Mari kita membandingkan dengan Liga Indonesia 2003, Saat itu Persik kediri menjadi juara Liga dengan status tim promosi, karena pada 2002 menjadi juara di Divisi 1. Lalu setahun berikutnya, Liga Indonesia 2004, yang dijuarai oleh Persebaya sendiri, saat itu status Persebaya adalah tim promosi, jebolan juara Divisi 1. Sama ceritanya dengan Persebaya di musim ini, berstatus tim promosi, setelah menjadi juara Liga 2 di 2017.

Motivasi pemain dan tim Persebaya saat ini seharusnya lebih berjaya, karena sudah diberikan fasilitas, hak, kenyamanan, dan dukungan yang luar biasa, tapi kenapa tidak ditarget Juara? Jika sebuah tim dibentuk dengan target juara, niscaya seluruh elemen tim punya motivasi untuk menjadi juara.

Jika Persebaya di target Juara, poinnya adalah menjadi juara, meleset dikit dari target masih di papan atas. Karena seluruh tim akan termotivasi untuk achieve target. Mental pemain akan bertambah, karena manajemen percaya bahwa tim bisa juara. Sedangkan yg terjadi sekarang, pemain hanya ditarget “ringan” asal bisa bertahan di papan Atas. Jadi motivasinya ya dipapan atas, bukan juara.

Di media, Presiden Persebaya pernah berkata, bahwa target ini mengikuti pengalaman ayahnya, Dahlan iskan, yang berpendapat Tim Olahraga tidak boleh ditarget terlalu tinggi, karena akan membebani psikologis Pemain. Dan berakibat buruk pada tim.

Pernyataan ini tidak sepenuhnya salah, Tapi tidak sepenuhnya benar jika diterapkan dalam tim Persebaya. Kenapa?

Karena target juara adalah motivasi mental pemain untuk bisa juara. Motivasi untuk mereka tetap menang, mengumpulkan 3 poin demi 3 poin hingga akhir musim, agar jalan menuju juara semakin terbuka. Karena sang juara harus punya mental juara dan mental selalu menang

Ini juga memanfaatkan sebuah momen. Momen di mana Persebaya yang menjadi martir perjuangan untuk bisa berprestasi pada kompetisi di liga resmi tertinggi kembali. Momen di mana sinergi antara manajemen yang profesional didukung oleh Bonek, suporter Persebaya yang sangat loyal menjadi sebuah kekuatan baru di Liga Indonesia.

Manajemen Persebaya adalah contoh positif pengelolaan klub sepak bola yang mandiri di Indonesia. Di mana pemasukan klub menjadi tolok ukur yang signifikan dalam melanjutkan roda kompetisi. Selain tiket yang selalu terjual habis, piawai dalam menggaet sponsor dan penjualan merchandise resmi via Persebaya Store yang sangat berkembang saat ini.

Bayangkan jika di tahun ini Persebaya menjadi juara. Investasi tiket, sponsor, dan penjualan Persebaya Store akan semakin terangkat. Karena prestasi tim berbanding lurus dengan hal-hal tersebut, pasti itu.

Kesimpulanya, dengan tidak memberikan target juara di tahun ini adalah keputusan kurang pas dari manajemen. Mental untuk menjadi juara tersunat oleh target itu sendiri. Padahal sebenarnya Persebaya punya modal untuk Juara. Modal yang tidak dimiliki oleh klub lain. Semoga keputusan ini tidak berdampak buruk bagi Persebaya di tahun ini.

Ayo semangat Persebaya, kalian punya mental juara. Jangan terpaku dengan target saat ini. Karena kalian sang juara. Maka jadilah juara!

The post Target Persebaya Saat Ini adalah Mental Juara yang Disunat appeared first on Emosi Jiwaku.

Dan kekalahan lawan PSM Makassar semalam adalah rentetan hasil kurang memuaskan selama kiprah Persebaya di Liga 1 2018, hasil yang membuat kecewa Bonek di manapun berada. Namun tidak elok kiranya jika kita memaksa Persebaya yang sekarang ini untuk berlari mengejar kemenangan dan prestasi. Tim Persebaya sekarang dibentuk dan dibangun usai hak-haknya dikembalikan PSSI pada 8 Januari 2017 di Bandung. Artinya Green Force baru berumur setahun setengah usai dilahirkan kembali berkat perjuangan Bonek yang tak pernah lelah. Ibarat bayi, Persebaya sedang lucu-lucunya dan mulai belajar berjalan dengan baik dan benar.

Mari ingat kembali tahun lalu usai hak-haknya dikembalikan PSSI. Sebulan usai diperbolehkan PSSI untuk kembali berkompetisi, Tidak ada yang berani mengambil tanggung jawab mengelola Persebaya. Tepatnya 7 Februari 2017, Azrul Ananda datang membawa harapan dengan mengakuisisi 70 persen pengurus Persebaya lama. Manajemen baru bergerak cepat dengan membentuk tim baru, dua bulan sebelum kompetisi liga dua dimulai. Alhamdulillah, bayi yang baru lahir kembali ini mampu juara liga dua dan kembali berkompetisi di kasta tertinggi sepak bola Indonesia. Harapan Bonek pun menjadi kenyataan.

Namun sayang, di awal tahun ini manajemen Persebaya di bawah komando Azrul Ananda gagal membawa pulang ke Surabaya pemain kebanggaan Bonek, yakni Andik Vermansah. Bonek mulai khawatir dengan keseriusan manajemen dan menduga Persebaya hanya dijadikan alat bisnis semata. Dugaan ini cukup peralasan dengan banyak dibuka merchandise store Persebaya di berbagai tempat. Meski manajemen beralasan hal ini harus dilakukan agar tim kebanggaan arek-arek Suroboyo ini kuat secara finansial.

Sampai di pekan ke-13, meski Persebaya baru memainkan sebelas pertandingan. Hasil pertandingan anak asuhan coach Alfredo Vera tak juga membaik. Puncaknya semalam di stadion Andi Mattalatta, kandang PSM Makassar, Persebaya kembali kalah. Permainan Persebaya tidak mampu mengimbangi kedigdayaan tuan rumah yang memang lebih kuat. Dan sejarah pun mencatat betapa sulitnya mencuri poin di Makassar.

Manajemen tentu harus evaluasi menyeluruh. Baik dari pemain, kinerja pelatih dan managemen.

Skuad Persebaya yang gemuk namun sebagian banyak diisi pemain-pemain yang sampai sekarang pun tak menunjukkan peningkatan harus dievaluasi. Arthur Irawan, Osvaldo Hay dan Fandi Eko Utomo adalah nama pemain yang banyak mendapat kritik dari para Bonek. Banyaknya pemain cedera selama latihan dan bertanding pun harus menjadi perhatian coach Alfredo Vera untuk menambah stafnya dengan kehadiran pelatih fisik. Dan kinerja manager Chairul Basalamah dalam perekrutan pemain yang seperti ala kadarnya dan terkesan pelit pun harus dievaluasi.

Semoga di pertandingan kedepannya hasil laga Persebaya mengalami kemajuan dan mencapai target ala kadar untuk tim sekelas Persebaya yang sarat gengsi dan prestasi, yakni papan tengah.

Selebihnya mari bersabar dan berdoa semoga Persebaya tidak terdegradasi dengan permainan semampunya seperti selama ini, wkwkwk

Salam satu nyali, Wani!

*) Anwar Agus Abidin, Bonek Tambaksari 2000-2005, sekarang karena hidup di perantauan; Jogja dan  kesibukan bekerja. Memilih mendukung dengan menjadi Bonek Persebaya Store.

The post Kado Pahit Jelang Ultah Persebaya appeared first on Emosi Jiwaku.

Saat jumpa pers, Alfredo mengatakan ada momen-momen yang membuat timnya rusak secara permainan. Ia mengeluhkan mengapa setiap pertandingan selalu mengalami hal yang sama.

“Setiap pertandingan selalu sama. Ada momen-momen yang bikin rusak. Ada beberapa foul (pelanggaran, red), (pemain PSM) disentuh sedikit sudah foul, tapi kita disentuh tidak foul. Itu bikin tim capek,” ujar Alfredo.

Alfredo juga mengatakan jika permainan sedikit kasar namun dibiarkan. Beberapa pelanggaran dari belakang kepada pemainnya tidak dianggap sebagai pelanggaran. Irfan Jaya menurutnya harus ditarik keluar karena pelanggaran dari belakang. (iwe)

The post Alfredo: Ada Momen yang Bikin Rusak Tim appeared first on Emosi Jiwaku.

Pelatih Alfredo Vera mengatakan jika Da Silva mendadak mengalami cedera. “David (da Silva) lagi cedera,” ucapnya saat jumpa pers usai laga di Stadion Andi Mattalatta (9/6).

Alfredo mengeluhkan jika kehilangan David membuat Persebaya kehilangan target man. Riky Kayame yang ditugasi menggantikan David pun tidak berkutik. Sepanjang pertandingan, Persebaya hanya melepaskan 1 tendangan ke gawang. Ini adalah statistik tendangan ke gawang terendah dari 11 laga.

Alfredo mengatakan jika ia akan mengevaluasi tim usai libur lebaran. “Sekarang ada libur panjang. Nanti akan evaluasi nanti kita lihat ke depannya seperti apa,” ujar pelatih asal Argentina ini.

Kekalahan atas PSM adalah kekalahan ketiga Persebaya musim ini. Alfredo mengakui jika pertaningan ini sangat berat dan keras. “Kita berusaha maksimal untuk bisa menang. Tapi akhirnya tidak bisa. Kita berusaha, kerja keras di lapangan,” katanya.

Persebaya sementara ini masuk dalam zona degradasi dengan tiga menang, lima seri, dan tiga kalah. (iwe)

The post Dibawa ke Makassar, Mengapa David da Silva Tidak Diturunkan? appeared first on Emosi Jiwaku.

Persebaya yang bermain tanpa striker David da Silva dikejutkan oleh peluang cepat Rizky Pellu di detik 20. Umpan tarik Ferdinand Sinaga diteruskan Pellu melalui kaki. Beruntung, Miswar Saputra bisa mengamankan bola itu.

PSM terus menekan di awal babak pertama. Serangan pertama Persebaya lahir dari kerjasama Riky Kayame dan Irfan Jaya. Umpan Riky bisa dijangkau Irfan. Sayangnya, tendangan Irfan masih menyamping.

Green Force mulai percaya diri dalam penyerangan. Beberapa kali peluang didapat Irfan namun masih gagal. Kedua tim menampilkan permainan menyerang yang enak ditonton.

Menit 18, Miswar hampir saja membuat blunder. Bola backpass dari Otavio Dutra ditendang balik namun mengenai badan Ferdinand. Lagi-lagi beruntung, Miswar bisa menangkap kembali bola tersebut.

Sebuah tendangan keras Misbakus Solikin dari luar kotak penalti masih tipis di atas gawang PSM. Ferdinan Sinaga hampir saja membuat gol setelah tendangan bebasnya membentur mistar. Hingga babak pertama berakhir, kedua tim masih sama kuat 0-0.

Di awal babak kedua, Irfan Jaya mengalami cedera akibat perebutan bola dengan pemain PSM. Ia masih mencoba bertahan namun Irfan tak mampu melanjutkan permainan. Osvaldo Haay diturunkan Alfredo Vera menggantikan Irfan. Ia terlihat menangis saat ditarik keluar dan disambut tepuk tangan oleh publik Makassar.

Sejak Irfan ditarik keluar, serangan PSM makin meningkat. Sebuah tusukan Oktafianus Fernando dari sisi kiri gagal setelah ia terjatuh di kotak penalti PSM. Sayang wasit tidak memberikan hadiah penalti.

Alfredo memasukkan Rishadi Fauzi menggantikan Riky untuk meningkatkan daya gedor. Sayang dua menit setelah pergantian, gawang Persebaya harus bobol lewat sundulan Rizky Pellu. Menerima umpan Rasyid Bakri dari tendangan sudut, Rizky yang tak terkawal leluasa menceploskan bola ke pojok gawang Miswar. Skor 1-0 untuk tuan rumah.

Tertinggal 1 gol membuat pertahanan Persebaya kocar-kacir setelah PSM dengan percaya diri melakukan penyerangan. Beberapa kali Miswar harus berjibaku menyelamatkan gawang dari kebobolan.

Persebaya mempunyai kesempatan menyamakan kedudukan di akhir babak kedua. Namun semuanya harus berakhir dengan kegagalan. Skor 1-0 bertahan hingga wasit meniup peluit tanda berakhirnya pertandingan.

Kekalahan Persebaya atas PSM membuat Green Force terjerembab ke zona degradasi. Persebaya untuk sementara berada di posisi 16 dengan poin 14. Persebaya masih mempunyai 2 tabungan laga yang bisa dipakai untuk keluar dari zona merah. Ini adalah pertandingan terakhir Persebaya sebelum libur lebaran. Laga pertama persebaya pasca liburan adalah menjamu Bali United di GBT, 7 Juli 2018. (iwe)

The post Tersungkur di Makassar, Persebaya Masuk Zona Degradasi appeared first on Emosi Jiwaku.

The post Inilah Daftar Susunan Pemain Persebaya vs PSM appeared first on Emosi Jiwaku.

Para pemain inti Tim Bajul Ijo sudah mulai sembuh dari cedera dan dalam kondisi siap bermain penuh. Sektor ofensif dan defensif Persebaya Surabaya siap berjuang habis-habisan meraih poin penting di Makassar. Top skor sementara Green Force, David da Silva dalam kondisi siap bermain. Ditopang duo sayap nan gesit serta mematikan: Oktafianus Fernando dan Irfan Jaya siap memberikan ancaman bagi lini belakang Tim Juku Eja.

Materi lini belakang dan lini tengah dalam kondisi siap tempur. Otavio Dutra yang lama absen bisa bermain kali ini. Sedangkan kapten Rendi Irwan, Nelson Alom dan Misbakus Solikhin siap mengawal lini tengah Persebaya Surabaya dan memberikan servis terbaiknya. Rishadi Fauzi, Riky Kayame, Osvaldo Haay, dan Ferinando Pahabol bisa menjadi kartu as tim dari bangku cadangan. Namun sayangnya Robertino Pugliara tak dibawa kali ini. Entah apa alasannya.

Problem pelatih Persebaya, Angel Alfredo Vera sepertinya bukan terletak di materi, namun lebih kepada penyelesaian akhir yang kurang tajam dan lini belakang yang masih mudah ditembus oleh umpan-umpan silang tim lawan. Intinya mereka hanya perlu fokus dan konsisten dalam bermain. Jika peak performance para pemain-pemain ini bisa diperoleh kembali seperti saat di Liga 2 musim lalu, tak terbayangkan betapa solid dan padunya mereka.

Sementara itu di kubu tuan rumah PSM saat ini memang sedang nyaman berada di puncak klasemen sementara. Di pertandingan terakhir mereka menahan imbang tuan rumah Persipura Jayapura 1-1 di Jayapura. Pelatih Robert Rene Alberts bisa menurunkan komposisi terbaiknya melawan seteru beratnya ini. Para pemain asing mereka siap bertarung. Steven Paulle, Wiljan Pluim, Mark Klok, dan Guy Junior siap memberikan perlawanan terbaiknya. Ditambah lagi para pemain lokal bernama besar seperti Ferdinand Sinaga, Zulham Zamrun, Zulkifli Syukur serta deretan pemain muda PSM yang penuh ambisi dan talenta wajib diwaspadai daya ledaknya.

Waspada kepada tim lawan itu sudah pasti. Tapi waspada juga terhadap hal-hal non teknis rek! Pantang pulang tanpa bawa poin yo rek! Kekalahan hanya membuat semakin terjal menapaki kompetisi Liga 1 musim ini. Beri kami hadiah Lebaran terbaikmu. Wani! (dpp)

The post Persebaya Pantang Pulang Tanpa Bawa Poin appeared first on Emosi Jiwaku.

“Saya sudah melihat cara bermain Persebaya. Mereka tim yang bagus, cepat, dan agresif. Persebaya berani bermain tinggi di kandangnya. Mereka dapat hasil-hasil bagus di laga tandang. Saya tahu mereka tim yang bagus,” ujar Alberts saat jumpa pers pra pertandingan di Makassar, Jumat (8/6).

Ia memperkirakan laga klasik ini menjadi pertanding pertandingan yang menarik. “Target kita tetap bisa posisi teratas di liga ini setelah 13 pertandingan sebelum libur,” ucapnya.

Striker William Jan Pluim juga setuju dengan pelatihnya. Dengan percaya diri, pemain asal Belanda ini optimis timnya bisa meraih poin penuh. “Kita pastikan saat liburan kita di nomor satu,” ujar William.

Saat ini, PSM berada di peringkat 1 klasemen sementara Liga 1. Kemenangan atas Persebaya akan memperkokoh posisi mereka di puncak.

Meski berhasil menjadi tim pertama yang mencuri poin di kandang Persipura, Alberts tak mau timnya jumawa. Ia tahu Persebaya adalah klub berbeda dibanding Persipura.

“Saya pikir ini akan menjadi pertandingan yang berbeda. Persebaya memainkan sepak bola yang berbeda dibanding Persipura. Targetnya kita dapat poin dengan permainan seperti saat melawan Persipura,” pungkasnya. (iwe)

The post Pendapat Robert Rene Alberts tentang Persebaya appeared first on Emosi Jiwaku.

Meski di bawa ke Makassar, pelatih Alfredo Vera belum bisa memastikan apakah Da Silva akan dimainkan atau tidak. “Sampai sekarang saya belum tahu apakah dia bisa bermain nanti atau tidak. Tapi kami lihat nanti dalam sesi latihan terakhir,” ucap Alfredo saat konpers pra pertandingan di Makassar, Jumat (8/6).

Setelah tiba di Makassar, Persebaya akan melakukan sesi latihan resmi di Stadion Andi Mattalatta mulai pukul 19.30-20.30 WITA.

Menghadapi tim asuhan pelatih Robert Rene Alberts, Alfredo tetap optimis Persebaya mampu membawa tiga poin. Meski anak asuhnya sedikit terganggu dengan ditundanya laga lawan Persija, Alfredo yakin pemainnya siap memberikan penampilan terbaik.

“Kami sudah sangat siap untuk pertandingan nanti. Dan, seperti biasa, setiap pertandingan yang kami mainkan, kami akan berusaha keras dan bekerja lebih giat di lapangan untuk bisa memenangkannya,” ucapnya.

Senada dengan Alfredo, Oktafianus Fernando juga yakin timnya bisa mendapat poin penuh. “Sama dengan pelatih, setiap pertandingan penting dan intinya kami disini untuk kerja untuk dapat poin penuh,” kata Oktafianus.

Laga klasik dua mantan tim Perserikatan ini akan digelar mulai pukul 20.30 WIB dan disiarkan langsung Indosiar. (iwe)

The post Alfredo Masih Pantau Kondisi Da Silva Hingga Latihan Terakhir appeared first on Emosi Jiwaku.

Dua pemain timnas, Irfan Jaya dan Osvaldo Haay, yang tidak dibawa ke Bantul kali ini ada dalam rombongan. Begitu pula Oktafianus Fernando yang di Bantul tidak dibawa karena akumulasi kartu, nampak ada dalam daftar.

Di belakang, Otavio Dutra dibawa bersama Fandry Imbiri dan M. Syaifuddin. Sementara, bek sayap tetap dipercayakan kepada Abu Rizal “Rodeg” Maulana dan Ruben Sanadi.

Di gelandang bertahan ada Nelson Alom. Sidik Saimima, dan Fandy Eko Utomo. Yang mengejutkan, tak ada nama Robertino Pugliara di tengah. Namun Misbakus Solikin dan Rendi Irwan tetap dbawa.

Sementara barisan depan tetap diisi pemain-pemain yang biasanya mengisi langganan yakni David da Silva, Riky Kayame, Rishadi Fauzi, dan Feri Pahabol. (iwe)

19 Pemain Persebaya ke Makassar:

1. Miswar Saputra (GK)
2. Dimas Galih (GK)
3. Otavio Dutra
4. Syaifuddin
5. Fandry Imbiri
6. Ruben Sanadi
7. Abu Rizal Maulana
8. Nelson Alom
9. Osvaldo Haay
10. Misbakus Solikin
11. Sidik Saimima
12. Fandy Eko Utomo
13. Rendi Irwan
14. Oktafianus Fernando
15. Feri Pahabol
16. Irfan Jaya
17. Riky Kayame
18. Rishadi Fauzi
19. David Da Silva

The post Tanpa Robertino, Inilah 19 Pemain Persebaya yang Dibawa ke Makassar appeared first on Emosi Jiwaku.