Tes Fisik Persebaya, Apa Yang Akan Dilakukan Para Pemain?

Latihan Persebaya. (Foto: Joko Kristiono/EJ)
Iklan

EJ – Persebaya akan menggelar tes fisik pemain seleksi untuk menakar kemampuannya. Tes fisik akan diadakan di Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Sabtu (11/2).

Tes fisik adalah cara pelatih mengetahui dan memahami kondisi fisik para pemainnya. Kondisi fisik pemain harus diketahui secara tepat dan bukan berdasar dugaan semata.

Menurut blog milik pelatih asal Jerman, Timo Scheunemann, tes fisik memiliki standar tes fisik sepak bola terbaru yakni tes daya tahan, tes sprint, tes sprint power, dan tes daya eksplosifitas.

A. Tes Daya Tahan (Endurance)

Iklan

Salah satu cara menilai kondisi fisik pemain adalah dengan mengukur tingkat Vo2Max. Volume maksimal oksigen (Vo2max) adalah kemampuan seseorang untuk menyalurkan dan menggunakan oksigen pada saat melakukan olahraga. Jadi, semakin bagus vo2max seseorang, semakin bagus pula kondisi fisik pemain tersebut, khususnya untuk daya tahan (endurance).

Tes daya tahan dibagi menjadi dua, yakni: 

Cooper Test

Pemain diminta untuk berlari secepat dan se-stabil mungkin selama 12 menit di atas lintasan lari 400 meter atau lewat tepi lapangan yang ukuran standar.

Balke

Tes ini seperti cooper test, namun yang membedakan hanyalah pada waktunya saja, yaitu 15 menit. Hasil tes akan dicocokkan dengan table standar vo2max.

Vo2max sangat penting untuk terus ditingkatkan, karena hanya dengan peningkatan 10 persen saja itu berarti:
– Pemain akan meningkat dua kali lipat jumlah sprint-nya
– Meningkat hampir 25 persen pemain terlibat dalam permainan
– Daya jelajah pemain juga meningkat 20 persen.

Jika seluruh pemain vo2max-nya meningkat, pasti mempengaruhi jalan dan hasil pertandingan. Karena kondisi pemain akan lebih bagus.

B. Sprint Test (lari menggunakan kemampuan maksimal)

Test Sprint Murni

Pemain diminta berlari secepat mungkin sejauh 36,6 meter. Tiap pemain melakukan dua kali sprint. Targetnya 4,6-5,1 detik.

Test Sprint Khusus Sepakbola I

Pemain berlari maju semaksimal mungkin dari cone A ke B, diteruskan dari B ke C secara menyamping, selanjutnya dari C ke A dengan berlari mundur, setelah itu lari maju semaksimal mungkin dari A ke D. Ini dilakukan dua kali dari sisi kanan dan sisi sebelah kiri. Pelatih akan mencatat hasilnya dan menghitung rata-ratanya.

Test Sprint Khusus Sepakbola II

Caranya sama seperti di atas. Hanya saja sprint maju semua dan yang hanya sekali menyentuh cone A dengan tangan sebelum menuju ke D. Pelatih akan mencatat hasilnya dan menghitung rata-ratanya agar dapat digunakan untuk membandingkan hasilnya (melihat kemajuan pemain).

Skill Test (test untuk sprint, kecepatan dirbel, berputar dengan bola serta passing)

Pemain diharuskan men-dribel bola secepat dan sebisa mungkin mengurangi kesalahan, memutari cone yang berada di tengah lalu melakukan passing ke arah gawang yang berukuran 1 meter. Selanjutnya, pemain melakukan sprint secepat mungkin ke arah pojok yang terdapat bola dan ulangi seperti awal. Ini dilakukan dua kali (satu kali putaran menggunakan kaki kanan dan satu kali putaran menggunakan kaki kiri). Pelatih mencatat waktu tempuh pemain, jumlah gol yang tercipta serta catat beberapa kesalahan yang dilakukan pemain.

Test Sprint Fatigue

Berfungsi untuk mengetahui seberapa kemampuan pemain melakukan daya ledak (sprint kembali setelah berhenti atau sprint untuk sprint lagi).

Pemain melakukan 10 kali sprint secepat mungkin dari cone A ke cone B, lalu jogging dari cone B ke cone C  ke cone A. Pemain yang melakukan jogging dari cone B sampai ke cone A disedikan waktu 30 detik.

C. Tes Sprint Power

Hampir sama dengan sprint fantigue, karena hasil dari sprint fantigue dapat dipakai untuk menilai kemampuan pemain untuk seberapa cepat proses pemulihan sprint. Tes juga digunakan untuk menilai stabil atau tidaknya kemampuan sprint pemain (sprint power maintenance).

D. Tes Daya Eksplosifitas

Vertical Jump Test (lompat keatas)

Apa yang dilakukan:
– Pemain melumuri dahulu tangannya dengan kapur. Ini berfungsi untuk memberikan tanda pada tembok.
–  Pemain berdiri lurus dan menandai tembok dengan tangan yang sudah dilumuri kapur
–  Pemain melompat setinggi mungkin dan menandai tembok lagi.

Standing long jump test (melompat ke depan)

Apa yang dilakukan:
– Pemain berdiri pada garis tumpuan untuk melompat
– Pemain melakukan lompatan dengan kedua kaki bersamaan dengan lutut ditekuk serta mengayunkan kedua tangan.

Hasil tiga percobaan akan dibandingkan dengan tabel standar penilaian.

Test daya eksplosif ini sangat penting karena dalam sepak bola, banyak sekali gerakan yang memerlukan daya eksplosif tinggi. (iwe)

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display