EJ – Saat aksi solidaritas untuk Bonek, banyak spanduk bertuliskan Save Persebaya 1927. Salah satunya spanduk yang dibentangkan Viking di sela-sela pertandingan Persib di Stadion Jalak Harupat. Spanduk berwarna biru itu bertuliskan Save Persebaya 1927.
Gubernur Jatim Soekarwo pun masih menyebut Persebaya 1927 saat mengungkapkan keprihatinan atas kericuhan saat aksi Bonek pasca kongres.
Beberapa media juga menulis “Persebaya 1927” saat melakukan liputan tentang Bonek. Juru bicara AB1927, Andie Peci, sempat memprotes pihak-pihak yang menyebut klub kebanggaan Bonek itu dengan sebutan Persebaya 1927.
“Persebaya, tak ada Persebaya 1927,” cuit Peci di akun twitternya.
Tidak ada namanya Persebaya 1927
Yg ada Persebaya
Prihatin atas ketidakpahaman Pemprov atas situasi hukum di Persebaya https://t.co/h6xyGaT7Mi— Andie Peci (@AndiePeci) 11 November 2016
Penambahan angka 1927 di belakang nama Persebaya merupakan hal yang wajar. Namun terasa menggelikan karena terkesan ada dualisme di tubuh Persebaya. Masyarakat bisa salah mengira jika Persebaya 1927 adalah klub baru.
Saat kongres PSSI lalu, undangan dan ID Card buat perwakilan Persebaya tertulis Persebaya 1927. Ini sangat aneh karena mereka adalah perwakilan Persebaya yang merupakan anggota PSSI yang sah.
Nama Persebaya 1927 sebenarnya simbol dari perlawanan Persebaya terhadap PSSI sejak musim 2010/2011. Nama ini pertama kali digunakan saat pertandingan melawan Bandung FC pada 10 Januari 2011 di Stadion Gelora 10 Nopember.
Kapolda Jatim yang saat itu dijabat Badrodin Haiti hanya mau mengeluarkan pertandingan jika Persebaya mengganti nama menjadi Persebaya Indonesia atau Persebaya 1927. Inilah awal mula kenapa waktu itu hingga sebelum proses pengadilan selesai, Bonek masih memakai nama Persebaya 1927.
Sampai tiba waktunya 30 Juni 2016 saat Pengadilan Negeri Surabaya memutuskan dan menguatkan Surat Keputusan Menkumham tentang hak nama Persebaya Surabaya dan Logo Persebaya menjadi hak milik PT Persebaya Indonesia.
Untuk itu, alangkah baiknya jika mulai sekarang semua pihak menulis Persebaya Surabaya atau Persebaya saja tanpa embel-embel 1927. Penambahan angka 1927 menunjukkan ketidaktahuan akan sejarah Persebaya. Perjuangan mengembalikan Persebaya memang belum selesai, tetapi untuk nama klub sudah menjadi sah dengan keputusan pengadilan.
Marilah kita kembali menjadi Persebaya Surabaya. (bim)