Coba buka youtube kemudian search Booze & Glory, lalu search juga di mbah gugel tentang band tersebut, maka yang didapat salah satunya adalah adanya terkaitan Booze & Glory dengan salah satu klub liga Inggris yaitu West Ham United, sebuah klub yang didirikan oleh kelas pekerja.
Band Booze & Glory bangga mendukung West Ham United sebagai klub idolanya, padahal di liga Inggris banyak klub mapan seperti MU, Liverpool, Chelsea, Arsenal atau Man.City. Tetapi mereka memilih West Ham United sebagai klub idolanya dan menjadikan band mereka sebagai kreasi mendukung klub idolanya. Meski prestasi West Ham United tidak mewah seperti klub liga inggris yang disebutkan tadi, tapi mereka tetap bangga. Setidaknya nama-nama seperti Frank Lampard , Rio Ferdinand dan Michael Carrick adalah jebolan West Ham United.
Kebanggaan dan Loyalitas Booze dan Glory, juga tercermin dalam supporter Persebaya yaitu Bonek. Supporter yang sampai saat ini menanti kepastian mengenai tim idolanya yang “dibunuh” oleh PSSI. Karena konspirasi politik dan lain sebagainya Persebaya menjadi dua. Persebaya United yang dulunya sempat memakai Persebaya Surabaya, lalu ada Persebaya 1927.
Tulisan ini tidak membahas tentang asal muasal Persebaya menjadi dua. Akan tetapi membahas tentang semangat Bonek memperjuangkan tim yang menurut mereka asli yaitu Persebaya 1927. Yang menjadi fenomena adalah keberpihakan Bonek menentukan mana yang asli mana yang aspal. Tanpa ada komando atau pengaruh dari orang lain maupun kelompok tertentu Bonek mayoritas memilih Persebaya 1927 adalah yang asli padahal Persebaya yang dinilai palsu dihuni oleh pemain bintang dan kucuran dana yang melimpah dari sang bos. Tetapi Bonek yang mendukung Persebaya 1927 menolak tunduk kepada mereka yang mendanai Persebaya Aspal.
Sebuah semangat perlawanan yang tidak mudah, beragam peristiwa terjadi selama dualisme Persebaya terjadi. Mulai dari pecahnya supporter hingga penyerangan terhadap Andie Peci setelah demo dikantor DPRD Surabaya dan peristiwa lainnya.
Memboikot pertandingan Persebaya aspal, demonstrasi dan aksi lainnya adalah bentuk langkah perlawanan kepada “mereka” yang berkuasa dan kebanggaan plus loyalitas terhadap Persebaya 1927. Bonek tidak rela klub kebanggaan mereka “dibunuh” begitu saja, sejarah panjang dari klub yang bermarkas di Karanggayam tidak boleh dilupakan begitu saja. Para gibol Indonesia pasti akrab dengan nama-nama seperti Hendro kartiko, Bejo Sugiantoro, Uston Nawawi dan masih banyak lagi nama-nama pemain timnas yang diorbtikan oleh Persebaya. Sama seperti West Ham United yang menerbitkan pemain-pemain timnas Inggris
Persebaya bukan hanya sekedar tim sepak bola. Simbol perlawanan yang tidak mau tunduk pada penguasa/pemodal dan sejarah klub yang panjang menjadi kebanggaan tersendiri bagi Bonek. Persis juga seperti seperti Catalunya menggunakan Barcelona untuk melawan Spanyol.