Nama “Bonek Hoofdbureau” tidak bisa dilepaskan atas suksesnya aksi Gruduk Bandung yang dilakukan Bonek, 6-8 Januari lalu. Mereka mendampingi Bonek agar aksi mengawal Persebaya bisa berjalan lancar. Bagi yang belum mengenal “Bonek Hoofdbureau”, berikut profilnya seperti dituturkan anggotanya kepada EJ.
Siapakah Bonek Hoofdbureau?
“Bonek Hoofdbureau” adalah komunitas kecil sebuah institusi pemerintahan di Kota Surabaya, terdiri dari 10 orang dari berbagai latar belakang dan daerah yang sedang merantau di Kota Surabaya. Tim ini sering berkumpul di Jl Taman Sikatan No. 1 Surabaya tepatnya di Kantor Polrestabes Surabaya, di antaranya Edy Kresno, Pandji Hariyadi, Yuli Hartanto, Andik Wibowo, Nanang Sudjatmiko, Adek Pudjianto, Hendro Sudargo, Armandik, Iswahyudi, dan Abah Yoyok.
Kenapa disebut Bonek Hoofdbureau?
Nama “Bonek Hoofdbureau” muncul pertama kali awal tahun 2015, sejak Polrestabes Surabaya kembali dikenal dengan sebutan Hoofdbureau (baca: Hobiro) di mana pada jaman penjajahan Belanda dulu, Polrestabes Surabaya yang saat ini dulunya dikenal dengan sebutan Hoofdbureau Van Polite Te Soerabaia (Kongsi/Kantor Besar Polisi Nasional di Surabaya).
Nama “Bonek Hoofdbureau” kemudian muncul seiring nama besar Hoofdbureau pada masanya dulu melekat lagi di Polrestabes Surabaya. Meskipun kiprah “Bonek Hoofdbureau” sudah ada sejak sebelum tahun 2015.
“Bonek Hoofdbureau” selalu ada dalam setiap kegiatan Arek Bonek (AB) 1927, baik kegiatan sosial, unjuk rasa, pertandingan, maupun kegiatan lain yang selalu mendatangkan komunitas Bonek dari berbagai daerah/wilayah.
Apa peran aktif Bonek Hoofdbureau?
Tidak banyak yang tahu dan tidak banyak yang diharapkan oleh anggota “Bonek Hoofdbureau” atas kiprah mereka dalam persepakbolaan di Surabaya maupun nasional.
“Bonek Hoofdbureau” hanya merasakan bisa berkomunikasi, menjalin hubungan psikologis dan emosional dengan AB1927 serta Mess Persebaya melalui Andie Peci, Cak Ipul, Joner, Dadang dan kawan-kawan. Tentunya menuju ke arah perubahan dan tujuan yang lebih baik untuk nama besar Persebaya Surabaya maupun Komunitas Bonek 1927 itu sendiri.
Kegiatan dan aksi AB1927 selalu mendapat pendampingan dari “Bonek Hoofdbureau”, mulai Kongres PSSI di Hotel JW Marriot Surabaya, aksi demo ke beberapa lokasi di Surabaya, aksi sosial penggalangan dana korban bencana maupun doa bersama, giat sepakbola di Stadion GBT Surabaya, demo ke stasiun televisi swasta, demo ke Manajemen Persebaya hingga aksi Gruduk Jakarta l dan ll serta Gruduk Bandung yang secara keseluruhan aksi-aksi tersebut berjalan cukup kondusif dan kamtibmas secara umum cukup terkendali.
Pakai sarana apa Bonek Hoofdbureau?
Banyak yang menyarankan kepada “Bonek Hoofdbureau” ketika mendampingi AB1927 “away” agar anggotanya naik Kereta Eksekutif/Bisnis atau pesawat terbang biar tidak capek di jalan.
Namun, bagi kami apabila “Bonek Hoofdbureau” naik Kereta Eksekutif/Bisnis atau pesawat terbang itu namanya bukan mendampingi, tapi menghadiri.
Biarlah kami ikut berbahagia bersama Bonek di kereta ekonomi, bersendau gurau saat istirahat di lapangan hijau dan bernyanyi-nyanyi di tengah kegalauan dalam menanti suatu harapan.
Bonek Hoofdbureau is ACAB?
Kapolrestabes Surabaya Kombespol M. Iqbal memerintahkan “Bonek Hoofdbureau” untuk mendampingi AB1927 dalam aksi Gruduk Bandung semata-mata untuk menciptakan situasi kamtibmas yang kondusif, monitor pergeseran secara langsung Bonek ke dan dari Bandung serta menjadi penghubung antara Bonek dengan satuan kewilayahan (Polda Jateng, Polda DIY dan Polda Jabar/Polrestabes Bandung) yang dilalui Bonek agar tidak ada kebuntuan informasi atas kedatangan Arek Bonek 1927. Misi ini juga diberikan kepada “Bonek Hoofdbureau” ketika mengawal dan mendampingi AB1927 Gruduk Jakarta l dan ll.
Ya, Bonek Hoofdbureau is ACAB, karena semua anggotanya adalah Polisi aktif.
Jika dalam dunia suporter sepakbola ada istilah ACAB karena adanya suporter yang membenci Polisi, maka “Bonek Hoofdbureau” adalah “ACAB” atau All Cops Are Bonek. Please Hate Me!