiwaku.com/tag/sivb/ Portal informasi terpercaya dan terkini tentang Persebaya dan Bonek Fri, 04 Sep 2020 09:42:59 +0000 en-US hourly 1 145948436 Cara Melihat Data Lengkap Persebaya Sejak Kompetisi Musim 1930 https://emosijiwaku.com/2020/06/13/cara-melihat-data-lengkap-persebaya-sejak-kompetisi-musim-1930/ Sat, 13 Jun 2020 07:44:12 +0000 https://emosijiwaku.com/?p=32939 Sejak berdiri pada tahun 1927 lalu, Persebaya telah menjalani kompetisi yang sangat panjang. Namun tidak banyak sumber acuan yang mendokumentasikan perjalanan Persebaya pada zaman dahulu. Baru-baru ini saya menemukan salah satu situs bermanfaat bagi para pecinta sepak bola yang menyajikan data dan rekap hasil pertandingan sejak era lama.

The post Cara Melihat Data Lengkap Persebaya Sejak Kompetisi Musim 1930 appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
Sejak berdiri pada tahun 1927 lalu, Persebaya telah menjalani kompetisi yang sangat panjang. Namun tidak banyak sumber acuan yang mendokumentasikan perjalanan Persebaya pada zaman dahulu. Baru-baru ini saya menemukan salah satu situs bermanfaat bagi para pecinta sepak bola yang menyajikan data dan rekap hasil pertandingan sejak era lama.

Data berharga tersebut dimuat dalam website The Rec. Sport Soccer Statistics Foundation (RSSSF) yang dibuat pada Januari 1994 lalu. Situs ini fokus pada koleksi statistik tentang sepak bola dan memiliki kontributor terpercaya melalui sumber literasi. Dalam website RSSSF data kompetisi Indonesia yang tersedia paling lama sebenarnya era kompetisi 1904-1905, dimana saat itu masih era kolonial. Data yang tersedia musim 1904-1905 adalah kompetisi liga yang digelar di Batavia. Sedangkan data yang terbaru adalah kompetisi saat ini, Liga 1 2020.

Kita bisa menemukan data Persebaya tentang rekap hasil pertandingan dan klasemen pada tiap tahun kompetisinya. Kita bisa mulai melacak data Persebaya tersebut mulai 1930, tiga tahun setelah Bajul Ijo berdiri dengan nama S.I.V.B. (nama lama Persebaya). Berikut tata cara menggunakan situs ini berdasarkan pengalaman saya.

Halaman Kompetisi PSSI 1930-1950

Ini adalah halaman yang salah satunya memuat data tentang kompetisi PSSI pada musim 1923 sampai 1950. Dimana pada 1923 saat itu belum ada Persebaya, masih diwakili oleh nama kota yakni Surabaya.

Gambar 1. Rekap Kompetisi PSSI 1923-1950

Gambar diatas adalah rekap juara pada kompetisi PSSI 1923 – 1950. Untuk melihat data lebih detail, kita bisa klik hyperlink yang ada pada tahun. Dalam halaman utama ini tidak hanya memuat hasil kompetisi PSSI saja, tetapi juga ada sejarah singkat tentang sepak bola Surabaya era kolonial. Halaman ini bisa diakses melalui URL berikut: Rekap PSSI 1923-1950 (RSSSF).

Halaman Utama Perserikatan

Pada halaman ini, tersedia rekap utama hasil kompetisi selama era Perserikatan. Misalnya kita ingin melihat detail Persebaya (saat itu Persibaya) yang berhasil menjuarai kompetisi musim 1951 dan 1952. Untuk mendapatkan lebih detail tentang penjabaran hasil kompetisi, kita bisa klik hyperlink pada tahun. Misalnya kita ingin melihat perjalanan Persebaya pada musim 1951, maka kita klik tahun 1951. Kita akan diarahkan untuk melihat data lengkap kompetisi tahun 1951.

Untuk mengakses halaman Perserikatan, silahkan mengunjungi URL berikut: Perserikatan (RSSSF)

Gambar 2. List juara era Perserikatan

Lebih lanjut, bila terdapat tulisan NB: See the file Indonesia 19xx for additional details, maka kita beruntung karena musim tersebut ada penjabaran lebih detail lagi. Klik hyperlink yang ada pada Indonesia 19xx (xx adalah angka yang kita pilih).

Gambar 3. Link yang tersedia pada kompetisi musim 1951.

Jika menemukan link tersebut, kita bisa klik untuk melihat data statistik yang lebih detail.

Gambar 4. Detail perjalanan Persebaya pada musim 1951.

Seberapa lengkap data detailnya pada 1951 diatas? Menurut saya sangat lengkap. Dimulai dari hasil pertandingan, klasemen, bahkan sampai susunan pemain. Ini benar-benar luar biasa!

Era Galatama, Liga Indonesia, ISL, Sampai Sekarang

Setelah era Perserikatan, data lengkap yang tersedia juga mencakup kompetisi baru seperti Galatama, Liga Indonesia, Indonesia Super League, sampai Liga 1 saat ini.

Gambar 5. Data kompetisi yang tersedia mulai era Galatama dan Liga Indonesia sampai Liga 1.

Untuk musim sejak Galatama dan Liga Indonesia ini, bisa diakses di: Galatama & Liga Indonesia – Sekarang (RSSSF)

Cara penggunaan akses masih sama dengan sebelumnya, yakni klik hyperlink yang ada pada tahun, lalu kita akan diarahkan ke halaman khusus musim tersebut dengan data yang lebih mendetail pula. Ambil contoh, saya akan klik tahun 2004 dimana saat itu Persebaya menjadi juara Liga Indonesia.

Gambar 6. Halaman khusus tentang Liga Indonesia 2004

Pada halaman ini, tersedia info lengkap seputar data dan hasil Liga Indonesia 2004. Bahkan bukan hanya Divisi Utama saja, melainkan sampai Divisi Empat!

Halaman Kunci

Njelimet yo rek? Gampangnya kita harus paham konsep hyperlink. Jadi halaman tersebut berbasis teks, dan kita bisa berpindah halaman dengan meng-klik hyperlink yang tersedia (biasanya teks yang mengandung hyperlink akan berwarna biru). Agar lebih mudah lagi, saya sertakan halaman utama yang bisa dijelajahi lebih lanjut oleh dulur-dulur sekalian.

Era Kompetisi PSSI (1923 – 1950)
Perserikatan (1951 – 1994)
Era Galatama dan Liga Indonesia (1994 – 2020)

Itulah yang bisa saya bagi. Situs ini benar-benar memuat data yang berharga bagi sejarah sepak bola Indonesia dan layak menjadi acuan bagi penggemar sepak bola tentang perjalanan Liga Indonesia.

Oh ya, bagi dulur-dulur yang ingin melihat tulisan saya lainnya tentang Cara Mengakses Website Pertama Persebaya, bisa dibaca di sini. Matur Suwun.

Semoga bermanfaat.

Salam Satu Nyali, WANI!

The post Cara Melihat Data Lengkap Persebaya Sejak Kompetisi Musim 1930 appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
32939
Rayakan Ultah Ke-4, SIVB Clothes Gelar #STAY4LIVE dan Kolaborasi dengan Blingsatan https://emosijiwaku.com/2020/02/05/rayakan-ultah-ke-4-sivb-clothes-gelar-stay4live-dan-kolaborasi-dengan-blingsatan/ Tue, 04 Feb 2020 17:58:54 +0000 https://emosijiwaku.com/?p=30709 SIVB Clothes menggelar acara #STAY4LIVE pada 1 Februari 2020 lalu. Gelaran ini merupakan bentuk perayaan ulang tahun SIVB Clothes yang keempat. Dalam perayaan tersebut disuguhkan beragam sajian. Mulai dari musik sampai pameran jersey.

The post Rayakan Ultah Ke-4, SIVB Clothes Gelar #STAY4LIVE dan Kolaborasi dengan Blingsatan appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
EJ – SIVB Clothes menggelar acara #STAY4LIVE pada 1 Februari 2020 lalu. Gelaran ini merupakan bentuk perayaan ulang tahun SIVB Clothes yang keempat. Dalam perayaan tersebut disuguhkan beragam sajian. Mulai dari musik sampai pameran jersey.

Acara yang digelar di M Radio Ngagel, Surabaya ini menghadirkan band Hue Angel, WolfxFeet, Stand for Pride, dan Blingsatan.

Untuk pameran jersey, SIVB menggandeng Surabaya Jersey Community (SJC). Dalam pameran tersebut berjajar koleksi mulai dari era Perserikatan sampai era Liga Indonesia. Selain juga ada booth kaos SIVB Clothes plus sablon di tempat.

Foto: SIVB Clothes

Owner SIVB Clothes, Firman, menjelaskan makna dari acara #STAY4LIVE yang bermakna di tahun keempat ini SIVB akan terus konsisten di industri fashion. Dan di tahun keempat ini, ia juga berharap SIVB bisa melebarkan sayap.

Firman juga menegaskan meski produk lokal, kualitas tetap menjadi perhatian. Kemudian dibarengi dengan desain terbaik.

“Makna dari Stay A Live tetap hidup, berarti tetap konsisten dan terus berkembang di industri fashion. Misi ke depannya terus menyajikan produk-produk terbaik dan menjadikan produk lokal surabaya bisa bersaing di luar,” kata Firman kepada EJ.

Foto: SIVB Clothes

Ia pun berharap industri kreatif di Surabaya terus berkembang. Dan sesama pelaku dunia kreatif saling menyokong.

SIVB juga meluncurkan produk teranyar mereka di tahun 2020 ini. Produk kaos ini hasil kolaborasi dengan salah satu band lokal yang juga mengisi acara #STAY4LIVE, Blingsatan. (msr)

Foto: SIVB Clothes
Foto: SIVB Clothes

The post Rayakan Ultah Ke-4, SIVB Clothes Gelar #STAY4LIVE dan Kolaborasi dengan Blingsatan appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
30709
Photo Contest SIVB X SUROBOYOGRAPH: Melihat Keindahan Soerabajasche Indische Voetbal Bond di Jalan Tunjungan https://emosijiwaku.com/2019/11/21/photo-contest-sivb-x-suroboyograph-melihat-keindahan-soerabajasche-indische-voetbal-bond-di-jalan-tunjungan/ Thu, 21 Nov 2019 05:01:17 +0000 https://emosijiwaku.com/?p=28649 Pada era sepak bola modern sebuah industri sepak bola menjadi daya tarik semua kalangan baik yang mencintai sepak bola maupun tidak. Mulai dari membuka lapangan kerja yang berkecimpung di tim sepak bola maupun menjadi penjual merchandise tim dan masih banyak lagi dampak dari sepak bola industri.

The post Photo Contest SIVB X SUROBOYOGRAPH: Melihat Keindahan Soerabajasche Indische Voetbal Bond di Jalan Tunjungan appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
EJ – Pada era sepak bola modern sebuah industri sepak bola menjadi daya tarik semua kalangan baik yang mencintai sepak bola maupun tidak. Mulai dari membuka lapangan kerja yang berkecimpung di tim sepak bola maupun menjadi penjual merchandise tim dan masih banyak lagi dampak dari sepak bola industri.

Ya meskipun, sepak bola industri terkadang masih menjadi perdebatan di kalangan suporter yang menganggap bahwa image suporter digiring menjadi customer. Namun, terlepas dari polemik tersebut sepak bola memberikan passion yang luar biasa kepada para pecintanya.

Tak terkecuali dengan merek pakaian di kalangan suporter Persebaya yang satu ini. SIVB merupakan merk pakaian asal kota Surabaya. Yang mengusung konsep sepak bola modern. Awal tahun 2016, style casual Hooligans & Ultras sudah menular ke suporter yang ada di Indonesia. Demi memenuhi gaya penampilan suporter dalam mendukung tim kesayangannya khususnya Persebaya maka pada 2016 brand SIVB berdiri. Nama SIVB sendiri diambil dari nama Persebaya di tahun 1927.

Tak hanya menjual merchandise unofficial Persebaya. SIVB juga mewadai komunitas fotografi termasuk berkolaborasi dengan salah satu komunitas fotografi yang ada di Surabaya yaitu SUROBOYO GRAPH. Dan event terdekat di mana SIVB X SUROBOYOGRAPH akan mengadakan Photo Contest. Event yang bertemakan “Sunday Bright #1” nantinya akan ada hingga edisi keempat.

Di edisi yang pertama akan dilangsungkan pada 1 Desember 2019 bertempat di Jalan Tunjungan Surabaya pada pukul 07.00-10.00 WIB. SIVB dan SUROBOYOGRAPH mendatangkan tiga talent yakni Intan Dea (Mojokerto), Pace (Makassar), dan Julia Finta (Rusia). Panitia menargetkan 100 fotografer profesional bergabung di event tersebut.

Menarik ditunggu hasil dari para seniman foto yang akan mengangkat keindahan Soerabajasche Indische Voetbal Bond dengan background jalan tunjungan dengan sejarah perjuangannya. (osc)

The post Photo Contest SIVB X SUROBOYOGRAPH: Melihat Keindahan Soerabajasche Indische Voetbal Bond di Jalan Tunjungan appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
28649
Persebaya Tidak Lahir 18 Juni 1927 https://emosijiwaku.com/2016/06/27/persebaya-tidak-lahir-18-juni-1927/ https://emosijiwaku.com/2016/06/27/persebaya-tidak-lahir-18-juni-1927/#respond Mon, 27 Jun 2016 01:00:06 +0000 http://emosijiwaku.com/?p=2051 Tulisan ini ada setelah penulis membaca riset dari Tim Bajulijo.net berjudul SIVB Untold Stories.

The post Persebaya Tidak Lahir 18 Juni 1927 appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
Dari judulnya, tulisan ini mungkin terlihat kontroversial. Namun penulis tidak sedang membuat gaduh ataupun ngotot jika pendapat yang ada di tulisan ini pasti benar. Tulisan ini ada setelah penulis membaca riset dari Tim Bajulijo.net berjudul SIVB Untold Stories yang juga dimuat di emosijiwaku.com. Tulisan lima seri tersebut mengungkapkan fakta-fakta yang sebagian bertentangan dengan pendapat kebanyakan pecinta Persebaya.

Dalam riset itu diketahui jika Persebaya bukan SIVB (Soerabaiashe Indische Voetbal Bond) melainkan SVB (Soerabaiashe Voetbal Bond). Artinya Persebaya tidak lahir 18 Juni 1927 melainkan berdiri pada 1910-an, tahun lahir SVB. Sayang riset belum bisa menunjukkan kapan tepatnya SVB lahir.

Awalnya, penulis tidak begitu yakin. Namun setelah membaca lima seri tulisan itu, penulis sangat yakin jika Persebaya adalah SVB. Mari kita telusuri fakta-fakta yang diungkap dalam riset itu.

1. Orang-orang Belanda di Surabaya sepakat mendirikan SVB pada tahun 1910-an.

2. Indonesiche Studieclub (IS), organisasi yang beranggotakan petinggi-petinggi SIVB, pada saat krisis ekonomi 1920-an sangat aktif melakukan kegiatan sosial ekonomi yang meringankan penderitaan rakyat Indonesia. Organisasi ini pada prakteknya mendapat dukungan dari pemerintah Hindia Belanda karena sifat organisasinya yang moderat/cooperatie.

3. M Pamoedji, salah satu pendiri SIVB, tercatat sebagai anggota IS.

4. SIVB lahir pada 18 Juni 1927. SIVB dibentuk tidak untuk melawan hegemoni SVB atau melawan penjajah, melainkan untuk menyediakan akses bagi bond-bond anggota SIVB terhadap sepak bola.

5. Pertandingan uji coba antara SIVB dan SVB maupun anggotanya berkali-kali digelar. Perbedaan status sosial kedua bond tidak menghalangi mereka untuk bertanding.

6. Tujuh klub, termasuk SIVB, sepakat mendirikan PSSI. Setelah PSSI berdiri, sebagian besar anggotanya menyarankan PSSI menolak kerjasama dengan NIVB, organisasi sepak bola bentukan pemerintah Hindia Belanda. SIVB termasuk yang menentang saran itu dan menganjurkan tetap bekerjasama dengan NIVB.

7. SIVB dan SVB tetap bertanding dalam pertandingan uji coba meski PSSI menolak bekerjasama dengan NIVB.

8. Pada Kongres PSSI 1938, Ketua PSSI Ir. Soeratin menyarankan anggotanya mengubah nama klub dengan nama melayu. SIVB kemudian berubah nama menjadi Persibaja atau Persatuan Sepakraga Indonesia Soerabaja.

9. Invasi Jepang pada Februari 1942 menyebabkan kompetisi di bawah PSSI, NIVU (NIVB), hingga HNVB menjadi vakum. SIVB dan SVB pun merasakan dampaknya dan kemudian vakum.

10. Setelah Indonesia merdeka pada 1945, Persibaja/SIVB bertransformasi menjadi PORIS. Meski begitu organisasi induknya yaitu PSSI masih belum aktif.

11. Pasca proklamasi, Belanda melancarkan agresi ke Indonesia. Pada 1947, kompetisi di bawah NIVU dihidupkan kembali. SVB pun mengikuti kembali kompetisi bentukan NIVU. NIVU berubah nama menjadi VUVSI/ISNIS.

12. Sejak 1947-1950, tercatat empat turnamen nasional digelar VUVSI/ISNIS. SVB menjadi juara pada 1949.

13. 1950, drama perebutan kekuasaan berakhir dengan Indonesia sebagai pemenang. Kondisi ini mengharuskan klub-klub di bawah VUVSI/ISNIS untuk bergabung ke dalam PSSI atau membubarkan diri.

14. April 1950, SVB berubah nama menjadi PSS (Persatuan Sepakraga Soerabaja) dan kemudian berganti lagi menjadi Persibaja.

15. PSS berani mengklaim sebagai Persibaja karena PORIS (Nama baru pengganti Persibaja pasca proklamasi) belum ada kegiatan karena PSSI masih belum aktif.

16. Agar tetap berkegiatan, PORIS bergabung dalam kompetisi internal yang diadakan PSS/SVB.

17. Tidak ada merger di antara kedua bond (SVB dan SIVB) karena SIVB memutuskan menjadi peserta kompetisi internal SVB.

18. Pada 15 September 1952, Persibaja (PSS/SVB), mengadakan rapat anggota yang menetapkan SIVB sebagai cikal bakal Persibaja dalam AD/ART. Fakta itu bertolak belakan dengan fakta bahwa SVB yang menjadi cikal bakal klub. Jersey yang dipilih adalah hijau-putih yang identik dengan jersey SIVB, bukan putih-putih warna jersey SVB.

19. Sejak pengesahan AD/ART itulah, identitas SVB sebagai bagian dari sejarah Persibaja berangsur-angsur hilang.

20. Tahun 1969, Persibaja berubah nama menjadi Persebaja dan kemudian berubah lagi menjadi Persebaya sesuai ejaan sekarang.

Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dalam grafis berikut ini.

grafis-SIVB

Dari fakta-fakta di atas, pemilihan SIVB sebagai klub cikal bakal Persebaya sesungguhnya adalah pilihan politis. Pemilihan itu didasari fakta jika SIVB adalah pendiri PSSI yang notabene menentang atau tidak mau bekerjasama dengan pemerintah Hindia Belanda.

Indonesia adalah pemenang dari perebutan kekuasaan dengan Belanda. Ada ungkapan bahwa sejarah ditentukan sang pemenang. Para anggota Persibaja saat menetapkan AD/ART tentu lebih condong memilih SIVB ketimbang SVB. Alasannya karena SIVB adalah klub bentukan orang-orang pribumi, sementara SVB jelas-jelas bikinan penjajah.

Sejarah adalah kumpulan fakta-fakta yang terjadi

Bung Karno pernah berkata: “Jas Merah, Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah.” Jika kita mau menuruti perkataan bapak proklamator kita, tentu kita harus berani mengkoreksi sejarah yang salah. Kita harus mendudukkan sejarah dengan benar. Sejarah seharusnya dianggap sebagai fakta. Sejarah bukan sesuatu yang sifatnya politis.

Di negara-negara yang sudah maju, kesalahan sejarah yang ditemukan ditindaklanjuti dengan keberanian mengoreksi sejarah yang terlanjur beredar. Sayangnya fakta-fakta sejarah di Indonesia sering dimaknai secara politis. Sesuatu yang dianggap melenceng dari kepercayaan bangsa ini meski benar dianggap salah.

Orde Baru adalah orde di mana sejarah seringkali dibelokkan sesuai dengan kemauan penguasa. Seperti halnya sejarah kelam 1965 yang dibelokkan. Fakta-fakta yang bertentangan dengan apa yang diinginkan penguasa dianggap tidak benar. Sampai saat ini, pemerintah hanya menuruti narasi yang dibuat penguasa Orde Baru yang celakanya diamini sebagian besar rakyat Indonesia. Padahal pengungkapan sejarah secara jujur dengan menyajikan fakta-fakta yang ada akan membuat generasi sekarang bisa belajar sejarah dengan baik dan benar.

Foto ikonik pengibar bendera di Iwo Jima.
Foto ikonik pengibar bendera di Iwo Jima.

Baru-baru ini saya membaca tentang kesalahan nama pengibar bendera Amerika di Pulau Iwo Jima saat Perang Dunia ke-2. Peristiwa pengibaran bendera itu diabadikan dalam sebuah foto ikonik karya Joe Rosenthal, fotografer AP. Selama ini, semua orang percaya jika John H. Bradley adalah salah satu dari enam tentara marinir yang mengibarkan bendera setelah Amerika merebut pulau itu dari tangan Jepang.

Sebuah panel yang terdiri dari orang-orang yang mengerti sejarah tentara marinir Amerika meneliti kebenaran sejarah itu. Ternyata, mereka menemukan fakta jika Bradley bukan salah satu pengibar bendera melainkan Harold Schultz. Pihak marinir awalnya tidak setuju fakta yang diungkap pada 2014 itu. Namun pada 23 Juni 2016, mereka mengakui fakta itu dan menyatakan Harold Schultz berada dalam foto ikonik tersebut.

Kembali kepada penemuan fakta Persebaya di atas. Riset Tim Bajulijo.net sangat penting bagi pengungkapan sejarah. Riset tersebut bisa dijadikan bahan diskusi bagi siapa saja yang mencintai Persebaya. Diskusi diharapkan bisa mendudukkan permasalahan dengan benar.

Setelah keluarnya riset dan tulisan ini, saya berharap ada lagi tulisan yang bisa memperkaya khasanah sejarah Persebaya. Tak harus mendukung, mungkin saja ada tulisan yang membantah riset dan tulisan ini. Tulisan yang nantinya keluar harus disertai fakta-fakta meyakinkan dan bukan sekedar asumsi sehingga bisa dipertanggungjawabkan.

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah pendahulunya. Tentu sejarah sebenarnya yang memang benar-benar terjadi dan bukan hasil politisasi. (*)

The post Persebaya Tidak Lahir 18 Juni 1927 appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
https://emosijiwaku.com/2016/06/27/persebaya-tidak-lahir-18-juni-1927/feed/ 0 2051
SIVB Untold Stories (5): Dari Persibaja Menuju Persebaja https://emosijiwaku.com/2016/06/22/sivb-untold-stories-5-dari-persibaja-menuju-persebaja/ https://emosijiwaku.com/2016/06/22/sivb-untold-stories-5-dari-persibaja-menuju-persebaja/#respond Wed, 22 Jun 2016 01:00:11 +0000 http://emosijiwaku.com/?p=1952 Lalu mengapa anggapan Persebaya adalah SIVB begitu mengakar di benak pecinta Persebaya hingga kini?

The post SIVB Untold Stories (5): Dari Persibaja Menuju Persebaja appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
Berdasarkan penulusuran yang telah kami (tim bajulijo.net) lakukan, saat ini kami mengambil kesimpulan bahwa anggapan bahwa SIVB adalah Persebaya merupakan anggapan yang kurang tepat. Sebetulnya SVB lah yang lebih pas disebut sebagai cikal bakal Persebaya. Mengapa demikian?

Faktanya SIVB lah (baca: PORIS/Persibaja) yang menggabungkan diri kedalam kompetisi yang dikelola SVB (baca: PSS) pada tahun 1947. Proses penggabungan 2 bond tersebut bukanlah penggabungan 2 bond (SIVB dan SVB termasuk masing-masing anggotanya) menjadi satu, melainkan salah satu bond (SIVB) yang “melebur kedalam” bond lainnya (SVB).

Lalu mengapa anggapan Persebaya adalah SIVB begitu mengakar di benak pecinta Persebaya hingga kini? Jawabannya adalah gambar dibawah ini:

Pengakuan SIVB sebagai cikal bakal Persebaya. - Dikutip dari (AD/ART Persibaja tahun 1952)
Pengakuan SIVB sebagai cikal bakal Persebaya. – Dikutip dari (AD/ART Persibaja tahun 1952)

Pada tanggal 15 September 1952 dalam rapat anggota, pengurus Persibaja menetapkan AD/ART yang mengatur segala urusan dapur organisasi, dari tujuan dan dasar organisasi, sistem kompetisi internal dan peraturan-peraturan terkait dll. Pada rapat tersebut peserta juga menyepakati identitas Persibaja itu sendiri.

Benar, rapat tersebut menyepakati SIVB sebagai cikal bakal yang diakui dalam sejarah organisasi melalui pengakuan tanggal lahir pada 18 Juni 1927, bukannya 1910 sebagai tahun kelahiran SVB meskipun sebenarnya bertolak belakang dengan fakta sejarah yang terjadi.

Pemilihan SIVB sebagai cikal bakal Persebaya bukan hanya pada penunjukan tanggal SIVB melainkan juga pada warna jersey hijau putih yang memang identik dengan warna SIVB.

Sayang hingga kini kami (tim bajulijo.net) belum menemukan literature (notulen rapat dan lain-lain) terkait pelaksanaan kongres Persibaja tahun 1952 yang dapat dijadikan acuan dalam pertimbangan-pertimbangan yang mendasari keputusan tersebut. 

Pengakuan SIVB sebagai cikal bakal Persebaya. - Dikutip dari (AD/ART Persibaja tahun 1952)
Pengakuan SIVB sebagai cikal bakal Persebaya. – Dikutip dari (AD/ART Persibaja tahun 1952)

Menjadi Persebaya

Sejak pengesahan AD/ART Persibaja, praktis identitas SVB sebagai bagian dalam sejarah Persibaja berangsur-angsur menghilang terkikis oleh waktu. Yang diingat adalah SIVB dan anggapan salah bahwa SIVB didirikan untuk melawan SVB. Anggapan tersebut besar kemungkinan disebabkan karena SIVB tergabung dalam PSSI yang memiliki pandangan non cooperatie dengan NIVB. Sehingga masyarakat meng-gebyah uyah terhadap pandangan non cooperatie PSSI yang otomatis menurun terhadap anggota-anggotanya, meskipun faktanya tidak demikian.

Namun sejak kapan Persibaja berubah menjadi Persebaja? Tahun 1960 dalam sebuah kongresnya Persibaja kembali melakukan perubahan nama.

Adalah Anwar Luthan, pengurus teras (mertua Alm. Rusdy Bahalwan), dengan tegas mengusulkan perubahan nama dari Persibaja menjadi Persebaja. Anwar beranggapan, tanpa embel-embel “Indonesia”, Persebaya sudah pasti klub sepakbola di Indonesia yang berdomisili di Surabaya.

Indonesia sudah merdeka sejak 1945, oleh karena itu penggunaan Indonesia dirasa kurang tepat jika masih digunakan hingga sekarang. Berbeda saat masa kolonial dimana terdapat dua bond (SVB dan SIVB) sehingga diperlukan identitas Indonesia untuk membedakan keduanya[1]. Selain itu penggunaan Indonesia pada PSSI dianggap sudah mewakili identitas bangsa Persibaja, mengingat Persibaja saat ini juga merupakan anggota PSSI.

Peserta pun sepakat dengan usulan Anwar Luthan, sejak saat itu embel-embel Indonesia dihilangkan dan secara resmi Persibaja berubah menjadi Persebaja. Seiring berjalannya waktu Persebaja berubah menjadi Persebaya setelah terjadi penyesuaian bahasa sejak penyempurnaan Bahasa Indonesia. (Habis)

@bajulijonet

[1] https://rajaagam.wordpress.com/2010/02/24/bonek-dan-persebaya/

The post SIVB Untold Stories (5): Dari Persibaja Menuju Persebaja appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
https://emosijiwaku.com/2016/06/22/sivb-untold-stories-5-dari-persibaja-menuju-persebaja/feed/ 0 1952
SIVB Untold Stories (4): Persebaya Bukan (Hanya) SIVB https://emosijiwaku.com/2016/06/21/sivb-untold-stories-4-persebaya-bukan-hanya-sivb/ https://emosijiwaku.com/2016/06/21/sivb-untold-stories-4-persebaya-bukan-hanya-sivb/#respond Tue, 21 Jun 2016 01:00:12 +0000 http://emosijiwaku.com/?p=1947 Di Surabaya, sepakbola tidak pernah tercatat sebagai faktor pemecah.

The post SIVB Untold Stories (4): Persebaya Bukan (Hanya) SIVB appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
Pasca proklamasi kemerdekaan tahun 1945, Indonesia tidak langsung dapat menikmati kemerdekaan dengan mudah. Pasca kekalahan Jepang, Belanda kembali ke Indonesia dengan maksud ingin menguasai “mantan” daerah koloninya. Tarik ulur kekuasaan di antaranya terjadi melalui berbagai peristiwa, dari perundingan-perundingan damai hingga konfrontasi berdarah. Sempat berkuasa sebentar, Belanda melakukan beberapa aksi nyata termasuk urusan sikulit bundar.

ISNIS dan transformasi anggotanya

Tahun 1947 Kompetisi sepakbola yang sebelumnya dikelola oleh NIVU sejak 1910an kembali dihidupkan lagi setelah agresi militer Belanda. NIVU yang vakum sejak invasi Jepang berubah nama menjadi VUVSI/ISNIS (Voetbal Unie in de Verenigde Staten van Indonesie/Ikatan Sepakraga Negara Indonesia Serikat) pada tahun 1948. Aktifitas sepakbola di kota-kota yang diduduki Belanda juga dihidupkan, bond-bond lawas termasuk SVB di Surabaya beserta anggota-anggotanya kembali aktif dan berkompetisi.

Sejak 1947 hingga 1950 tercatat 4 turnamen nasional (stedenwedstrijden) diselenggarakan oleh VUVSI/ISNIS, dalam 4 gelaran tersebut Soerabaja (baca : SVB) sukses menjadi juara pada tahun 1949 dan 1950, sisanya dimenangkan oleh VBO Jakarta.

Menjelang tahun 1950-an drama perebutan kekuasaan antara Indonesia dan Belanda mendekati babak akhir, pemenangnya, sudah pasti Indonesia. Kondisi tersebut memberi konsekuensi tersendiri bagi bond-bond anggota VUVSI/ISNIS. Pilihannya hanya dua, bergabung dengan PSSI yang akan aktif kembali atau membubarkan diri. Di beberapa kota yang sebelumnya diduduki Belanda opsi yang dipilih oleh bond-bond tersebut bisa berbeda-beda tergantung iklim sosial politik disana. Namun mengingat aksi militer Belanda serta sejarah kelam kolonialisasi selama ratusan tahun di Indonesia, opsi bergabung pun bahkan tidak akan semudah yang dibayangkan.

Iklim sepakbola Surabaya yang memang jauh lebih kondusif sejak dulu membuat opsi yang tersedia bahkan lebih sederhana. April 1950, sesaat sebelum stedenwedstrijden VUVSI/ISNIS menuju babak final di Bandung. SVB melakukan perubahan nama menjadi P.S.S (Persatuan Sepakraga Soerabaja). Tidak cukup sampai disitu, dalam pemberitaannya, harian De Vrij Pers edisi 13 April 1950 menyebutkan bahwa P.S.S kelak akan berubah menjadi Persibaja setelah bergabung dengan PORI yang saat itu merupakan induk organisasi seluruh olahraga di Indonesia (termasuk sepakbola atau PSSI). Bergabung dalam PORI sepakbola (PSSI) menjadi opsi yang akan diambil bagi Persebaja (P.S.S).

Perubahan nama dalam bahasa Indonesia konon juga dilakukan oleh bond-bond anggota VUVSI/ISNIS di kota-kota lain. Besar kemungkinan hal tersebut dilakukan untuk menarik simpati masyarakat, maklum sejarah mencatat hubungan harmonis antara bond Belanda dan bond Indonesia mungkin hanya terjadi di Surabaya. Bagi bond-bond Belanda di luar Surabaya hubungan buruk mereka dengan bond Indonesia di masa lampau (bahkan mungkin hingga saat itu) membuat opsi bergabung semakin menjauh.

Pilihan berbeda Surabaya

Mengapa PSS berani mengklaim akan menggunakan nama Persibaja, bukankah PORIS (Persibaja/SIVB) sudah aktif sejak 1948? Lalu bagaimana dengan PORIS (baca: Persibaja) atau SIVB?

Sejak Jepang menyerah kepada Sekutu, Persibaja yang bertransformasi menjadi PORIS masih belum dapat melakukan aktifitasnya mengingat PSSI belum aktif kembali. Jika PORIS ingin terus eksis maka hanya ada satu pilihan, bergabung dalam kompetisi PSS/SVB. Sejak 1947 PORIS yang diperkuat pemain-pemain pribumi asli termasuk Saderan[1] telah aktif bertanding dalam kompetisi Persebaja (baca : PSS/SVB).

Namun benarkah Persibaja (baca: PORIS) bergabung dalam kompetisi yang diselenggarakan oleh PSS/SVB?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kami mencoba menelusuri jejak PORIS dalam kompetisi PSS/SVB. Dalam kolom olahraganya, Nieuwe Courant edisi 31 Desember 1947 memberitakan tentang kompetisi internal PSS/SVB dengan PORIS ikut tergabung didalamnya, selain itu lapangan Pasar Toeri yang notabene merupakan markas Persibaja (baca: PORIS) menjadi salah satu venue pertandingan tersebut.

Pemberitaan kompetisi PSS/SVB pada tahun 1947 yang menunjukkan keikutsertaan PORIS. - Dikutip dari (Nieuwe Courant 31 Desember 1947)
Pemberitaan kompetisi PSS/SVB pada tahun 1947 yang menunjukkan keikutsertaan PORIS. – Dikutip dari (Nieuwe Courant 31 Desember 1947)

Nieuwe Courant yang rajin memberitakan kompetisi internal PSS/SVB kembali memberitakan hasil pertandingan antara PORIS melawan SVJA yang berakhir imbang tanpa gol pada edisi tanggal 6 Desember 1948. Keikutsertaan PORIS dalam kompetisi PSS/SVB terus berlanjut hingga kini, saat ini PORIS telah berubah nama menjadi Fatahillah dan masih aktif tergabung dalam kompetisi Persebaya.

Pemberitaan kompetisi PSS/SVB pada tahun 1948 yang menunjukkan keikutsertaan PORIS. - Dikutip dari (Nieuwe Courant 6 Desember 1948)
Pemberitaan kompetisi PSS/SVB pada tahun 1948 yang menunjukkan keikutsertaan PORIS. – Dikutip dari (Nieuwe Courant 6 Desember 1948)
Pemberitaan kompetisi PSS/SVB pada tahun 1949 yang menunjukkan keikutsertaan PORIS. - Dikutip dari (Nieuwe Courant 23 Juni 1949)
Pemberitaan kompetisi PSS/SVB pada tahun 1949 yang menunjukkan keikutsertaan PORIS. – Dikutip dari (Nieuwe Courant 23 Juni 1949)

Sepakbola Surabaya memiliki sejarah panjang dan berliku, pilihan untuk bergabung menjadi faktor pembeda dengan kota-kota lainnya. Memang (dalam konteks sepakbola) Surabaya selalu berbeda, saat kota-kota lain menolak bekerjasama dengan bond Belanda, Surabaya bersikap sebaliknya. Saat kota-kota lain hanya bisa nggerundel saat diperlakukan tidak adil, Surabaya justru melakukan perlawanan (boikot sepakbola) dengan sempurna (terencana, terstruktur, dan efektif).

Namun kurang bijak rasanya jika memahami sejarah hebat Persebaya hanya dari sudut perlawanan saja. Hal tersebut ibarat melihat sosok Spiderman sebagai superhero semata tanpa melihat sisi personal seorang Peter Parker.

Perlawanan hanyalah sepotong kecil pelajaran yang bisa diambil dari sejarah Persebaya dan bukan yang utama.

Di Surabaya, sepakbola tidak pernah tercatat sebagai faktor pemecah. Sebaliknya, sepakbola justru menjadi faktor pemersatu yang menghancurkan sekat dan tembok tebal antara bangsa penjajah dan terjajah, antara Mener dengan Inlander.

Sejarah mencatat sejak dulu sepakbola Surabaya selalu menempatkan urusan sepakbola sebagai prioritas di atas segala kepentingan non sepakbola (politik, kekuasaan atau kepentingan-kepentingan pribadi). Sesuatu yang sulit atau bahkan mungkin tak akan pernah dipahami oleh petinggi-petinggi Persebaya saat ini. Seandainya saja mereka mau belajar dari sejarah Persebaya. Ahh sudahlah… (bersambung)

@bajulijonet

[1] salah satu pemain legenda Persebaya yang tenar pada tahun 1950 an

The post SIVB Untold Stories (4): Persebaya Bukan (Hanya) SIVB appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
https://emosijiwaku.com/2016/06/21/sivb-untold-stories-4-persebaya-bukan-hanya-sivb/feed/ 0 1947
SIVB Untold Stories (3): Perubahan SIVB Menjadi Persibaja https://emosijiwaku.com/2016/06/20/sivb-untold-stories-3-perubahan-sivb-menjadi-persibaja/ https://emosijiwaku.com/2016/06/20/sivb-untold-stories-3-perubahan-sivb-menjadi-persibaja/#respond Mon, 20 Jun 2016 01:00:22 +0000 http://emosijiwaku.com/?p=1944 Bukankah SIVB berubah nama menjadi Persibaja pada masa invasi Jepang seperti anggapan umum sebelumnya?

The post SIVB Untold Stories (3): Perubahan SIVB Menjadi Persibaja appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
Pada tulisan kami sebelumnya, jika pembaca teliti seharusnya tergelitik dengan sebuah data yang kami tampilkan. Tahun 1940, SIVB dan SVB melakukan pertandingan persahabatan seperti tahun-tahun sebelumnya, bedanya kali ini pertandingan digelar untuk merayakan ulang tahun Putri Beatrix. Teka-tekinya adalah, pada cuplikan koran Soerabaiasche Handelsblad 29 Januari 1940, tidak disebutkan nama SIVB lagi, melainkan Persibaja.

Bukankah SIVB berubah nama menjadi Persibaja pada masa invasi Jepang seperti anggapan umum sebelumnya? Lalu mana yang benar, berita koran tersebut atau anggapan orang selama ini?

Ada beberapa referensi yang akan Anda dapatkan jika ingin mengetahui penggunaan istilah Persibaja, baik yang akademis maupun tidak. Namun hampir semua referensi tersebut selalu menuju pada titik yang sama. Skripsi Mahasiswa Unair Jurusan Sejarah Jemmy Husni M, yang berjudul Perkembangan SIVB Menuju Persebaya Tahun 1927 – 1978.

Bahasa Belanda yang menjadi bahasa resmi pemerintahan ketika zaman Hindia Belanda dilarang secara keras oleh Pemerintah Militer Jepang. … Akibat pengaruh kebijakan yang dilakukan Pemerintah Militer Jepang terhadap perkembangan SIVB adalah membuat perkumpulan sepakbola pribumi ini mengubah namanya menjadi Persibaja (Persatuan Sepakbola Indonesaia Surabaja) pada tahun 1943

Kutipan skripsi, diatas menjadi rujukan awal tentang perubahan nama SIVB menjadi Persibaja yang tak lain merupakan terjemahan dari singkatan SIVB sendiri dalam bahasa Belanda. Pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan pandangan berbeda tentang perubahan nama SIVB menjadi Persibaja.

Rapat Tahunan SIVB

Cerita dimulai pada rabu malam 18 Mei 1938, petingggi-petinggi SIVB dan anggotanya berkumpul hingga larut. Benar, mereka sedang melangsungkan rapat tahunan dengan berbagai agenda [1]. Kongres tahunan tersebut dilaksanakan sebelum kongres tahunan PSSI di Solo ditahun yang sama pada bulan berikutnya. Selain pemilihan ketua baru, kongres juga memutuskan perwakilan SIVB dalam kongres PSSI.

Pada kesempatan tersebut kongres membahas berbagai hal terkait dapur organisasi, dari soal finansial, pelaksanaan kompetisi, laporan tahunan dan lain-lain. Kongres juga menghasilkan kepengurusan baru. J.K Lengkong yang menjabat pada periode sebelumnya menggantikan M Pamoedji menolak dicalonkan kembali. Peserta rapat kemudian sepakat memilih dr Soewandhi sebagai ketua. Perwakilan SIVB dalam kongres PSSI di Solo dibebankan kepada J.D Syaranamual dan M Pamoedji.

Pembahasan selanjutnya adalah rencana perubahan nama SIVB, perubahan nama tersebut sejalan dengan himbauan PSSI agar klub-klub anggotanya sebisa mungkin menggunakan bahasa melayu dalam penamaannya. Besar kemungkinan himbauan untuk menggunakan bahasa melayu dilakukan sebagai balasan atas sikap buruk NIVU yang terus menunjukkan gejala-gejala keogahannya untuk mematuhi Gentlement Agreement (baca: SIVB Untold Stories-2). Pada kongres PSSI sebulan kemudian, Ir. Soeratin memutus kesepakatannya dengan NIVU secara sepihak. Dari sini bisa ditarik benang merah alasan yang melatarbelakangi himbauan tersebut.

Naamsverandering SIVB, Persibaja dan PORIS

Kembali ke kongres SIVB, pada hari itu juga SIVB (Soerabaiasche Indonesische Voetbal Bond) merubah namanya menjadi Persibaja atau Persatuan Sepakraga Indonesia Soerabaja yang tak lain merupakan terjemahan dari SIVB dalam bahasa Belanda.

Pemberitaan kongres SIVB tahun 1938 yang memuat pemberitaan penggantian nama SIVB menjadi Persibaja. - Dikutip dari (De Indische Courant 21 Mei 1928)
Pemberitaan kongres SIVB tahun 1938 yang memuat pemberitaan penggantian nama SIVB menjadi Persibaja. – Dikutip dari (De Indische Courant 21 Mei 1928)

Pebruari 1942, Jepang berhasil menghancurkan kekuatan militer Hindia Belanda. Sejak itu situasi berubah total termasuk olahraga, Jepang mendirikan Tai Iku Kai. Sebuah lembaga yang membawahi semua bidang olahraga, alhasil kompetisi sepakbola eksisting saat itu mulai dari PSSI, NIVU hingga HNVB menjadi vakum.

Setelah Bung Karno memproklamirkan kemerdekaan tahun 1945, Tai Iku Kai dirubah menjadi GELORA (Gerakan Latihan Olahraga). Selanjutnya GELORA berubah menjadi PORI (Persatuan Olahraga Republik Indonesia) yang berkembang pesat hingga ke daerah-daerah, tentunya hingga ke Surabaya. PORI membawahi berbagai cabang olahraga mulai sepakbola, atletik, bola keranjang, panahan dll.

Persibaja (baca : SIVB) yang telah lama vakum sejak invasi Jepang, kemudian bertransformasi menjadi PORI Surabaya (PORIS) untuk cabang sepakbola. Permasalahan tidak berhenti disana, meski telah aktif kembali tahun 1948, induk organisasi sepakbola Pribumi (PSSI) belum aktif. Lalu bagaimana perkembangan klub-klub anggota Persibaja sebelumnya (Tjahaja Laoet, Rego, PS Hizbhoel Wathan, Selo, Oliveo)? Sayang hingga kini belum ada catatan yang bias dijadikan rujukan terkait klub-klub anggota tersebut. (bersambung)

@bajulijonet

[1] De Indische Courant 21 Mei 1938

The post SIVB Untold Stories (3): Perubahan SIVB Menjadi Persibaja appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
https://emosijiwaku.com/2016/06/20/sivb-untold-stories-3-perubahan-sivb-menjadi-persibaja/feed/ 0 1944
SIVB Untold Stories (2): Pasang Surut Hubungan Dua Bond (SIVB & SVB) Surabaya https://emosijiwaku.com/2016/06/19/sivb-untold-stories-2-pasang-surut-hubungan-dua-bond-sivb-svb-surabaya/ https://emosijiwaku.com/2016/06/19/sivb-untold-stories-2-pasang-surut-hubungan-dua-bond-sivb-svb-surabaya/#respond Sun, 19 Jun 2016 01:19:23 +0000 http://emosijiwaku.com/?p=1898 Bagaimana hubungan SIVB dan SVB sebelum dan setelah berdirinya PSSI?

The post SIVB Untold Stories (2): Pasang Surut Hubungan Dua Bond (SIVB & SVB) Surabaya appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
Seperti kita tahu, PSSI didirikan tak lama setelah SIVB berdiri. Dalam pandangannya, PSSI secara terang-terangan menolak bekerja sama (melawan) dengan NIVB. Bisa dimaklumi, mengingat pendirian PSSI diawali oleh sikap diskriminasi NIVB yang melarang bond-bond anggotanya bertanding pada turnamen yang diadakan oleh PSM Yogyakarta. Alih-alih hanya melarang, NIVB bahkan menghina PSM Yogyakarta melalui surat resminya.[1]

Bagaimana dengan iklim sepakbola di Surabaya? Benarkah diskriminasi juga dirasakan SIVB? Bagaimana hubungan SIVB dan SVB sebelum dan setelah berdirinya PSSI?

SIVB ibarat kotak misteri yang selalu menarik untuk dibongkar dan dikeluarkan isinya satu-persatu. Sayang kajian tentang kiprah SIVB secara detail dan komprehensif masih belum banyak yang beredar. Persebaya adalah SIVB, SIVB dibentuk untuk menyaingi bond bentukan Belanda SVB. Setidaknya itulah anggapan umum yang disepakati masyarakat bola Surabaya dan telah ditulis pada berbagai literatur, baik akademis maupun tidak.

Harmonis sebelum PSSI eksis

Berdasarkan penelusuran yang kami lakukan, hubungan antara SIVB dan SVB serta iklim sepakbola Surabaya ternyata sangat berbeda. Jika Anda biasanya membayangkan SIVB dan SVB itu ibarat bawang merah dan bawang putih, saling berseberangan, menolak bertanding satu sama lain dan saling mencekal anggotanya atau pemain yang bertanding pada kompetisi internalnya bermain untuk bond tetangga sebelah, maka bersiaplah untuk kecewa.

Pertandingan friendly antara SIVB dan SVB maupun anggotanya berkali-kali digelar, perbedaan status sosial kedua bond tidak cukup kuat untuk menghalangi mereka bersama-sama memainkan sikulit bundar. Bahkan antara SIVB dan SVB terdapat semacam kerjasama (samenwerking) yang memungkinkan pertandingan diantaranya.

Akhir 1928 SIVB melakukan pertandingan melawan Tiong Hoa[2] yang dimenangkan Tiong Hoa dengan skor 1-0 sebagaimana dikutip dalam harian De Indische Courant 10 Desember 1928. Pertandingan ini merupakan satu dari sekian indikasi bahwa iklim sepakbola di Surabaya memang beda. Kerjasama antara SIVB dan bond-bond Belanda menunjukkan pengakuan bond-bond Belanda baik de facto maupun de jure terhadap eksistensi SIVB.

Friendly game diantara keduanya membuktikan bahwa SVB sendiri tidak pernah menggubris larangan induk organisasinya (NIVB) yang melarang SVB bertanding dengan bond-bond bentukan Inlander seperti halnya di kota-kota lain.

Pemberitaan ini menyebutkan bahwa SIVB dikalahkan Tiong Hoa klub anggota S.V.B (sekarang Suryanaga) - Dikutip dari koran (De Indische Courant 10 Des 1928)
Pemberitaan ini menyebutkan bahwa SIVB dikalahkan Tiong Hoa klub anggota S.V.B (sekarang Suryanaga) – Dikutip dari koran (De Indische Courant 10 Des 1928)

Pertandingan melawan Tiong Hoa bukanlah satu-satunya pertandingan antara bond Pribumi melawan bond Belanda. Setahun kemudian SIVB kembali melakukan pertandingan persahabatan melawan SKVB[3] dan mengulanginya empat bulan kemudian[4]. Kedua pertandingan tersebut dihelat di lapangan Pasar Turi, sayang tidak ada catatan lebih detail yang menjelaskan pertandingan tersebut.

Jadwal pertandingan antara SIVB vs SKVB yang akan dilaksanakan di Lapangan Pasar Turi (lap SIVB) pukul 16.30 serta susunan pemain SKVB dan SIVB (pertandingan ini digelar hanya 3 bulan sebelum kongres PSSI) - Dikutip dari (De Indische Courant 13 Januari 1930)
Jadwal pertandingan antara SIVB vs SKVB yang akan dilaksanakan di Lapangan Pasar Turi (lap SIVB) pukul 16.30 serta susunan pemain SKVB dan SIVB (pertandingan ini digelar hanya 3 bulan sebelum kongres PSSI) – Dikutip dari (De Indische Courant 13 Januari 1930)

SIVB dalam Kongres PSSI

Tahun 1930, Voetbal Indonesische Jacatra (VIJ), Bandoeng Voetbal Indonesische Bond (BIVB), Madioensche Voetbal Bond (MVB), Soerabaja Indonesische Voetbal Bond (SIVB), Indonesische Voetbal Bond Magelang (IVBM), Persis Solo dan PSM Mataram berkumpul di Jogjakarta dan sepakat mendirikan PSSI.

Pertemuan 7 wakil Bond Pribumi kemudian membahas sikap PSSI terhadap NIVB, disinilah terjadi perdebatan panjang antar bond Pribumi. Hampir semua peserta menolak sikap cooperatie PSSI terhadap NIVB. Mayoritas peserta sakit hati dengan sikap diskriminasi NIVB (menolak pemain-pemain yang tergabung dalam kompetisi NIVB bermain untuk bond pribumi) di beberapa kota seperti Yogyakarta, Bandung dan Jakarta.

Alih-alih ikut menentang sikap kompromi dengan NIVB, SIVB malah manganjurkan PSSI bekerjasama dengan NIVB. Berikut petikan debat panas tersebut seperti dikutip dalam buku Soeratin Sosrosoegondo karya Edi Ellison.

“Wakil Soerabaja andjoerin PSSI menoedjoe pada perdamaian (dengan NIVB). Ia kata di Soerabaja antara S.I.V.B dan S.V.B terdapet samenwerking. Betoel party discipline ada, tapi pertandingan secara friendly games sering diadaken antara kedua fihak.

Wakil Batavia betoelnya setoedjoe dengan sikep samenwerking (voorstal Soerabaja), tetapi menginget sikap V.B.O pada V.I.J koedoe dipikir betoel. Waktu speller Djakartra maoe pergi kasini, fihak V.B.O sudah halangin keras pada ledennja tiada boleh toeroet berangkat. Kaloe brani marika dilepas dari anggota. Boeat jang masih tjinta V.B.O tentoe mengkeret, tetapi boeat jang tjinta bond sendiri, itoe ancemen tidak digoebris.

Wakil Bandoeng djoega terangken sikep B.V.B pada B.I.V.B jang setali tiga oeang sadja. Pendek semoea tidak setoedjoe dengan voorstel Soerabaja.

Soerabaja bela ia poenja stanpoen dan perloe adanya samenwerking, wakil Solo anti sanget kaloe tjaranya bikin samenwerking itu dengan djalan minta-minta.

Wakil Soerabaja (jang laen), sikep dari voetbal bond Belanda di Djogja, Bandoeng dan Betawi itoe sebetoelnja onsportief (tidak sportif). Kaloe kita tiroe begitoe, artinja kita djadi ketoelaran onsportief. Ia setoedjoe kasih taoe sadja pendirian PSSI.

Toean A. Ahid setoedjoe boeat kasi taoe, tapi djangan minta-minta. Vergadering setoedjoe.”

Kutipan diskusi pada malam berdirinya PSSI diatas menunjukkan bahwa iklim sepakbola di Surabaya sebelum berdirinya PSSI memang berbeda jika dibandingkan dengan kota-kota lain. Lalu bagaimana kelanjutan samenwerking, terutama setelah SIVB bergabung menjadi anggota PSSI? Sebuah organisasi yang memiliki pandangan non cooperatie terhadap NIVB.

Gentlement Agreement

Meski tergabung dengan induk organisasi yang menolak bekerjasama dengan NIVB, SIVB tetap melaksanakan pertandingan dengan bond Belanda. Hanya 2 pekan setelah mengikuti kongres di Jogjakarta, pertandingan bond Pribumi versus bond Belanda digelar di lapangan HBS [5].

Pada pertandingan tersebut HBS menghancurkan SIVB dengan skor telak 5-0, kekalahan tersebut disebabkan banyak pemain-pemain klub Mena yang absen pada pertandingan tersebut. Pertandingan tersebut dilaksanakan 2 minggu setelah PSSI sepakat menolak bekerjasama dengan NIVB. - Dikuti dari (De Indische Courant 19 Mei 1930)
Pada pertandingan tersebut HBS menghancurkan SIVB dengan skor telak 5-0, kekalahan tersebut disebabkan banyak pemain-pemain klub Mena yang absen pada pertandingan tersebut.Pertandingan tersebut dilaksanakan 2 minggu setelah PSSI sepakat menolak bekerjasama dengan NIVB. – Dikuti dari (De Indische Courant 19 Mei 1930)

Pertandingan antara kedua bond tersebut terus berlangsung hingga tahun-tahun berikutnya. Bahkan saat bond-bond Belanda melakukan turnamen lokal di Surabaya, mereka tidak lupa mencantumkan nama SIVB dalam daftar peserta [6]. Bahkan peristiwa boikot sepakbola tahun 1932 yang melibatkan tokoh-tokoh pergerakan nasional dan SIVB nyatanya tidak terlalu berpengaruh pada hubungan dua bond tersebut, pertandingan friendly tetap berlangsung seperti sebelumnya [7].

Sebetulnya, Surabaya bukan satu-satunya kota yang memberikan kelonggaran kepada anggotanya untuk bermain di bond tetangga sebelah. Pada gelaran stedenwedstrijden PSSI di Surabaya tahun 1933. SIVB diperkuat oleh pemain-pemain yang juga memperkuat SVB seperti dr Achmad Nawir yang kelak menjadi kapten dalam piala dunia Perancis 1938. Hal yang sama juga dilakukan bond Bandung yang menggunakan pemain dari bond Belanda[8]. Singkat kata, pengurus NIVB yang hadir pada pertandingan final antara SIVB dan VIJ dibuat sadar bahwa kemampuan pemain-pemain pribumi mampu mengimbangi pemain dari bond Belanda yang dianggap lebih mapan[9]. Pertandingan final tersebut membuka jalan bagi kerjasama antara NIVB dan PSSI yang akhirnya baru ditandatangani empat tahun kemudian. SIVB menjadi pihak yang mendukung kerjasama PSSI dengan NIVB sepertihalnya yang mereka lakukan dengan SVB.[10]

Sayang Gentlement agreement antara PSSI dan NIVU (NIVB) yang sempat ditandatangi setahun sebelumnya hanya seumur jagung. PSSI dan NIVU gagal menyepakati pemain yang akan bermain di Piala Dunia 1938 di Paris. NIVU[11] yang berjanji akan membawa pemain-pemain dari kompetisi PSSI mengingkari janjinya. Dikhianati oleh NIVU, PSSI memutuskan kembali ke pakem awal, menolak kerjasama dengan NIVU.

Indikasi nakal bahwa NIVU sengaja menikung PSSI dari belakang sebenarnya sudah terlihat beberapa bulan sebelumnya,. Sebut saja, VIJ dan Persib yang kecewa karena selalu menjadi tim tamu kala menghadapi VBO sehingga pemasukan karcis mutlak milik VBO. Ada juga kekecewaan karena NIVU (atau anggotanya) tidak melarang pemain yang diskors oleh PSSI (atau anggotanya) bermain dikompetisinya[12].

Kebijakan PSSI yang memutus hubungan dan menolak bekerjasama dengan NIVU tidak berlaku bagi SIVB maupun SVB yang sejak awal selalu “ndablek”[13] terhadap masing-masing induk organisasi yang menaunginya (NIVB dan PSSI). Meski demikian pertandingan antar keduanya tetap berlangsung bahkan jauh setelah Gentlement Agreement berakhir, intinya samenwerking diantaranya tetap dilaksanakan.

Rencana pertandingan antara SIVB melawan SVB di Lapangan Pasar Toeri - Dikutip dari De Indische Courant 21 Nov 1938 dan Soerabaiaasch Handelsblad 25 Nov 1938
Rencana pertandingan antara SIVB melawan SVB di Lapangan Pasar Toeri – Dikutip dari De Indische Courant 21 Nov 1938 dan Soerabaiaasch Handelsblad 25 Nov 1938
Pertandingan antara Persibaja dalam rangka perayaan ulang tahun Putri Beatrix. - Dikutip dari Soerabaiaasch Handelsblad 29 Jan 1940.
Pertandingan antara Persibaja dalam rangka perayaan ulang tahun Putri Beatrix. – Dikutip dari Soerabaiaasch Handelsblad 29 Jan 1940.

Hubungan harmonis keduanya “terpaksa” berakhir saat pendudukan Jepang ke Hindia Belanda. Pemerintah Jepang membentuk Tai Iku Kai untuk membawahi bidang olahraga di tanah air. kompetisi kedua induk organisasi sepakbola tertinggi di Hindia Belanda akhirnya vakum selama invasi Jepang.

Keuntungan Samenwerking

Kembali ke Surabaya, Samenwerking memberi keuntungan tersendiri bagi SIVB untuk membuka diri dengan dunia internasional. Tahun 1936 SIVB menjadi tim pribumi pertama yang menjajal kemampuan tim dari luar negeri[14]. Pertandingan tersebut dilaksanakan di lapangan Cannalan[15] markas Tiong Hoa[16]. SIVB turun menghadapi Tim Olimpiade Tiongkok dengan Lee Wai Tong nya yang melakukan safari dalam rangka persiapan menjelang Olimpiade Berlin. Pertandingan tersebut dimenangkan Tim Olimpiade Tiongkok dengan skor 10-2.

SIVB sesaat sebelum menghadapi Tim Olimpiade Cina yang diperkuat pemain andalannya Lee Wai Tong (pemain idola dr Liem Tiong Hoo. - Dikutip dari Soerabaiaasche Handelsblad 22 Mei 1936
SIVB sesaat sebelum menghadapi Tim Olimpiade Cina yang diperkuat pemain andalannya Lee Wai Tong (pemain idola dr Liem Tiong Hoo. – Dikutip dari Soerabaiaasche Handelsblad 22 Mei 1936
Tim Olimpiade Cina, sesaat sebelum menghadapi SIVB di Lapangan Cannalan (lapangan klub Tiong Hoa kini Suryanaga, lapangan Cannalan sekarang berubah menjadi Taman Remaja Surabaya) - Dikutip dari Soerabaiaasche Handelsblad 22 Mei 1936.
Tim Olimpiade Cina, sesaat sebelum menghadapi SIVB di Lapangan Cannalan (lapangan klub Tiong Hoa kini Suryanaga, lapangan Cannalan sekarang berubah menjadi Taman Remaja Surabaya) – Dikutip dari Soerabaiaasche Handelsblad 22 Mei 1936.
Formasi kedua tim, SIVB diperkuat kapten timnas Indonesia/Hindia Belanda dr Achmad Nawir. Pertandingan dimenangkan oleh Tim Olimpiade Cina dengan skor 10-2. - Dikutip dari De Indische Courant 22 Mei 1936.
Formasi kedua tim, SIVB diperkuat kapten timnas Indonesia/Hindia Belanda dr Achmad Nawir. Pertandingan dimenangkan oleh Tim Olimpiade Cina dengan skor 10-2. – Dikutip dari De Indische Courant 22 Mei 1936.

Dari sisi finansial, samenwerking dengan SVB berdampak positif pada kondisi keuangan SIVB. Jika di kota lain VIJ dan Persib hanya bisa nggrundel saat VBO dan VBBO hanya mau bertanding dilapangan sendiri agar pemasukan karcis tetap masuk kekantong mereka. Di Surabaya SVB tidak pernah menolak undangan SIVB bermain di lapangan becek (lapangan Pasar Toeri) yang tidak sesuai standar mereka. Pertandingan antara keduanya bahkan lebih sering dilakukan di lapangan Pasar Toeri, artinya SVB secara tidak langsung ikut membantu neraca keuangan SIVB.

Jika sebelumnya mayoritas pembaca masih menganggap SIVB dan SVB berseteru, bersaing, saling menjegal atau apapun istilahnya, sebaiknya mulailah berubah. Faktanya SIVB dan SVB bukanlah bawang merah dan bawang putih melainkan pinang yang dibelah menjadi dua, begitulah adanya… (bersambung)

@bajulijonet

[1] http://sport.detik.com/aboutthegame/read/2013/04/12/195536/2219164/1497/sejarah-pssi–bagian-2–kami-indonesier-bukan-inlander
[2] Tiong Hoa adalah klub anggota SVB yang sekarang berubah nama menjadi Suryanaga
[3] De Indische Courant 31 Oktober 1929 dan Soerabaiasch Handelsblad 29 Oktober 1929
[4] SKVB adalah bond Belanda yang terdiri dari tim-tim sepakbola instansi pemerintah
[5] De Indische Courant 19 Mei 1930
[6] Soerabaiasch Handelsblad 21 Maret 1931
[7] De Indische Courant 13 September 1933
[8] Agustina Palupi Politik dan Sepakbola
[9] Agustina Palupi Politik dan Sepakbola, pada gelaran tersebut VIJ menjadi satu-satunya bond yang berisi pemain pribumi.
[10] De Indische Courant 2 Nopember 1933.
[11] rencana Gentlement Agreement antara PSSI dan NIVB sempat membuat perpecahan diantara kedua kubu, dalam tubuh NIVB terdapat dualisme yang membuat NIVB berganti nama menjadi NIVU
[12]http://sport.detik.com/aboutthegame/read/2013/04/15/170222/2220816/1497/sejarah-pssi–bagian-6–ribut-ribut-jelang-piala-dunia-1938
[13] istilah bandel dalam budaya Jawa yang ditujukan untuk orang tua kepada anaknya
[14] PSSI baru melakukan pertandingan internasional pertamanya tahun 1937 melawan Nan Hwa, yang baru terlaksana setelah penandatanganan Gentlement Agreement dengan NIVU
[15] sekarang berubah menjadi Taman Remaja Surabaya
[16] sekarang bernama Suryanaga

The post SIVB Untold Stories (2): Pasang Surut Hubungan Dua Bond (SIVB & SVB) Surabaya appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
https://emosijiwaku.com/2016/06/19/sivb-untold-stories-2-pasang-surut-hubungan-dua-bond-sivb-svb-surabaya/feed/ 0 1898
SIVB Untold Stories (1): Mereka Di Balik Layar SIVB https://emosijiwaku.com/2016/06/17/sivb-untold-stories-1-mereka-di-balik-layar-sivb/ https://emosijiwaku.com/2016/06/17/sivb-untold-stories-1-mereka-di-balik-layar-sivb/#respond Fri, 17 Jun 2016 16:00:42 +0000 http://emosijiwaku.com/?p=1876 Jauh sebelum SIVB berdiri, orang-orang Belanda di Surabaya sudah mengawali inisiatif mendirikan bond sepakbola (SVB) sekitar tahun 1910-an.

The post SIVB Untold Stories (1): Mereka Di Balik Layar SIVB appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
Jauh sebelum SIVB berdiri, orang-orang Belanda di Surabaya sudah mengawali inisiatif mendirikan bond sepak bola (SVB) sekitar tahun 1910-an. Anggotanya Tiong Hoa, Annasher, THOR, AJAX, HBS, dan lain-lain. Setiap tahun, selain melaksanakan kompetisi internalnya, SVB bersama dengan bond-bond Belanda dari kota-kota lain yang tergabung dalam NIVB (semacam PSSI) melakukan pertandingan satu sama lain dalam sebuah turnamen (stedenwedstrijden) untuk menentukan tim terbaik.

Beberapa tahun berikutnya, muncul ide untuk membentuk bond sepak bola yang menaungi bond-bond pribumi di Surabaya. Sejak itulah istilah SIVB (Soerabajasche Inlandsche Voetbal Bond) pertama kali mengemuka yaitu pada tahun 1925. Inisiatornya adalah seorang juru tulis perusahaan telepon Hindia Belanda dr. Soeroto. Namun perbedaan mendasar dari SIVB “lama” dan SIVB “baru” adalah penggunaan istilah Inlandsche. Inlandsche (inlander) adalah istilah yang lazim digunakan Pemerintah Hindia Belanda terhadap warga pribumi.

Sayang wacana tersebut tak sempat terealisasikan hingga 2 tahun kemudian. Sampai beberapa anggota Indonesische Studieclub benar-benar mewujudkan impian dr. Soeroto. Tahun 1927 SIVB (Soerabaiasche Indonesische Voetbal Bond) berdiri. Anggotanya tentu saja bond-bond pribumi seperti Tjahaja Laoet, Olivio, Sello, Hizbul Wathan dan lain-lain. Sebagai ketua, peserta sepakat menunjuk M Pamoedji (setidaknya untuk 5 tahun kedepan) yang saat itu kebetulan juga berprofesi sebagai juru tulis di kantor Kehakiman Pemerintah Hindia Belanda.

Indonesische Studieclub yang diketuai oleh dr Soetomo duduk kedua dari kiri, petinggi-petinggi SIVB antara lain : M Pamoedji, jongkok/lesehan paling kiri; JK Lengkong, Berdiri paling kanan; Dr Soebroto, duduk ke empat dari kiri. (Dikutip dari Nieuw Soerabaia oleh Von Fabel)
Indonesische Studieclub yang diketuai oleh dr Soetomo duduk kedua dari kiri, petinggi-petinggi SIVB antara lain : M Pamoedji, jongkok/lesehan paling kiri; JK Lengkong, Berdiri paling kanan; Dr Soebroto, duduk ke empat dari kiri. (Dikutip dari Nieuw Soerabaia oleh Von Fabel)

Indonesische Studieclub

Indonesische Studieclub sendiri berawal dari kekecewaan Dr Soetomo terhadap Boedi Oetomo yang dirasa semakin Jawa sentris dari hari ke hari. Setelah memutuskan keluar [1] dari Boedi Oetomo, tak lama kemudian bapak pergerakan Indonesia ini mendirikan Indonesische Studieclub [2]. Tujuannya sederhana, yaitu untuk mendorong kaum terpelajar pribumi dalam memupuk kesadaran hidup bermasyarakat, berpengetahuan politik, mendiskusikan masalah-masalah nasional, dan sosial serta bekerjasama untuk membangun Indonesia (bukan Indonesia merdeka). Studieclub semacam ini menjamur di kota-kota lain. Di Bandung, Soekarno dkk mendirikan Algemene Studieclub.

Politik penghematan pemerintah Hindia Belanda selama krisis ekonomi tahun 1920-an membuat kehidupan rakyat Indonesia semakin susah. Ini mendorong Indonesische Studieclub (IS) lebih aktif melakukan kegiatan sosial ekonomi untuk meringankan penderitaan rakyat. Dari mendirikan asrama pelajar, wisma wanita (pelatihan untuk PSK agar punya kemampuan mencari pekerjaan lebih baik), Bank Pribumi, Kepanduan Soeryowirawan (M Pamoedji sempat menjadi ketua) [3], koperasi hingga olahraga.

Dalam prinsip organisasinya, IS bersifat moderat/cooperatie. Sehingga dalam prakteknya juga mendapat dukungan dari pemerintah Hindia Belanda. Berbeda dengan Algemene Studieclub Bandung yang didirikan oleh Soekarno cs yang menolak bekerjasama dengan pemerintah kolonial Hindia Belanda (non cooperatie).

Namun jangan sekalipun beranggapan bahwa IS merupakan “antek” dari pemerintah kolonial Hindia Belanda. Karena tujuan utama IS adalah membantu memudahkan akses terhadap kehidupan yang lebih baik bagi warga pribumi.

Perjuangan IS ala dr Soetomo bukanlah melakukan konfrontasi langsung dengan pemerintah kolonial Hindia Belanda. Melainkan melalui aksi-aksi nyata untuk membuat kehidupan masyarakat menjadi lebih baik. Meskipun pada gilirannya justru memudahkan pekerjaan pemerintah kolonial Hindia Belanda.

Tahun 1930 IS berubah menjadi PBI (Persatuan Bangsa Indonesia). Tujuan dan sikap organisasi ini masih sama yaitu cooperatie. Lima tahun berselang, PBI bergabung dengan Boedi Oetomo dan berubah menjadi Parindra (Partai Indonesia Raya). Meski pada prakteknya “direstui” Belanda, karena sering “memudahkan” tugas mereka dalam mengatur daerah koloninya (Indonesia). Sesaat sebelum invasi Jepang, Parindra justru dimusuhi Belanda karena dianggap sebagai mata-mata Jepang yang akan menginvasi Hindia Belanda.

Lahir dari Golongan Cooperatie

Lalu apa kaitan SIVB dan IS? Benar, petinggi-petinggi SIVB [4] adalah tokoh-tokoh yang tergabung dalam IS yang diketuai Dr Soetomo. Sebut saja dr. Ng Soebroto dan M Pamoedji yang menjadi perwakilan SIVB pada kongres pendirian PSSI. Ada juga J.K Lengkong yang kemudian menggantikan M Pamoedji.

Jika mengacu pada runtutan kiprah tokoh-tokoh IS yang aktif dalam SIVB, jelas sekali bahwa tujuan berdirinya SIVB bukanlah untuk melawan hegemoni SVB. Bukanlah bentuk perlawanan melalui sepak bola, atau apapun istilahnya. Melainkan lebih pada penyediaan akses bagi bond-bond anggotanya terhadap sepak bola. Hanya untuk urusan sepak bola. Titik.

Lalu bagaimana dengan peristiwa boikot sepak bola tahun 1932 di Lapangan Pasar Toeri, bukankah itu juga bentuk perlawanan terhadap pemerintah kolonial? Meskipun tujuan awal SIVB bukanlah untuk melawan hegemoni SVB maupun bond-bond Belanda lainnya. Bukan berarti SIVB diam saja dan menjadi penonton saat pemerintah kolonial Hindia Belanda (NIVB) melarang wartawan kulit berwarna meliput pertandingan. Sikap yang justru sangat bertentangan dengan hakikat sepak bola itu sendiri.

SIVB bahkan terlibat sangat jauh dalam momen boikot tersebut. Bukankah ketua SIVB saat itu (M Pamoedji) beserta tokoh-tokoh pergerakan lainnya ikut bertanding dalam laga tandingan tersebut? Bukankah SIVB yang membiayai aksi tersebut?

Peristiwa tersebut juga menunjukkan keberanian SIVB mengimplementasikan perlawanan melalui sepak bola dalam melawan sikap diskriminasi pemerintah kolonial Hindia Belanda dengan efektif, terstruktur, dan terencana dengan matang. Sesuatu yang bahkan tidak terjadi di kota-kota lain yang sepakbolanya mendapat perlakuan tidak adil dari bond Belanda yang lahir lebih dulu.

Anggapan bahwa SIVB didirikan dengan tujuan perjuangan melawan sepak bola mungkin terlintas karena SIVB bersama bond-bond pribumi kota lain sepakat mendirikan PSSI yang memiliki pandangan non cooperatie. Jika memang SIVB didirikan bukan untuk melawan SVB, lalu bagaimana hubungan kedua bond tersebut? (Bersambung)

@bajulijonet

[1] http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/974/Indonesische-Studieclub-lSC
[2] Semacam kelompok diskusi
[3] Semacam pramuka, saat itu hamper semua organisasi memiliki underbouw (cabang) kepanduan
[4] M Pamoedji, Soebroto, JK. Lengkong dll

The post SIVB Untold Stories (1): Mereka Di Balik Layar SIVB appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
https://emosijiwaku.com/2016/06/17/sivb-untold-stories-1-mereka-di-balik-layar-sivb/feed/ 0 1876