Mungkin banyak perjuangan tentang sepak bola. Seperti misalnya Gezy Park Movement (28 Mei 2013) yakni perjuangan suporter Turki menentang kekerasan yang dialami suporter yang dilakukan oleh polisi. Atau kisah perjuangan eksklusivitas Saint Pauli FC sebagai tim kekirian dan kesigapan dalam menjaga tradisi klub.
Untuk di dalam negeri, loyalitas suporter Surabaya “Bonek” tentu bukan hal yang asing, terutama bagi pecinta sepak bola. Tentu paham betul apa yang dirasakan Bonek dan Persebaya dalam menghadapi kezaliman federasi dan tamaknya kaum elite yang berupaya membunuh Persebaya dengan cara mengkloningnya. Perjuangan itu tidak sebentar, rentang waktu enam tahun, mereka (Bonek) tetap berdiri berjuang untuk kebangganya.
Minggu 8 januari 2017 di GOR Pajajaran, terdengar dari mimbar lagu Salam Satu Nyali Wani-Wani. Serentak Bonek meneriakan yel-yel, pekikan itu menambahkan energi yang luar biasa, memberikan imun untuk kawan-kawan Bonek yang berada di sana. Rasa lelah perjalanan ke Bandung seperti tak terasa oleh mereka. Semangat yang tak pernah padam demi satu misi, berdiri untuk Persebaya!
Informasi yang penulis dapat dari Cak Dadang menyebutkan bahwa sekitar 5000-an Bonek dari berbagai wilayah di Indonesia datang untuk “menjemput Persebaya”. Bandung merupakan rumah kedua Persebaya, alasannya tentu adalah persahabatan antara suporter Persebaya Surabaya dan suporter Persib Bandung yang sudah menjadi sebuah romansa persahabatan nan abadi. Sehingga ketika Bonek datang ke kota Bandung, antusias sambutan dan keakraban mengemuka. Itulah mengapa penulis sebutkan sebelumnya bahwa Bandung seperti kota kedua bagi Bonek.
GOR Pajajaran pagi itu sangat bergairah. Bonek berkumpul dan bernyanyi. Lagu “Emosi Jiwaku” menjadi sarapan dengan vitamin gairah berlipat-lipat. Saat itu kegiatan Bonek memang hanya berpusat di GOR Pajajaran dan tidak diperbolehkan mendekat ke lokasi kongres. Setelahnya, beberapa menit kemudian, Cak Andie Peci berorasi. Bonek dengan seksama mengikuti. Sebuah suntikan moral bagi Bonek yang sudah pasrah dan siap untuk mendengar keputusan dari ketua PSSI tentang pengakuan kembali Persebaya pada federasi.
Kemudian setelah beberapa menit berlalu, Cak Andie Peci membacakan sebuah sms dari perwakilan Persebaya yang berada di lokasi kongres, menyatakan bahwa Persebaya dikembalikan hak-hak serta keanggotaannya.
Persebaya is back! Persebaya kembali!
Gemuruh itu seperti lebah yang bising, sebuah luapan emosi kegembiraan, rasa syukur perjuangan yang tak pernah usai. Sorak-sorai, tangis kegembiraan, rasa haru menyelimuti Bonek.
Bonek menang secara terhormat. Bonek memberi bukti bahwa perjuangan tak pernah sia-sia. Sebuah era baru bagi Persebaya untuk selalu ada dan melegenda di kancah persepak bolaan nasional. Hari itu sulit untuk dilupakan, siapapun akan mengamini bahwa hari minggu kemarin tanggal 8 januari 2017 adalah lahirnya kembali Persebaya. Namun tentu perjuangan belum selesai. Ke depannya masih banyak lagi hal yang harus di perjuangkan. Seperti keinginan Bonek untuk memiliki sebagian saham Persebaya dan mengembalikan persebaya kembali ketangan rakyat. “Perjuangan Persebaya adalah perjuangan untuk kemajuan sepak bola indonesia” teguh Cak Andie Peci.
Bisa jadi bahwa perjuangan panjang Bonek ini adalah kisah perjuangan tentang sepakbola terbaik di dunia.
*) Anfa Safitri, Bonek biasa yang berdomisil di Bandung. Twitter: @anfaucup