Usia yang sudah kepala 3 membuat Yongki Kastanya masih bisa memberikan sumbangan prestasi kepada Persebaya. Sayang, dia tak menutup karir di klub tersebut.
***
Masuknya para pemain muda tak membuat Yongki Kastanya terlupakan. Dia masih dianggap sebagai salah satu gelandang terbaik di Persebaya.
Di musim 1993/1994, hanya tinggal dia dan Maura Helly yang bertahan dari tim juara. Bahkan, beberapa klub masih mencarinya.
”Saya masih merasakan kompetisi Liga Indonesia. Tapi, saya tak bersama Persebaya,” kata Yongki.
Kompetisi Liga Indonesia yang dimulai pada 1994 tersebut merupakan paduan antara perserikatan dan galatama. Dua kutub sepak bola yang sebelumnya terpisahkan.
”Saya diajak Waskito untuk membantu Persegres Gresik yang tengah terpuruk. Posisinya bisa degradasi karena buruk di putaran I,” kenang Yongki.
Dia tak bisa menolak pinangan tersebut. Meski, usianya sudah 33 tahun.
Waskito sendiri punya ikatan riwayat dalam perjalanan karir Yongki.Dia yang menawari bergabung di Assyabaab dari Ambon, Maluku, saat usianya masih 15 tahun.
”Bersyukur, saya yang baru bergabung di putaran II bisa membuat Persegres bisa bertahan di Divisi Utama,” ungkap Yongki.
Setelah itu, dia pun tak lagi aktif di kompetisi level tinggi. Hanya, Yongki sudah memantapkan untuk terus hidup dari sepak bola.
Yongki tercatat menangani beberapa klub. Kali terakhir, namanya tercatat sebagai asisten di tim sepak bola Pekan Olahraga Nasional (PON) Jatim 2016.
Yongki mendampingi mantan pemain nasional Hanafing. Hanya, tim tersebut tak lolos dan gagal bertanding di Jawa Barat.
Saat disambangi pada pertengahan September 2016, Yongki pun bersiap hendak melatih sebuah tim yang bakal berlaga dalam kompetisi internal Askot PSSI Surabaya.
”Saya akan coba terus hidup dari sepak bola. Waktu saya banyak tercurah di lapangan,” pungkas lelaki kelahiran 7 Februari 1961 tersebut. (Tamat)