Mendapat kabar lumayan melegakan bahwa RUPS PT.Persebaya Indonesia telah dilakukan yang menghasilkan perubahan komposisi saham PT.Persebaya Indonesia menjadi 70% saham untuk koperasi Surya Abadi yang menaungi klub-klub anggota internal Persebaya, 15% untuk Saleh Ismail Mukadar dan 15% untuk Cholid Ghomamah. Lalu, apa artinya untuk Persebaya dan Bonek hasil RUPS ini?
Kalau saya ditanya apa artinya? Saya tegas menjawab, tidak ada.
“Lho, kok?”
Iya, karena apa artinya perubahan komposisi saham jika manajemen kepengurusan dan tata kelola Persebaya tak berubah? Apa artinya perubahan saham jika Persebaya tak kunjung jelas kapan bermain secara reguler di kompetisi resmi. Apa artinya perubahan komposisi saham jika begini-begini saja tanpa menjadi anggota PSSI, sehingga nantinya dapat turut serta mengubah wajah PSSI.
Ya, meski diluar itu saya sangat mengapresiasi perjuangan para bonek mania. Ini membuktikan kalau bonek mania adalah penjaga kemurnian Persebaya seaslinya. Menjadi garda depan sekaligus banteng pertahanan terakhir Persebaya dalam menghadapi naik-turunnya perjalanan hidup Persebaya dalam senang dan duka mereka tetap setia pada yang sejati.
Bonek rela melakukan apa saja demi Persebaya meski secara hukum ia tak pernah tercatat ikut mempunyai Persebaya. Bonek rela melakukan apa saja asal Persebaya bisa bertanding lagi, pemain bisa hidup dari Persebaya, manajemen bisa untung dan para pemegang saham dapat meraup pembagian deviden nantinya. #Ehh….
Oke, kembali ke pertanyaan awal, apa arti dari RUPS ini untuk Bonek dan Persebaya? Secara hukum bahwa Koperasi Surya Abadi memegang kekuasaan mayoritas untuk mau dibawa kemana Persebaya nantinya.
Pertanyaan yang muncul selanjutnya, apa langkah setelah RUPS? Yang harus dilakukan pertama adalah mencari tim pengelola atau manajemen yang mumpuni dan cakap. Tapi, dalam RUPS sudah ditentukan manajemen PT.Persebaya Indonesia yang baru. Ini kemudian juga menjadi PR bagi bonek untuk mengawal jajaran manajemen Persebaya yang baru ini.
Kemudian dimana posisi bonek? Entah, saya kurang tahu, apakah ada teman-teman bonek yang ada djajaran manajemen Pesebaya atau tidak.
Tapi, mungkin juga perlu dipikirkan agar bonek dapat memperoleh saham di PT.Persebaya Indonesia. Agar Bonek dapat dengan setia mengawal perjalanan Persebaya danturut serta secara aktif membangun Persebaya. Seperti yang saya sempat ulas di sini.
Selain itu, Seperti yang saya sampaikan tadi di atas, bahwa Bonek telah menunjukan diri sebagai garda depan sekaligus menjadi banteng terakhir perjalanan hidup Persebaya. Lalu, Apakah bonek rela jika nanti Persebaya sukses, bonek ‘dilupakan’ dan ketika terpuruk bonek sendiri yang harus bergerak. Sedangkan pemegang saham saat ini hanya ongkan-ongkang kaki menikmati hasil jerih payah bonek mania? Kecuali, kalau bonek memang berhati besar dan ikhlas. Toh, saat nggak punya saham pun dapat membangkitkan Persebaya lahan-perlahan.
Selanjutnya, tinggal kita tunggu apa yang bisa dilakukan oleh jajaran manajemen yang baru. Apakah masalah menumpuk yang ditinggalkan oleh menajemen lama bisa diselesaikan dengan baik atau malah menambah masalah yang baru?
Tapi yang saya dengar Persebaya akan berpartisipasi dalam Piala Kapolres Probolinggo. Oke, sejauh ini masih dijalan yang lurus dan benar. Untuk selanjutnya? We’ll see…