EJ – Tewasnya Muhammad Rovi Arrahman (17), pendukung Persib Bandung, yang tewas akibat dikeroyok pendukung Persija saat menonton timnya berlaga (22/10) menambah daftar panjang kematian suporter akibat kekerasan sejak Liga Indonesia digelar pada 1994/1995.
Menurut data yang dirilis #SOS (Save Our Soccer), jumlah korban meninggal mencapai 51 orang. Suporter Persebaya, Bonek, menjadi kelompok suporter yang paling banyak menjadi korban tewas. Jumlahnya mencapai 12 orang. Disusul Aremania (7), Persib (4), dan Persija (2). (Daftar lengkap lihat grafis)
Suherman menjadi Bonek pertama yang tewas. Dia meninggal akibat terhimpit dan terjatuh saat menyaksikan laga PSIM melawan Persebaya di Stadion Mandala Krida Yogyakarta, 28 Januari 1995.
Tahun 1996 menjadi episode kelam bagi Bonek. Pada tahun itu nyawa 3 Bonek melayang saat Tour ke Jakarta. Mereka tewas akibat terjatuh dari kereta saat perjalanan menuju ibukota.
Erik Setiawan menjadi korban terakhir Bonek. Bonek asal Gresik ini tewas setelah dikeroyok Aremania pada 2013. Saat itu memang ada pertandingan antara Persegres lawan Arema di mana Aremania ikut memadati Stadion Tri Dharma Gresik.
Koordinator #SOS, Akmal Mahali, menyesalkan kematian Omen, sapaan akrab Muhammad Rovi. Dia meminta polisi serius mengusut kasus kematian itu.
“Terlalu mahal bila sepak bola harus dibayar dengan nyawa. Kejadian ini tak boleh lagi terulang. Polisi harus mengusut tuntas pelakunya dan memberikan hukuman sepadan agar ada efek jera,” kata Akmal.
“Tak ada musuh dalam sepak bola. Yang ada hanya rivalitas selama 90 menit di lapangan. Dan, ini harus dipahami semua elemen sepak bola di tanah air. Sepak bola adalah hiburan, bukan tempat pemakaman,” Akmal menambahkan. (iwe)