Sempat ada yang bertanya kepada saya sepulang dari Rapat Akbar Bonek di Taman Apsari, Minggu, 26 Juni 2016.
“Untuk apa Bonek membawa bunga dan tanaman?”
“Ada tujuannya melakukan aksi itu?”
“Apakah Bu Risma akan merespon dengan cepat?”
Saya punya persepsi sendiri tentang hal ini.
Ada woro-woro untuk hadir dalam Rapat Akbar Bonek dengan membawa bunga atau tanaman yang nantinya akan diletakkan di depan Balai Kota. Tujuannya sebagai bentuk protes Bonek agar Bu Wali mau mendengar dan peduli akan nasib Persebaya.
Saya pikir, itikad baik Bonek membawa bunga dan tanaman akan membuat sebuah gerakan yang berbeda dari sebelumnya. Stigma jika ada Bonek berkumpul maka fasilitas umum (fasum) di sekitarnya akan rusak dengan sendirinya terbantahkan. Nyatanya dengan membawa bunga dan tanaman, Bonek setidaknya membantu Pemkot untuk tidak perlu membelinya. Dana untuk itu bisa dialokasikan untuk kepentingan lainnya.
Gerakan bunga untuk Risma adalah sebuah teguran manis dan protes yang elegan. Bonek perlahan-lahan mampu memperbaiki sikap dan tingkah lakunya dalam setiap aksi dan pergerakan.
Jika disuruh memilih, kami merusak fasum atau membawakan bunga dan tanaman untuk Bu Wali maka kami memilih untuk membawakan tanaman hias. Tujuan kami agar Bu Wali memahami bahwa menjadi Ibu dari Arek-Arek Suroboyo tidak melulu hanya merawat tanaman di taman-taman yang setiap tahun mendatangkan penghargaan berupa Piala Adipura. Tetapi jauh dari segala usaha dan program kerja Bu Wali, ada satu aset Surabaya yang tidak anda pedulikan. Sebuah klub sepak bola lokal yang membawa nama baik Surabaya di kancah nasional dan internasional. Apalagi kalau bukan Persebaya.
Apakah klub ini sengaja ibu hilangkan? Seberapa besar arti Persebaya bagi sejarah Surabaya? Hanya ibu yang bisa menjawab. Dan hanya Bonek yang masih peduli dan tetap setia memperjuangkan nasib Persebaya. Dukungan ini tak akan pernah berkurang. Karena Surabaya mengajarkan bagaimana perjuangan itu harus dilakukan. Kota ini mengajarkan arti kesetiaan, bernyali, dan nekat untuk satu pilihan. Pilihan yang tetap kami perjuangkan, Persebaya Surabaya.