Arema vs Persebaya 1-0 dalam laga Liga Dunhill Indonesia di Stadion Gajayana Malang pada 29 Maret 1995. Pencetak gol Arema Joko Susilo pada menit ke-76. Kekalahan ini membuat rekor Persebaya yang belum terkalahkan dalam 12 laga ternoda dalam laga ke-13. Keterangan foto: Agus Salim (kiri/persebaya) berebut bola dengan Aji Santoso (arema), sedangkan Yusuf Ekodono (kanan) berjaga-jaga. (Foto: Kholili Indro)
Iklan
Kholili Indro, wartawan senior asal Surabaya yang sering meliput Persebaya dan klub-klub yang berlaga di Liga Indonesia, menghadirkan momen-momen bersejarah Persebaya yang ditangkap dalam foto-foto indah hasil jepretannya. Emosijiwaku.com memperoleh ijin dari Pak KO, panggilan akrab Kholili Indro, untuk menayangkan kembali foto-foto ini.
Kita para bonek pendukung Persebaya bisa melihat jika Persebaya adalah klub yang dulu disegani oleh klub-klub lain di Indonesia. Persebaya bersama masyarakat Surabaya telah melewati masa-masa suka ataupun duka. Dan itu memberi rasa kebanggaan yang tak akan tergantikan oleh apapun. Pak KO memberi pesan melalui foto-fotonya agar kita bisa melihat ke belakang untuk melangkah maju.
Ajid (kiri) adalah salah seorang pemain depan Persebaya ketika diarsiteki pelatih Mudayat (alm) pada tahun 1995. (Foto: Kholili Indro)
Plamen Kazakov (kiri) adalah satu dari tiga pemain asing pertama Persebaya di Liga Indonesia II. Dia datang bersama pelatih Sasho Kostov, Dejan Antonic dan Branko. (Foto: Kholili Indro)
Agus Winarno menjadi striker muda Persebaya yang fenomenal pada 1995. Dimana-mana dielu-elukan para penggemarnya. Rumahnya di Tenaru Driyorejo menjadi jujukan saya untuk mewancarianya. Saat itu jalan di tenaru belum beraspal, karena belum ada perumahan Driyorejo Kota Baru. Jalan menuju rumah Agus seperti menuju kebun atau sawah. Kalau musim hujan berlumpur. Tapi desa itu serasa hidup dengan ketenaran Agus Winarno. Sayang, karir Agus Winarno tidak panjang di Persebaya karena cedera. (Foto: Kholili Indro)
The Dream Team Persebaya. Tim yang diarsiteki Rusdy Bahalwan (alm) dan dimanajeri Sunarto Sumoprawiro (cak Narto alm) ini tampil sebagai juara Liga Indonesia III. (Foto: Kholili Indro)
Iswahyudi saat membela Persebaya melawan Persipura. (Foto: Kholili Indro)
Riyono (kanan) bukan kiper berpostur jangkung, tapi dia mendapat kepercayaan penuh dari pelatih Persebaya M. Misbah, dan Nino Sutrisno untuk mengawal tim pada kompetisi Divisi Utama 1994. Moment ini saya jepret pada 13 April 1994 saat Persebaya vs PSMS Medan di Stadion Utama Senayan (sekarang Gelora Bung Karno), Jakarta. (Foto: Kholili Indro)
Agus Winarno (atas) dan Margono Asnan dalam sesi latihan Persebaya di Gelora 10 Nopember. Agus Winarno adalah striker muda Persebaya tahun 1990-an yang rajin mencetak gol. Sedangkan Margono Asnan berposisi sebagai pemain belakang. (Foto: Kholili Indro)
Suasana latihan Persebaya di lapangan Persebaya Karanggayam yang selalu dijejali penonton.Nomor enam adalah Mursyid Effendi, benteng Persebaya yang dikenal mumpuni mengawal pertahanan Persebaya. (Foto: Kholili Indro)
Diharapkan bisa meningkatkan performa Persebaya, Miramar malah cedera melulu. Pelatih Sasho Kostov sampai pusing (ligina II). (Foto: Kholili Indro)
Asisten pelatih Persebaya Rae Bawa (berdiri pegang bola) dan kiper Bambang HS (kiri) saat berlatih di lapangan Persebaya pada 8 April 1996. Keduanya sudah menghadap yang kuasa. Rae Bawa meninggal dunia pada 2012, sedang Bambang HS menurut rekannya, Ajid. (Foto: Kholili Indro)
Tim Persebaya jelang melawan PSMS Medan pada 13 April 1994 di Stadion Utama Senayan Jakarta. Saat itu Persebaya menang 2-1 dan lolos ke semifinal. Langkah Persebaya kandas setelah dikalahkan PSM 0-1. Persebaya menempati peringkat ketiga setelah mengalahkan Persija 4-2. (Foto: Kholili Indro)
DUA gol Agus Winarno mengantarkan Persebaya melaju ke semifinal kompetisi Divisi Utama perserikatan. Dalam laga 13 April 1994 di Senayan itu Persebaya mengalahkan PSMS Medan 2-1 melalui gol Agus Win pada menit ke 51 dan 82. Sedangkan gol PSMS dicetak Syafril (70′). (Foto: Kholili Indro)
Tak Biasa Main di Lapangan becek. Itu kata Manajer Persebaya Letkol Budianto setelah Aji santoso dkk dikalahkan Arema dengan skor 1-0 di Stadion Gajayana pada 29 Maret 1995. Dalam foto, Mursyid Effendi (kiri) berebut bola dengan pemain Arema Dery kristanto. (Foto: Kholili Indro)
Striker Persebaya Ajid (kanan) berebut bola atas dengan pemain Persipura dalam pertandingan Liga Indonesia (Dunhill) I di Gelora 10 Nopember 3 Desember 1994. Persebaya ditahan Perspura 0-0. (Foto: Kholili Indro)
Jacksen F Tiago (kiri) setelah membobol gawang Persebaya dalam pertandingan Liga Dunhill Indonesia pada 16 April 1995. Jacksen yang membela Petrokimia mempermalukan Persebaya di Gelora 10 Nopember Surabaya dengan mencetak dua gol pada menit ke-22 dan 76. satu gol Petro lainnya dicetak Widodo C Putra pada menit ke-71. Sedangkan gol Persebaya dicetak Agus Salim pada menit ke-3. Petro menang 3-1 (1-1). (Foto: Kholili Indro)
Tim Persebaya di Liga Dunhill Indonesia I dalam laga melawan Putra Samarinda di Gelora 10 Nopember Surabaya, 14-12-1994. Persebaya menang 2-0 melalui gol Ahmad Said (78′) dan Agus Salim 81′). TIM PERSEBAYA: Agus Purwanto (g), Hartono, Sammy Pieters, Iswahyudi, Bejo Sugiantoro, Mursyid Efendi, Ahmad Said, Azaria B., Dodik S/Agus Salim (72′), Ibnu Grahan/ Winarno (88′), Yusuf Ekodono. Pelatih: Mudayat. (Foto: Kholili Indro)
Dua pemain Persebaya Margono Asnan (kanan) dan Arifin (kiri) membendung pemain PSMS Medan dalam laga babak 8 besar Divisi Utama Perserikatan di Stadion Utama Senayan, Jakarta pada 13 April 1994. Persebaya menang 2-1 dan lolos ke semifinal melawan PSM Makassar (dulu Ujungpandang). Persebaya kalah 0-1, dan menduduki peringkat ketiga setelah mengalahkan Persija 4-2. Kompetisi Divisi Utama perserikatan terakhir ini dijuarai Persib Bandung setelah mengalahkan PSM di final. (Foto: Kholili Indro)
Sebagian pemain Persebaya 1994 saat mendarat di Jakarta untuk mengikuti babak 8 besar Divisi Utama Perserikatan PSSI. Oleh Manajer seribu kiat Agil H. Ali (alm) para pemain Persebaya dibuat tampil keren dengan memakai jas. Saat itu Persebaya sangat mengesankan di antara 7 tim lainnya. (Foto: Kholili Indro)
Pemain Persebaya Aly Mashuda (depan) diikuti Hartono, Winedy Purwito, Agus Winarno, Slamet Bachtiar saat turun dari pesawat Merpati untuk mengikuti babak delapan besar Divisi Utama perserikatan di Jakarta pada tahun 1994. Saat itu Persebaya menduduki peringkat III. Persebaya berada di grup C bersama PSMS, Persija, dan Persegres. Persebaya lolos ke semifinal dan kalah 0-1 dari PSM Ujungpandang (kini Makassar). Di perebutan tempat ketiga, Persebaya mengalahkan Persija 4-2. Yang menjadi juara kompetisi ini Persib Bandung yang mengalahkan PSM 2-0. (Foto: Kholili Indro)
Striker Persebaya Agus Winarno dijaga empat pemain PSMS Medan dalam pertandingan putaran delapan besar Divisi Utama Perserikatan pada 13 April 1994. Saat itu Persebaya menang 2-1 melalui dua gol Agus Winarno. Kemenangan ini membuat Persebaya lolos ke semifinal melawan PSM Ujungpandang (kini Makassar). (Foto: Kholili Indro)
Maura Hally (kiri), gelandang senior Persebaya di masa jayanya. (Foto: Kholili Indro)
Hartono (kiri) dalam laga persahabatan melawan PSV Eindhoven Belanda di Gelora 10 Nopember, Surabaya, 6 Januari 1996. Dalam laga ini Persebaya kalah 2-6 (1-4). Dua gol Persebaya dicetak oleh Dodik Suprayogi (4′), dan Ajid (63′). Sedangkan enam gol PSV dicetak oleh Wim Jonk (3′, 18′) Luc Nilis 22′ pen) Boudewijn Zenden (44′,80′), dan R.Eykelkamp (54′). Even ini tadinya untuk Mitra Surabaya, namun entah mengapa beralih ke Persebaya. Karena itu setelah pertandingan pihak philips dan PSV mengadakan pertemuan khusus dengan Mitra Surabaya yang saat itu dimanajeri Agil H Ali. (Foto: Kholili Indro)
Kiper Persebaya Basuni Alwi (kiri) mengalami cedera di rahang setelah bertabrakan dengan pemain PSV Eindhoven Belanda Luc Nilis (kanan) dalam laga persahabatan di Gelora 10 Nopember, Surabaya, 6 Januari 1996. Dalam laga ini Persebaya kalah 2-6 (1-4). Dua gol Persebaya dicetak oleh Dodik Suprayogi (4′), dan Ajid (63′). Sedangkan enam gol PSV dicetak oleh Wim Jonk (3′, 18′) Luc Nilis 22′ pen) Boudewijn Zenden (44′,80′), dan R.Eykelkamp (54′). (Foto: Kholili Indro)
Pemain Persebaya Yusuf Ekodono (kiri) dihadang gelandang Putra Samarinda Yusuf Mardani dalam pertandingan Liga Dunhill Indonesia I di Gelora 10 Nopember Surabaya, 14 Desember 1994. Persebaya menang 2-0 melalui gol Ahmad Said (78′) dan Agus Salim 81′). (Foto: Kholili Indro)
Para pemain Persebaya 1995 ketika santai di kamar Wisma Persebaya. Salah satu bacaannya Tabloid KOMPETISI. Dari Kiri: Hartono, Hari Saptono, Basuni Alwi, Bejo Sugiantoro, Bagong Iswahyudi, Akhmad Junaidi. (Foto: Kholili Indro)
Striker Persebaya Jacksen F Tiago berebut bola dengan dua pemain Arema Charis Yulianto (kiri) dan Juan RodrÃguez Rubio dalam kompetisi Liga Kansas Indonesia 1996-1997. Persebaya menang 6-1 atas Arema. (Foto: Kholili Indro)
Wasit Ngadiman Asri dari Simalungun, Sumut dikeroyok pemain Gelora Dewata (Gede) sampai terjatuh dalam pertandingan melawan Persebaya di Gelora 10 Nopember 24 Juni 1995. Puncak emosi pemain Gede terjadi dalam Liga Indonesia I ketika mereka dijatuhi hukuman penalti oleh Ngadiman pada menit ke-71. Karena hukuman penalti itu Gede batal menang, karena skor menjadi imbang 2-2 (1-1). (Foto: Kholili Indro)
Suporter Persebaya jengkel dengan ulah seorang suporter yang mengganggu jalannya pertandingan Persegres vs Persebaya di Stadion Petrokimia Gresik pada 22 Januari 1994. (Foto: Kholili Indro)
Kholili Indro (paling kanan) bersama tim Persebaya setelah menyumbang lampu petromak untuk masyarakat di Balikapapan.
Iklan