Budaya gotong royong masih sangat kental di dunia bonek. Minggu 31 Januari 2016 lalu, ratusan bonek mulai pagi mendatangi mess Persebaya Jl. Karanggayam no 1 Surabaya. Tujuan mereka adalah kerja bakti bersama membersihkan mess Persebaya.
Melihat kondisi bangunan yang sangat memprihatinkan terlihat kumuh dan kotor baik dilihat dari luar maupun kondisi dalamnya, beberapa bonek tergerak membersihkannya. Dari penyediaan peralatan kebersihan sampai pengumpulan dana dilakukan swadaya di kalangan para bonek.
Tepat pukul 09.00 WIB, bonek melakukan kerja bakti. Mereka terbagi dalam dua kelompok. Ada yang membersihkan bagian luar dan ada yang bagian dalam. Yang bagian dalam dibagi menjadi dua yaitu membersihkan lantai satu dan lantai dua. Beberapa kamar lantai satu dan dua banyak yang terkunci. Kebanyakan kunci dibawa pengurus klub internal.
Pembersihan di bagian luar diawali dengan memangkas ranting pohon yang rindang untuk dirapikan. Sebagian membersihkan dinding dan memgecat ulang. Termasuk mengecat papan nama yang puluhan tahun dibiarkan kotor.
Sementara yang paling parah adalah bagian dalam. Mulai kamar mandi yang sangat parah, berbau pesing dan menghitam baik itu di lantai bawah dan atas. Beberapa kamar di atas bahkan tidak bisa sampai bersih lantainya karena sudah sangat parah kotornya. Beberapa kamar tidak bisa dibesihkan karena dikunci.
“Kami melakukan ini karena bonek sangat peduli apapun tentang Persebaya”, ujar Andi Peci, koordinator aksi.
Sekitar pukul 11.00 WIB, bonek melakukan tumpengan syukuran bersamaan dengan redanya hujan. Tujuannya demi perbaikan dan kebaikan Persebaya Surabaya kedepan.
Masih kata Andi, semua biaya acara ini murni dari bonek. Sayangnya tidak ada perwakilan dari manajemen yang hadir saat acara. Padahal beberapa diantaranya sudah diundang untuk datang.
Acara kerja bakti dilanjutkan setelah syukuran selesai. Dari hasil kerja bakti ini walaupun belum maksimal mess Persebaya sedikit banyak menjadi lebih bersih dan cerah. Jika ada tamu dari klub lain yang menggunakan fasilitas lapangan atau gedung minimal akan lebih betah dan tidak memalukan.
Aset gedung dan tanah ini masih dimiliki pemerintah kota Surabaya. Sedang pengelolaan sepertinya diserahkan ke asosiasi sepakbola kota dan klub Persebaya. Sampai saat ini belum terdengar ada rencana renovasi dari anggaran APBD kota Surabaya. (bim)