writer contest mei Archives | Emosi Jiwaku https://emosijiwaku.com/tag/writer-contest-mei/ Portal informasi terpercaya dan terkini tentang Persebaya dan Bonek Sun, 31 May 2020 17:24:19 +0000 en-US hourly 1 145948436 Ku Mau Kau (Persebaya) Seperti Mauku https://emosijiwaku.com/2020/06/01/ku-mau-kau-persebaya-seperti-mauku/ Sun, 31 May 2020 17:24:19 +0000 https://emosijiwaku.com/?p=32770 H-7, Persebaya away ke kota perantauan kami. Segera rekan-rekan Bonek setempat menyalakan mode siaga. Kumpul. Kita akan punya gawe, menyambut rekan-rekan dari seluruh Indonesia yang akan menonton laga ini. Terlebih Tuan rumah menjadi salah satu kandidat juara.

The post Ku Mau Kau (Persebaya) Seperti Mauku appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
H-7, Persebaya away ke kota perantauan kami. Segera rekan-rekan Bonek setempat menyalakan mode siaga. Kumpul. Kita akan punya gawe, menyambut rekan-rekan dari seluruh Indonesia yang akan menonton laga ini. Terlebih tuan rumah menjadi salah satu kandidat juara.

Malam berkumpul, sekitar 10 orang, tidak ada wajah yang ku kenal, maklum aku baru mendarat di kota itu beberapa bulan. Langkah pertama saweran, antisipasi Bonek-Bonek estafet. Tentunya mereka perlu makan, tempat tidur sementara atau ongkos ala kadarnya untuk balik ke kota masing-masing.

Dalam beberapa menit terkumpul beberapa juta. Tidak ada yang nyawer di bawah 300 ribu malah beberapa di atas 500 ribu. Bahkan sampai ada yang nyuntek dompetnya. Kelak setelah aku mengenal mereka semua, decak kagum keluar dari mulut ini. Gila mereka rata-rata pegawai harian bahkan ada yang kerja ngojek tapi gak eman demi Persebaya.

Menjelang hari H, kami makin tegang. Call centre hape kami tidak berhenti berdering. Maklum kami memaklumatkan nomor hape di medsos. Siapapun yang away hubungi nomor tersebut.

Dari hari ke jam menjelang pertandingan, jumlah bonek yang menghubungi kami meningkat tajam. Dapur umum rencana semula diserahkan ke pihak ketiga berantakan karena budget kurang. Otak diputar, jadilah kami membungkusi nasi sendiri. Tenaga terbatas, H-1, banyak Bonek berdatangan, dari yang minta di jemput satu persatu, laporan di sartok anak punk, sampai berita sweeping dari suporter rival benar-benar membuat kami kelabakan. Pontang-panting koordinasi dengan beberapa kelompok suporter lokal, Belum lagi dengan pihak berwajib yang selalu memantau kami.

Hari H tambah pusing dari ujung kaki dan kepala, banyak Bonek estafet yang tidak bisa masuk stadion, tidak bertiket! Waduuh, di grup segera di umumkan kondisi darurat! Ayo saweran lagi, butuh urgent. Jangan sampai tamu kita keleleran apalagi gak bisa masuk stadion.

Alhamdulillah duit segera terkumpul. Entah dari mana duit tersebut, yang pasti bukan duit nganggur.

Pertandingan berjalan lancar, skor draw, pihak keamanan menginformasikan, Bonek malam itu juga harus balik. Pusing lagi karena tenaga teman-teman sudah terkuras seminggu ini karena harus mengurus dan mengembalikan Bonek kembali ke kota masing-masing.

Seperti biasa jurus misuh keluar apabila kondisi capek dan judek , janc*k, lek gak gae Persebaya gak karuan kathe ngene! Mbolos kerjo, ngurusi wong akeh, diomeli bojo, gak turu semingu, metu duwet sak taek ndayak. Bla bla blaaa…

Kondisi capek makin menjadi kalau Persebaya mainnya gak karuan. Komentar manajemen pathing pecothot. Sampai keluar statement kami: Kalian (Persebaya) selalu mau kami seperti maumu, terus kapan ku mau kau (Persebaya) seperti mauku? (Menangan dan jadi Juara). (*)

*) Tulisan ini adalah salah satu tulisan yang diikutkan dalam “EJ Sharing Writer Contest” edisi Mei 2020. Dengan tema Persebaya dan Harapan Masyarakat, kontes dibuka hingga 31 Mei 2020. Kirim tulisanmu ke email: [email protected].

The post Ku Mau Kau (Persebaya) Seperti Mauku appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
32770
Perjuangan Persebaya https://emosijiwaku.com/2020/05/31/perjuangan-persebaya/ Sun, 31 May 2020 16:51:42 +0000 https://emosijiwaku.com/?p=32768 Bicara tentang Surabaya adalah bicara tentang Persebaya, Bonek, dan kecintaan warga Surabaya terhadap Persebaya itu sendiri. Persebaya dengan warga Surabaya seakan tak bisa dipisahkan, selalu ada dalam segala pembicaraan di kantor, warung kopi, bahkan kampus.

The post Perjuangan Persebaya appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
Bicara tentang Surabaya adalah bicara tentang Persebaya, Bonek, dan kecintaan warga Surabaya terhadap Persebaya itu sendiri. Persebaya dengan warga Surabaya seakan tak bisa dipisahkan, selalu ada dalam segala pembicaraan di kantor, warung kopi, bahkan kampus.

Saya ingat betul ketika Bonek yang mayoritas warga Surabaya diuji dengan tidak diakuinya persebaya dalam kancah persepak bolaan Indonesia oleh PSSI. Waktu itu Persebaya dianggap pindah ke liga yang tidak resmi atau membelot. Banyak Bonek yang kecewa bahkan marah, tapi banyak juga yang tetap kuat dan semangat menghadapi ujian ini. 4 tahun tak terasa sudah Surabaya tanpa sepak bola.

Apakah Bonek berhenti mendukung Persebaya? Tidak, Bonek masih tetap kuat dan semakin gencar memprotes dan memperjuangkan hak Persebaya di tahun kelima mereka disanksi PSSI, hingga akhirnya diakui kembali. Luapan kebahagiaan Bonek pecah di mana-mana, tangis haru semua larut dalam kebahagiaan ini.

Tahun pertama mengikuti Liga 2 atau kasta kedua liga di Indonesia, Persebaya langsung menggebrak dengan juara 1 dan langsung naik ke Liga 1 atau liga teratas Indonesia.

Di tahun kedua, setelah dipulihkan dari sanksi, Persebaya langsung menyusun tim yang bagus. Hasilnya mereka ada di klasemen ke 5 di akhir laga. Hasil yang sangat bagus.

Tahun berikutnya Persebaya semakin ambisius merebut gelar juara. Mereka melejit runner up di klasemen akhir. Hasil yang sangat positif.

Di tahun ini, persiapan kembali dikejar karena juara adalah target utama seluruh elemen Persebaya. Tapi naas, nasib berkata lain. Sebuah pandemi datang menghambat semua sektor di Indonesia tak terkecuali olahraga sepak bola dan kompetisi dihentikan dengan waktu yang belum ditentukan.

Tapi Bonek masih setia mendampingi Persebaya di saat kondisi apapun. Bahkan di saat semua tim krisis finansial karena pandemi ini, Persebaya dengan jumlah store terbanyak di Indonesia masih mampu menghidupi Persebaya karena loyalitas Bonek.

Sayangnya di saat kondisi negara melawan pandemi seperti ini, pengurus PSSI malah mengundurkan diri, begitupun pengurus kompetisi PT LIB. Sebuah keputusan yang tak bertanggung jawab dengan nasib kompetisi, bahkan sampai sekarang belum jelas juga antara dilanjutkan atau dihentikan kompetisinya.

Di balik banyaknya ujian itu, masyarakat pecinta sepak bola Indonesia masih mempunyai harapan yang besar untuk segera berakhirnya wabah ini sehingga kehidupan bisa berjalan normal kembali begitupun harapan Bonek pendukung setia persebaya yang masih setia dalam kondisi apapun. (*)

*) Tulisan ini adalah salah satu tulisan yang diikutkan dalam “EJ Sharing Writer Contest” edisi Mei 2020. Dengan tema Persebaya dan Harapan Masyarakat, kontes dibuka hingga 31 Mei 2020. Kirim tulisanmu ke email: [email protected].

The post Perjuangan Persebaya appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
32768
Wisata Bola dan Museum Persebaya https://emosijiwaku.com/2020/05/31/wisata-bola-dan-museum-persebaya/ Sun, 31 May 2020 16:41:06 +0000 https://emosijiwaku.com/?p=32766 Suatu ketika bertanya dalam hati saat melihat tayangan One Stop Football tentang room tour ke stadion San Siro Milan, apakah kelak Persebaya bisa seperti ini? Membuat sebuah wisata baru di dunia sepak bola Indonesia. Mungkin nanti akan menjadi satu-satunya di Indonesia yang dimiliki klub profesional. Secara Persebaya adalah tim dengan segudang prestasi dan sejarah. Sayangnya beberapa kurang tercatat dan mungkin sirna ditelan waktu, daripada hilang tertelan zaman alangkah lebih baik kalau dibuatkan sebuah museum.

The post Wisata Bola dan Museum Persebaya appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
Suatu ketika bertanya dalam hati saat melihat tayangan One Stop Football tentang room tour ke stadion San Siro Milan, apakah kelak Persebaya bisa seperti ini? Membuat sebuah wisata baru di dunia sepak bola Indonesia. Mungkin nanti akan menjadi satu-satunya di Indonesia yang dimiliki klub profesional. Secara Persebaya adalah tim dengan segudang prestasi dan sejarah. Sayangnya beberapa kurang tercatat dan mungkin sirna ditelan waktu, daripada hilang tertelan zaman alangkah lebih baik kalau dibuatkan sebuah museum.

Mencoba untuk berandai-andai jika Persebaya memiliki museum klub sendiri, mungkin bisa untuk menjadi salah satu opsi sumber pemasukan klub sendiri. Dilihat dari fans pun Persebaya memiliki modal yang besar dan kuat, Menurut saya, fans pasti bersedia jika diminta turut andil dalam pembangunan museum ini baik materi maupun tenaga yang dikeluarkan. Wong memperjuangkan Persebaya mati suri aja sanggup apalagi hanya membantu pembangunan museum. Apalagi sekarang ada komunitas Pemerhati Sejarah Persebaya yang bisa membantu dalam pembangunan museum Persebaya. Jika ingin menambah dengan dekorasi Jersey, saat ini telah ada komunitas Surabaya Jersey Community yang bisa diajak untuk turut andil dan Bonek lainnya pun bisa turut andil.

Tidak hanya wisata museum saja, Persebaya bisa menambah variasi wisata bola dengan tour sejarah bola dengan mengelilingi lapangan-lapangan sepak bola bersejarah yang ada di Surabaya. Dengan sedikitnya literasi tentang sejarah lapangan-lapangan bola di Surabaya ini menjadi sebuah terobosan bagi semua penggiat sejarah Surabaya untuk menambah referensi hunting tempat sejarah Surabaya.

Tentunya wisata bola Surabaya ini mencakup seluruh lapisan masyarakat sebagai upaya melek sejarah bola Surabaya khususnya Persebaya. Bisa juga mencakup suporter away yang akan bertandang ke Surabaya. Manajemen Persebaya bisa menyediakan paket bagi suporter away yang akan ke Surabaya. Selain menikmati laga yang berlangsung, suporter away akan mendapatkan paket wisata bola surabaya dengan mengunjungi museum Persebaya dan mengelilingi sejarah sepak bola kota pahlawan dan mungkin bisa mampir ke tempat oleh-oleh khas Surabaya. Hal ini secara tidak langsung memberikan kontribusi terhadap geliat ekonomi lokal Surabaya.

Selain menumbuhkan geliat ekonomi lokal, manfaat yang mungkin dapat diambil dari adanya wisata bola Surabaya adalah masyarakat dapat mendapat informasi sejarah klub kebanggaan arek-arek Suroboyo ini. Ya tentunya generasi-generasi baru suporter Persebaya agar lebih mengerti sejarah klub kebanggaannya. Bukankah suporter yang besar adalah yang menghargai sejarah klubnya?.

Tentunya ini semua hanya sebuah angan-angan dan harapan saya terhadap Persebaya, apalagi masih belum ada klub di Indonesia yang mengambil peluang ini. Ya semoga saja terjadi di keesokan hari. (*)

*) Tulisan ini adalah salah satu tulisan yang diikutkan dalam “EJ Sharing Writer Contest” edisi Mei 2020. Dengan tema Persebaya dan Harapan Masyarakat, kontes dibuka hingga 31 Mei 2020. Kirim tulisanmu ke email: [email protected].

The post Wisata Bola dan Museum Persebaya appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
32766
Persebaya Surabaya, Rumah bagi Semua https://emosijiwaku.com/2020/05/31/persebaya-surabaya-rumah-bagi-semua/ Sun, 31 May 2020 16:30:31 +0000 https://emosijiwaku.com/?p=32764 Surabaya, kota metropolitan dengan sejarah panjang terentang dari era Raja Kertanegara hingga sekarang dipimpin oleh Ibu Risma. Kota yang dulunya bernama Ujung Galuh ini dikenal dengan tiga hal, egaliter, akulturasi budaya, dan masyarakatnya yang dikenal terbuka dan tanpa tedeng aling–aling.

The post Persebaya Surabaya, Rumah bagi Semua appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
Surabaya, kota metropolitan dengan sejarah panjang terentang dari era Raja Kertanegara hingga sekarang dipimpin oleh Ibu Risma. Kota yang dulunya bernama Ujung Galuh ini dikenal dengan tiga hal, egaliter, akulturasi budaya, dan masyarakatnya yang dikenal terbuka dan tanpa tedeng aling–aling. Wajar belaka karena statusnya sebagai kota pelabuhan memungkinkan terjadinya interaksi yang intens dan berkelanjutan antara pedagang dari berbagai belahan dunia dengan masyarakat lokal. Akulturasi budaya dengan karakteristik khas masyarakat pesisir turut membentuk Surabaya dan masyarakatnya menjadi seperti sekarang. Singkatnya, Surabaya menjadi kota yang nyaman bagi penduduknya, tidak peduli dari etnis, suku, agama, atau warna kulit apapun. Lalu, apa hubungannya dengan Persebaya?

Lemari trofi memang tidak setiap saat terisi, namun Persebaya tetap menjaga multi-kulturalisme di dalam skuadnya dari masa ke masa. Mulai dari 3 pemain asing pertama dari Eropa Timur, trio Amerika Latin yang memberi gelar juara Liga Indonesia pertama, kiper Tiongkok pertama di kompetisi persepakbolaan nasional, legiun Afrika hingga pemain Australia, silih berganti mengisi slot pemain asing di Persebaya. Untuk pemain lokal, komposisinya jauh lebih beragam. Skuad Persebaya untuk mengarungi Liga 2 musim 2017 misalnya, setidaknya terdapat 1 perwakilan dari setiap pulau besar yang ada di Indonesia. Miswar Syahputra (Aceh/Sumatera), M. Hidayat (Kalimantan), Irfan Jaya (Sulawesi), Abu Rizal (Madura), Sidik Saimima (Tulehu/Maluku), hingga Fandry Imbiri (Papua) adalah nama–nama yang merepresentasikan keberagaman skuad Persebaya. Lalu, apa yang kurang dari Persebaya?

Seperti klub sepak bola pada umumnya, Persebaya juga mempunyai rumah yang menjadi kebanggaan kita semua. Gelora 10 November Tambaksari menjadi saksi kejayaan Persebaya, sebelum digantikan dengan Gelora Bung Tomo di medio 2010an awal. Mini Nou Camp, begitu banyak orang menyebutnya karena 2 lantai tribunnya mengingatkan kita akan stadion kebanggaan Catalan itu.

Secara umum, pandangan sepak bola sebagai olahraga yang maskulin masih mengakar kuat di Indonesia dan hal tersebut termanifestasi dalam tingkah suporter di stadion. Keberadaan Bonita memang menjadi hal yang jamak kita lihat sekarang, apalagi bila dibandingkan sekian tahu lalu ketika Persebaya masih berlaga di Gelora 10 November, namun perilaku seksis seperti menyiuli, catcalling, bahkan mencoba melakukan kontak fisik tanpa memperhatikan consent dari pihak perempuan masih sering dijumpai. Keberadaan perempuan di dalam stadion masih belum lepas dari objektifikasi terhadap perempuan, sekadar dianggap pemanis tribun maupun pelengkap booth–booth sponsor.

Stadion juga belum sepenuhnya ramah terhadap anak–anak meskipun klub dan suporter berusaha mengkampanyekan hal tersebut. Umpatan, makian, akses ke stadion, ketiadaan single seat di tribun, hingga asap rokok masih menjadi halangan utama bagi mereka yang berharap bisa dengan aman dan nyaman mengajak anaknya untuk datang ke stadion dan menikmati permainan Persebaya.

Masalah serupa juga hadir bagi teman–teman disabilitas. Harus diakui bahwa GBT secara keseluruhan masih belum ramah terhadap mereka. Terbatasnya akses menuju tribun dan tidak tersedianya toilet bagi penyandang disabilitas menjadi contoh hambatan yang harus dihadapi bagi para penyandang disabilitas yang juga suporter Persebaya.

Surabaya sudah membuktikan diri menjadi kota metropolitan yang egaliter, terbuka, dan hidup harmonis dalam keberagaman. Multi–kulturalisme adalah sinonim skuad Persebaya dari waktu ke waktu. Harapan kita semua kelak adalah Gelora Bung Tomo bisa menjadi rumah bagi kita semua. Rumah yang ramah, tidak hanya ramah dengan prestasi Persebaya, namun juga ramah bagi suporter Persebaya itu sendiri.

Salam Satu Nyali, Wani! (*)

*) Tulisan ini adalah salah satu tulisan yang diikutkan dalam “EJ Sharing Writer Contest” edisi Mei 2020. Dengan tema Persebaya dan Harapan Masyarakat, kontes dibuka hingga 31 Mei 2020. Kirim tulisanmu ke email: [email protected].

The post Persebaya Surabaya, Rumah bagi Semua appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
32764
Persebaya dan Legenda https://emosijiwaku.com/2020/05/31/persebaya-dan-legenda/ Sun, 31 May 2020 10:34:22 +0000 https://emosijiwaku.com/?p=32762 Jika berbicara tentang Persebaya, tentu tak bisa lepas dari history panjangnya. Prestasi yang pernah diraihnya, dan segudang pemain-pemain bintang yang tergabung di dalamnya. Banyak sekali hal yang menarik untuk dibahas atau dijadikan bahan obrolan dari klub berjuluk “Bajol Ijo” ini.

The post Persebaya dan Legenda appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
Jika berbicara tentang Persebaya, tentu tak bisa lepas dari history panjangnya. Prestasi yang pernah diraihnya, dan segudang pemain-pemain bintang yang tergabung di dalamnya. Banyak sekali hal yang menarik untuk dibahas atau dijadikan bahan obrolan dari klub berjuluk “Bajol Ijo” ini.

Sebagai salah satu klub sepak bola legendaris di Indonesia dan termasuk salah satu pendiri PSSI, dapat dikatakan bahwa Persebaya adalah salah satu klub yang tak pernah kehabisan cara untuk menghasilkan bibit-bibit terbaik pesebakbola nasional yang hebat. Beberapa pemain berhasil menjadi bintang jebolan kompetisi internal Persebaya, sebut saja seperti Bejo Sugiantoro, Uston Nawawi, Anang Ma’ruf, Aji Santoso, Mat Halil, Alm. Rusdy Bahalwan, Eri Irianto, Evan Dimas Darmono, Andik Vermansah, Taufik, Rendi Irwan. Bahkan saat ini muncul nama-nama baru seperti Rui Arianto dan Marselino Ferdinan. Beberapa pemain tersebut bahkan saat ini sudah menjadi legenda bagi Persebaya maupun Indonesia.

Melihat dari sederet pemain-pemain bintang yang dihasilkan, nampaknya klub yang semula bernama Soerabajasche Indische Voetbal Bond (SIVB) itu ditakdirkan berjodoh dengan para pemain legendanya. Antara Persebaya dan pemain-pemain legendanya seolah punya ikatan yang sangat kuat, baik dalam hal pembinaan bibit-bibit muda maupun bagi pencapaian prestasi Persebaya sendiri. Sebut saja, sepak terjang Almarhum Rusdy Bahalwan yang sukses dalam karirnya sebagai pemain maupun sebagai pelatih. Arek Suroboyo jebolan klub internal Persebaya (Assyabaab) itu sukses mengantarkan Persebaya untuk merengkuh gelar juara di era perserikatan pada tahun 1976 sebagai pemain dan juara Liga Indonesia tahun 1997 sebagai pelatih.

Lebih lanjut, ada hal yang menarik dari sinergitas harmonis antara Persebaya dan pemain legendanya. Hal tersebut nampak ketika Persebaya dipaksa untuk mati suri oleh PSSI sehingga terjadilah dualisme dengan munculnya “Persebaya siluman”. Selama kurang lebih lima tahun, Persebaya asli yang kemudian berganti nama menjadi Persebaya 1927 tak boleh ikut berkompetisi secara resmi. Selama itu pula, para legenda Persebaya seperti Mat Halil dan Endra Prasetya masih setia untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Persebaya masih ada dan sangat layak untuk diperjuangkan. Bak gayung bersambut, pada 8 Februari 2017 melalui kongres tahunan PSSI di Hotel Aryaduta Bandung, keberadaan Persebaya akhirnya kembali diakui.

Setelah Persebaya dapat kembali berkompetisi, berbagai prestasi kembali didapat. Misalnya saja seperti berhasil menjadi kampiun Liga 2 2017. Dalam perjalanannya selama mengarungi kompetisi, Persebaya kerap mengalami pasang-surut dalam permainannya. Banyak korban pelatih yang harus angkat kaki karena dianggap gagal mengangkat performa Persebaya seperti Coach Iwan Setiawan, Coach Alfredo Vera, Coach Djajang Nurjaman, dan Coach Wolfgang Pikal.

Namun setelah itu, Persebaya bak bertemu jodohnya. Sang legenda yang dulu sukses sebagai pemain, kini mencoba peruntungan menjadi arsitek Bajol Ijo. Ya, Aji Santoso datang ketika kondisi tim kurang kondusif dan ditambah track record kepelatihannya yang tidak begitu baik. Namun secara di luar dugaan, Coach Aji dengan dibantu legenda lain seperti Coach Bejo dan Coach Uston malah sukses untuk membawa Persebaya bangkit dan menjadi runner up Liga 1 2019. Dan yang terbaru mereka juga sukses mengantarkan Persebaya menjadi yang terkuat di Piala Gubernur Jatim.

Kombinasi yang sungguh indah memang antara Persebaya dengan sang legenda. Laksana dua sejoli yang sedang merajut asmara, keduanya berusaha saling melengkapi dan saling mengisi satu dengan lainnya. Semua itu dilakukan untuk mencapai satu tujuan. Tujuan itu adalah membawa Green Force terbang setinggi-tingginya di angkasa. (*)

The post Persebaya dan Legenda appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
32762
Harapanku, Harapanmu, dan Harapan Kita untuk Persebaya https://emosijiwaku.com/2020/05/31/harapanku-harapanmu-dan-harapan-kita-untuk-persebaya/ Sun, 31 May 2020 10:19:54 +0000 https://emosijiwaku.com/?p=32760 Persebaya, itulah singkatan dari Persatuan Sepak Bola Surabaya. Siapa yang tak kenal dengan nama itu? Tim yang berjuluk Bajul Ijo itu bermarkas di kota pahlawan yang menjadi kebanggaan masyarakat Surabaya bahkan seluruh masyarakat Jawa Timur. Tim yang penuh dengan catatan sejarah, dan tim yang memiliki suporter militan bernama Bonek.

The post Harapanku, Harapanmu, dan Harapan Kita untuk Persebaya appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
Persebaya, itulah singkatan dari Persatuan Sepak Bola Surabaya. Siapa yang tak kenal dengan nama itu? Tim yang berjuluk Bajul Ijo itu bermarkas di kota pahlawan yang menjadi kebanggaan masyarakat Surabaya bahkan seluruh masyarakat Jawa Timur. Tim yang penuh dengan catatan sejarah, dan tim yang memiliki suporter militan bernama Bonek.

Nama Bonek diambil dari kata bondo nekat ini memiliki arti modal nekat dalam bahasa Indonesia yang menunjukkan bahwa Bonek selalu keras kemauan demi mendukung tim kebanggaan dengan bermodalkan tekat yang kuat. Julukan lain dari Bonek yaitu Green Force yang berarti Pasukan Hijau, Pasukan dengan warna identik hijau yang menjadi warna kebanggaan tim, warna yang tidak asing dengan persebaya, dan warna yang sudah melekat dalam Persebaya karena memang diambil dari warna buaya hijau yang telah menjadi ikon lambang kota Surabaya.

Menjadi pendukung Persebaya merupakan sebuah kebanggaan yang bisa kami rasakan, menyaksikan Persebaya berlaga di stadion pun bukan hanya sekedar hiburan melainkan sebuah pengorbanan untuk mengawal sang kebanggaan. Di sana kami bersaudara, tak memandang rupa, tak memandang asal daerah, dan tak memandang punya gaji berapa. Semangat kami membara, berdiri, bernyanyi bersama, dan bersorak gembira kami teriakkan untuk membakar semangat para pemain dilapangan layaknya seorang pahlawan yang sedang berjuang dalam pertempuran.

Semangat kami tak pernah padam
Suara kami pun tak kan pernah hilang
Yakinilah bahwa kau tak kan sendirian
Di sini kami selalu mendukungmu

Itulah potongan bait yang saya kutip dari lagu Emosi Jiwaku. Lagu yang selalu kami nyanyikan di sisi tribun, lagu yang berisi tentang harapan kami, dan lagu yang menggambarkan bagaimana kewajiban kami para supporter sebagai pemain ke-12 yang ikut bermain di pinggir lapangan dalam memberikan dukungan moril kepada 11 pemain yang bertanding di lapangan.

Selama 2×45 menit semangat kami membara dan selama 2×45 menit pula kami berdiri tak berhenti bersuara. 90 menit harus dimaksimalkan untuk mengamankan 3 poin. Setiap orang dari kita memiliki peran. Harapan kami pun besar dan tak akan membiarkan sang pahlawan berjuang sendirian. Semua perjuangan yang telah diupayakan tidak boleh dibiarkan bertepuk sebelah tangan dan jangan sampai berujung pada kekecewaan. Karena harapan kita semua, tak lain adalah bisa menjadi juara.

“Terbanglah tinggi kau Persebaya!
Banggakanlah kami para Bonek-Bonita
Dan tunjukkan pada semua mata dunia!
Bahwa kita layak jadi juara”

*) Tulisan ini adalah salah satu tulisan yang diikutkan dalam “EJ Sharing Writer Contest” edisi Mei 2020. Dengan tema Persebaya dan Harapan Masyarakat, kontes dibuka hingga 31 Mei 2020. Kirim tulisanmu ke email: [email protected].

The post Harapanku, Harapanmu, dan Harapan Kita untuk Persebaya appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
32760
DNA Semangat Bung Tomo Harus Terjaga di Persebaya https://emosijiwaku.com/2020/05/31/dna-semangat-bung-tomo-harus-terjaga-di-persebaya/ Sun, 31 May 2020 09:58:38 +0000 https://emosijiwaku.com/?p=32758 Green Force Bajul Ijo sebutan nama klub sepak bola asal kota pahlawan. Klub yang terbilang cukup tua dari jajaran tim sepak bola seluruh indonesia, juga salah satu pendiri persatuan sepak bola seluruh Indonesia (PSSI).

The post DNA Semangat Bung Tomo Harus Terjaga di Persebaya appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
Green Force Bajul Ijo sebutan nama klub sepak bola asal kota pahlawan. Klub yang terbilang cukup tua dari jajaran tim sepak bola seluruh indonesia, juga salah satu pendiri persatuan sepak bola seluruh Indonesia (PSSI).

Persebaya merupakan tim yang terkenal dan identik dengan kegarangan menerkam para lawan, kecantikan umpan-umpannya, dan keberanian di lapangan hijau. DNA itu membuat tim persebaya memiliki ciri khas sebagai tim bola yang tidak ada di tim manapun di Indonesia.

Ciri khas tersebut mungkin lahir ketika Bung Tomo sebagai salah satu tokoh pahlawan ikonik yang berasal dari Surabaya dengan kegarangan dan semangat yang tak pernah padam menyemangati arek-arek Suroboyo agar tidak gentar melawan penjajah. Sehingga warisan semangat itu harus menjalar dan timbul pada para punggawa Bajol Ijo dan jajaran official yang memberanikan diri membawa nama besar PERSEBAYA SURABAYA. Semangat itu pun juga menular di hati para pendukung dengan salam satu nyalinya yang bersimbolis WANI. Terbukti di mana pun dan kapan pun Persebaya berlaga, di sana akan ada semangat dari pendukung setianya yakni Bonek.

Jangan anggap remeh dukungan para Bonek. Karena mereka mendukung bukan hanya main-main. Dari segi uang, tenaga, pikiran, dan nyali di tuangkan menjadi satu tanpa ada harap imbal balik apapun kecuali hanya satu yaitu kemenangan di setiap pertandingan. “Karena Kemenangan Harga Mati”.

Di pundak jajaran official dan seluruh pemain beban kemenangan yang diharapkan itu berada, berkecimpung di lingkaran persepakbolaan khusunya Persebaya. Wajib menggunakan HATI, “jika tidak dengan hati lebih baik pergi.” Karena Persebaya bukan hanya sekedar tim sepak bola yang bisa diincip lalu “habis manis sepah di buang” Karena ada kesetiaan pendukung yang tidak perlu di ragukan lagi. Bahkan keadaan seperti apapun dukungan itu terus bertambah dan berlipat ganda karena semboyan hati mereka adalah “Kalah ku dukung menang ku sanjung”

Tercatat tahun 2004 terakhir Persebaya menjuarai Liga Indonesia hingga sekarang belum pernah menjuarai kompetisi. Ada apa? Apakah semangat itu mulai luntur, redup, atau bahkan hilang? Kami rindu juara itu wahai para punggawa, belasan tahun kami menunggu, segala dukungan kami lakukan kami pertaruhkan sampai kapan kami menunggu. Ayo bangkitlah Bajol Ijo ku satukan semangatmu, doa dan dukunganku menyertaimu, ku yakin kau pasti bisa taklukkan lawanmu, ku slalu mendukungmu Persebaya. (*)

*) Tulisan ini adalah salah satu tulisan yang diikutkan dalam “EJ Sharing Writer Contest” edisi Mei 2020. Dengan tema Persebaya dan Harapan Masyarakat, kontes dibuka hingga 31 Mei 2020. Kirim tulisanmu ke email: [email protected].

The post DNA Semangat Bung Tomo Harus Terjaga di Persebaya appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
32758
Bonek Berubah, Siapkah? https://emosijiwaku.com/2020/05/31/bonek-berubah-siapkah/ Sun, 31 May 2020 09:38:32 +0000 https://emosijiwaku.com/?p=32755 Memang harapan masyarakat sangat tinggi untuk perubahan Bonek ke depan. Itu semua karena banyak juga masyarakat yang merasa bahwa Bonek itu besar dan kuat. Tentunya akan semakin hebat jika membuat perubahan yang sangat besar.

The post Bonek Berubah, Siapkah? appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
Apa yang kalian tahu tentang Persebaya?

Jika jawaban kalian adalah Bonek pendukung setianya yang suka rusuh dan onar, maka kalian sudah termakan media yang selalu menyudutkan bonek.

Asal kalian tahu ketika peristiwa berdarah perobekan bendera di Hotel Yamato pada waktu itu adalah arek-arek suroboyo yang dengan lantang dan wani melawan penjajah. Namun pada waktu itu belum populer nama Bonek. Dari situ berani dan pantang menyerah menjadi simbol dan karakter arek arek suroboyo sampai sekarang.

Begitupun dalam mendukung Persebaya, tim kesayangan arek-arek Bonek. Mereka akan loyal dan pantang menyerah karena sudah tertanam sifat itu dari dulu. Sehingga ketika tim Persebaya bertandang di mana pun pasti Bonek akan datang tanpa memikirkan bahaya apapun. Lantas kemudian muncul kasus kerusuhan antar suporter, Bonek melawan polisi, perguruan silat bahkan ormas.

Memang harus diakui itu semua pernah terjadi. Namun bukan semata-mata Bonek terus yang disalahkan. Bonek hanya korban segelintir oknum yang memprovokasi sehingga terjadi bentrokan

Namun apa yang Bonek sekarang lakukan?

Memang harapan masyarakat sangat tinggi untuk perubahan Bonek ke depan. Itu semua karena banyak juga masyarakat yang merasa bahwa Bonek itu besar dan kuat. Tentunya akan semakin hebat jika membuat perubahan yang sangat besar.

Hal itu perlahan dijawab oleh Bonek. Semakin banyak kesadaran dari individu Bonek untuk memulai perubahan, di antaranya ketika bencana alam banyak sekali elemen Bonek dari tiap kota melakukan penggalangan dana untuk korban terdampak dan hasilnya sangat luar biasa terasa. Beratus juta dana terkumpul dan disumbangkan untuk korban bencana alam. Dan hal itu semakin rutin dilakukan di tiap-tiap kota yang ada komunitas Bonek.

Kemudian Bonek melakukan aksi hujan boneka dan disumbangkan ke anak-anak penderita kanker ataupun disabilitas. Tak berhenti di situ, bahkan Bonek juga membuat panti asuhan di Sidoarjo dan juga mushola di Nganjuk. Itu semua membuat Persebaya semakin bangga melihat perubahan bonek yang cukup positif.

Namun pandangan masyarakat masih ada juga yang negatif. Karena beberapa oknum Bonek memang masih kurang memiliki kesadaran pentingnya sikap positif suporter terhadap timnya.

Tapi harapan masyarakat masih sangat tinggi yang ditujukan kepada Bonek untuk selalu membuat gerakan yang besar.

Siapkah Bonek menjawab harapan itu?

Mari kita buktikan! (*)

*) Tulisan ini adalah salah satu tulisan yang diikutkan dalam “EJ Sharing Writer Contest” edisi Mei 2020. Dengan tema Persebaya dan Harapan Masyarakat, kontes dibuka hingga 31 Mei 2020. Kirim tulisanmu ke email: [email protected].

The post Bonek Berubah, Siapkah? appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
32755
Takdir Terindah Tuhan Itu Bernama “Persebaya” https://emosijiwaku.com/2020/05/31/takdir-terindah-tuhan-itu-bernama-persebaya/ Sun, 31 May 2020 07:07:00 +0000 https://emosijiwaku.com/?p=32753 Banyak yang mencintai Persebaya dari berbagai kalangan dengan lika-liku cara yang mereka gunakan. Mulai dari menyaksikan pertandingan-pertandingan Persebaya dari siaran layar kaca atau radio, hingga terus hadir di setiap pertandingan.

The post Takdir Terindah Tuhan Itu Bernama “Persebaya” appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
Banyak yang mencintai Persebaya dari berbagai kalangan dengan lika-liku cara yang mereka gunakan. Mulai dari menyaksikan pertandingan-pertandingan Persebaya dari siaran layar kaca atau radio, hingga terus hadir di setiap pertandingan.

Dari situ muncul banyak fenomena yang salah satunya sering kita sebut loyalitas. Namun tidak semua kalangan bisa melakukan hal itu. Ada yang modal nekat dengan meninggalkan sejenak kesibukan (sekolah/kuliah /bekerja) sampai yang harus mengeluarkan modal dengan menggadaikan barang atau menjualnya agar bisa hadir memberikan dukungan langsung dari belakang pagar tribun stadion.

Kita pun tahu jika mereka bukan hanya hadir dari Kota Surabaya melainkan dari berbagai daerah di seluruh penjuru Indonesia bahkan dunia. Tidak menutup kemungkinan mereka yang hadir hanya untuk memberikan dukungan kepada Persebaya. Banyak dari kalangan pedagang yang datang langsung dari Surabaya untuk menjajakan dagangannya di luar kota atau luar pulau.

Sekali lagi saya tekankan Persebaya adalah takdir terindah Tuhan yang tidak bisa dinilai dari satu aspek. Banyak dari kalangan lain yang merasa sangat diuntungkan dengan hadirnya Persebaya. Cinta dan dedikasi Bonek sangat teruji saat Persebaya mendapat hasil kurang bagus di pertandingan. Tetap pada jalurnya yang sangat khas Suroboyoan.

Bonek berusaha mengembalikan Persebaya yang mungkin dirasa mulai kelewatan dengan cara apapun. Tujuannya agar Persebaya sadar bahwa Bonek ingin menunjukkan bagaimana rasa cintanya. Meskipun kadang caranya dipandang berlebihan dan menjurus ke tindakan anarki. Mengapa?

Mari kita flashback. Mengembalikan ruh Persebaya pada masa perjuangan Bonek beberapa tahun lalu bukan hal mudah. Kami harus berhadapan dengan lawan yang bisa di katakan tidak mungkin harus menjadi lawan kami. Banyak sekali tragedi yang terjadi saat kami berusaha mengembalikan ruh Persebaya. Mulai dari pertentangan sesama Bonek sampai federasi sepak bola yang bobrok. Tapi dengan jerih payah dan pastinya izin Tuhan Yang Maha Kuasa, Bonek bisa mewujudkan perjuangan panjang itu dengan hasil luar biasa. Prestasi klub terus meningkat hingga terbungkamnya mulut mereka yang dulu menertawakan aksi kami bersorak di bawah panas terik Stadion Tugu, Jakarta Utara. Dan tak lupa sujud syukur kami saat Persebaya diumumkan dapat kembali berlaga dengan mengantongi lisensi klub profesional yang disahkan Pengadilan Negeri.

Oleh karenanya, mari kita jaga takdir terindah dari Tuhan ini sebaik-baiknya. Persebaya adalah anugerah yang tidak bisa dinilai dengan nominal rupiah. Menjelang bertambahnya usia Persebaya, harapan kami masih sama. Jangan bosan menjadi kebanggaan Bonek dan khususnya Kota Surabaya. Semoga cinta ini tidak pernah luluh oleh tragedi ciptaan “elit global” dan mari bersama saling menguatkan.

Salam Satu Nyali, WANI! (*)

*) Tulisan ini adalah salah satu tulisan yang diikutkan dalam “EJ Sharing Writer Contest” edisi Mei 2020. Dengan tema Persebaya dan Harapan Masyarakat, kontes dibuka hingga 31 Mei 2020. Kirim tulisanmu ke email: [email protected].

The post Takdir Terindah Tuhan Itu Bernama “Persebaya” appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
32753
Marketing Jitu Ala Bonek https://emosijiwaku.com/2020/05/31/marketing-jitu-ala-bonek/ Sun, 31 May 2020 06:32:49 +0000 https://emosijiwaku.com/?p=32750 Jika membahas mengenai Persebaya, tentu tak akan ada habisnya. Semua bisa dikupas secara asyik dan menarik. Misalnya saja tentang sejarahnya, prestasinya, nama besarnya, termasuk juga tentang pendukung setianya (Bonek dan Bonita).

The post Marketing Jitu Ala Bonek appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
Jika membahas mengenai Persebaya, tentu tak akan ada habisnya. Semua bisa dikupas secara asyik dan menarik. Misalnya saja tentang sejarahnya, prestasinya, nama besarnya, termasuk juga tentang pendukung setianya (Bonek dan Bonita).

Berbicara tentang Bonek, mungkin bagi masyarakat awam hanya dilihat sebagai suporter bola biasa. Bahkan, masih ada pula yang menganggap Bonek sebagai tukang rusuh dan anggapan kurang baik lainnya. Namun, jika dicermati lebih lanjut, Bonek memiliki nilai istimewa yang berbeda dari suporter bola lainnya. Rasa cintanya pada Persebaya dan persepak bolaan di Indonesia membawa pengaruh yang baik bahkan bisa dikatakan sebagai salah satu supporter bola yang menjadi kiblat suporter bola lain di Indonesia. Kalau boleh mengutip kata Cak Nun: “Bonek sangat berpotensi bagi kemajuan bangsa”.

Mungkin pembaca masih bertanya, di mana letak istimewanya Bonek? Toh sama saja dengan suporter bola lainnya. Baiklah saya jelaskan. Letak istimewanya Bonek adalah kebijaksanaan dalam cara berpikir. Mereka mampu mengubah cacian menjadi sesuatu yang menghasilkan bahkan kini mendapat banyak sekali pujian. Ya, dikala banyak suporter klub rival yang men-judge Bonek sebagai “Gembel”, “Maling Gorengan”, “Sego Elek-elekan”, dan sebutan lain yang mungkin tidak enak didengar telinga, Bonek malah melihat itu semua sebagai peluang untuk menambah penghasilan. Mereka malah bisa mengubah ungkapan-ungkapan yang bernilai negatif tersebut menjadi nilai-nilai rupiah.

Saat ini, banyak komunitas Bonek dan Bonita yang memiliki distro dan produknya mengutip kata-kata dari sang rival tersebut. Dan hasilnya pun di luar dugaan, sangat laris di pasaran. Lebih istimewanya lagi, Presiden Persebaya (Azrul Ananda) pun pernah memakai kaus dengan kalimat sama. Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya Bonek dan Bonita memiliki jiwa entrepreneur dengan strategi marketing yang baik. Bahkan bukan tidak mungkin dari usaha distro tersebut akan mampu menambah pemasukan bagi negara sebab banyak pula Bonek/Bonita yang tinggal di luar negeri.Di masa pandemi seperti sekarang, Bonek masih bisa survive dalam menjalankan roda bisnisnya meski keadaan ekonomi di negeri ini sedang sulit.

Terlepas dari itu semua, suatu kebanggaan bagi saya menjadi seorang Bonek. Ya, karena banyak sekali bonek saat ini yang sudah mulai berangsur-angsur menuju ke arah yang positif dan tidak mudah terprovokasi. Bonek sudah menunjukkan bahwa mereka bukanlah manusia yang amatiran. Seperti dawuh Gus Dur, “Orang yang masih tersinggung dan marah karena cacian dan hinaan maka ia masih termasuk hamba yang amatiran”. (*)

*) Tulisan ini adalah salah satu tulisan yang diikutkan dalam “EJ Sharing Writer Contest” edisi Mei 2020. Dengan tema Persebaya dan Harapan Masyarakat, kontes dibuka hingga 31 Mei 2020. Kirim tulisanmu ke email: [email protected].

The post Marketing Jitu Ala Bonek appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
32750