Persebaya berhasil menjadi juara setelah mengalahkan Persewangi dalam perebuatan Piala Kapolres Banyuwangi yang diselenggarakan pada Minggu, 29 November.
Bonek tentu sangat senang dengan raihan tim Persebaya. Tapi, Bonek ingin lebih dari itu. Suporter ingin Persebaya bisa mengikuti tournament lebih bergengsi atau mengikuti kompetesi yang nantinya akan diselenggarakan. Meskipun belum jelas kapan kompetisi tersebut kapan dilaksanakan.
Setidaknya ada persiapan yang lebih serius untuk tim kebanggaan arek-arek Suroboyo.
Setelah Persebaya keasliannya disahkan oleh Dirjen Haki KemenkumHAM, mengutip spanduk dari yang dikibarkan Bonek, tim ini memang telihat seperti sirkus. Nama besar Persebaya digunakan untuk menggelar pertandingan yang levelnya sekedar uji coba dan menarik banyak perhatian masyarakat.
Pertandingan di Banyuwangi bisa dijadikan contoh. Ribuan suporter memenuhi Stadion Diponegoro Banyuwangi untuk menonton. Itu memang menunjukkan bahwa Persebaya mempunyai nama besar di kancah sepak bola Indonesia.
Yang menjadi pertanyaan apakah selanjutnya Persebaya terus berkutat pada uji coba? Apakah tidak ada niatan manajemen untuk berjuang agar Green Force lebih “diakui”?
Sampai kapan pemain-pemain Persebaya dibawa ke sana kemari dari kota satu ke kota lainnya hanya euforia sesaat? Sama persis pertunjukan lumba-lumba. Mereka didatangkan denga rasa “sakit” karena harus berpindah-pindah untuk menghibur orang. Padahal, mereka tersiksa.
Persebaya juga melakukan pertandingan dengan kondisi “sakit”. Belum terciptanya kondisi Persebaya yang sehat. Sebab, kepengurusan manajamen yang amburadul. Uji coba dipaksakan demi mengibur penonton dan mendapatkan pemasukan dari pertandingan tersebut.
HAKI memang sudah mengakui keaslian Persebaya yang bermarkas di Karanggayam. Tapi bisa menjadi bumerang jika manajemen larut pada pengakuan tersebut. Perjuangan belum tuntas, Bung!
Suka atau tidak suka PSSI secara resmi belum mengakui. Persebaya dikeluarkan dari keanggotaan PSSI terkait kasus mengikuti kompetisi IPL. Seharusnya jika sudah mempunyai pengakuan dari HAKI, manjemen harus lebih berani mendesak PSSI agar dimasukan ke dalam anggota federasi lagi.
Jika PSSI tidak berdindak, mereka bisa menunutut Menpora Imam Nahrawi ataupun pihak-pihak lain yang terkait. Karena jika kompetesi di Indonesia digelar, lalu Persebaya tidak kuat secara adminsitrasi, tidak menutup kemungkinan Persebaya dilarang ikut kompetisi karena tidak profesional.
Sekedar mengingatkan, Surabaya sekarang tidak hanya milik Persebaya. Ada tim lain, yaitu Surabaya United (SU). Jika manajemen tidak serius mengurus Persebaya, jangan disalahkan jika masyarakat Surabaya lambat laun akan mendukung SU. Hanya soal waktu.
Mengutip band Inggris Muse. “Don’t waste your time or time will waste you.” Jangan buang waktu kalau kamu tidak ingin dibuang oleh waktu itu sendiri.