vs persik Archives | Emosi Jiwaku https://emosijiwaku.com/tag/vs-persik/ Portal informasi terpercaya dan terkini tentang Persebaya dan Bonek Tue, 08 Sep 2020 09:24:46 +0000 en-US hourly 1 145948436 Benarkah GBT Angker untuk Persebaya? https://emosijiwaku.com/2020/03/02/benarkah-gbt-angker-untuk-persebaya/ Mon, 02 Mar 2020 04:12:55 +0000 https://emosijiwaku.com/?p=31656 Sabtu malam (29/2) lalu Persebaya akhirnya melepas masa lajang. Setelah masa libur panjang liga musim 2019, akhirnya Smereka kembali menjalani pertandingan dalam Liga 1. Laga yang mempertemukan Persebaya dengan Persik Kediri itu juga sebagai penanda Liga 1 musim 2020 telah resmi dimulai.

The post Benarkah GBT Angker untuk Persebaya? appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
Sabtu malam (29/2) lalu Persebaya akhirnya melepas masa lajang. Setelah masa libur panjang liga musim 2019, akhirnya Smereka kembali menjalani pertandingan dalam Liga 1. Laga yang mempertemukan Persebaya dengan Persik Kediri itu juga sebagai penanda Liga 1 musim 2020 telah resmi dimulai.

Sebelum pertandingan berlangsung, penonton dan Bonek disuguhi berbagai atraksi seru. Tak hanya kehadiran maskot para tim peserta Liga 1 yang mampu mengocok perut, bahkan ada tarian khas Tiktok yang cukup menghibur. Sayangnya, keasyikan sebelum laga tak lengkap tanpa kemenangan Persebaya yang nyatanya gagal diraih.

Ya, Persebaya gagal meraih kemenangan di laga perdananya musim ini. Meski mereka bermain dengan pemain-pemain yang sudah kembali dari timnas, tapi nyatanya belum memiliki pengaruh bagus pada performa tim. Beberapa pemain bahkan nampak mati kutu mendapat marking dari pemain Persik. Pertandingan pun harus berakhir dengan hasil seri 1-1.

Kita tentu masih ingat bahwa hasil pertandingan yang tak memuaskan ini juga terjadi dimusim lalu. Berdasarkan data dari @RawonStats, 10 pertandingan Persebaya di musim 2019 lalu hanya meraih 2 kali kemenangan, 7 kali seri, dan 1 kali kalah. Padahal mereka bertanding di kandang yang notabene didukung oleh puluhan ribu Bonek, suporternya sendiri.

Persebaya tak hanya mendapat keuntungan dengan adanya dukungan langsung dari puluhan ribu Bonek, mereka juga sudah akrab dengan Gelora Bung Tomo (GBT), dan tak perlu kelelahan akibat melakukan perjalanan jauh untuk mencapai tempat bertanding.

Lalu apa yang kurang?

Ada penelitian menarik yang membahas tentang fenomena tim yang mengalami kegagalan di kandang. Ketika biasanya kita berfokus pada banyaknya suporter dapat memberikan keuntungan pada pemain, ternyata saat itu pula kita telah mengaburkan kemungkinan bahwa banyaknya suporter dapat membuat pemain ‘keseleo’ karena merasa berada di bawah tekanan.

Penelitian berjudul Audience support and choking under pressure: A home disadvantage? memaparkan kemungkinan bahwa, tekanan yang dirasakan oleh pemain dapat timbul dari motivasi untuk mendapatkan hasil terbaik, yakni kemenangan. Nah, ketika mereka bertanding tapi buntu seperti saat David da Silva maupun Hambali berhasil mati kutu karena pemain Persik, tekanan pun makin besar. Tekanan dapat menjadi lebih besar ketika dukungan suporter jauh lebih tinggi, hal ini yang kemudian dapat menyebabkan pemain bermain lebih hati-hati atau malah makin kacau.

Hal yang perlu diingat adalah fenomena seperti ini hanya merupakan kemungkinan kecil. Kemungkinan lebih besar bahwa tim akan sukses meraih hasil maksimal karena mendapat dukungan dari banyaknya suporter yang hadir justru lebih besar. Jadi ketika Persebaya masih terjebak dalam kemungkinan kecil ini, yang harus mereka lakukan adalah mengelola motivasi dan emosi pemain dengan lebih baik lagi.

Beberapa cara relaksasi seperti mindfulness dapat dilakukan agar pemain tak merasa grogi mendapat dukungan maupun sorakan dari puluhan ribu suporternya. Teknik visualisasi dan teknik napas dalam merupakan teknik yang cukup mudah dilakukan dan dapat disesuaikan dengan kondisi pemain ketika di lapangan. Selain itu, membiasakan pemain untuk melihat sekeliling stadion atau arah suporter dapat membantu mereka berdamai dengan kondisi banyaknya pasang mata yang memperhatikan performa pemain di lapangan.

Pemain butuh motivasi untuk menang dan kepercayaan diri agar menampilkan performa terbaik mereka. pemain juga butuh merasakan kecemasan, bagaimana jika hasil akhir tak sesuai harapan mereka dan apa yang harus mereka lakukan untuk mencapai target keberhasilan. Namun, semua itu harus tetap dikelola agar tidak membuat pemain terjebak dalam tekanan yang mereka hasilkan sendiri.

GBT bukan angker untuk tim tuan rumah. GBT bukan angker untuk Persebaya, tapi GBT angker untuk tim-tim lawan Persebaya. Persebaya harus memastikan itu!

The post Benarkah GBT Angker untuk Persebaya? appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
31656
Persebaya 1, Persik 1: Kurangnya Plan B Bajol Ijo Ketika Temui Jalan Buntu https://emosijiwaku.com/2020/03/01/persebaya-1-persik-1-kurangnya-plan-b-bajol-ijo-ketika-temui-jalan-buntu/ Sun, 01 Mar 2020 07:10:06 +0000 https://emosijiwaku.com/?p=31593 Mengawali laga perdana di Liga 1 2020 sebagai partai pembuka dan bermain sebagai tuan rumah, nyatanya tak membuat Bajol Ijo mudah meraih poin penuh. Persebaya harus rela berbagi angka dengan tim promosi musim ini, Persik Kediri.

The post Persebaya 1, Persik 1: Kurangnya Plan B Bajol Ijo Ketika Temui Jalan Buntu appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
EJ – Mengawali laga perdana di Liga 1 2020 sebagai partai pembuka dan bermain sebagai tuan rumah, nyatanya tak membuat Bajol Ijo mudah meraih poin penuh. Persebaya harus rela berbagi angka dengan tim promosi musim ini, Persik Kediri. Di atas kertas jelas skuad Persebaya seharusnya dengan mudah meladeni permainan tim yang baru saja mereka kalahkan dengan skor 3-1 pada pra musim di Piala Gubernur. Tetapi kini, Persik mampu membalikkan keadaan sehingga membuat Konate dkk sulit mengembangkan permainan selama hampir 90 menit. Lantas apa yang kurang dari Persebaya selama 90 menit tersebut, apa saja yang belum dilakukan sehingga skor 1-1 di babak pertama bertahan hingga babak kedua berakhir.

Babak Pertama: Built up Serangan tak Berjalan

Starting Eleven.

Menarik jika melihat 10 menit pertama jalannya laga, Persebaya yang diprediksi mampu mendominasi pertandingan dengan mudah, nyatanya malah dibuat kerepotan oleh Macan Putih. Kedua tim saling jual beli serangan, terutama lini tengah Persik yang memainkanpressing bagus, membuat jarak antar pemain Persebaya terlalu jauh, dan ini berlangsung cukup lama. Persik yang di awal turun dengan formasi 4-3-3, tetapi kenyataan di lapangan berbeda. Persik memainkan 3-5-2, terlihat ketika bertahan dua wing back mereka turun sehingga menempatkan lima pemain di lini pertahanan.

Persebaya masih sulit keluar dari zona yang dibuat Persik. Eid dan Irfan Jaya tidak terlihat turun jemput bola ketika lini kedua akan alirkan bola ke depan. Ditambah fullback mereka tak pernah sekali pun coba bantu serangan. Sebenarnya Persik tak juga meneyerang melalui sisi sayap. Tetapi Koko Ari dan Irianto tak juga membuka ruang dengan cara maju. Sementara Konate kesulitan alirkan bola ketika built up karena Aryn dan Hambali tak cepat naik. Situasi seperti gambar di bawah ini menujukkan mengapa Persebaya kesulitan kembangkan serangan.

Aryn dan Hambali tak bantu menciptakan ruang di tengah sehingga Konate yang menjadi konduktor kesulitan.

Irfan Jaya bergerak terlalu melebar dan berada di posisi yang membuat Koko Ari tak bisa ikut naik. Sementara Konate ketika dapat bola di tengah langsung ditunggu dua pemain Persik. Ruang di middle third (tengah) yang ditinggalkan Persebaya ini menjadi masalah karena itu adalah ruang milik Konate. Sebagaimana ia kerap eksploitasi sisi tersebut. Ketika ruang tersebut dikunci dan sisi sayap Persebaya tak merespon dengan baik, maka berhentilah arus bola ke depan.

Hingga 20 menit jalannya laga belum ada satu shoot on target satu pun dari kedua tim. 10 menit berikutnya duel di lini tengah masih terjadi. Persebaya masih kesulitan bangun serangan, sementara Persik masih melakukan pressing dengan tak merapat ke pemain lawan, tetapi memberikan space, sehingga ketika lawan dapat umpan maka mereka dengan mudah mematahkannya. Ini mengapa sebabnya Persebaya sering kehilangan bola di middel third, karena pressing yang diterapkan oleh Persik sengaja dengan cara tersebut.

Pressing lini tengah Persik memberikan ruang bagi pemain lawan. Ketika Da Silva memberikan umpan ke belakang Maka para pemain Persik dengan mudah merebutnya.

Pada beberapa kesempata Eid dan Ifan Jaya bertukar posisi, tetapi lagi-lagi bukan solusi karena kedua winger ini bermain terlalu melebar. Fullback mereka akhirnya stuck di posisi masing-masing. Bola masih bergulir di lini tengah. Di menit 33 Persik justru mampu mencuri gol terlebih dahulu melalui pinalti Gaspar Vega setelah Hansamu melakukan hands ball. Empat menit kemudian Persebaya samakan kedudukan melalui tandukan Hansamu berkat assist Eid dari skema free kick. Skor imbang menyudahi jalannya babak pertama. PR berat menanti coach Aji dalam 15 menit jeda laga.

Babak Kedua: Baru Panas Sepertiga Akhir Babak

Coach Aji langsung berbenah, lini tengah yang tak juga menunjukkan perkembangan langsung diubah. Hambali keluar dengan diganti Kambuaya. Perubahan langsung terlihat, Kambuaya lebih berani maju ke depan membuka ruang bagi Konate untuk masuk, menjadi pemantul bola di lini tengah. Malah beberapa kali Kambuaya terlihat berada di kotak enam belas lawan. Lini tengah menjadi lebih terbuka, tetapi dalam keadaan tersebut, Persik akhirnya menumpuk pemain di final third mereka.

Masuknya satu pemain mampu mengubah skema permainan juga. Setelah tak pernah terlihat naik, kini Koko Ari dan Irianto beberapa kali terlihat bantu serangan. Aji Santoso tak ingin melewatkan momen ketika timnya sedang kuasai pertandingan. Eid keluar digantikan Oktafianus. Tetapi yang menarik, Oktafianus sering terlihat di posisi tengah sebagai attacking midfielder, sementara Kambuaya berada di winger.

Perubahan taktik ini membuat Persebaya mampu dominasi pertandingan. Sebelumnya bola sulit masuk ke daerah pertahanan Persik, kini Persik dalam tekanan. Tetapi peluang demi peluang masih menemui jalan buntu. Solidnya lini pertahanan Persik yang menumpuk para pemain di depan kota pinalti mereka belum. Sebenarnya Persebaya harus melakukan sesuatu seperti peralihan bola dari sisi sayap ke sayap. Sehingga posisi penumpukan pertahan Persik terpecah. Tetapi ini urung dilakukan Persebaya, padahal Koko Ari dan Irianto sudah naik.

Irianto dan Koko Ari terlihat sudah naik ke depan.

Masuknya Patrich Wanggai belum cukup membongkar rapatnya pertahanan Persik, karena kurang jelas posisi Wanggai ini untuk apa. Karena ia malah terlihat berada di tengah bertindak sebagai attacking midfielder. Posisinya juga lebih ke dalam dari pada Kambuaya yang notabene bukan striker.

Catatan Sepak

Persebaya ternyata belum punya banyak plan ketika serangan mentok. Pergantian pemain memang sedikit banyak mampu mengubah jalannya laga seperti yang dilakukan pada babak kedua. Tetapi bukankah dengan pemain yang sama, skema permainan bisa diubah? Inisiatif dari masing-masing pemain pada pertandingan belum terlalu terlihat. Persebaya punya banyak pemain dengan multi fungsi. Tentu dengan begitu taktik bisa diubah pada saat laga berjalan. Mengganti formasi atau perubahan antar pemain bisa dengan mudah dilakukan jika memang harus dilakukan pada saat itu juga. Pertandingan melawan Persik punya pelajaran yang sangat banyak bagi tim Persebaya. Perbanyak plan ketika tim dalam keadaan buntu, karena skuad yang ada saat ini bisa melakukan hal itu. (arv)

The post Persebaya 1, Persik 1: Kurangnya Plan B Bajol Ijo Ketika Temui Jalan Buntu appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
31593
Tradisi Flop Putaran Pertama, Akankah Menumbalkan Aji? https://emosijiwaku.com/2020/03/01/tradisi-flop-putaran-pertama-akankah-menumbalkan-aji/ Sun, 01 Mar 2020 04:07:39 +0000 https://emosijiwaku.com/?p=31590 Kapan terakhir Persebaya bermain ala tim medioker? Sebelum laga pembuka lawan Macan Putih, permainan ala medioker itu ditunjukkan saat takluk oleh Elang Jawa, sebelumnya enam laga tak pernah menang, di kandang terakhir musim lalu. Yang mendapat reaksi luar biasa dari Bonek. Buntut dari kekesalan yang menumpuk dari fans. Yang sanksinya membuat banyak pihak mengelus dada dan juga ada yang menysukurinya, terusir dari Surabaya dan tanpa penonton.

The post Tradisi Flop Putaran Pertama, Akankah Menumbalkan Aji? appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
Kapan terakhir Persebaya bermain ala tim medioker? Sebelum laga pembuka lawan Macan Putih, permainan ala medioker itu ditunjukkan saat takluk oleh Elang Jawa, sebelumnya enam laga tak pernah menang, di kandang terakhir musim lalu. Yang mendapat reaksi luar biasa dari Bonek. Buntut dari kekesalan yang menumpuk dari fans. Yang sanksinya membuat banyak pihak mengelus dada dan juga ada yang mensyukurinya, terusir dari Surabaya dan tanpa penonton.

Musim ini target tim Bajol Ijo ini lebih dari musim lalu.Tentu saja juara. Harga mati. Perjalanan tim ini semenjak mentas dari Liga 2 mengalami progres. Puncaknya musim lalu, mampu berada di posisi kedua. Maka, tahun ini realistis jika targetnya juara. Oleh karenanya ramai dibicarakan mega transfer itu. Sebagai senjata untuk juara. Salah satunya dengan mendatangkan Makan Konate. Bahkan pemain nomor 10 itu langsung menjadi kapten.

Turnamen pramusim dilalui anak asuhan Aji dengan catatan mengesankan. Selain beberapa nama anak muda yang moncer, rekrutan baru juga tampil sesuai ekspetasi. Madura united, Arema, dan Persija berhasil ditundukkan. Bukan hasil akhir saja, tetapi secara organisasi permainan sangat atraktif.

Oleh karenanya, tiga poin di laga pembuka lawan tim pomosi dan bermain di kandang menjadi hal yang awalnya logis. Tetapi itulah sepak bola. Babak pertama pembukaan Liga 1 ini, kita hanya bisa menyaksikan 11 laki-laki berkostum persebaya melawan satu tim bernama Persik. Sangat jelas tidak ada visi bermain. Belakang amburadul. Tengah mampet. Depan tersandera.

Ricky Kambuaya, Oktafianus, dan Wanggai masuk di babak kedua. Hanya Kambuaya yang mampu memberikan sentuhan signifikan. Kengeyelannya memberikan tenaga baru di lini tengah. Sangat jauh intensitas permainannya dengan yang ia gantikan, Hambali Tholib. Sementara dua lainnya malah tenggelam.

Di bench masih ada Hidayat. Juga bocah ajaib Rizki Ridho. Juga ada Alwi Slamat. Tetapi mungkin pelatih ingin lebih ofensif. Padahal umpan silang khas tim ini seperti yang diperagakan Ruben dan Novan/Rodeg musim lalu, gagal dijalankan Rian dan Koko. Keduanya hanya bermain di areanya sendiri.

Setelah pertandingan Aji bilang tim hanya kurang beruntung. Saya setuju. Untung saja Persik tidak memiliki targetman. Sehingga serangan sporadis mereka, terutama di babak pertama hanya menghasilkan satu gol.

“Tenang masih awal,” hiburan ala admin Persebaya Official merupakan racun. Jika target juara tidak ada lagi demam panggung, grogi, atau sejeninsnya. Apalagi masih awal dan seterusnya.

Dua musim beruntun Persebaya flop di putaran pertama. Hasilnya? Jeblok di klasemen. Pelatih tergusur. Nah, sinyal itu datang di laga pembuka musim ini. Alfredo dan Djanur sudah mengalaminya. Akankah Aji juga serupa? Masih terlalu dini untuk membicarakannya. Tetapi juga bukan sesuatu yang mustahil terjadi.

Salam satu nyali, WANIII…

Sidoarjo, 1 Maret 2020

The post Tradisi Flop Putaran Pertama, Akankah Menumbalkan Aji? appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
31590
Keberanian Aji dan Angkernya GBT bagi Pemain Persebaya https://emosijiwaku.com/2020/03/01/keberanian-aji-dan-angkernya-gbt-bagi-pemain-persebaya/ Sun, 01 Mar 2020 02:57:04 +0000 https://emosijiwaku.com/?p=31587 Selesai sudah pertandingan perdana Persebaya Surabaya melawan Persik Kediri pada hari Sabtu malam (29/2). Tiupan panjang peluit wasit Thoriq Alkatiri mengakhiri babak kedua pertandingan tersebut dengan skor akhir 1-1. Tim tamu sukses mencuri poin dari kandang tuan rumah pada pekan perdana Liga 1.

The post Keberanian Aji dan Angkernya GBT bagi Pemain Persebaya appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
Selesai sudah pertandingan perdana Persebaya Surabaya melawan Persik Kediri pada hari Sabtu malam (29/2). Tiupan panjang peluit wasit Thoriq Alkatiri mengakhiri babak kedua pertandingan tersebut dengan skor akhir 1-1. Tim tamu sukses mencuri poin dari kandang tuan rumah pada pekan perdana Liga 1.

Ini merupakan ironi bagi Persebaya dimana sebelumnya, mereka sukses mempecundangi Persik dengan skor 3-1 pada Piala Gubernur Jawa Timur 2020. Kegagalan meraup poin penuh di kandang membuktikan bahwa Persebaya selalu kesulitan pada pertandingan pertama di dua musim terakhir. Gelaran perdana Persebaya di Liga 1 musim lalu, Persebaya takluk pada tim tuan rumah Bali United dengan skor 2-1.

Kegagalan Persebaya meraup poin penuh menjadi catatan bagi coach Aji Santoso untuk mempersiapkan lagi skema permainan tim agar lawatan ke kandang Persija Jakarta dalam lanjutan pekan kedua  tidak menjadi misi yang sia-sia. Penulis menyoroti keputusan berani dari Coach Aji Santoso di pertandingan ini. Mulai dari susunan pemain Persebaya sampai beberapa pemain yang menurut penulis underperform di laga tersebut.

Pada susunan starting XI Persebaya, coach Aji menurunkan trio gelandang di lini tengah yaitu Makan Konate, Aryn Williams, dan Hambali Tholib. Sebenarnya tidak ada yang salah dalam pemilihan tersebut, namun keputusan berani coach Aji untuk menurunkan Hambali Tholib untuk mengawal lini tengah Bajol Ijo cukup membuat penulis kaget. Padahal masih ada nama M. Hidayat dan Alwi Slamat di bench pemain yang telah lebih dulu mengenal tingginya tekanan bermain di Gelora Bung Tomo dengan dukungan ribuan Bonek.

Memang, selama pertandingan pramusim penampilan Hambali cukup apik. Bahkan pada pertemuan sebelumnya melawan Persik, Hambali berhasil menceploskan gol ke gawang Persik lewat sontekan free kick cantik. Sepertinya coach Aji ingin mengulang memori indah tersebut dengan berani memainkan Hambali di pertandingan kali ini.

Pertandingan babak pertama dimulai dengan intensitas yang lumayan tinggi. Kedua tim saling jual-beli serangan. Menurut penulis, tim tamu juga berani untuk bermain terbuka guna mengimbangi Persebaya di menit-menit awal pertandingan bahkan sampai beberapa kali mengancam gawang Persebaya. Sampai pertengahan babak pertama, Persebaya masih kesulitan untuk membongkar pertahan Persik yang bermain militan dan bahkan menurut penulis, Persik lah yang berhasil memegang kendali permainan di babak ini.

Penulis menyoroti kinerja beberapa pemain Persebaya yang underperform terutama lini tengah Persebaya. Koordinasi dan kerjasama trio gelandang Persebaya Makan Konate, Aryn William, dan Hambali Tholib penulis rasa gagal mengawal lini tengah Persebaya, terutama Hambali. Entah grogi atau demam panggung bermain di depan ribuan Bonek yang hadir di Gelora Bung Tomo membuat sentuhan magis Hambali menjadi tenggelam. Hambali seolah menjadi invisible man di pertandingan tersebut. Ia kerap tergesa-gesa dalam memberikan umpan, melakukan kesalahan passing sampai kehilangan bola yang tidak perlu. Begitu pula dengan Makan Konate yang sepertinya juga masih grogi bermain di depan ribuan Bonek. Kerjasama keduanya seringkali tidak berjalan sehingga membuat skema satu-dua sentuhan khas Persebaya tidak terlihat atau bahkan hilang di babak pertama ini.

Dilansir dari Flashscore.com, match statisctics menunjukkan penguasaan bola sebesar 60:40 untuk keunggulan Persik atas Persebaya. Data statistik tersebut semakin menegaskan bahwa ada sesuatu yang salah di lini tengah Green Force. Namun dibalik underperform-nya kedua pemain tersebut, penulis memberikan kredit kepada Aryn Williams yang bermain spartan dalam memotong alur serangan Persik. Di babak ini, Aryn sukses dalam mengawal lini tengah Persebaya dari gempuran serangan pemain Persik.

Terhambatnya aliran bola dari tengah ini membuat trio pemain depan Persebaya kekurangan asupan bola. Beberapa kali penulis melihat Mahmoud Eid sampai harus turun ke tengah menjemput bola. Selain itu, kawalan ketat A. Ibo terhadap David Da Silva juga membuat pemain plontos tersebut mati kutu. Beruntung satu assist dari skema set piece oleh Mahmoud Eid berhasil diceploskan menjadi gol melalui sundulan Hansamu Yama Pranata. Pemain belakang ini seolah membayar lunas hutang atas handsball-nya yang menyebabkan gol penalti ke gawang Persebaya Surabaya. Skor 1-1 bertahan sampai wasit meniup peluit tanda berakhirnya babak pertama.

Pada babak kedua, Persebaya inisiatif melakukan serangan. Beberapa kali peluang yang didapatkan hampir berhasil dikonversi menjadi gol. Perubahan dilakukan oleh coach Aji dengan memasukkan Ricky Kambuaya menggantikan Hambali Tholib yang underperform. Masuknya Ricky Kambuaya cukup membawa angin segar bagi lini tengah Persebaya. Meskipun belum begitu sempurna, skema permainan yang dibangun bersama Makan Konate dan Aryn Williams cukup sukses mengobrak-abrik pertahanan Persik Kediri. Terhitung sebanyak 10x percobaan dilakukan oleh Persebaya untuk mengoyak gawang Persik di babak ini, namun sayang, dewi fortuna sepertinya masih berpihak ke tim tamu karena beberapa peluang gagal dimanfaatkan menjadi gol. Sampai akhir babak kedua, skor bertahan 1-1 bagi kedua tim.

PR Lawan Persija

Tentu catatan atas pertandingan hari ini menjadi PR bagi coach Aji untuk segera membenahi Persebaya sebelum melawat ke Ibu Kota melawan tuan rumah Persija Jakarta. Selain lini tengah yang underperform, Persebaya juga harus mewaspadai serangan balik dari lawan. Beberapa kali pemain belakang Persebaya terlihat cukup keteteran mengantisipasi serangan balik lawan. Posisi bek kiri Persebaya yang dijaga Rachmat Irianto beberapa kali menjadi sasaran empuk pemain Persik untuk mendekati gawang Persebaya. Meskipun sempat beberapa kali melakukan kesalahan dan pengambilan bola yang berisiko dari Rachmat Irianto, gawang Persebaya tetap tidak kebobolan di babak kedua ini.

Persebaya juga perlu melakukan alternatif skema serangan ketika kedua penyerang sayap Persebaya dimatikan. Selain kurang supply dari lini tengah, penulis rasa kedua penyerang sayap Persebaya pada pertandingan tadi seperti kehilangan magisnya. Tusukan-tusukan dan crossing-crossing mematikan yang biasanya di lakukan oleh Irfan Jaya dan Oktafianus Fernando seolah hilang. Catatan ini menjadi PR bagi coach Aji untuk pertandingan selanjutnya.

Secara keseluruhan, penulis berpendapat bahwa hasil imbang merupakan hasil yang adil untuk kedua tim yang sama-sama bermain terbuka dan menghibur. Meskipun dalam hati penulis tentu saja ingin Persebaya yang menang, namun dengan melihat permainan tadi semoga coach Aji dapat segera melakukan evaluasi terhadap kekurangan tim dan menemukan formula yang pas agar Persebaya kembali di jalur kemenangan. Baiknya bagi Persebaya adalah mengetahui kekurangan tim sedini mungkin sehingga masih ada cukup waktu bagi Persebaya untuk berproses membenahi diri.

Terlepas dari itu, Penulis juga harus memberikan kredit kepada semua pemain Persik Kediri yang spartan dan disiplin dalam pertandingan tadi, terutama coach Persik Joko Susilo yang belajar dari pertandingan sebelumnya, sehingga Persebaya kesulitan dalam mengembangkan permainan dan mencetak gol. Ke depan, semoga Green Force mampu tampil lebih baik lagi dan konsisten serta dapat mencuri poin penuh di kandang Macan Kemayoran Persija Jakarta.

Salam SATU NYALI… WANI!.

The post Keberanian Aji dan Angkernya GBT bagi Pemain Persebaya appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
31587
Tuai Hasil Imbang, Aji: Tidak Ada Yang Salah dengan Cara Bermain Persebaya https://emosijiwaku.com/2020/02/29/tuai-hasil-imbang-aji-tidak-ada-yang-salah-dengan-cara-bermain-persebaya/ Sat, 29 Feb 2020 16:15:59 +0000 https://emosijiwaku.com/?p=31573 Persebaya Surabaya harus puas dengan hasil imbang 1-1 lawan Persik Kediri dalam laga pembuka Liga 1 2020 di Stadion Gelora Bung Tomo, Sabtu (29/2/2020). Menurut, pelatih Persebaya, Aji Santoso, hasil imbang itu disebabkan karena Makan Konate cs kurang beruntung.

The post Tuai Hasil Imbang, Aji: Tidak Ada Yang Salah dengan Cara Bermain Persebaya appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
EJ – Persebaya Surabaya harus puas dengan hasil imbang 1-1 lawan Persik Kediri dalam laga pembuka Liga 1 2020 di Stadion Gelora Bung Tomo, Sabtu (29/2/2020). Menurut, pelatih Persebaya, Aji Santoso, hasil imbang itu disebabkan karena Makan Konate cs kurang beruntung.

Persebaya tertinggal lebih dulu lewat gol penalti Gaspar Vega di menit ke-33. Penalti diberikan wasit Thoriq Alkatiri setelah Hansamu Yama melakukan handball di kotak terlarang.

Beruntung, Hansamu mampu membayar kesalahannya. Memanfaatkan umpan tendangan bebas Mahmoud Eid, pemain 25 tahun itu berhasil mencetak gol penyama kedudukan pada menit ke-37.

“Pertandingan sangat seru malam hari ini. Yang jelas tidak ada yang salah dengan cara bermain kami. Di babak pertama kami masih melihat bagaimana cara mereka bermain, di babak kedua kami sudah tampil bagus,” kata Aji.

Di babak pertama Persebaya memang cukup sulit mengembangkan permainan. Ujung tombak Persebaya, David da Silva tampak selalu mendapat penjagaan ketat dari Andri Ibo. Beberapa kali umpan yang diberikan lini tengah juga tidak tepat sasaran.

“Babak pertama mereka tampil lumayan bagus dengan menggunakan tiga bek tengah. Menurut saya Persik bisa mencuri poin karena bermain cukup bagus,” kata Aji.

Memasuki babak kedua, Aji melakukan pergantian pemain. Ricky Kambuaya masuk menggantikan Hambali Tholib di menit ke-48 sedangkan Mahmoud Eid ditarik keluar dan digantikan Oktafianus Fernando pada menit ke-67.

Masuknya kedua pemain itu menambah daya dobrak Persebaya. Akan tetapi, hingga akhir pertandingan tak ada gol tambahan tercipta. Strategi Persik untuk menumpuk pemain di lini belakang juga semakin menyulitkan Persebaya.

“Mereka menggunakan taktik parkir bus. Menurut saya itu wajar dan boleh-boleh saja. Saya pikir tadi kurang faktor lucky saja pada pertandingan malam hari ini,” 

“Tapi secara keseluruhan tidak ada yang salah dengan cara bermain anak-anak. Kami kemasukan juga melalui penalti dan memang Hansamu Yama handball tadi.” tandasnya.

Setelah menghadapi Persik, Persebaya akan langsung bersiap untuk bertandang ke markas Persija Jakarta di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (7/3/2020) mendatang. (riz)

The post Tuai Hasil Imbang, Aji: Tidak Ada Yang Salah dengan Cara Bermain Persebaya appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
31573
Rapor Pemain Persebaya vs Persik: Lini Depan Gagal Maksimalkan Peluang, Lini Tengah Deadlock https://emosijiwaku.com/2020/02/29/rapor-pemain-persebaya-vs-persik-lini-depan-gagal-maksimalkan-peluang-lini-tengah-deadlock/ Sat, 29 Feb 2020 16:08:54 +0000 https://emosijiwaku.com/?p=31570 Berbagi poin menjadi kata yang pantas disematkan pada laga kali ini, ketika Persebaya Surabaya menghadapi tamunya Persik Kediri di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Sabtu (29/2).

The post Rapor Pemain Persebaya vs Persik: Lini Depan Gagal Maksimalkan Peluang, Lini Tengah Deadlock appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
EJ – Berbagi poin menjadi kata yang pantas disematkan pada laga kali ini, ketika Persebaya Surabaya menghadapi tamunya Persik Kediri di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Sabtu (29/2). Kuatnya barisan pertahanan Persik ditambah kurang maksimalnya lini serang Persebaya membuat kedua tim harus puas berbagi angka dengan skor 1-1. Masing-masing gol dari kedua kubu tercipta melalui situasi setpiece. Macan Putih unggul terlebih dahulu melalui gol dari G. Vega melalui titik putih pada menit ke-33 dan dibalas oleh sundulan Hansamu yang memanfaatkan freekick dari Mahmoud Eid.

Rapor Pemain Persebaya vs Persik:

Rivky Mokodompit (6.4)
Rivky bermain cukup bagus pada laga kali ini, walaupun gagal menepis sepakan penalti G. Vega. Tetapi eks kiper PSM Makassar tersebut mampu membaca dengan tepat kemana bola akan ditendang. Beberapa kali tangkapan bola Rivky juga lengket dipelukannya dan juga minim kesalahan yang dibuat olehnya.

Hansamu Yama (6.1)
Walaupun berhasil mencetak gol penyama kedudukan, penampilan Hansamu Yama jauh dari kata memuaskan. Melakukan handsball di kotak terlarang serta beberapa kali mampu dilewati oleh lini serang dari Persik khususnya Faris Aditama selaku kapten dari tim Macan Putih.

Arif Satria (6.2)
Bermain lugas dan mampu membaca arah bola yang dialirkan dari lini tengah ke lini depan Persik membuat Arif menjadi tembok kokoh yang susah dilewati oleh lini serang Persik khususnya Antoni Putro. Berkali-kali pemain dengan nomor punggung 24 tersebut mampu menghentikan pergerakan dari Antoni Putro yang mencoba menusuk ke kotak pinalti Persebaya.

Koko Ari (5.6)
Dipercaya sebagai pemain inti pada laga pembuka, Koko Ari tidak mampu memaksimalkan dengan baik. Koko jarang terlihat membantu serangan dan lebih fokus ke pertahanan yang membuat variasi serangan Bajol Ijo berkurang serta pos sayap kanan yang diisi secara bergantian oleh Irfan, Mahmoud, maupun Oktafianus kurang support dari bek sayap.

Rachmat Irianto (5.6)
Hampir mirip dengan Koko, baik Koko maupun Rian kurang memberikan support yang maksimal terhadap lini serang Persebaya. Jarangnya kedua bek sayap tersebut overlap membuat kurangnya variasi serangan yang dimiliki oleh Bajol Ijo.

Aryn Williams (6.0)
Aryn terlihat berkali – kali memotong dan mencuri bola dari para pemain Persik Kediri ketika para pemain Persik mencoba build up serangan dari lini tengah. Serta pemain berpaspor Australia tersebut nyaris membuka kedudukan andai tendangan cannonball yang ia lepaskan dari kotak pinalti tidak melambung diatas mistar gawang Dimas Galih

Hambali Tholib (5.2)
Diturunkan dari menit awal, Hambali hampir tidak terlihat pada laga tersebut. Terisolasinya Makan Konate serta tidak terlihatnya peran Hambali membuat Persebaya gagal mengembangkan permainan khususnya pada babak pertama. Hambali harus rela diganti oleh Ricky Kambuaya karena permainannya yang kurang optimal pada laga tersebut.

Makan Konate (5.7)
Bermain dari menit pertama, Makan Konate gagal memberikan dampak yang signifikan khususnya bagi lini serang Persebaya. Peran Konate baru terlihat pada pertengahan babak kedua ketika masuknya Ricky Kambuaya. Hadirnya Ricky Kambuaya membuat Konate bisa dengan nyaman mengalirkan bola ke lini serang Bajol Ijo, tetapi tetap tidak mampu menambah kedudukan bagi Persebaya.

Irfan Jaya (6.7)
Kurang berkembangnya lini tengah Persebaya, serta Persik Kediri yang sering melakukan serangan balik membuat sayap dari Persebaya baik Irfan maupun Mahmoud sering terlihat turun ke belakang membantu pertahanan. Irfan juga berkali – kali mencoba memberikan umpan – umpan matang kepada lini serang Bajul Ijo tetapi gagal dimaksimalkan yang mengakibatkan skor tetap sama kuat 1-1.

Mahmoud Eid (6.5)
Walaupun berposisi sebagai winger, Mahmoud juga sering terlihat membantu lini pertahanan dari Persebaya khususnya pada awal babak pertama. Pemain asal Palestina tersebut mampu menorehkan assist pertamanya di Liga 1 2020 melalui umpannya melalui free kick yang mampu dimaksimalkan oleh Hansamu Yama.

David da Silva (5.2)
Berkali – kali mendapatkan peluang baik dari umpan matang rekan setimnya maupun bola liar dari lawan gagal dimanfaatkan oleh David. Tercatat 3x David melakukan tembakan yang ketiganya melambung tinggi di atas gawang dari Dimas Galih.

Ricky Kambuaya (6.0)
Hadirnya Ricky lebih menghidupkan lini tengah dari Persebaya Surabaya. Pergerakan Ricky Kambuaya sangat merepotkan Andri Ibo dkk. Konate pun menjadi lebih bebas dan mampu mengatur ritme permainan setelah masuknya Ricky Kambuaya. Sayang Ricky harus menerima kartu kuning dari pengadil lapangan setelah melakukan professional foul ketika Macan Putih melancarkan serangan balik.

Oktafianus Fernando (5.5)
Bermain menggantikan Mahmoud Eid tak membuat lini serang Persebaya menjadi lebih baik. Ofan kurang optimal ketika mendapatkan bola, serta pergerakannya juga tidak merepotkan lini bertahan dari Macan Putih.

Patrich Wanggai (5.4)
Patrich Wanggai dimasukkan menggantikan Aryn Williams yang mengalami cedera. Hadirnya Patrich kurang memberi dampak signifikan pada lini serang dari Persebaya. Patrich juga harus menerima kartu kuning dari wasit Thoriq setelah melakukan pelanggaran ketika Persik melancarkan counter attack. (mth)

The post Rapor Pemain Persebaya vs Persik: Lini Depan Gagal Maksimalkan Peluang, Lini Tengah Deadlock appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
31570
Pemain Terbaik Persebaya vs Persik: Irfan Jaya https://emosijiwaku.com/2020/02/29/pemain-terbaik-persebaya-vs-persik-irfan-jaya/ Sat, 29 Feb 2020 14:58:49 +0000 https://emosijiwaku.com/?p=31562 Persebaya Surabaya mengawali Liga 1 2020 dengan raihan kurang maksimal kala menghadapi tamunya, Persik Kediri di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya pada hari Sabtu (29/02). Bertindak sebagai tuan rumah serta sekaligus penyelenggara Opening Ceremony yang disaksikan oleh puluhan ribu tak membuat Bajol Ijo bermain baik khususnya pada babak pertama.

The post Pemain Terbaik Persebaya vs Persik: Irfan Jaya appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
EJ – Persebaya Surabaya mengawali Liga 1 2020 dengan raihan kurang maksimal kala menghadapi tamunya, Persik Kediri di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya pada hari Sabtu (29/02). Bertindak sebagai tuan rumah serta sekaligus penyelenggara Opening Ceremony yang disaksikan oleh puluhan ribu tak membuat Bajol Ijo bermain baik khususnya pada babak pertama.

Bermain dengan menguasai penguasaan bola tidak menjamin baiknya permainan Bajol Ijo. Bahkan Macan Putih lebih sering membahayakan pertahanan Persebaya melalui skema counter attack beserta umpan jauh antar sisi yang diperagakan anak asuh Coach Joko Susilo yang terbukti merepotkan barisan pertahanan Green Force yang digalang oleh Hansamu Yama dkk. Hal tersebut terbukti dengan berhasilnya Persik Kediri mencuri gol melalui titik putih karena bola menyentuh tangan dari Hansamu Yama, serta berhasil dikonversikan pemain asing mereka G. Vega pada menit ke-33.

Kecolongan terlebih dahulu membuat Persebaya meningkatkan intensitas serangan, usaha dari anak asuh Coach Aji Santoso membuahkan hasil kala umpan free kick Mahmoud Eid berhasil ditanduk Hansamu Yama dan berbuah gol pada menit ke-37 serta menebus kesalahan yang dilakukannya yang berakibat gol bagi Persik Kediri.

Pada sisa pertandingan Green Force terus menyerang khususnya melalui pemain sayap mereka, Irfan Jaya. Berkali-kali pemain yang kerap disapa Irja tersebut memberikan berbagai macam umpan, baik umpan silang, cut-back, maupun terobosan. Tetapi berbagai macam umpan tersebut gagal dimanfaatkan oleh lini serang Bajol Ijo.

Tidak hanya berbagai macam umpan yang diberikan Irfan Jaya, tetapi pergerakan Irja juga kerap merepotkan lini belakang Macan Putih. Terkuncinya lini tengah Persebaya, khususnya Makan Konate membuat permainan Green Force kurang berkembang. Pemain asal Mali tersebut baru terlihat pada pertengahan babak kedua setelah masuknya Ricky Kambuaya.

Walaupun terjadi deadlock pada lini tengah Persebaya, Irfan Jaya tetap mampu merepotkan lini belakang Macan Putih. Tetapi sayang penyelesaian akhir menjadi masalah pada laga kali ini. Kokoh, rapi, dan disiplinnya lini belakang Persik juga menjadi salah satu faktor Persebaya tidak mampu meraih tiga poin pada laga kali ini. (mth)

The post Pemain Terbaik Persebaya vs Persik: Irfan Jaya appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
31562
Lambat Panas, Persebaya Tertahan di GBT https://emosijiwaku.com/2020/02/29/lambat-panas-persebaya-tertahan-di-gbt/ Sat, 29 Feb 2020 14:48:26 +0000 https://emosijiwaku.com/?p=31549 Persebaya harus puas berbagi angka dengan Persik dalam laga pembuka Liga 1 2020 di Gelora Bung Tomo, Sabtu (29/2). Tampil full team dan didukung oleh puluhan ribu Bonek, Persebaya kesulitan menembus pertahanan persik di laga yang berakhir dengan skor 1-1 ini.

The post Lambat Panas, Persebaya Tertahan di GBT appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
EJ – Persebaya harus puas berbagi angka dengan Persik Kediri dalam laga pembuka Liga 1 2020 di Gelora Bung Tomo, Sabtu (29/2). Tampil full team dan didukung oleh puluhan ribu Bonek, Persebaya kesulitan menembus pertahanan persik di laga yang berakhir dengan skor 1-1 ini.

Menampilkan seluruh pemain asing yang dimilikinya, Persebaya terkesan lambat panas pada pertandingan ini. Umpan dari kaki ke kaki yang selama ini menjadi ciri khas Bajol Ijo dalam membangun serangan tak begitu terlihat. Ketatnya pertahanan Persik juga tak kuasa ditembus dari skema open play anak asuhan Aji Santoso.

Babak Pertama

Persebaya tertekan sejak menit awal oleh tim tamu, Persik mampu mengurung pertahanan Green force. Aliran-aliran bola dari lini tengah yang diinisiasi oleh Aryn Williams dan Makan Konate mampu diredam Faris Aditama dkk.

Penguasaan bola juga dominan dikuasai oleh tim berjuluk Macan Putih tersebut. Sisi pertahanan sebelah kanan Persebaya mampu dieksploitasi Persik. Koko Ari yang biasa terlihat melancarkan overlap-nya kini hanya fokus untuk bertahan.

Seketika seluruh stadion Gelora Bung Tomo tersentak setelah wasit Thoriq Alkatiri menunjuk titik putih. Keputusan tersebut dikeluarkan oleh wasit selelah Hansamu Yama tertangkap handball saat menghalau umpan silang Sackie Doe. Gaspar Vega yang menjadi eksekutor bagi Persik sukses menjalankan tugasnya dan membawa tim tamu unggul 0-1 di menit ke-33.

Persebaya masih belum mampu memperlihatkan permainan terbaiknya setelah gol tim tamu tercipta. Permainan kaki ke kaki yang menjadi trademark anak asuhan Aji Santoso tak begitu terlihat.

Gol penyeimbang kedudukan terjadi di menit ke-37. Bermula dari situasi set piece, Mahmoud Eid mampu mengirim umpan ke dalam kotak pinalti dan mampu disambut dengan sundulan Hansamu Yama. Bola meluncur deras ke arah gawang yang kosong setelah kiper persik Dimas galih out of position, Skor menjadi 1-1. Tidak ada lagi gol tercipta di sisa menit babak pertama,

Babak Kedua

Persebaya langsung tancap gas dengan menekan pertahanan Persik dari menit awal babak kedua. Tercatat ada tiga peluang emas dari David Da Silva yang mampu membahayakan gawang Dimas Galih. Namun semua belum mampu merobek jala tim tamu.

Dua peluang juga didapatkan oleh Ricky Kambuaya. Peluang pertama Ricky melepaskan tendangan dari luar kotak penalti namun masih dapat diamankan oleh Dimas. Peluang kedua Ricky juga tak menemui sasaran saat umpan matang dari Konate tak mampu diselesaikan dengan baik olehnya.

Ketatnya pertahanan Persik Kediri sangat merepotkan barisan depan Persebaya untuk menembus kotak penalti. Menempatkan lima bek sekaligus, Persik terlihat menumpuk pemainnya ketika Persebaya mendapatkan kesempatan.

Praktis di babak kedua, Persik hanya mengandalkan counter attack untuk skema penyerangan. Fokus tim macan putih hanya bertahan untuk tidak kebobolan untuk kedua kali.

Kebuntuan ditemui Bajol Ijo hingga menit-menit akhir pertandingan, berulang kali makan Konate dkk mengurung area pertahanan macan Putih namun belum mampu merubah keadaan. Skor 1-1 bertahan hingga wasit Thoriq Alkatiri meniupkan peluit panjang tanda berakhirnya laga.

Persebaya tampak kesulitan dalam membangun serangan sejak awal laga. Keputusan pelatih Joko Susilo untuk bermain dengan lima bek sekaligus mampu mematikan pergerakan David Da Silva dan memaksakan hasil imbang di Gelora Bung Tomo.

Pada pekan kedua nanti, Persebaya akan melakoni laga tandang melawan Persija Jakarta di Gelora Bung Karno (7/3). (rgl)

The post Lambat Panas, Persebaya Tertahan di GBT appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
31549
Persebaya vs Persik: Ayo Beri Kesan Manis di Awal Musim, Jol! https://emosijiwaku.com/2020/02/29/persebaya-vs-persik-ayo-beri-kesan-manis-di-awal-musim-jol/ Sat, 29 Feb 2020 01:02:16 +0000 https://emosijiwaku.com/?p=31547 Persebaya akan mengawali Liga 1 2020 dengan menjamu Persik Kediri di Gelora Bung Tomo Sabtu malam nanti (29/2). Anak asuhan Aji Santoso dipastikan komplit dan siap melakoni laga kontra tim berjuluk Macan Putih tersebut.

The post Persebaya vs Persik: Ayo Beri Kesan Manis di Awal Musim, Jol! appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
EJ – Persebaya akan mengawali Liga 1 2020 dengan menjamu Persik Kediri di Gelora Bung Tomo Sabtu malam nanti (29/2). Anak asuhan Aji Santoso dipastikan komplit dan siap melakoni laga kontra tim berjuluk Macan Putih tersebut.

Pertemuan dua tim besar dan tradisional asal Jawa timur ini telah lama dinanti. Pasalnya telah cukup lama kedua tim bertemu di kasta tertinggi sepakbola Indonesia.

Meski baru bertemu pada piala gubernur Jatim 2020 lalu, namun pertemuan itu bertajuk kompetisi pramusim. Pertemuan terakhir keduanya dimenangkan Persebaya dengan skor 3-1.

Bermodalkan kemenangan tersebut, Green Force dipastikan tak kesulitan memberi perlawanan kepada tim tamu, namun Aji Santoso tak ingin anak asuhannya menganggap remeh lawan yang dihadapi malam nanti.

Meski berstatus sebagai tim promosi, Persik Kediri yang saat ini diasuh oleh Joko Susilo tak bisa dianggap remeh oleh Persebaya. Berstatus sebagai kampiun Liga 2 tahun lalu, persik mengaku siap untuk mengarungi Liga 1 musim ini.

Dengan dukungan langsung Bonek yang hadir di Gelora Bung Tomo akan dimanfaatkan Persebaya untuk meraup hasil maksimal. “ini kandang kami, tentunya kami akan berjuang untuk meraih tiga poin,” ujar Rahmat Irianto saat konferensi pers.

Laga yang juga menjadi penanda dimulainya liga 1 edisi 2020 bergulir ini dipastikan akan dipadati Bonek dan juga suporter tim tamu, Persik Mania. (rgl)

Head to head kedua tim:
10/02/2020 Persebaya Surabaya vs Persik Kediri 3-1 (Piala Gubernur Jatim 2020)
15/01/2014 Persik Kediri vs Persebaya Surabaya 1-0 (Inter Islan Cup)
13/06/2012 Persebaya Surabaya vs Persik Kediri 3-2 (Piala Indonesia)
07/06/2012 Persik Kediri vs Persebaya Surabaya 1-3 (Piala Indonesia)
08/08/2010 Persik Kediri vs Persebaya Surabaya 3-0 (ISL)
19/12/2009 Persebaya Surabaya vs Persik Kediri 0-1 (ISL)

Perkiraan Pemain:
Persebaya: Rivky Mokodompit (GK), Abu Rizal, Arief Satria, Hansamu Yama Pranata, Rachmat Irianto; Aryn Williams, Hambali Tholib, Mahmoud Eid, Makan Konate, Irfan Jaya, David da Silva.
Persik: Fajar Setyajaya (GK); Ante Bakmaz, Jefferson, Vava Mario Zagalo, Dany Saputra, Sackie Teah Doe, Gaspar Vega, Faris Aditama, Antoni Putro, Krisna Bayu Otto Kartika, Septian Bagas.

The post Persebaya vs Persik: Ayo Beri Kesan Manis di Awal Musim, Jol! appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
31547
Aji Santoso vs Joko Susilo, Pertemuan Dua Sahabat https://emosijiwaku.com/2020/02/28/aji-santoso-vs-joko-susilo-pertemuan-dua-sahabat/ Fri, 28 Feb 2020 14:02:11 +0000 https://emosijiwaku.com/?p=31542 Laga Persebaya Surabaya melawan Persik Kediri, Sabtu esok (28/2/2020) bukan hanya sekedar pertemuan sesama klub Jawa Timur. Lebih jauh, partai tersebut juga mempertemukan dua rekan yaitu Aji Santoso dan Joko “Gethuk” Susilo.

The post Aji Santoso vs Joko Susilo, Pertemuan Dua Sahabat appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
EJ – Laga Persebaya Surabaya melawan Persik Kediri, Sabtu esok (28/2/2020) bukan hanya sekedar pertemuan sesama klub Jawa Timur. Lebih jauh, partai tersebut juga mempertemukan dua sahabat yaitu Aji Santoso dan Joko “Gethuk” Susilo.

Aji dan Gethuk sebelumnya pernah bekerja sama ketika masih berseragam Arema. Keduanya merupakan pemain Arema FC dari tahun 1992 sampai 1995. Kerja sama tersebut kemudian berlanjut ketika Aji menangani Arema FC di tahun 2017. Gethuk saat itu berstatus sebagai asisten pelatih.

Saking dekatnya, Aji juga sempat satu kamar dengan Gethuk ketika menjalani kursus lisensi AFC Pro sepanjang tahun 2019 lalu. Aji saat itu seringkali berdiskusi dengan Gethuk membahas taktik permainan.

Nah, kini, keduanya akan berhadapan dalam laga perdana Liga 1 2020 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Sabtu (28/2/2020) esok. Aji tampak cukup percaya diri menghadapi mantan rekannya tersebut.

Apalagi sebelumnya Persebaya sudah pernah mengalahkan Persik yang dilatih Gethuk. Saat ajang Piala Gubernur Jatim, Persebaya mampu memetik kemenangan 3-1 atas  Persik.

“Kami tentu punya taktik dan cara sendiri-sendiri. Saya sangat yakin karena di dalam setiap pertandingan saya akan selalu mengubah-ubah cara bermain,” kata Aji.

“Lawan akan berandai-andai seperti apa formasi yang akan saya turunkan, siapa yang akan main. Intinya kami sudah sangat siap untuk pertandingan besok,” tambahnya.

Aji semakin percaya diri karena Persebaya akan tampil dengan skuad terbaik lawan Persik. Tercatat hanya Nasir yang terpaksa absen karena masih menjalani pemulihan cedera hamstring.

“Kecuali Nasir, semua pemain kami siap tampil. Semoga kami bisa mendapat hasil maksimal,” tandasnya. (riz)

The post Aji Santoso vs Joko Susilo, Pertemuan Dua Sahabat appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
31542